(LITERATUR REVIEW)
OLEH :
TEDIE SETIYO
NIM : 2018.B.19.0497
PROPOSAL
2
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI
DASAR PADA BAYI USIA 0-12 BULAN
OLEH :
TEDIE SETIYO
NIM : 2018.B.19.0497
3
SURAT PERNYATAAN
KEASLIAN PROPOSAL BEBAS PLAGIASI
Tedie Setiyo
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Pembimbing
ii
PENETAPAN PENGUJI PROPOSAL
Proposal Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Diuji dan Disetujui Oleh Tim Penguji
Tanggal, 07 Mei 2021
Mengetahui,
Ketua
Prodi D3 Keperawatan
iii
PENGESAHAN PROPOSAL
Proposal Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Diuji dan Disetujui Oleh Tim Penguji
Tanggal, Mei 2021
Mengetahui,
iv
MOTTO
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah
ini. Penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi
salah satu syarat dalam mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap di Palangka Raya. Penulis menyadari bahwa,
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak pada penyusunan Proposal
Karya Tulis Ilmiah ini, sangalah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan proposal
ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. dr. Andryansyah Arifin, MPH selaku ketua yayasan STIKES Eka Harap,
yang telah menyediakan sarana dan prasarana kepada penulis dalam mengikuti
pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya
2. Maria Adelheid Ensia, S.Pd.,M.Kes selaku ketua STIKESEka Harap Palangka
Raya atas dukungannya kepada penulis dalam menuntut Ilmu Keperawatan dan
perkembangannya.
3. Dewi Apriliyanti, Ners.,M.Kep selaku Ketua Unit Pengelola Program Studi
Diploma Tiga Keperawatan STIKES Eka Harap Palangka Raya.
4. Siti Santy Sianipar, S.Kep, M.Kes selaku Ketua Penguji yang telah
membimbing dan memberi saran dalam menyelesaikan proposal ini.
5. Septian Mugi Rahayu, Ners.,M.Kep selaku pembimbing yang telah
membimbing selama penyusunan Proposal ini.
6. Para dosen dan pegawai STIKES Eka Harap Palangka Raya yang tidak dapat di
sebutkan satu-persatu yang telah membantu selama menempuh pendidikan.
7. Kedua orang tua, saudara, keluarga, sahabat dan teman-teman yang selalu
mendukung dan mendoakan, serta memberikan kasih sayang dan memberi
semangatkepada penulis selama ini.
8. Seluruh teman khususnya Program Studi Diploma Tiga Keperawatan Angkatan
XIX dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Proposal ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Proposal ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh sebab itu di harapkan kritik dan saran yang membangun
dari berbagai pihak. Atas perhatinnya, penulis ucapkan terima kasih. Semoga
vi
penulisan Proposal ini dapat berguna bagi pembaca khususnya untuk mahasiswa
keperawatan.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN
HALAMAN SAMPUL DALAM
SURAT PENYATAAN KEASLIAN PROPOSAL BEBAS PLAGIASI......i
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................ii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI PROPOSAL.........................................iii
PENGESAHAN PROPOSAL..........................................................................iv
MOTTO.............................................................................................................v
KATA PENGANTAR.......................................................................................vi
DAFTAR ISI......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................x
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian .........................................................................................3
1.4 Manfaat ........................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pengetahuan ibu tentang imunisasi pada bayi usia 0-12 Bulan
Puskesmas Batua Kota Makassar Tahun 2019
Lampiran 2 Hubungan Antara Pendidikan, Pengetahuan, Dukungan
Keluarga dan Peran Tenaga Kesehatan Dengan Kepatuhan Ibu
Dalam Melakukan Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12
Bulan Di Desa Aweh Kabupaten Lebak Provinsi Banten
Tahun 2018
Lampiran 3 Tingkat Pengetahuan Ibu Tenang Imunisasi Dasar Pada Bayi
Usia 0-12 Bulan Di Puskesmas Pekauman Banjarmasin Tahun
2019
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 5 Lembar Konsultasi
x
BAB 1
PENDAHULUAN
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh dapat mencegah terhadap
penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang
dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam
tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak, Hepatitis B dan
melalui mulut seperti vaksin polio (A. Azis Alimul Hidayat,2017:93). Pemberian
Imunisasi sangat penting diperlukan demi memberikan perlindungan,
pencegahan, sekaligus membangun kekebalan tubuh anak terhadap berbagai
penyakit menular maupun penyakit berbahaya yang dapat menimbulkan
kecacatan tubuh, bahkan kematian. Pemberian imunisasi lengkap dan sesuai
jadwal bukan hanya bermanfaat untuk menghasilkan kekebalan tubuh terhadap
penyakit atau wabah (Fida dan maya, 2017:50). Alasan bayi tidak mendapatkan
imunisasi lengkap adalah karena alasan informasi, motivasi dan situasi dan
ekonomi. fenomena berupa kurangnya pengetahuan ibu tentang kebutuhan,
kelengkapan dan jadwal imunisasi. Namun yang paling berpengaruh adalah
karena ketidaktahuan ibu akan pentingnya imunisasi, untuk mendapatkan
imunisasi berikutnya dan ketakutan akan efek samping imunisasi. Hal ini
menunjukan bahwa pengetahuan sangat berperan penting dalam pemberian
imunisasi pada bayi (Atikah putri, 2018:75).
2016, masih terdapat 1.716.659 anak yang belum mendapat imunisasi dan
imunisasinya tidak lengkap (IDAI, 2018:100) Capaian indikator Imunisasi Dasar
Lengkap di provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015 hanya mencapai
64,76% dan kota Palangka Raya menempati urutan ke empat terendah dari
kabupaten/kota se Kalimantan Tengah dengan dengan cakupan imunisasi dasar
lengkap hanya 61,04% cakupan tersebut masih belum mencapai target minimal
yaitu sebesar 80%. Di Kota Palangka Raya Puskesmas Pahandut menjadi
puskesmas dengan capaian imunisasi dasar lengkap terendah pada tahun 2015
yaitu sebesar 31,7% (Dinkes Kota Palangka Raya, 2019). Dari data tersebut
menunjukan kurang pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi dasar pada
bayi masih banyak.
1.4.2. Mahasiswa
Penelitian ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan sebagai
pengalaman penulis dalam melaksanakan penelitian data skunder sehinga
diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian atau informasi tambahan untuk
penelitian selanjutnya.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal
dapat memberikan pengetahuan jangka pendek (immediatee impact), sehingga
menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan. Kemajuan teknologi
menyediakan bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang informasi baru. Sarana komunikasi seperti
televisi, radio, surat kabar, majalah, penyuluhan, dan lain-lain yang mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.
2.1.3.3 Sosial budaya dan Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau tidak. Status ekonomi seseorang juga akan
menentukan ketersediaan fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga status sosial ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
2.1.3.4 Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada pada lingkungan
tersebut. Hal tersebut terjadi karena adanya interaksi timbal balik yang akan
direspon sebagai pengetahuan.
2.1.3.5 Pengalaman
Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi ataupun pengalaman
orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran
suatu pengetahuan.
2.1.3.6 Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Bertambahnya
usia akan semakin berkembang pola pikir dan daya tangkap seseorang sehingga
pengetahuan yang diperoleh akan semakin banyak.
2.2 Konsep Dasar Imunisasi
2.2.1 Definisi imunisasi
Campak,dan melalui mulut seperti vaksin polio (A. Azis Alimul Hidayat,
2018:93-94). Imunisasi merupakan upaya efektif untuk menurunkan angka
kematian yang merupakan salah satu tujuan dari MDGS. Kegiatan imunisasi
merupakan salah satu kegiatan prioritas kementrian kesehatan sebagai salah satu
bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai MDGS khususnya
menurunkan angka kematian pada anak. (Kemenkes RI, 2017:60).
2.2.2 Tujuan imunisasi
Pelaksanaan imunisasi bertujuan mencegah terjadinya penyakit tertentu
pada seseorang sekaligus menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok
masyarakat bahkan menghilangkan suatu penyakit (Fida dan Maya, 2019:50-52).
Pemberian imunisasi merupakan salah satu tindakan penting yang wajib
diberikan kepada neonatus (bayi yang baru lahir).Hal ini bertujuan mendrongkrak
atau meningkatkan daya imun (kekebalan) tubuh bayi (Putra R. Sitiatava,
2018:115).
Pemberian imunisasi pada anak yang mempunyai tujuan agar tubuh kebal
terhadap penyakit tertentu, kekebalan juga dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya terdapat tingginya kadar antibodi pada saat dilakukan
imunisasi, potensi antigen yang disuntik, waktu pemberian imunisasi, mengingat
efektif dan tidaknya imunisasi tersebut akan tergntung dari faktor yang
mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada diri anak
(Hidayat, 2018:17-33).
2.2.3 Manfaat imunisasi
2.2.3.1 Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu
2.2.3.2 Untuk menghilangkan penyakit tertentu didunia
2.2.3.3 Untuk melindungi dan mencegah penyakit menular yang
berbahaya
2.2.3.4 Untuk menurunka morbiditas, mortalitas serta cacat bawaan (Maryunani.
A, 2019:87)
Adapun manfaat imunisasi bagi anak itu sendiri, keluarga dan Negara (Putra R.
Sitiatava, 2018:115) adalah sebagai berikut :
1) Manfaat untuk anak adalah untuk mencegah penderiaan yang disebabkan oleh
penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian.
2) Manfaat untuk keluarga adalah untuk menghilangkan kecemasan dan biaya
8
pengobatan apabila anak sakit. Mendorong keluarga kecil apabila si orang tua
yakin bahwa anak-anak akan menjalani masa kanak-kanak dengan aman.
3) Manfaat untuk negara adalah untuk memperbaiki tingkat kesehatan,
menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan
negara dan memperbaiki citra bangsa indonesia diantara segenap bangsa didunia.
2.2.4 Jumlah pemberian imuniasi dasar
3) Jumlah pemberian
Sebanyak 3 kali, dengan interval 1 bulan antara suntikan pertama dan
9
kedua, kemudian 5 bulan antara suntikan ketiga dan kedua (Putra Rizema
Sitiatava, 2019:42).
4) Usia pemberian
Sebaiknya diberikan 12 jam setelah lahir. Dengan syarat kondisi bayi
dalam keadaan stabil, tidak ada gangguan pada paru-paru dan jantung
(Maryunani.A, 2019:100).
5) Cara pemberian/lokasi penyuntikan
Penyuntikan vaksin Hepatitis B dilakukan di lengan dengan cara
intramuskular (IM) pada anak. Sedangkan pada bayi dipaha lewat anterolateral
(antero=otot-otot bagian depan, sedangkan lateral=otot bagian luar). Akan tetapi
penyuntikan dipantat idak dianjurkan karena bisa mnegurangi efektifitas vaksin
(Fida dan Maya, 2019:200).
6) Efek samping
Sebagaimana vaksin BCG, penyuntikan hepatitis B juga tidak
menimbulkan efek samping. Andaipun ada (jarang), efek samping ini hanya
berupa keluhan nyeri pada bekas suntikan, yang disusul dengan deman ringan
dan pembengkakan. Namun, reaksi ini bisa menghilang dalam waktu dua hari
(Fida dan Maya, 2019:200).
7) Kontra indikasi
Penyuntikan vaksin hepatitis B tidak dapat diberikan kepada anak yang
sakit berat.(Fida dan Maya, 2019:200).Vaksin ini tidak diberika kepada penderita
infeksi berat yang disertai kejang (Proverawati.A, 2018:144).
8) Tanda keberhasilan
Tidak ada tanda klinis yang dapat dijadikan sebgai patokan suksesnya
penyuntikan hepatitis B. Namun, dapat dilakukan pengukuran keberhasilan
melalui pemeriksaan darah dengan mengecek kadar hepatitis B stelah anak berusia
1 tahun. Jika kadarnya diatas 1.000, berarti daya tahanya sekitar 8 tahu; diatas
500; dan diatas 200, tahan 3 athun.Akan tetapi, bila angkanya Cuma 100; maka
dalam setahun sudah menghilang. Sementara itu, jika angkanya 0 berarti anak
harus disuntik ulang sebanyak 3 kali lagi (Fida dan Maya, 2019:200).
9) Tingkat kekebalan
Tingkat kekebalan vaksin hepatitis B cukup tinggi, yakni 94- 96%. Pada
umumnya, setelah 3 kali suntikan, lebih dari 95% anak mengalami respon imun
10
8) Tanda keberhasilan
Ada beberapa tanda bahwa imunisasi BCG berjalan sukses, seperti timbul
bisul kecil dan nanah didaerah bekas suntik setelah 4-6 minggu, tidak
menimbulkan nyeri dan tidak diiringi panas, serta bisul dapat sembuh dengan
sendiri dan menimbulkan luka parut.. Apabila bisul tidak muncul , maka orang
tua tidak perlu cemas, bisa saja hal itu dikarenakan cara penyuntikan yang slah,
meningat cara penyuntikan BCG memerlukan keahlian khusus. Sebab, vaksin
harus masuk kedalam kulit. Apalagi, bila penyuntikan dilakukan dipaha, maka
proses menyuntikannya lebih sulit, karena lapisan lemak dibawah kulit paha
umumnya tidak tebal.Dengan demikian, meskipun bisul tidak muncul, antibodi
tetap terbentuk, hanya saja dalam kadar rendah. Sehingga, imunisasi BCG pun
tidak perlu diulang, karena didaerah endemis TB, infeksi alamiah akan selalu
ada. Dengan ungkapan lai, anak bisa mendapatkan vaksinansi alamiah (Fida dan
Maya, 2019:201).
2.3.7.1 Imunisasi DPT
1) Pengertian
saja.Penyakit pertusis, yaitu radang paru (pernapasan) yang disebut juga batuk
rejan atau batuk 100 hari karena sakitnya bisa mencapai 100 hari atau 3 bula
lebih. Gejala penyakit ini sangat khas, yaitu batuk yang bertahap, panjang dan
lama disertai bunyi “(whoop)”/ berbunyi dan diakhiri dengan muntah, mata dapat
bengkak atau penderita bisa meninggal karena kesulitan bernapas.Penyakit
pertusis, yaitu penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut
terkunci/terkancing sehingga mulut tidak bisa membuka/dibuka.
2) Kemasan
Dipasaran terdapat 3 kemasan sekaligus, dalam bentuk kemasan tunggal
bagi tetanus, bentuk kombinasi DT (difteri dan tetanus) dan kombinasi ketiganya
atau dikenal dengan vaksin tripel (Proverawati.A, 2018:144).
3) Jumlah pemberian/Dosis pemberian
Imunisasi diberikan sebanyak 5 kali dan dilakukan sejak anak berusia 2
bulan, dengan interval 4-6 minggu. DPT 1 diberikan saat usia 2-4 bulan, DPT 2
diberikan ketika usia 3-5 bulan, dan DPT 3 diverikan saat usianya memasuki 4-6
bulan (Fida, dkk. 2019).
Imunisasi ini diberikan 3 kali karena pemberian pertama antibodi dalam
tubuh masih snagat rendah, pemberian kedua mulai meningkat dan pemberian
ketiga cukupan antibodi. Daya proteksi vaksin difteri cukup baik yaitu sebesar
80-90%, daya proteksi vaksin tetanus sebesar 90-95% akan tetapi daya proteksi
vaksin pertusis masih rendah yaitu 50-60%, oleh karena itu, anak-anak masih
berkemungkinan untuk terinfeksi batuk seratus (100) atau pertusis, tetapi lebih
ringan (Proverawati. A, 2018:144).
4) Usia pemberian
Imunisasi DPT diberikan pada usia 2 bulan, dengan interval 4-6 minggu.
DPT 1 diberikan saat usia 2-4 bulan, DPT 2 diberikan ketika usia 3-5 bulan, dan
DPT 3 diverikan saat usianya memasuki 4-6 bulan (Fida dan Maya, 2019:201).
5) Cara pemberian/Lokasi penyuntikan
Cara pemberian imunisasi DPT adalah melalui injeksi intramuskular.
Suntikan diberikan pada paha tengah luar atau subkutan dalam dengan dosis0,5
cc (Proverawati. A, 2018:144).
6) Efek samping
Biasanya, pemberian imunisasi DPT menimbulkan demam.Efek samping
13
ini dapat diatasi dengan obat penurun panas.Apabila demamnya tinggi dan tidak
kunjung reda setelah 2 hari, hendaknya anak segera dibawa kedokter.Akan tetapi,
jika demam tidak muncul, bukan berarti imunisasi gagal, namun bisa saja karena
kualitas vaksinya tidakbaik.
Sementara itu bagi anak yang memiliki riwayat kejang demam, imunisasi
DPT tetap aman. Kejang demam tidak membahayakan, karena ia
mengalamikejang hanya ketika dia demam dan takkan mengalami kejang lagi
setelah demamnya menghilang. Seandainya orang tua tetap khawatir, ia bisa
diberikan imunisasi DPT assesular yang tidak menimbulkan demam atau kadang
muncul demam tetapi sangat ringan. Pada anak yang mempunyai riwayat alergi,
terutama alergi kulit, efeks samping yang kadang muncul ialah mengalami
pembengkakan dibagian imunisasi beberapa lama kemudian.Pembengkakan
lokasi imunisasi setempat ini biasanya menghilang sekitar 1-2 bulan (Fida dan
Maya, 2019:201).
7) Kontra indikasi
Imunisasi DPT tidak boleh diberikan kepada anak yang mengalami
kejang yang disebabkan oleh suatu penyakit, seperti epilepsis, menderita kelainan
saraf yang betul-betul berat, atau seusai dirawat karena infeksi otak, dan yang
alergi karena DPT. Anak seperti itu hanya boleh menerima imunisasi DT tanpa P,
karena, antigen P inilah yang menyebabkan panas (Fida dan Maya, 2019:201).
8) Tanda keberhasilan
Biasanya tanda keberhasilan imunisasi DPT menimbulkan demam setelah
diimunisasi namum demam tersebut dapat sembuh dengan obat penurun panas
dan sembuh dalam jangka waktu 2-3 hari (Fida dan Maya, 2019:201).
9) Tingkat kekebalan
Daya proteksi vaksin difteri cukup baik yaitu sebesar 80-90%, daya
proteksi vaksin tetanus sebesar 90-95% akan tetapi daya proteksi vaksin pertusis
masih rendah yaitu 50-60% (Proverawati. A, 2018:144).
2.3.8.1 Imunisasi Polio
1) Pengertian
2) Kemasan
a) 1 box vaksin yang terdiri dari 10 vial
b) 2 vial berisi 10 dosis
c) Vaksin polio adalah vaksin yang berbentuk cairan
d) Setiap vaksin pilio disertai 1 buah penetes (dropper) terbuat dari bahan
plastik (Proverawati. A, 2018:144).
2) Jumlah pemberian
Pemberian imunisasi polio bisa jadi lebih dari jadwal yang telah
ditentukan, mengingat adanya imunisasi polio massal.Namun, jumlah yang
berlebihan ini tidak berdamapk buruk.Sebab, tidak ada istilah overdosis dalam
pemberian imunisasi (Fida dan Maya, 2019:201).
3) Usia pemberian
Pemberian imunisasi pilio dapat langsung diberikan saat anak lahir 9o
bulan), kemudian pada usia 2, 4 dan 6 bulan. Saat lahir pemberian imunisasi
polio selalu diberngi dengan imunisasi DPT (Fida dan Maya, 2019:201).
4) Cara pemberian/lokasi penyuntikan
Pemberian imunisasi polio bisa melalui suntikan (inactivated
poliomyelitis vaccine atau IPV) maupun mulut (oral poliomyelitis vaccine atau
OPV).Diindonesia, pemberian vaksin pilio yang digunakan adalah OPV (oral
poliomyelitis vaccine (Fida dan Maya, 2019:201).
5) Efek samping
1) Pengertian
Imunisasi campak adalah imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat
menular.Sebenarnya, bayi sudah mendapat kekebalan campak dari ibunya.
Namun, seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun
sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Apalahgi
penyakit campak mudah menular dan anak yang daya tahan tubuhnya lemah
gampang sekali terserang penyakit yang disebabkan oleh virus morbili
ini.Namun, untungnya penyakit campak hanya diderita sekali seumur hidup. Jadi,
sekali terkena campak, setelah itu biasanya tidak akan terkena lagi
(Maryunani.A, 2017:89).
2) Kemasan
a.) 1 box vaksin terdiri dari 10 vial b.)
1 vial berisi 10 dosis
c.) 1 box pelarut berisi 10 ampul @ 5 ml
d.) Vaksin ini berbentuk beku kering(Proverawati. A, 2018:144).
3) Jumlah pemberian/dosis pemberian
Pemberian vaksin campak diberikan sebanyak satu kali, dapat dilakukan
pada umur 9-11 bulan dengan dosis 0,5 cc (Proverawati. A, 2018:144).
4) Usia pemberian
Vaksin campak diberikan sebanyak 2 kali, yaitu ketika anak berusia 9
bulan, kemudian saat ia memasuki usia 6 tahun. Pemebrian imunisasi pertama
sangat dianjurkan sesuai jadwal. Sebab, antibodi dari ibu sudah menurun ketika
anak memasuki usia 9 bulan, dan penyakit campak umunya menyerang anak dan
balita. Jika smapai 12 bulan belum mendapatkan imnisasi campak, maka pada
usia 12 bulan, anak harus segera diimunisasikan MMR (meales, mump, dan
rubella) (Fida dan Maya, 2019:201).
6) Efek samping
Pada umumya, imunisasi campak tidak memiliki efek samping dan relatif
16
alasan lagi bagi orang tua untuk tidak mengimunisasikan anaknya.Tapi, vaksin
gratis juga tidak menjamin suksesnya imunisasi tanpa adanya rasa percaya diri
orang tua dan sarana pencegahan dengan melakukan usaha pencegahan yang
teratur bagi anak untuk mereka yang dapat terhindar dari sakit. (Notoatmodjo,
2017:640-646).
2.3 Konsep Dasar Bayi
2.3.1 Definisi Bayi
Bayi merupakan mahluk yang sangat peka dan halus (Choirunisa,
2018:76). Masa bayi adalah saat bayi berumur satu bulan sampai dua belas bulan
(Anwar, 2019:55). Masa bayi dimulai dari usia 0–12 bulan ditandai dengan
pertumbuhan dan perkembangan fisik yang cepat disertai dengan perubahan
dalam kebutuhan gizi (Notoatmodjo, 2019:37-38).
Tahapan pertumbuhan pada masa bayi dibagi menjadi masa neonatus
dengan usia 0-28 hari dan masa pasca neonatus dengan usia 29 hari-12 bulan
(Nursalam, 2019:41). Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis
karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi
darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, dan pada pasca neonatus bayi
akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat (Perry & Potter, 2018:231).
2.3.2 Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang
Kebutuhan dasar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
2.3.2.1 Asuh ( Kebutuhan Fisik –
Biomedis) Kebutuhan asuh meliputi
sebagai berikut :
1) Nutrisi yang adekuat dan seimbang
2) Perawatan kesehatan dasar
Untuk mencapai kesehatan dasar yang optimal, perlu beberapa upaya misalnya
imunisasi, kontrol ke Puskesmas atau Posyandu secara berkala, perawatan bila
sakit.
3) Pakaian
4) Perumahan
5) Higiene diri dan lingkungan
6) Kesegaran jasmani
2.3.2.2 Asih (Kebutuhan Emosi dan Kasih Sayang) Kebutuhan asih meliputi :
19
BAB 3
METODE PENELITIAN
21
BAB 3
METODE PENILITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah literatur
review. Literatur review adalah analisis terintegrasi tulisan ilmiah yang terkait
langsung dengan pertanyaan penelitian (Nursalam, 2020:77).
Pada penelitian ini, peneliti membahas Gambaran tingkat pengetahuan ibu
tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan dengan penjelasan
yang sistematis dan akurat dari data sekunder yang ditemukan.
3.2 Kriteria Kelayakan Literatur Review
Strategi yang digunakan untuk mencari literature dalam penelitian ini
adalah menggunakan PICOS dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Adapaun
kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini sebagai berikut :
Tabel 3.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi literature menggunakan PICOS Tahun
2021
Kriteria Inklusi Eksklusi
Population Ibu yang memiliki bayi Selain ibu yang
usia 0-12 bulan memiliki bayi usia 0-12
bulan
Intervensi Tidak ada intervensi Ada intervensi
Comparison Tidak ada pembanding Ada pembanding
Outcome Membahas Pengetahuan Tidak Membahas
Ibu Tentang Imunisasi Pengetahuan Ibu
Dasar Pada Bayi Usia 0- Tentang Imunisasi
12 Bulan Dasar Pada Bayi Usia
0-12 Bulan
Study Design Deskriptif, Cross- Quasi Eksperiment,
sectional Observasional, Analitik,
Focus Grup Discussion
Systemic review, Survey
study, Pra-eksperiment
Publication Years Artikel atau jurnal Artikel atau jurnal yang
yang terbit dari tahun terbit sebelum tahun
2018-2021 2018
Language Bahasa Indonesia Selain Bahasa
21
Indonesia
keseluruhan isi artikel mulai dari judul, abstrak, latar belakang, metode,
hasil, pembahasan dan daftar pustaka, apabila ditemukan artikel yang tidak
lengkap akan dibuang.
3.4.6 Melakukan Ekstraksi Data
Setelah mendapatkan artikel yang sesuai melalui seleksi literatur, langkah
selanjutnya peneliti akan membaca dan menganalisa artikel satu persatu dan
melakukan ekstraksi data sesuai dengan tujuan dan pertanyaan penelitian
(mengambil data hasil penelitian dari setiap artikel).
3.4.7 Melakukan Sintesis Hasil Dengan Metode Naratif
Setelah dilalakukan ekstraksi data dan telah ditemukan data-data hasil
penelitian tentang Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi
dasar pada bayi usia 0-12 bulan. kemudian peneliti melakukan pembahasan
tentang hasil penelitian yang didapatkan serta melakukan sintesis atau
menuangkan ide, gagasan berupa data-data informasi baru yang sebelumnya
belum pernah di tulis oleh orang lain dalam bentuk naratif.
3.5 Metode Analisis
Metode analisis literatur dalam penelitian ini menggunakan metode analisis
deskriftif yaitu menyajikan data dan menjabarkan secara naratif hasil-hasil
penelitian yang didapatkan dari artikel yang dijadikan sebagai sumber
literatur.
24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Artikel 1
27
28
29
30
31
Artikel 2
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
Artikel 3
42
43
44
45
46
47
48
49
50
Waktu
1 Rabu, 13 Konsultasi topik dan
Januari judul penelitian
2021
09.30 WIB Masukan dari
pembimbing :
1. Silahkan lanjutkan
BAB 1 Septian Mugi Rahayu, Tedie Setiyo
Ners.,M.Kep
2 Rabu, 23 Konsultasi BAB 1
Januari
2021 Masukan dari
15.00 WIB pembimbing :
1. Cari lagi data yang
lebih spesifik
2. Cari jurnal yang
berkaitan dengan Septian Mugi Rahayu, Tedie Setiyo
judul anda Ners.,M.Kep
3. Sumber harus
disertakan halaman
3 Senin, 08 Konsultasi BAB 1
Febuari
2021 Masukan dari
15.00 WIB pembimbing :
1. Perbaiki kata-kata
yang ada pada
alenia pertama, dan
paparkan
masalahnya.
2. Fokuskan ke data
pada alenia kedua
3. Pada alenia ketiga
sebab akibatnya
harus jelas ( sebab
dulu baru akibat)
4. Pada alenia keempat Septian Mugi Rahayu, Tedie Setiyo
memberikan solusi Ners.,M.Kep
07.30 WIB
9 Jum’at, 06 ACC
Septian Mugi Rahayu,
Mei 2021 Tedie Setiyo
10.00 Ners.,M.Kep