Anda di halaman 1dari 4

DAMPAK PSIKOLOGIS KEKURANGAN WAKTU TIDUR

PADA MAHASISWA JURUSAN PSIKOLOGI SEMESTER IV


UIN MALANG

Dosen Pengampu
Dr. Yulia Sholichatun, M. Si

Disusun oleh:
MILCHATUN
NIDA’UL JANNAH (15410243)
NOVIE
HERLINA

KELAS E

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai makhluk hidup, manusia memiliki siklus atau pola atau jam biologis dalam
kehidupan sehari-hari meliputi bangun tidur, makan, minum, buang air, sampai tidur kembali.
Berbagai aktivitas tersebut yang mendukung berlangsungnya metabolisme tubuh agar
berjalan dengan baik sehingga tubuh tetap sehat, tapi apabila salah satunya tidak dilakukan
semestinya, maka hal itu bisa mempengaruhi kinerja tubuh. Misalnya ketika tubuh kurang
mendapat asupan cairan seperti air putih hal itu bisa mengakibatkan terganggunya organ
pencernaan seperti sembelit (Hayati, 2011). Sebagaimana contoh tersebut, hal itu juga
berlaku ketika individu tidak mendapatkan waktu istirahat yang cukup, khususnya tidur.
Menurut J.P. Chaplin (2014) dalam Kamus Psikologi disebutkan bahwa tidur merupakan
kondisi individu yang ditandai berkurangnya kesadaran, ketidakaktifan, proses metabolis, dan
relatif tidak peka terhadap rangsangan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan
bahwa tidur adalah istirahat yang sangat baik.
Lumbantobing (dalam Wicaksono, 2013) memaparkan bahwa kebutuhan tidur dalam
satuan durasi antara individu satu dengan yang lain itu berbeda, tergantung pada usia
perkembangan, juga kesehatannya. Misal pada usia dewasa dibutuhkan tidur dengan durasi 6-
9 jam untuk menjaga stamina dan kesehatan tubuh. Akan tetapi kualitas dan durasi tidur ini
juga dipengaruhi oleh kesehatan tubuh, usia, aktivitas dan lain sebagainya. Aktivitas maupun
pekerjaan yang berlebihan juga berakibat pada kurangnya waktu tidur. Data dari World
Health Organization (WHO) pada tahun 1993 bahwasanya sekitar 18% penduduk dunia ini
pernah mengalami gangguan sulit tidur yang pada sebagian orang hal itu dirasa hebat hingga
berdampak pada tekanan jiwa (Lanywati, 2001). Selain itu, data dari World Association of
Sleep Medicine (WASM) dan World Sleep Society dalam Wade (2008), didapatkan fakta
bahwa kurang lebih 45% penduduk dunia itu mengalami gangguan tidur yang mana
kondisinya beragam, diantaranya insomnia, Restless Legs Syndrome (RLS), kurang waktu
atau durasi tidur, serta gangguan tidur disebabkan gangguan saluran nafas, misalnya
Obstructive Sleep Apnoe (OSA). Kedua sumber data tersebut menjelaskan bahwa gangguan
tidur adalah hal lumrah yang dialami penduduk dunia, hal ini tentu saja menunjukkan
gambaran kualitas tidur penduduk dunia. Kualitas tidur yang baik bagi individu ialah apabila
pada individu tersebut tidak mengalami gangguan tidur maupun masalah lain dalam tidurnya
seperti kekurangan tidur dan sebagainya (Hidayat, 2006).
Kondisi kekurangan waktu tidur sering dijumpai pada mahasiswa. Banyak sekali
mahasiswa yang menyepelekan waktu tidurnya sehingga menyebabkan pola tidurnya tidak
teratur bahkan kekurangan waktu tidur. Peneliti mengadakan wawancara informal pada 10
orang mahasiswa jurusan Psikologi semester IV dan didapatkan data bahwa 5 dari 10 orang
mahasiswa terbiasa tidur di atas jam 12 malam dan kemudian shubuh harus bangun, ini
dikarenakan banyaknya kegiatan dan tugas yang diemban serta harus dikerjakan. Tetapi
kebanyakan dari mahasiswa tersebut tidak mempertimbangkan resiko kedepannya akibat
kekurangan waktu tidur. Maka hal ini sama seperti hasil studi dalam Jurnal Kesehatan
Sekolah oleh Yunianti dkk (2012) mengenai kualitas tidur bahwa 90% remaja di Indonesia
memiliki waktu durasi tidur kurang dari 8-10 jam semalam dan 10% lainnya tidur kurang dari
6 jam setiap malamnya. Sedang menurut Maas (2002), kualitas tidur erat kaitannya dengan
kondisi kesehatan baik secara fisik dan psikis individu, melalui tidur itulah sel-sel tubuh akan
dibentuk dan diperbaiki apabila rusak yang mana disebut natural healing mechanism.
Kekurangan tidur memiliki berbagai dampak negatif yang berbahaya apabila lambat
laun dibiarkan saja. Akibat dari kekurangan tidur yang biasa dirasakan adalah mengantuk
pada pagi maupun siang harinya, tubuh terasa lelah, serta berpengaruh pada perubahan mood.
Sebagaimana hasil penelitian oleh Nashori (2011), di dalamnya Kramer mengatakan bahwa
tidur itu mempengaruhi suasana hati atau mood individu, sehingga tidur itu berpengaruh pada
tingkat waspada (awareness) individu, memperbarui energi dan suasana hati, daya ingat serta
berat badan individu. Maka tidak heran apabila mahasiswa kekurangan tidur maka hal itu
berpengaruh pada kondisi fisik misal sakit dan psikologisnya contoh kehilangan konsentrasi
dan daya ingat serta perubahan suasana hati atau mood swing.
Kondisi yang sama juga dialami mahasiswa jurusan Psikologi semester IV Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, dimana sebagian besar mahasiswa dihadapkan
pada kegiatan atau aktivitas yang sangat beragam baik di dalam maupun di luar kampus dan
juga berbagai tugas dari dosen yang harus dikerjakan, dengan banyaknya tugas tersebut,
mahasiswa jurusan Psikologi dituntut memiliki kondisi fisik dan psikis yang sehat. Salah satu
menjaga kondisi fisik dan psikis agar tetap sehat adalah dengan beristirahat, khususnya tidur.
Akan tetapi, banyak sekali mahasiswa ini yang tidak menjaga pola tidurnya secara baik,
sehingga banyak dari mereka kekurangan waktu tidur yang mana berdampak pada kondisi
fisik contohnya sakit flu dan psikologis misalnya penurunan daya ingat serta perubahan
suasana hati. Dampak psikologis ini tidak dapat dianggap sepele karena dapat mengganggu
aktivitas sehari-hari utamanya kegiatan perkuliahan.
Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengungkap dampak
psikologis apa saja yang ditimbulkan akibat dari kekurangan tidur pada mahasiswa jurusan
Psikologi semester IV Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Sehingga
penelitian mengenai dampak psikologis kekurangan tidur ini sangat penting untuk dilakukan
karena dengan mengetahui apa saja dampak yang ditimbulkan diharapkan nanti akan
mendapatkan solusi untuk mengatasinya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana dampak psikologis pola tidur yang tidak teratur pada mahasiswa jurusan
Psikologi semester IV UIN Malang?

Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dampak psikologis pola tidur yang tidak teratur pada mahasiswa
jurusan Psikologi semester IV UIN Malang.

Manfaat Penelitian
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya bidang Psikologi kesehatan dan klinis mengenai pola tidur tidak
teratur dan dampak psikologisnya.
Kemudian secara praktis, hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan untuk
merencanakan tritmen yang sesuai dalam mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat dari
pola tidur yang tidak teratur pada mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai