Anda di halaman 1dari 70

PROPOSAL

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI


DASAR PADA BAYI USIA 0-12 BULAN

(LITERATUR REVIEW)

OLEH :

TEDIE SETIYO
NIM : 2018.B.19.0497

YAYASAN EKA HARAP


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN EKA HARAP
PRODI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN
TAHUN 2021

PROPOSAL

2
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI
DASAR PADA BAYI USIA 0-12 BULAN

Dibuat Sebagai Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Proposal dan


Melanjutkan Penelitian Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap
Palangka Raya

OLEH :

TEDIE SETIYO
NIM : 2018.B.19.0497

YAYASAN EKA HARAP


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN EKA HARAP
PRODI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN
TAHUN 2021

3
SURAT PERNYATAAN
KEASLIAN PROPOSAL BEBAS PLAGIASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini.


Nama : Tedie Setiyo
NIM : 2018.B.19.0497
Program Studi : Diploma Tiga Keperawatan
Judul Proposal : Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi
dasar pada bayi usia 0-12 bulan.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis tersebut secara
keseluruhan adalah murni karya saya sendiri, bukan dibuat oleh orang lain,
baik sebagian maupun keseluruhan, bukan plagiasi sebagian atau
keseluruhan dari karya tulis orang lain, kecuali pada bagian-bagian yang
dirujuk sebagai sumber pustaka sesuai dengan aturan penulisan yang berlaku.
Apabila di kemudian hari didapatkan bukti bahwa karya tulis saya tersebut
merupakan hasil karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan dan atau
plagiasi karya tulis orang lain, saya sanggup menerima sanksi peninjauan
kembali kelulusan saya, pembatalan kelulusan, pembatalan dan penarikan
ijazah saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh dan tanpa
paksaan dari pihak manapun. Atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Palangka Raya, 07 Mei 2021

Tedie Setiyo

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi


dasar pada bayi usia 0-12 bulan
Nama : Tedie Setiyo
NIM : 2018.B.19.0497

Proposal ini telah disetujui untuk diuji


Tanggal, 07 Mei 2021

Pembimbing

Septian Mugi Rahayu, Ners, M.Kep

ii
PENETAPAN PENGUJI PROPOSAL

Judul : Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi


dasar pada bayi usia 0-12 bulan
Nama : Tedie Setiyo
NIM : 2018.B.19.0497

Proposal Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Diuji dan Disetujui Oleh Tim Penguji
Tanggal, 07 Mei 2021

TIM PENGUJI : TTD

Ketua : Siti Santy Sianipar, S.Kep.,M.Kes (.................................)

Anggota 1 : Septian Mugi Rahayu, Ners, M.Kep (.................................)

Mengetahui,
Ketua
Prodi D3 Keperawatan

Dewi Apriliyanti, Ners, M.Kep

iii
PENGESAHAN PROPOSAL

Judul : Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi


dasar pada bayi usia 0-12 bulan
Nama : Tedie Setiyo
NIM : 2018.B.19.0497

Proposal Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Diuji dan Disetujui Oleh Tim Penguji
Tanggal, Mei 2021

TIM PENGUJI : TTD

Ketua : Siti Santy Sianipar, S.Kep.,M.Kes (.................................)

Anggota 1 : Septian Mugi Rahayu, Ners, M.Kep (.................................)

Mengetahui,

Ketua STIKES Ketua


Eka Harap Palangka Raya Prodi D3 Keperawatan

Maria Adelheid Ensia, S.Pd.,M.Kes Dewi Apriliyanti, Ners, M.Kep

iv
MOTTO

“Kegagalan terjadi karena terlalu banyak berencana tapi tidak


dilaksanakan dengan tindakan dan terlalu takut untuk memulai”

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah
ini. Penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi
salah satu syarat dalam mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap di Palangka Raya. Penulis menyadari bahwa,
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak pada penyusunan Proposal
Karya Tulis Ilmiah ini, sangalah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan proposal
ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. dr. Andryansyah Arifin, MPH selaku ketua yayasan STIKES Eka Harap,
yang telah menyediakan sarana dan prasarana kepada penulis dalam mengikuti
pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya
2. Maria Adelheid Ensia, S.Pd.,M.Kes selaku ketua STIKESEka Harap Palangka
Raya atas dukungannya kepada penulis dalam menuntut Ilmu Keperawatan dan
perkembangannya.
3. Dewi Apriliyanti, Ners.,M.Kep selaku Ketua Unit Pengelola Program Studi
Diploma Tiga Keperawatan STIKES Eka Harap Palangka Raya.
4. Siti Santy Sianipar, S.Kep, M.Kes selaku Ketua Penguji yang telah
membimbing dan memberi saran dalam menyelesaikan proposal ini.
5. Septian Mugi Rahayu, Ners.,M.Kep selaku pembimbing yang telah
membimbing selama penyusunan Proposal ini.
6. Para dosen dan pegawai STIKES Eka Harap Palangka Raya yang tidak dapat di
sebutkan satu-persatu yang telah membantu selama menempuh pendidikan.
7. Kedua orang tua, saudara, keluarga, sahabat dan teman-teman yang selalu
mendukung dan mendoakan, serta memberikan kasih sayang dan memberi
semangatkepada penulis selama ini.
8. Seluruh teman khususnya Program Studi Diploma Tiga Keperawatan Angkatan
XIX dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Proposal ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Proposal ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh sebab itu di harapkan kritik dan saran yang membangun
dari berbagai pihak. Atas perhatinnya, penulis ucapkan terima kasih. Semoga

vi
penulisan Proposal ini dapat berguna bagi pembaca khususnya untuk mahasiswa
keperawatan.

Palangka Raya, Mei 2021

Penulis

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN
HALAMAN SAMPUL DALAM
SURAT PENYATAAN KEASLIAN PROPOSAL BEBAS PLAGIASI......i
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................ii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI PROPOSAL.........................................iii
PENGESAHAN PROPOSAL..........................................................................iv
MOTTO.............................................................................................................v
KATA PENGANTAR.......................................................................................vi
DAFTAR ISI......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................x

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian .........................................................................................3
1.4 Manfaat ........................................................................................................3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Dasar Pengetahuan........................................................................4
2.1.1 Definisi Pengetahuan.................................................................................4
2.1.2 Tingkat Pengetahuan..................................................................................4
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan..................................................5
2.2 Konsep Dasar Imunisasi.............................................................................6
2.2.1 Definisi Imunisasi......................................................................................6
2.2.2 Tujuan Imunisasi........................................................................................7
2.2.3 Manfaat Imunisasi......................................................................................7
2.2.4 Jumlah Pemberian Imunisasi......................................................................8
2.2.5 Jenis-jenis Imunisasi..................................................................................8
2.2.6 Jadwal Pemberian Imunisasi......................................................................16
2.2.7 Peran Ibu Dalam Pemberian Imunisasi......................................................17
2.3 Konsep Dasar Bayi......................................................................................17
2.3.1 Definisi Bayi..............................................................................................17
2.3.2 Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang.........................................................18

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Metode Penelitian.......................................................................................20
3.2 Kriteria Kelayakan Literatur Review.........................................................20
3.3 Sumber Literatur........................................................................................21
3.4 Tahapan Pengumpulan Data......................................................................21
3.5 Metode Analisis.........................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi................................................. 16


Tabel 3.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi Menggunakan PICOS Tahun 2021.19

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pengetahuan ibu tentang imunisasi pada bayi usia 0-12 Bulan
Puskesmas Batua Kota Makassar Tahun 2019
Lampiran 2 Hubungan Antara Pendidikan, Pengetahuan, Dukungan
Keluarga dan Peran Tenaga Kesehatan Dengan Kepatuhan Ibu
Dalam Melakukan Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12
Bulan Di Desa Aweh Kabupaten Lebak Provinsi Banten
Tahun 2018
Lampiran 3 Tingkat Pengetahuan Ibu Tenang Imunisasi Dasar Pada Bayi
Usia 0-12 Bulan Di Puskesmas Pekauman Banjarmasin Tahun
2019
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 5 Lembar Konsultasi

x
BAB 1
PENDAHULUAN

xi
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh dapat mencegah terhadap
penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang
dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam
tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak, Hepatitis B dan
melalui mulut seperti vaksin polio (A. Azis Alimul Hidayat,2017:93). Pemberian
Imunisasi sangat penting diperlukan demi memberikan perlindungan,
pencegahan, sekaligus membangun kekebalan tubuh anak terhadap berbagai
penyakit menular maupun penyakit berbahaya yang dapat menimbulkan
kecacatan tubuh, bahkan kematian. Pemberian imunisasi lengkap dan sesuai
jadwal bukan hanya bermanfaat untuk menghasilkan kekebalan tubuh terhadap
penyakit atau wabah (Fida dan maya, 2017:50). Alasan bayi tidak mendapatkan
imunisasi lengkap adalah karena alasan informasi, motivasi dan situasi dan
ekonomi. fenomena berupa kurangnya pengetahuan ibu tentang kebutuhan,
kelengkapan dan jadwal imunisasi. Namun yang paling berpengaruh adalah
karena ketidaktahuan ibu akan pentingnya imunisasi, untuk mendapatkan
imunisasi berikutnya dan ketakutan akan efek samping imunisasi. Hal ini
menunjukan bahwa pengetahuan sangat berperan penting dalam pemberian
imunisasi pada bayi (Atikah putri, 2018:75).

Data WHO (World Health Organization) dan UNICEF (United Nations


International Children’s Emergency Fund) memperkirakan 1 dari 10 bayi didunia
masih belum mendapatkan imunisasi lengkap (WHO, 2016:133). Di Indonesia,
program imunisasi pada bayi mengharapkan agar setiap bayi mendapatkan kelima
jenis imunisasi dasar lengkap. Keberhasilan seorang bayi dalam mendapatkan 5
jenis imunisasi dasar tersebut diukur melalui indikator imunisasi dasar lengkap.
Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, Target imunisasi
Nasional 2015-2019 yaitu, tercapainya cakupan Imunisasi Dasar Lengkap kepada
93% bayi 0-11 bulan (Kemenkes RI, 2019:60) Pada kurun waktu tahun 2014-
2

2016, masih terdapat 1.716.659 anak yang belum mendapat imunisasi dan
imunisasinya tidak lengkap (IDAI, 2018:100) Capaian indikator Imunisasi Dasar
Lengkap di provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015 hanya mencapai
64,76% dan kota Palangka Raya menempati urutan ke empat terendah dari
kabupaten/kota se Kalimantan Tengah dengan dengan cakupan imunisasi dasar
lengkap hanya 61,04% cakupan tersebut masih belum mencapai target minimal
yaitu sebesar 80%. Di Kota Palangka Raya Puskesmas Pahandut menjadi
puskesmas dengan capaian imunisasi dasar lengkap terendah pada tahun 2015
yaitu sebesar 31,7% (Dinkes Kota Palangka Raya, 2019). Dari data tersebut
menunjukan kurang pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi dasar pada
bayi masih banyak.

Penyebab terjadinya bayi tidak mendapatkan imunisasi lengkap yaitu


ketakutan akan imunisasi dan adanya persepsi salah yang beredar di masyarakat
tentang imunisasi. Dampak apabila bayi tidak mendapatkan imunisasi lengkap
memiliki resiko tinggi terserang penyakit-penyakit menular yang mematikan
seperti, Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Influenza, Typhus, Radang selaput otak,
Radang Paru-paru dan masih banyak penyakit lain yang mematikan. Karena itu
bayi tidak mendapatkan imunisasi lengkap disebabkan kurangnya pendidikan
imunisasi pada ibu dan kurang terpaparnya informasi mengenai pentingnya
imunisasi (MENKES RI dalam Sari, dkk, 2016:60).
Untuk mengatasi permasalahan salah satunya dengan memberikan informasi
kepada ibu yang kurang pengetahuan tentang imunisasi melalui pendidikan
kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya yang direncanakan untuk
memberi ilmu pengetahuan pada orang lain baik individu, kelompok, dan
masyarakat yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Perawat mempunyai peran
penting sebagai edukator dalam pemberian informasi tentang pentingnya
Meningkatkan pengetahuan ibu tentang imunisasi, sehingga ibu dapat patuh untuk
membawa bayi mereka untuk di imunisasi.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah “Bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian
imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan?”.
3

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu
tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan (IPTEK)
Hendaknya informasi yang didapat dari penelitian ini menjadi sumber
pengetahuan dan menjadi acuan untuk penelitian yang akan dilaksanakan
selanjutnya tentang Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian
imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan.

1.4.2. Mahasiswa
Penelitian ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan sebagai
pengalaman penulis dalam melaksanakan penelitian data skunder sehinga
diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian atau informasi tambahan untuk
penelitian selanjutnya.
4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Pengetahuan


2.1.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu hasil tau dari manusia atas penggabungan atau
kerjasama antara suatu subyek yang mengetahui dan objek yang diketahui.
Segenap apa yang diketahui tentang sesuatu objek tertentu (Suriasumantri,
2017:92). (Menurut Notoatmodjo:50 dan Yuliana, 2017:9), pengetahuan adalah
hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui
indera yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Jadi pengetahuan
adalah berbagai macam hal yang diperoleh oleh seseorang melalui panca indera.
2.1.2 Tingkat Pengetahuan
Menurut (Sulaiman, 2017:89) tingkatan pengetahuan terdiri dari 4 macam,
yaitu pengetahuan deskriptif, pengetahuan kausal, pengetahuan normatif dan
pengetahuan esensial. Pengetahuan deskriptif yaitu jenis pengetahuan yang dalam
cara penyampaian atau penjelasannya berbentuk secara objektif dengan tanpa
adanya unsur subyektivitas. Pengetahuan kausal yaitu suatu pengetahuan yang
memberikan jawaban tentang sebab dan akibat. Pengetahuan normatif yaitu suatu
pengetahuan yang senantiasa berkaitan dengan suatu ukuran dan norma atau
aturan. Pengetahuan esensial adalah suatu pengetahuan yang menjawab suatu
pertanyaan tentang hakikat segala sesuatu dan hal ini sudah dikaji dalam bidang
ilmu filsafat. Sedangkan menurut (Daryanto, 2017:109 dan Yuliana, 2017:9),
pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas yang berbeda-beda,
dan menjelaskan bahwa ada enam tingkatan pengetahuan yaitu sebagai berikut:
2.1.2.1 Pengetahuan
(Knowledge Tahu diartikan hanya sebagai recall (ingatan). Seseorang
dituntut untuk mengetahui fakta tanpa dapat menggunakannya.
2.1.2.2 Pemahaman
(comprehension) Memahami suatu objek bukan sekedar tahu, tidak
sekedar dapat menyebutkan, tetapi harus dapat menginterpretasikan secara benar
tentang objek yang diketahui.
2.1.2.3 Penerapan (application)
5

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek tersebut


dapat menggunakan dan mengaplikasikan prinsip yang diketahui pada situasi
yang lain.
2.1.2.4 Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang
terdapat dalam suatu objek.
2.1.2.5 Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang telah ada. Sintesis menunjukkan suatu kemampuan
seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis
dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki
2.1.2.6 Penilaian (evaluation)
Yaitu suatu kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap
suatu objek tertentu didasarkan pada suatu kriteria atau norma-norma yang
berlaku di masyarakat.
2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut (Fitriani dalam Yuliana, 2017:9), faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut:
2.1.3.1 Pendidikan
Pendidikan mempengaruhi proses dalam belajar, semakin tinggi
pendidikan seseorang, maka semakin mudah seseorang tersebut untuk menerima
sebuah informasi. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan
formal, akan tetapi dapat diperoleh juga pada pendidikan non formal. Pengetahuan
seseorang terhadap suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan
aspek negatif. Kedua aspek ini menentukan sikap seseorang terhadap objek
tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui akan
menumbuhkan sikap positif terhadap objek tersebut. pendidikan tinggi seseorang
didapatkan informasi baik dari orang lain maupun media massa. Semakin banyak
informasi yang masuk, semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang
kesehatan.
2.1.3.2 Media massa/ sumber informasi
6

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal
dapat memberikan pengetahuan jangka pendek (immediatee impact), sehingga
menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan. Kemajuan teknologi
menyediakan bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang informasi baru. Sarana komunikasi seperti
televisi, radio, surat kabar, majalah, penyuluhan, dan lain-lain yang mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.
2.1.3.3 Sosial budaya dan Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau tidak. Status ekonomi seseorang juga akan
menentukan ketersediaan fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga status sosial ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
2.1.3.4 Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada pada lingkungan
tersebut. Hal tersebut terjadi karena adanya interaksi timbal balik yang akan
direspon sebagai pengetahuan.
2.1.3.5 Pengalaman
Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi ataupun pengalaman
orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran
suatu pengetahuan.
2.1.3.6 Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Bertambahnya
usia akan semakin berkembang pola pikir dan daya tangkap seseorang sehingga
pengetahuan yang diperoleh akan semakin banyak.
2.2 Konsep Dasar Imunisasi
2.2.1 Definisi imunisasi

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak


dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin
adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang
dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT,
7

Campak,dan melalui mulut seperti vaksin polio (A. Azis Alimul Hidayat,
2018:93-94). Imunisasi merupakan upaya efektif untuk menurunkan angka
kematian yang merupakan salah satu tujuan dari MDGS. Kegiatan imunisasi
merupakan salah satu kegiatan prioritas kementrian kesehatan sebagai salah satu
bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai MDGS khususnya
menurunkan angka kematian pada anak. (Kemenkes RI, 2017:60).
2.2.2 Tujuan imunisasi
Pelaksanaan imunisasi bertujuan mencegah terjadinya penyakit tertentu
pada seseorang sekaligus menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok
masyarakat bahkan menghilangkan suatu penyakit (Fida dan Maya, 2019:50-52).
Pemberian imunisasi merupakan salah satu tindakan penting yang wajib
diberikan kepada neonatus (bayi yang baru lahir).Hal ini bertujuan mendrongkrak
atau meningkatkan daya imun (kekebalan) tubuh bayi (Putra R. Sitiatava,
2018:115).
Pemberian imunisasi pada anak yang mempunyai tujuan agar tubuh kebal
terhadap penyakit tertentu, kekebalan juga dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya terdapat tingginya kadar antibodi pada saat dilakukan
imunisasi, potensi antigen yang disuntik, waktu pemberian imunisasi, mengingat
efektif dan tidaknya imunisasi tersebut akan tergntung dari faktor yang
mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada diri anak
(Hidayat, 2018:17-33).
2.2.3 Manfaat imunisasi
2.2.3.1 Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu
2.2.3.2 Untuk menghilangkan penyakit tertentu didunia
2.2.3.3 Untuk melindungi dan mencegah penyakit menular yang
berbahaya
2.2.3.4 Untuk menurunka morbiditas, mortalitas serta cacat bawaan (Maryunani.
A, 2019:87)
Adapun manfaat imunisasi bagi anak itu sendiri, keluarga dan Negara (Putra R.
Sitiatava, 2018:115) adalah sebagai berikut :
1) Manfaat untuk anak adalah untuk mencegah penderiaan yang disebabkan oleh
penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian.
2) Manfaat untuk keluarga adalah untuk menghilangkan kecemasan dan biaya
8

pengobatan apabila anak sakit. Mendorong keluarga kecil apabila si orang tua
yakin bahwa anak-anak akan menjalani masa kanak-kanak dengan aman.
3) Manfaat untuk negara adalah untuk memperbaiki tingkat kesehatan,
menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan
negara dan memperbaiki citra bangsa indonesia diantara segenap bangsa didunia.
2.2.4 Jumlah pemberian imuniasi dasar

Jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah adalah imunisasi tujuh


penyakit yaitu TBC, difteri, tetanus, pertusis, poliomyelitas, campak dan hepatitis
B.Jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah sebelum usia setahun
tersebut adalah:
2.2.4.1 Imunisasi BCG, yang dilakukan sekali pada bayi usia 0-11 bulan
2.2.4.2 Imunisasi DPT, yang diberikan 3 kali pada bayi usia 2-11 bulan dengan
interval minimal 4 minggu
2.2.4.3 Imunisasi polio, yang diberikan 4 kali pada bayi usia 0-11 bulan dengan
interval minimal 4 minggu
2.2.4.4 Imunisasi campak, diberika sekali pada bayi usia 9-11 bulan
2.2.4.5 Imunisasi Hepatitis B, yang diberikan 3 kali pada bayi usia 1-11 bulan
dengan interval minimal 4 minggu (Maryunani. A, 2019:89).
2.2.5 Jenis-jenis Imunisasi Dasar
2.2.5.1 Imunisasi Hepatitis B
1) Pengertian
Imunisasi Hepatitis B adalah imunisasi yang diberikan untuk
menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit Hepatitis B, yaitu penyakit
infeksi yang dapat merusak hati (Maryunani.A, 2019:89).
2) Kemasan
Vaksin Hepatitis B berbentuk cairan.Satu box vaksin Hepatitis B- PID.
prefill injection device (PID) merupakan jenis alat suntik yang hanya sekali pakai
dan telah berisi vaksin dosis tunggal dari pabrik. Terdapat vaksin B-PID yang
diberikan sesaat setelah lahir, dapat diberikan pada usia 0-7 hari (Proverawati. A,
2018:144).

3) Jumlah pemberian
Sebanyak 3 kali, dengan interval 1 bulan antara suntikan pertama dan
9

kedua, kemudian 5 bulan antara suntikan ketiga dan kedua (Putra Rizema
Sitiatava, 2019:42).
4) Usia pemberian
Sebaiknya diberikan 12 jam setelah lahir. Dengan syarat kondisi bayi
dalam keadaan stabil, tidak ada gangguan pada paru-paru dan jantung
(Maryunani.A, 2019:100).
5) Cara pemberian/lokasi penyuntikan
Penyuntikan vaksin Hepatitis B dilakukan di lengan dengan cara
intramuskular (IM) pada anak. Sedangkan pada bayi dipaha lewat anterolateral
(antero=otot-otot bagian depan, sedangkan lateral=otot bagian luar). Akan tetapi
penyuntikan dipantat idak dianjurkan karena bisa mnegurangi efektifitas vaksin
(Fida dan Maya, 2019:200).
6) Efek samping
Sebagaimana vaksin BCG, penyuntikan hepatitis B juga tidak
menimbulkan efek samping. Andaipun ada (jarang), efek samping ini hanya
berupa keluhan nyeri pada bekas suntikan, yang disusul dengan deman ringan
dan pembengkakan. Namun, reaksi ini bisa menghilang dalam waktu dua hari
(Fida dan Maya, 2019:200).
7) Kontra indikasi
Penyuntikan vaksin hepatitis B tidak dapat diberikan kepada anak yang
sakit berat.(Fida dan Maya, 2019:200).Vaksin ini tidak diberika kepada penderita
infeksi berat yang disertai kejang (Proverawati.A, 2018:144).
8) Tanda keberhasilan
Tidak ada tanda klinis yang dapat dijadikan sebgai patokan suksesnya
penyuntikan hepatitis B. Namun, dapat dilakukan pengukuran keberhasilan
melalui pemeriksaan darah dengan mengecek kadar hepatitis B stelah anak berusia
1 tahun. Jika kadarnya diatas 1.000, berarti daya tahanya sekitar 8 tahu; diatas
500; dan diatas 200, tahan 3 athun.Akan tetapi, bila angkanya Cuma 100; maka
dalam setahun sudah menghilang. Sementara itu, jika angkanya 0 berarti anak
harus disuntik ulang sebanyak 3 kali lagi (Fida dan Maya, 2019:200).
9) Tingkat kekebalan
Tingkat kekebalan vaksin hepatitis B cukup tinggi, yakni 94- 96%. Pada
umumnya, setelah 3 kali suntikan, lebih dari 95% anak mengalami respon imun
10

yang cukup (Fida dan Maya, 2019:201).


2.3.6.1 Imunisasi BCG
1) Pengertian
Imunisasi Basillus Calmette Guerin (BCG) merupakan upaya pencegahan
untuk jenis infeksi tuuberkulosis (TBC) pada anak. TBC adalah salah satu
penyakit yang paling sering menyerang anak-anak dibawah usia 12 tahun.
Menurut data WHO, kasu penyakit TBC-baik pada anak-anak maupun orang
dewasa telah mencapai jumlah yang sangat besar.Ketahanan terhadap penyakit
TB berkaitan dengan keberadaan virus tubercle bacili yang hidup didalam darah.
Itulah sebabnya agar memiliki kekebalan aktif, dimasukkan jenisbacil tak
berbahaya ini kedalam tubuh, alias vaksinasi BCG (Putra Rizema Sitiatava,
2019:42).
2) Kemasan
Kemasan dalam ampul, beku kering, 1 box berisi 10 ampul vaksin.Setiap
1 ampul vaksin dengan 4 ml pelarut (Proverawati. A, 2018:144).
3) Jumlah pemberian/Dosis pemberian
Vaksin BCG cukup diberikan 1 kali, tidak perlu diulang (Booster). Sebab,
vaksin ini berisi kuman hidup, sehingga antibodi yang dihasilkannya sangat
tinggi.Tentunya, itu berbeda dengan vaksin yang berisi kuman mati, sehingga
memerlukan pengulangan (Fida dan Maya, 2019:201). Sebelum disuntikkan
vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu. Dosis 0,55 cc utnuk bayi dan 0,1 cc
utnuk anak dan orang dewasa (Proverawati.A, 2018:144).
4) Usia pemberian
Imunisasi BCG bisa dilakukan ketika anak masih di bawah usia 2 bulan.
Jika baru diberikan setelah usia 2 bulan, disarankan tes mantoux (Tuberkulin)
dahulu untuk mengetahui apakah anak sudah kemasukan kuman mycrobacterium
tuberculosis atau belum. Vaksinasi dilakukan jika hasil tesnya negatif. Apabila
ada penderita TB yang tinggal serumah atau sering kali bertandang kerumah.,
segera setelah lahir anak harus diberi imunisasi BCG (Fida dan Maya, 2019:201).
5) Cara pemberian/Lokasi penyuntikan

Menurut anjuran yang telah disampaikan oleh bidan kesehatan dunia


(WHO), bagian tubuh yang disuntik dengan vaksin BCG ialah lengan kana atas
11

(Insersio M. Deltuideus).Meskipun demikian, ada juga petugas medis yang


melakukan penyuntikan dipaha. Adapun dosis yang diberikan untuk anak < 1
tahun adalah 0,05 ml (Fida dan Maya, 2019:201).
6) Efek samping
Biasanya, imunisasi BCG tidak menimbulkan efek samping.Akan tetapi,
pada beberapa anak timbul pembengkakan kelenjar getah bening diketiak atau
leher bagian bawah (atau selangkangan bila penyuntikan dilakukan
dipaha).Namun, efek samping tersebut biasanya sembuh dengan sendirinya (Fida
dan Maya, 2019:201).
7) Kontra indikasi
Imunisasi BCG tidak dapat diberikan kepada anak berpenyakit TB atau
menunjukkan mantoux positif (Fida dan Maya, 2019:201).

8) Tanda keberhasilan
Ada beberapa tanda bahwa imunisasi BCG berjalan sukses, seperti timbul
bisul kecil dan nanah didaerah bekas suntik setelah 4-6 minggu, tidak
menimbulkan nyeri dan tidak diiringi panas, serta bisul dapat sembuh dengan
sendiri dan menimbulkan luka parut.. Apabila bisul tidak muncul , maka orang
tua tidak perlu cemas, bisa saja hal itu dikarenakan cara penyuntikan yang slah,
meningat cara penyuntikan BCG memerlukan keahlian khusus. Sebab, vaksin
harus masuk kedalam kulit. Apalagi, bila penyuntikan dilakukan dipaha, maka
proses menyuntikannya lebih sulit, karena lapisan lemak dibawah kulit paha
umumnya tidak tebal.Dengan demikian, meskipun bisul tidak muncul, antibodi
tetap terbentuk, hanya saja dalam kadar rendah. Sehingga, imunisasi BCG pun
tidak perlu diulang, karena didaerah endemis TB, infeksi alamiah akan selalu
ada. Dengan ungkapan lai, anak bisa mendapatkan vaksinansi alamiah (Fida dan
Maya, 2019:201).
2.3.7.1 Imunisasi DPT
1) Pengertian

Imunisasi DPT merupakan imunisasi yang diberika untuk menimbulkan


kekebalah aktif terhadap beberapa penyakit seperti Penyakit difteri, yaitu radang
tenggorokan yang sangat berbahaya karena menimbulkan terggorokan tersumbat
dan kerusakan jantung yang menyebabkan kematian dalam beberapa hari
12

saja.Penyakit pertusis, yaitu radang paru (pernapasan) yang disebut juga batuk
rejan atau batuk 100 hari karena sakitnya bisa mencapai 100 hari atau 3 bula
lebih. Gejala penyakit ini sangat khas, yaitu batuk yang bertahap, panjang dan
lama disertai bunyi “(whoop)”/ berbunyi dan diakhiri dengan muntah, mata dapat
bengkak atau penderita bisa meninggal karena kesulitan bernapas.Penyakit
pertusis, yaitu penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut
terkunci/terkancing sehingga mulut tidak bisa membuka/dibuka.
2) Kemasan
Dipasaran terdapat 3 kemasan sekaligus, dalam bentuk kemasan tunggal
bagi tetanus, bentuk kombinasi DT (difteri dan tetanus) dan kombinasi ketiganya
atau dikenal dengan vaksin tripel (Proverawati.A, 2018:144).
3) Jumlah pemberian/Dosis pemberian
Imunisasi diberikan sebanyak 5 kali dan dilakukan sejak anak berusia 2
bulan, dengan interval 4-6 minggu. DPT 1 diberikan saat usia 2-4 bulan, DPT 2
diberikan ketika usia 3-5 bulan, dan DPT 3 diverikan saat usianya memasuki 4-6
bulan (Fida, dkk. 2019).
Imunisasi ini diberikan 3 kali karena pemberian pertama antibodi dalam
tubuh masih snagat rendah, pemberian kedua mulai meningkat dan pemberian
ketiga cukupan antibodi. Daya proteksi vaksin difteri cukup baik yaitu sebesar
80-90%, daya proteksi vaksin tetanus sebesar 90-95% akan tetapi daya proteksi
vaksin pertusis masih rendah yaitu 50-60%, oleh karena itu, anak-anak masih
berkemungkinan untuk terinfeksi batuk seratus (100) atau pertusis, tetapi lebih
ringan (Proverawati. A, 2018:144).
4) Usia pemberian
Imunisasi DPT diberikan pada usia 2 bulan, dengan interval 4-6 minggu.
DPT 1 diberikan saat usia 2-4 bulan, DPT 2 diberikan ketika usia 3-5 bulan, dan
DPT 3 diverikan saat usianya memasuki 4-6 bulan (Fida dan Maya, 2019:201).
5) Cara pemberian/Lokasi penyuntikan
Cara pemberian imunisasi DPT adalah melalui injeksi intramuskular.
Suntikan diberikan pada paha tengah luar atau subkutan dalam dengan dosis0,5
cc (Proverawati. A, 2018:144).
6) Efek samping
Biasanya, pemberian imunisasi DPT menimbulkan demam.Efek samping
13

ini dapat diatasi dengan obat penurun panas.Apabila demamnya tinggi dan tidak
kunjung reda setelah 2 hari, hendaknya anak segera dibawa kedokter.Akan tetapi,
jika demam tidak muncul, bukan berarti imunisasi gagal, namun bisa saja karena
kualitas vaksinya tidakbaik.
Sementara itu bagi anak yang memiliki riwayat kejang demam, imunisasi
DPT tetap aman. Kejang demam tidak membahayakan, karena ia
mengalamikejang hanya ketika dia demam dan takkan mengalami kejang lagi
setelah demamnya menghilang. Seandainya orang tua tetap khawatir, ia bisa
diberikan imunisasi DPT assesular yang tidak menimbulkan demam atau kadang
muncul demam tetapi sangat ringan. Pada anak yang mempunyai riwayat alergi,
terutama alergi kulit, efeks samping yang kadang muncul ialah mengalami
pembengkakan dibagian imunisasi beberapa lama kemudian.Pembengkakan
lokasi imunisasi setempat ini biasanya menghilang sekitar 1-2 bulan (Fida dan
Maya, 2019:201).
7) Kontra indikasi
Imunisasi DPT tidak boleh diberikan kepada anak yang mengalami
kejang yang disebabkan oleh suatu penyakit, seperti epilepsis, menderita kelainan
saraf yang betul-betul berat, atau seusai dirawat karena infeksi otak, dan yang
alergi karena DPT. Anak seperti itu hanya boleh menerima imunisasi DT tanpa P,
karena, antigen P inilah yang menyebabkan panas (Fida dan Maya, 2019:201).
8) Tanda keberhasilan
Biasanya tanda keberhasilan imunisasi DPT menimbulkan demam setelah
diimunisasi namum demam tersebut dapat sembuh dengan obat penurun panas
dan sembuh dalam jangka waktu 2-3 hari (Fida dan Maya, 2019:201).
9) Tingkat kekebalan
Daya proteksi vaksin difteri cukup baik yaitu sebesar 80-90%, daya
proteksi vaksin tetanus sebesar 90-95% akan tetapi daya proteksi vaksin pertusis
masih rendah yaitu 50-60% (Proverawati. A, 2018:144).
2.3.8.1 Imunisasi Polio
1) Pengertian

Imunisasi polio adalah imunisasi yang digunakan untuk mencegah


penyakit poliomyelitis yang bisa menyebakan kelumpuhan pada anak.Kandungan
vaksin ini ialah virus yang dilemahkan (Fida dan Maya, 2019:201).
14

2) Kemasan
a) 1 box vaksin yang terdiri dari 10 vial
b) 2 vial berisi 10 dosis
c) Vaksin polio adalah vaksin yang berbentuk cairan
d) Setiap vaksin pilio disertai 1 buah penetes (dropper) terbuat dari bahan
plastik (Proverawati. A, 2018:144).
2) Jumlah pemberian
Pemberian imunisasi polio bisa jadi lebih dari jadwal yang telah
ditentukan, mengingat adanya imunisasi polio massal.Namun, jumlah yang
berlebihan ini tidak berdamapk buruk.Sebab, tidak ada istilah overdosis dalam
pemberian imunisasi (Fida dan Maya, 2019:201).
3) Usia pemberian
Pemberian imunisasi pilio dapat langsung diberikan saat anak lahir 9o
bulan), kemudian pada usia 2, 4 dan 6 bulan. Saat lahir pemberian imunisasi
polio selalu diberngi dengan imunisasi DPT (Fida dan Maya, 2019:201).
4) Cara pemberian/lokasi penyuntikan
Pemberian imunisasi polio bisa melalui suntikan (inactivated
poliomyelitis vaccine atau IPV) maupun mulut (oral poliomyelitis vaccine atau
OPV).Diindonesia, pemberian vaksin pilio yang digunakan adalah OPV (oral
poliomyelitis vaccine (Fida dan Maya, 2019:201).

5) Efek samping

Hampir tidak ada.Hanya sebagian kecil yang mengalami pusing, diare


ringan, dan sakit otot.Kasusnya pun sangat jarang (Putra R. Sitiatava, 2019:115).
6) Kontra indikasi
Vaksin polio tidak dapat diberikan kepada anak yang menderita penyakit
akut atau demam tinggi, muntah atau diare, penyakit kangker HIV/AIDS sedang
menjalani pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum, serta anak dengan
mekanisme kekebalan yang terganggu (Fida dan Maya, 2019:201).
7) Tingkat kekebalan
Efektivitas vaksin polio terbilang cukup tinggi, yaitu mampu mencekal
terjangkitnya hingga 90% (Fida dan Maya, 2019:201).
2.3.9.1 Imunisasi campak
15

1) Pengertian
Imunisasi campak adalah imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat
menular.Sebenarnya, bayi sudah mendapat kekebalan campak dari ibunya.
Namun, seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun
sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Apalahgi
penyakit campak mudah menular dan anak yang daya tahan tubuhnya lemah
gampang sekali terserang penyakit yang disebabkan oleh virus morbili
ini.Namun, untungnya penyakit campak hanya diderita sekali seumur hidup. Jadi,
sekali terkena campak, setelah itu biasanya tidak akan terkena lagi
(Maryunani.A, 2017:89).

2) Kemasan
a.) 1 box vaksin terdiri dari 10 vial b.)
1 vial berisi 10 dosis
c.) 1 box pelarut berisi 10 ampul @ 5 ml
d.) Vaksin ini berbentuk beku kering(Proverawati. A, 2018:144).
3) Jumlah pemberian/dosis pemberian
Pemberian vaksin campak diberikan sebanyak satu kali, dapat dilakukan
pada umur 9-11 bulan dengan dosis 0,5 cc (Proverawati. A, 2018:144).
4) Usia pemberian
Vaksin campak diberikan sebanyak 2 kali, yaitu ketika anak berusia 9
bulan, kemudian saat ia memasuki usia 6 tahun. Pemebrian imunisasi pertama
sangat dianjurkan sesuai jadwal. Sebab, antibodi dari ibu sudah menurun ketika
anak memasuki usia 9 bulan, dan penyakit campak umunya menyerang anak dan
balita. Jika smapai 12 bulan belum mendapatkan imnisasi campak, maka pada
usia 12 bulan, anak harus segera diimunisasikan MMR (meales, mump, dan
rubella) (Fida dan Maya, 2019:201).

5) Cara pemberian/Lokasi penyntikan


Imunisasi campak diberikan dengan cara penyuntikan pada otot paha atau
lengan bagian atas (Fida dan Maya, 2019:201).

6) Efek samping
Pada umumya, imunisasi campak tidak memiliki efek samping dan relatif
16

aman diberikan.meskipun demikian, pada beberapa anak vaksin campak bisa


menyebabkan demam dan diare.Namun, kasusnya sangat kecil.Biasanya, demam
berlangsung sekitar 1 minggu.Terkadang ada pula efek kemerahan mirip campak
selama 3 hari. Dalam beberapa kasus, efek samping campak diantaranya adalah
demam tinggi yang terjadi setelah 8-10 hari setelah vaksinasi dan berlangsung
selama 24-48 jam (insedens sekitar 2 %) dan ruam atau bercak-bercak merah
sekitar 1- 2 hari (insedens sekitar 2 %). Efek samping lainnya yang lebih berat
ialah ensefalitis (Radang otak).Tetapi, kasus ini sangat jarang terjadi; kurang dari
1 dari setiap 1-3 juta dosis yang diberikan (Fida dan Maya, 2019:201).
7) Kontra indikasi
Kontra indikai pemberian imunisasi campak adalah anak :

a.) Dengan penyakit infeksi akut yang disertai demam

b.) Dengan penyakit gangguan kekebalan


c.) Dengan penyakit TBC tanpa pengobatan

d.) Dengan kekurangan gizi berat

e.) Dengan penyakit keganasan


f.) Dengan kerntangan tinggi terhadap protein telur, kemanisan, dan eritromisin
(antibiotik) (Maryunani. A, 2017:89).
8) Tingkat kekebalan
Cukup tinggi antara 94-96 %.Umumnya, setelah 3 kali suntikan, lebih
dari 95 % bayi mengalami respon imun yang cukup (Putra R. Sitiatava,
2019:115).
2.2.6 Jadwal pemberian imunisasi
Jadwal imunisasi pada bayi Menurut (Putra R. Sitiatava, 2019:115),
sebagai berikut:
Tabel 2.1 jadwal pemberian imunisasi
Vaksin Pemberian imunisasi Selang waktu Umur

BCG 1 kali 0-11 bulan

DPT 3 kali (1, 2 dan 3) 4 minggu 2-11 bulan


17

Polio 4 kali (1,2,3 dan 4) 4 minggu 0-11 bulan

Campak 1 kali 9 bulan

Hepatitis. B 1 Kali 4 minggu 0-7 Hari

2.2.7 Peran Ibu (Orang Tua) Dalam Pemberian Imunisasi


Pengertian ibu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu Ibu adalah
seorang yang telah melahirkan anak.Ibu adalah sebutan untuk wanita yang sudah
bersuami. Ibu adalah panggilan lazim pada wanita yang sudah bersuami atau
belum yang umurnya lebih tua (Depdiknas, 2018).
Peran orang tua sangatlah penting dalam kesehatan anak, karena tanpa
perhatian dan bimbingan orang tua maka anak mudah terkena kuman dan bakteri
pada saat bermain dan bergaul sehingga anak mudah terserang dan terjangkit
penyakit. Selain itu, orang tua juga berperan penting dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan anak. Dimana, anak membutuhkan sebuah benteng
pertahanan untuk melawan benda-benda asing yang akan menyerang tubuhnya,
dan salah satu pencegahannya yaitu dengan perhatian ibu dalam
mengimunisasikan anaknya dengan tujuan diberi antibodi untuk menjaga
kekebalan tubuh anak sehingga tidak mudah terserang berbagai jenis penyakit.
Karena, tubuh anak usia 0-12 bulan masih sangat rentang terkena. Peningkatan
cakupan imunisasi melalui pendidikan orang tua telah menjadi strategi terpopuler
diberbagai negara. Strategi ini berasumsi bahwa anak-anak tidak akan
diimunisasi secara benar disebabkan oleh orang tua tidak mendapatkan
penjelasan yang baik atau memiliki wawasan yang cukup luas tentang iminisasi.
Program imunisasi dikatakan berhasil ketika pengetahuan atau wawasan orang
tua cukup untuk mengetahui ciri-ciri penyakit yang akan menyerang anaknya dan
juga adanya usaha dari orang tua yang bersungguh- sungguh untuk melindungi
anaknya dari berbagai penyakit yang menghampiri sehinga orang tua sangat
berperan penting dalam menjaga kesehatan anaknya agar terhindar dari berbagai
jenis penyakit yang akan menyerangnya. Cakupan imunisasi yang rendah
merupakan persoalan yang sangat yang kompleks.Bukan hanya faktor biaya,
karena sebenarnya vaksin di Indonesia itu sudah digratiskan.Jadi, sudah tidak ada
18

alasan lagi bagi orang tua untuk tidak mengimunisasikan anaknya.Tapi, vaksin
gratis juga tidak menjamin suksesnya imunisasi tanpa adanya rasa percaya diri
orang tua dan sarana pencegahan dengan melakukan usaha pencegahan yang
teratur bagi anak untuk mereka yang dapat terhindar dari sakit. (Notoatmodjo,
2017:640-646).
2.3 Konsep Dasar Bayi
2.3.1 Definisi Bayi
Bayi merupakan mahluk yang sangat peka dan halus (Choirunisa,
2018:76). Masa bayi adalah saat bayi berumur satu bulan sampai dua belas bulan
(Anwar, 2019:55). Masa bayi dimulai dari usia 0–12 bulan ditandai dengan
pertumbuhan dan perkembangan fisik yang cepat disertai dengan perubahan
dalam kebutuhan gizi (Notoatmodjo, 2019:37-38).
Tahapan pertumbuhan pada masa bayi dibagi menjadi masa neonatus
dengan usia 0-28 hari dan masa pasca neonatus dengan usia 29 hari-12 bulan
(Nursalam, 2019:41). Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis
karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi
darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, dan pada pasca neonatus bayi
akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat (Perry & Potter, 2018:231).
2.3.2 Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang
Kebutuhan dasar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
2.3.2.1 Asuh ( Kebutuhan Fisik –
Biomedis) Kebutuhan asuh meliputi
sebagai berikut :
1) Nutrisi yang adekuat dan seimbang
2) Perawatan kesehatan dasar
Untuk mencapai kesehatan dasar yang optimal, perlu beberapa upaya misalnya
imunisasi, kontrol ke Puskesmas atau Posyandu secara berkala, perawatan bila
sakit.
3) Pakaian
4) Perumahan
5) Higiene diri dan lingkungan
6) Kesegaran jasmani
2.3.2.2 Asih (Kebutuhan Emosi dan Kasih Sayang) Kebutuhan asih meliputi :
19

1) Kasih sayang orang tua


2) Rasa aman
3) Harga diri
4) Dukungan/dorongan
5) Mandiri
6) Rasa memiliki
2.3.2.3 Asah (Kebutuhan Stimulasi)
Stimulasi adalah adanya perangsangan dari dunia luar berupa latihan atau
bermain. Pemberian stimulus sudah dapat dilakukan sejak masa prenatal,
kemudian lahir dengan cara menyusui bayi pada ibunya sedini mungkin. Asah
merupakan kebutuhan untuk perkembangan mental psikososial anak yang dapat
dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan (Nursalam, 2019:41)
20

BAB 3
METODE PENELITIAN
21
BAB 3
METODE PENILITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah literatur
review. Literatur review adalah analisis terintegrasi tulisan ilmiah yang terkait
langsung dengan pertanyaan penelitian (Nursalam, 2020:77).
Pada penelitian ini, peneliti membahas Gambaran tingkat pengetahuan ibu
tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan dengan penjelasan
yang sistematis dan akurat dari data sekunder yang ditemukan.
3.2 Kriteria Kelayakan Literatur Review
Strategi yang digunakan untuk mencari literature dalam penelitian ini
adalah menggunakan PICOS dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Adapaun
kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini sebagai berikut :
Tabel 3.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi literature menggunakan PICOS Tahun
2021
Kriteria Inklusi Eksklusi
Population Ibu yang memiliki bayi Selain ibu yang
usia 0-12 bulan memiliki bayi usia 0-12
bulan
Intervensi Tidak ada intervensi Ada intervensi
Comparison Tidak ada pembanding Ada pembanding
Outcome Membahas Pengetahuan Tidak Membahas
Ibu Tentang Imunisasi Pengetahuan Ibu
Dasar Pada Bayi Usia 0- Tentang Imunisasi
12 Bulan Dasar Pada Bayi Usia
0-12 Bulan
Study Design Deskriptif, Cross- Quasi Eksperiment,
sectional Observasional, Analitik,
Focus Grup Discussion
Systemic review, Survey
study, Pra-eksperiment
Publication Years Artikel atau jurnal Artikel atau jurnal yang
yang terbit dari tahun terbit sebelum tahun
2018-2021 2018
Language Bahasa Indonesia Selain Bahasa
21

Indonesia

3.3 Sumber Literatur


Data sebagai sumber literatur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti-peneliti terdahulu. Adapun sumber data sekunder yang didapat berupa
artikel jurnal nasional. Dalam pencarian sumber literatur data sekunder peneliti
menggunakan database Google Scholar, dengan keyword “pengetahuan ibu”AND
“Imunisasi dasar” AND “bayi 0-12 bulan”.
3.4 Tahap Pengumpulan Data
Tahapan dan prosedur pengumpulan data dalam penelitian Literatur ini
meliputi beberapa tahap sebagai berikut.
3.4.1 Menyusun Proposal
Dalam memulai penelitian ini peneliti terlebih dahulu menyusun latar
belakang dan menentukan tujuan yang sesuai dengan topik penelitian yaitu
Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi usia 0-
12 bulan.
3.4.2 Menentukan Pertanyaan Penelitian
Peneliti menentukan pertanyaan dalam penelitian ini yaitu bagaimana
Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi dasar pada
bayi usia 0-12 bulan.
3.4.3 Mencari Literatur
Pencarian literatur dalam penelitian ini menggunakan database google
scholar dan portal garuda dengan menggunakan kata kunci “pengetahuan
ibu”AND “imunisasi dasar” AND“bayi 0-12 bulan”.
3.4.4 Seleksi Literatur Sesuai Kriteria

Untuk mendapatkan literatur yang layak sesuai dengan topik, peneliti


menentukan kriteria kelayakan artikel dengan strategi seleksi artikel
menggunakan PICOS yang disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
3.4.5 Seleksi Literatur yang Berkualitas
Setelah artikel penelitian ditemukan dan sesuai dengan kriteria inklusi, maka
selanjutnya peneliti melakukan seleksi studi dengan membaca lengkap
22

keseluruhan isi artikel mulai dari judul, abstrak, latar belakang, metode,
hasil, pembahasan dan daftar pustaka, apabila ditemukan artikel yang tidak
lengkap akan dibuang.
3.4.6 Melakukan Ekstraksi Data
Setelah mendapatkan artikel yang sesuai melalui seleksi literatur, langkah
selanjutnya peneliti akan membaca dan menganalisa artikel satu persatu dan
melakukan ekstraksi data sesuai dengan tujuan dan pertanyaan penelitian
(mengambil data hasil penelitian dari setiap artikel).
3.4.7 Melakukan Sintesis Hasil Dengan Metode Naratif
Setelah dilalakukan ekstraksi data dan telah ditemukan data-data hasil
penelitian tentang Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi
dasar pada bayi usia 0-12 bulan. kemudian peneliti melakukan pembahasan
tentang hasil penelitian yang didapatkan serta melakukan sintesis atau
menuangkan ide, gagasan berupa data-data informasi baru yang sebelumnya
belum pernah di tulis oleh orang lain dalam bentuk naratif.
3.5 Metode Analisis
Metode analisis literatur dalam penelitian ini menggunakan metode analisis
deskriftif yaitu menyajikan data dan menjabarkan secara naratif hasil-hasil
penelitian yang didapatkan dari artikel yang dijadikan sebagai sumber
literatur.
24

DAFTAR PUSTAKA

Atikah, Eryati Darwin, dkk.”Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan


Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Di Kelurahan Parupuk
Tabing Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun
2016”. FK Universitas Andalas (2016).
Arikunto,Suharmisi.Prosedur Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta, 2017.
Dinas Kesehatan Kab. Gowa, 2016-2018. Cakupan Iminisasi. Dinas Kesehatan
AKab. Gowa
Eva Supriatin, 2018, Hubungan Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga Dengan
Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi Campak Di Pasir Kaliki
Bandung, Volume 3, No 1.
Ertawati, Dorce, dkk.”Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan
Dan Sikap Orang Tua Tentang Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI)”.
FK USRAT (2019).
Fida Dan Maya.Pengantar Ilmu Kesehatan Anak.Jogjakarta: D-MEDIKA
(anggota IKAPI), 2018
Hidayat. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan.Jakarta:
Salemba Medika, 2017.
Hidayat. Pengantar Ilmu keperawatan anak.Jakarta: Salemba Medika, 2017.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2018
Maryunani.Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta: TIM, 2019
Millah, Balqis,Dkk.”Hubungan Perilaku Konsumen Dengan Pemanfaatan
Pelayanan Imunisasi Di Puskesmas Antang Kota Makassar”. FKM
UNHAS (2017).
Mubarak, Wahit Ikbal, dkk. Promosi kesehatan. Yogyakarta: Garaha Ilmu, 2019.
Notoatmodjo, S. Metodologi Peneitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2018
Proverawati, A. Dkk. Imunisasi San Vaksinasi. Yogyakarta: Nuha Medika, 2018.
Paridawati, Watief, Dkk.”Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Ibu Dalam
Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Diwilayah Kerja Puskesmas Bajeng
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa”. FKM UNHAS (2019)
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2019
Profil Dinas Kesehatan Prov.Kalteng Tahun 2019.pdf
Riset Kesehatan Dasar, 2019
Satiatava, R.P. asuhan neonates bayi dan balita untuk keperawatan dan
kebidanan. Jogjakarta : D-MEDIKA, 2018
Silvia, Amatus, Dkk.”Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pentingnya
25

Imunisasi Campak Dengan Kepatuhan Melaksanakan Imunisasi Di


Puskesmas Kawangkoan”. FK UNSRAT (2017)
Sisfiani, Amatus, Dkk.”Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Perilaku Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Pada Balita Di Desa
Taraitak Satu Kecamatan Langowan Utara Wilayah Kerja Puskesmas
Walantakan’. FK UNSRAT (2017)
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D). Bandung: ALFABETA. CV, 2018.
WHO. 2018. Immunization USA, WHO Media Centre.Jurnal (2020)
Yusniar. “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu mengenai Imunisasi Pada Bayi
Usia 0-12 Bulan Di Puskesmas Plus Bara-Baraya”. FKIK UINAM.
(2017)
26

LAMPIRAN
Artikel 1
27
28
29
30
31

Artikel 2
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41

Artikel 3
42
43
44
45
46
47
48
49
50

Lampiran 4. Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Tedie Setiyo


Tempat, Tanggal Lahir : Banua Usang, 27 Mei 2000
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat Rumah : Jl. Menteng XXIII
No. Hp : 081252181627
Email : tedisetiospt098@gmail.com
51

Lampiran 5. Lembar Konsultasi

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN
Jalan Beliang No. 110 Palangka Raya Telp/Fax. (0536)
3327707

LEMBAR KONSULTASI UJIAN AKHIR PROGRAM


MAHASISWA PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021

NAMA : Tedie Setiyo


NIM : 2018.B.19.0497
PEMBIMBING : Septian Mugi Rahayu, Ners.,M.Kep
JUDUL : Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi 0-12
Bulan

KEGIATAN BIMBINGAN PROPOSAL/KARYA TULIS ILMIAH

No. Hari, Tanda Tangan


Tanggal, Catatan Pembimbing Pembimbing Mahasiswa
52

Waktu
1 Rabu, 13 Konsultasi topik dan
Januari judul penelitian
2021
09.30 WIB Masukan dari
pembimbing :
1. Silahkan lanjutkan
BAB 1 Septian Mugi Rahayu, Tedie Setiyo
Ners.,M.Kep
2 Rabu, 23 Konsultasi BAB 1
Januari
2021 Masukan dari
15.00 WIB pembimbing :
1. Cari lagi data yang
lebih spesifik
2. Cari jurnal yang
berkaitan dengan Septian Mugi Rahayu, Tedie Setiyo
judul anda Ners.,M.Kep
3. Sumber harus
disertakan halaman
3 Senin, 08 Konsultasi BAB 1
Febuari
2021 Masukan dari
15.00 WIB pembimbing :
1. Perbaiki kata-kata
yang ada pada
alenia pertama, dan
paparkan
masalahnya.
2. Fokuskan ke data
pada alenia kedua
3. Pada alenia ketiga
sebab akibatnya
harus jelas ( sebab
dulu baru akibat)
4. Pada alenia keempat Septian Mugi Rahayu, Tedie Setiyo
memberikan solusi Ners.,M.Kep

No. Hari, Tanda Tangan


Tanggal, Catatan Pembimbing Pembimbing Mahasiswa
Waktu
4 Selasa, 20 Silahkan lanjutkan
April 2021 BAB 2 dan 3
53

07.30 WIB

Septian Mugi Rahayu,


Tedie Setiyo
Ners.,M.Kep
5 Selasa, 27 Konsultasi BAB 1, 2
April 2021 dan 3
10.20 WIB
Masukan dari
pembimbing :
1. Lengkapi judul
table
2. Lengkapi Daftar
Lampiran dengan
lembar konsul dan
semua jurnal
3. Referensi
dicantumkan Septian Mugi Rahayu, Tedie Setiyo
halaman Ners.,M.Kep
4. Perbaiki penulisan
sesuai buku
panduan
5. Cek lagi secara
keseluruhan
proposal anda
6. Perhatikan lagi cara
penulisan referensi
6 Jumat, 30 Konsultasi BAB 1, 2
Febuari dan 3
2021
10.00 WIB Masukan dari
pembimbing :
1. Diteliti semua dan
perbaiki tulisan
sesuai buku panduan
2. Lengkapi penulisan
judul jurnal yang
anda pakai dengan
prinsip 3W Septian Mugi Rahayu, Tedie Setiyo
3. Lengkapi lampiran Ners.,M.Kep
lembar konsul

No. Hari, Tanda Tangan


Tanggal, Catatan Pembimbing Pembimbing Mahasiswa
Waktu
54

7 Selasa, 04 Konsultasi BAB 1, 2


Mei 2021 dan 3
19.33 WIB
Masukan dari
pembimbing :
1. Perbaiki penulisan
2. Perbaikin BAB 1
pada alenia ketiga
dan keempat
(tambahkan peran
perawat)
3. Perbaiki penulisan
referensi Septian Mugi Rahayu, Tedie Setiyo
4. Perbaiki penulisan
Ners.,M.Kep
daftar pustaka

No. Hari, Tanda Tangan


Tanggal, Catatan Pembimbing Pembimbing Mahasiswa
Waktu
8 Selasa, 04 Konsultasi BAB 1, 2
Mei 2021 dan 3
19.33 WIB
Masukan dari
pembimbing :
Septian Mugi Rahayu,
1. Perbaiki penulisan Tedie Setiyo
2. Perbaikin BAB 1 Ners.,M.Kep
pada alenia ketiga
3. Ganti jurnal Yang
Ketiga

9 Jum’at, 06 ACC
Septian Mugi Rahayu,
Mei 2021 Tedie Setiyo
10.00 Ners.,M.Kep

Anda mungkin juga menyukai