Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup
tingkat internasional di perlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing- masing yang terlibat agara mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita.
Perkembangan Etika dan Etika Profesi 2
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang pelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita.
1.1. Sejarah Etika
Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan di dunia semakin maju. salah satu disiplin ilmu adalah di bidang filsafat. salah satu cabang ilmu filsafat yang mempelajari problematika kesusilaan dan moralitas manusia adalah filsafat moral atau yang biasa disebut dengan Etika. hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan A.C Ewing (2003: 13), "Etika atau Filsafat morah berhubungan dengan nilai-nilai dan konsep tentang "seharusnya".
masalah-masalah moral seperti yang ada, bukanya menangani teori moral
yang abstrak semata-mata. Banyak pertanyaan tak terjawab memenuhi benak para pengkaji filsafat islam:mengapa studi etika tidak mendapatkan porsi layaknya studi-studi lain?. Bagaimana mungkin etika, yang merupakan objek kajian paling dekat dengan agama, tak mendapat cukup perhatian dari pemikir islam? Didalam tulisan ini, kami mencoba untuk memaparka sejarah perkembangan Etika, dari masa ke masa.
Perkembangan Etika dan Etika Profesi 3
1. Etika Periode Yunani Penyelidikan para ahli filsafat tidak banyak memperhatikan masalah Etika. Kebanyakan dari mereka melakukan penyidikan mengenai alam. misalnya : bagimana alam ini terjadi ? apa yang menjadi unsur utama alam ini ? dan lain-lain. sampai akhirnya daang Sophisticians ialah orang yang bijaksana yang menjadi guru dan tersebar ke berbagai negeri. Socrates dipandang sebagai perintis ilmu akhlak. karena ia pertama berusaha dengan sungguh- sungguh membentuk perhubungan manusia dengan ilmu pengetahuan. Dia berpendapat akhlak dan bentuk berhubungan itu. tidak menjadi benar kecuali bila didasarkan ilmu pengetahuan. Faham Antisthense, yang hidup pada 444-370 SM. Ajaranya mengatakan ketuhanan itu bersih dari segala kebutuhan. dan sebaik-baik manusia itu yang berperangai dengan akhlak ketuhanan. Maka ia mengurangi kebutuhanya sedapat mungkin, rela dengan sedikit, suka menanggung penderitaan, dan mengabaikanya. Dia menghinakan orang kaya, menyengkiri segala kelezatan, dan tidak peduli kemiskinan dan cercaan manusia selama ia berpegangan dengan kebenaran. merupakan murid dari Socrates. Buah pemekiranya dalam Etika berdasarkan teori contoh. Dia berpendapat alam lain adalah alam rohani. Perkembangan Etika dan Etika Profesi 4 Kemudian disusul Aristoteles (394-322 SM). Dia adalah muridnya Plato. Pengikutnya disebut Peripatetis karena ia memberi pelajaran sambil berjalan atau di tempat berjalan yang teduh. Aristoteles berpendapat bahwa tujuan akhir dari yang dikehendaki manusia mengenai segala perbuatan adalah bahagia. Namun pengertianya tentang konsep bahagia itu lebih luas dan lebih tinggi. Menurutnya, untuk mendapatkan kebahagian, seseorang itu hendaklah mempergunakan kekuatan akal dengan sebaik- baiknya. Aristoteles menciptakan teori serba tengah. tiap-tiap keutamaan adalah tengah-tengah, diantara dua keburukan. Misalnya: dermawan adalah pertengahan antara boros dan kikir. Keberanian adalah pertengahan antara membabi-buta dan takut. Pada kahir abad ke tiga, tersiarlah agama Nasrani di Eropa. Agama tersebut merubh fikiran manusia dan membawa pokok- pokok akhlak tersebut dalam taurat. Memberi pelajaran kepada manusia. bahwa Tuhan adalah sumber segala akhlak. Tuhan yang membuat patok yang harus kita pelihara dalam hubungan kita dengan orang lain. Dan Tuhan juga yang menjelaskan tentang arti baik dan jahat. Baik menurut arti yang sebenernya adalah kerelaan Tuhan Allah, dan melaksanakan segala perintahnya. Menurut ahli Filsafat Yunani, pendorong untuk melakukan perbuatan baik ialah pengetahuan atau kebijaksanaan. sedangkan menurut Agama
Perkembangan Etika dan Etika Profesi 5
2. Etika Abad Pertengahan Pada Abad pertengahan, Etika bisa dikatakan 'dianiaya' oleh Gereja. Pada saat itu, Gereja memerangi Filsafat Yunani dan Romawi, dan menentang penyiaran ilmu dan kebudayaan kuno. Gereja berkeyakinan bahwa kenyataan hakikat telah diterima dari wahyu. dan apa yang terkandung dan diajarkan oleh wahyu adalah benar, jadi manusia tidak perlu lagi bersusah-bersusah menyeliki tentang kebenaran hakikat, karena semuanya telah diatur oleh Tuhan. Ahli-Ahli Filsafat Etika yang lahir pada masa itu, adalah panduan dari ajaran Yunani dan Ajaran Nasrani. Di antara mereka yang termasyur adalah Abelard (1079-1142 SM). seorang ahli Filsafat Prancis. Dan Thomas Aquinus (1226-1270 SM), seorang ahli Filsafat Agama dari Italia. 3. Etika Periode Bangsa Arab Bangsa Arab pada zaman jahiliyah tidak mempuyai ahli-ahli Filsafat yang mengajak kepad aliran atau faham tertentu sebagaimana Yunani, seperti Epicurus, Zeno, Plato, dan Aristoteles. Hal itu terjadi karena penyidikan ilmu tidak terjadi kecuali di Negara yang sudah maju. waktu itu bangsa Arab hanya memiliki ahli-ahli hikmat dan sebagian ahli syair. Yang memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, mendorong menuju keutamaan, dan menjauhkan diri dari kerendahan yang terkenal pada zaman mereka.
meninggal pada tahun 339 H. demikian juga Ikhwanus Sofa, di
dalam risalah brosurnya, dan Abu ‘Ali ibnu Sina (370-428 H). mereka telah mempelajarai Filsafat Yunani. Perkembangan Etika dan Etika Profesi 6 Jadi Bangsa Arab pada masa itu, telah puas mengambil etika dari agama dan tidak merasa butuh untuk menyelidiki mengenai dasar baik dan buruk. oleh karena itu, agama banyak menjadi dasar buku-buku yang dilukiskan di dalam etika. Seperti buku karya Al- Ghazali dan Al-Mawardi. Penyidik Bangsa Arab yang terbesar mengenai Etika adalah Ibnu Maskawayh, yang wafat pada 421 H. dia mencampurkan ajaran Plato, Aristoteles, Galinus dengan ajaran islam. Ajaran Aristoteles bnyak termasu dalam penyelidikan tentang jiwa. 4. Etika Periode Abad Modern Pada akhir abad lima belas, Eropa mulai bangkit. Ahli pengetahuan mulai menyuburkan Filsafat Kuno. Begitu juga dengan Italia, lalu berkembang ke suluruh Eorpa. Pada masa ini, segala sesuatu dikecam dan diselidiki, sehingga tegaklah kemerdekaan berfikir. Dan mulai melihat segala sesuatu dengan pandangan baru, dan mempertimbangkanya dengan ukuran yang baru. Discarles, seorang ahli Filsafat Prancis (1596-1650). termasuk pendiri Filsafat baru. Untuk ilmu pengetahuan, ia menetapkan dasar-dasar sebagai berikut : 1. Tidak menerima sesuatu yang belum diperiksa akal dan nyata adanya. Dan apa yang tumbuhnya dari adat kebiasaan saja, wajib di tolak. 2. Di dalam penyelikidan harus kita mulai dari yang sekecil- kecilnya, lalu meningkat ke hal-hal yang lebih besar. 3. Jangan menetapkan seusatu hukum akan kebenaran suatu hal sehingga menyatakan dengan ujian.
Perkembangan Etika dan Etika Profesi 7
1.2. Etika Liberalisme dan Sosialisme Pergeseran telah terjadi pada paham sosialisme maupun liberalisme. Menjelang era globalisasi terjadi kegagalan dan keberhasilan liberalisme di negara-negara industri. Liberalisme gagal secara etis etika karena mengubah paham liberalisme laissez faire lasser passer atau non-intervensi negara terhadap proses aktifitas bisnis di pasar. Melalui cita cita welfare state, maka campur tangan campur tangan pemerintah dibidang sosial-politik sangat dominan. Sistem jaminan sosial direncanakan, diselenggarakan oleh pemerintah dengan maksud membantu masyarakat miskin. Liberalisme juga berhasil karena sistem ekonomi pasar diakui baik dan menguntungkan banyak pihak.
KAPITALISME DAN DEMOKRATISASI
Kapitalisme sebagai system ekonomi membagi kelas sosial pelaku ekonomi menjadi kelas kapitalis dan kelas proletar. Ideologi kapitalisme adalah liberalisme mengutamakan milik pribadi, perolehan keuntungan, dan persaingan dalam sistem ekonomi pasar bebas. Sistem kapitalis dioperasikan dengan pembentukan modal massive membangun industri untuk memperoleh laba sebesar- besarnya, kemudian reinvestasi kembali sampai kekayaan menjadi semakin besar. Sistem ekonomi tersebut cenderung membentuk monopoli yang merugikan masyarakat bisnis, meskipun paham iniditentang oleh para kapitalis. Secara demokrasi praktek kapitalisme merugikan kelompok buruh karena cenderung tidak memberikan kesejahteraan kepada buruh dan pembayaran gaji rendah ini merupakan cermin rendahnya demokrasi dalam bisnis. Hak para buruh cenderung tidak diperhatikan karena kapitalis mengutamakan penekanan biaya proses produksi rendah agarkeuntungan bisnis dapat diperoleh maksimal.