Anda di halaman 1dari 7

Suhendra, dkk.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar… 138

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SIKAP


KAYANG MENGGUNAKAN MEDIA BOLA FISIO DAN
DINDING PADA SISWA KELAS V SDN JOHAR BARU 29
JAKARTA PUSAT
Wandi Suhendra & Boyke Adam HM

Abstrak: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sikap Kayang Menggunakan Media


Bola Fisio dan Dinding pada Siswa Kelas V SDN Johar Baru 29 Jakarta Pusat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara penerapan media pembelajaran bola fisio,
yang berguna untuk meningkatkan hasil belajar sikap kayang siswa Kelas V SDN Johar
Baru 29 Jakarta Pusat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (Action
Research) dengan pengambilan data kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini melibatkan
Guru pendidikan jasmani dan Guru sebagai kolaborator, penelitian dilakukan sebanyak II
siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan, Subyek penelitian adalah siswa Kelas V
SDN Johar Baru 29 Jakarta Pusat tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 33 orang, terdiri
dari 19 siswi perempuan dan 14 siswa laki-laki. Teknik analisis data dalam penelitian ini,
mencakup teknik analisis data kualitatif dan data kuantitatif.Analisis data kualitatif
memperhatikan pemilihan data (reduksi data) yang relevan dengan tujuan perbaikan
pembelajaran, mendeskripsikan data hasil observasi, dan penarikan kesimpulan mengenai
penggunaan pembelajaran menggunakanbola fisio dan dinding untuk meningkatkan hasil
belajar sikap kayang pada senam lantai.Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah
dijelaskan, dimana masalah meningkatkan hasil belajar sikap kayang dalamsenam lantai
pada siswa kelas V SDN Johar Baru 29 Jakarta Pusat. Penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa adanya perubahan atau peningkatan hasil belajar pada siswa dimulai dari awal
observasi, pelaksanaan siklus I dan siklus II. Pada demikian melalui media pembelajaran
bola fisio dan dinding dapat meningkatkan hasil belajar sikap kayang dalamsenam lantai
pada siswa kelas V SDN Johar Baru 29 Jakarta Pusat.

Kata kunci:hasil belajar, sikap kayang, media bola fisio dan dinding

Pendidikan jasmani merupakan suatu bergerak dan mengembangkan diri seluas


usaha untuk mencerdaskan kehidupan – luasnya.
bangsa serta selalu berkembang sesuai Tahap sekolah dasar ini merupakan
dengan perkembangan dan kemajuan ilmu tahapan awal yang baik dalam
pengetahuan dan teknologi. Melalui pembentukan pola gerak dasar. Dalam
pendidikan jasmani olahraga dan Pendidikan Jasmani di sekolah pola gerak
kesehatan akan didapat generasi penerus dasar merupakan unsur utama karena pola
bangsa yang lebih siap baik secara fisik, gerak dasar ini akan terus berkembang
mental, sosial untuk menjadi penggerak seiring dengan pertumbuhan anak didik.
dan pelaksana pembangunan. Pendidikan Tujuan pendidikan jasmani ialah membuat
jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah para peserta didik untuk menjadi sehat
merupakan sarana pembelajaran yang terutama jasmaninya, sehingga peran
sangat disukai oleh anak didik khususnya pendidikan jasmani sangat menentukan
di Sekolah Dasar. Mata pelajaran ini kondisi kebugaran fisik peserta didik.
sangat disenangi oleh anak didik karena Melalui proses belajar mengajar, guru
melalui pelajaran inilah mereka dapat pendidikan jasmani diharapkan dapat
Suhendra, dkk. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar… 139

mengajarkan berbagai keterampilan gerak materi sikap kayang ini dilakukan dari
dasar dan teknik dasar dalam pembelajaran sikap posisi tubuh terlentang, kemudian
pendidikan jasmani selain itu perlu teknik mengangkat tubuh secara perlahan dengan
penanaman nilai disiplin, sportifitas, menggunakan tumpuan kedua tangan dan
kerjasama, toleransi, dan tanggung jawab. kaki.Hal ini dilakukan karena sikap
Melalui penerapan nilai seperti itu kayang yang diawali sikap tidur terlentang
diharapkan anak didik dapat tidak sesulit dengan sikap kayang yang
mengembangkan keterampilan gerak diawali dari sikap berdiri.Walaupun
dengan didasari pengembangan diri. demikian, masih banyak siswa yang belum
Pendidikan jasmani di sekolah dasar dapat melakukan sikap kayang yang
unsur gerak dasar merupakan hal yang diawali dengan sikap tidur terlentang
paling utama, karena melalui unsur gerak dengan baik dan benar. Dalam penelitian
dasar itu anak dapat meningkatkan ini, yang akan dibahas, diterapkan dan
keterampilannya dalam suatu cabang diteliti adalah hasil belajar sikap kayang.
olahraga tertentu. Pada kurikulum Pembelajaran pendidikan jasmani
pendidikan jasmani di sekolah dasar disekolah dasar tidak lepas dari metode
khususnya kelas V terdapat enam aspek dan strategi yang diberikan oleh seorang
umum penilaian yaitu: a. Senam uji diri, guru kepada anak didiknya, seorang guru
yang meliputi senam lantai contohnya : harus dapat menerapkan metode atau
Sikap kayang, sikap lilin, guling depan strategi yang sesuai dengan karakter
dan guling belakang; b. Aktifitas ritmik, peserta didiknya, tujuannya yaitu agar
meliputi senam kesegaran jasmani, senam materi yang diberikan dapat dikuasai
pramuka, dan senam anti narkoba; c. dengan baik. Oleh karena itu penggunaan
Aktifitas pengembangan, meliputi aktifitas metode atau strategi sangat menentukan
beladiri; d. Permainan meliputi permainan proses belajar.
bola besar contohnya bola basket, bola Selain metode dan strategi yang
voli, dan sepak bola sedangkan permainan diterapkan, penggunaan media
bola kecil contohnya kasti, bulu tangkis, pembelajaran pada pendidikan jasmani,
dan tenis meja; e. Renang (aquatik); f. peneliti anggap penting untuk diketahui
Pendidikan luar kelas meliputi bermain oleh para guru pendidikan jasmani.
dilingkungan sekolah, berkemah, dan Penggunaan media bola fisio dan media
kegiatan yang bersifat petualangan.( dinding merupakan salah satu upaya yang
Kurikulum 2004, 2003). dapat diberikan pada peserta didik agar
Dalam prosesnya dari semua aspek itu proses pembelajaran dapat mencerminkan
harus bisa diterapkan pada siswa yang (Developmentally Appropriate Practice).
mengacu pada kurikulum tingkat satuan Cara ini dimaksudkan untuk menuntun,
pendidikan tingkat sekolah dasar. Melalui mengarahkan, dan membelajarkan siswa
proses belajar akan berujung pada hasil yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang
belajar. Hasil belajardapat dipengaruhi tadinya kurang terampil menjadi terampil.
oleh tiga faktor, misalnya keseriusan Menurut pengalaman dilapangan,
dalam belajar, kemampuan fisik, maupun hasil belajar siswa kelas V untuk
faktor guru yang memberikan pengajaran. melakukan sikap kayang pada senam lantai
Gerakan sikap kayang adalah salah dengan baik sangatlah kurang, ini
satu bagian dari senam. Sumanto (1992) dikarenakan teknik yang dimiliki siswa
mengemukakan bahwa sikap kayang dalam melakukan sikap kayang sangat
adalah sikap membusur badan bagian rendah oleh sebab itu, peneliti ingin
depan keatas bertumpu pada kedua kaki meningkatkan hasil belajar sikap kayang
dan kedua telapak tangan. Dalam siswa kelas V Sekolah Dasar Johar Baru
pembelajaran senam lantai di Sekolah 29 Jakarta Pusat, karena dalam proses
Dasar Negeri Johar Baru 29, pemberian belajar ini banyak siswa yang melakukan
Suhendra,
140 Jurnal Olahraga Rekreasi, Jilid 02, Nomor dkk.2013,
1, Juni Upaya Meningkatkan
hlm. 138-144 Hasil Belajar… 140

sikap kayang dengan kurang sempurna. membentuk gaya hidup sehat dan aktif
Melalui kajian diatas merupakan suatu sepanjang hayat. Pendidikan jasmani pada
masalah yang harus ditanggulangi, karena dasarnya merupakan pendidikan melalui
dengan hasil pembelajaran yang kurang aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai
maksimal maka akan dipastikan tingkat media untuk mencapai perkembangan
keterampilan siswa dalam pembelajaran individu secara meyeluruh.
pendidikan jasmani akan menurun. Namun perolehan keterampilan dan
Dalam pembelajaran sikap kayang perkembangan lain yang berisi jasmani itu
pada materi senam lantai di SDN Johar juga sekaligus sebagai tujuan. Melalui
Baru 29 mengalami kekurangan, antara pendidikan jasmani, siswa disosialisasikan
lain adalah untuk mencapai Kriteria kedalam aktivitas jasmani termasuk
Ketuntasan Minimal (KKM) yang keterampilan berolahlaga.Oleh karena itu
ditetapkan yaitu dengan nilai 70, tidaklah mengherankan apabila banyak
sedangkan nilai rata-rata anak didik yang meyakini dan mengatakan bahwa
berkisar antara 4,0 sampai 6,5. Siswa pendidikan jasmani merupakan bagian dari
mengalami kesulitan dalam menguasai pendidikan menyeluruh dan sekaligus
gerakan sikap kayang, serta terbatasnya memiliki potensi yang strategi untuk
waktu, sarana dan prasaranaPendidikan mendidik.
jasmani dan kesehatan adalah suatu proses Pendidikan jasmani akan berhasil
pembelajaran melalui aktivitas jasmani apabila kesempatan untuk memperoleh
yang didesain untuk meningkatkan pendidikan yang bermutu tercapai, dan itu
kebugaran jasmani, mengembangkan merupakan kunci masa depan yang lebih
keterampilan motorik, pengetahuan dan baik kepada setiap orang. Pendidikan
perilaku hidup sehat dan aktif, sikap jasmani mempunyai sikap dan kemampuan
sportif, kecerdasan emosi. Lingkungan profesional dengan persyaratan
belajar diatur secara seksama untuk kompetensi hal ini harus disertai dengan
meningkatkan pertumbuhan dan adanya sarana dan prasarana. Pada
perkembangan seluruh ranah jasmani, pertumbuhan dan perkembangan, prestasi
psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa merupakan keterpaduan kegiatan
siswa. mental belajar, fisik serta interaksi dengan
Pendidikan jasmani berusaha lingkungan dalam arti luas, sehingga
mengembangkan pribadi secara prestasi belajar, produktifitas belajar
keseluruhan dengan sarana jasmani yang individu dan kelompok sebenarnya
merupakan saham khususnya yang tidak ditentukan oleh bermacam faktor yang
diperoleh dari usaha – usaha pendidikan berkaitan cara kontekstual.
yang lain. Biasanya dikaitkan dengan Kurikulum merupakan seperangkat
tujuan pendidikan jasmani yaitu rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
mengembangkan kebugaran jasmani anak isi dan bahan pelajaran serta cara yang
dan pencapaian keterampilan geraknya. digunakan sebagai pedoman
Pendidikan jasmani adalah proses penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
pendidikan melalui penyediaan untuk mencapai tujuan pendidikan
pengalaman belajar kepada siswa berupa tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi
aktivitas jasmani, bermain, dan tujuan pendidikan nasional serta
berolahraga yang direncanakan secara kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan
sistematis guna merangsang pertumbuhan potensi daerah, satuan pendidikan dan
dan perkembangan fisik, keterampilan peserta didik.Oleh sebab itu, kurikulum
motorik, keterampilan berfikir, emosional, disusun oleh satuan pendidikan untuk
sosial dan moral. memungkinkan penyesuaian program
Pembekalan pengalaman belajar itu pendidikan dengan kebutuhan dan potensi
diarahkan untuk membina, sekaligus yang ada di daerah.
Suhendra, dkk. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar… 141

Pendidikan jasmani mengacu kepada untuk mengetahui tingkat reliabilitas


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan digunakan tes and retest.
(KTSP) yang beragam mengacu pada
standar nasional pendidikan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
menjamin pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Standar nasional pendidikan Pada penelitian ini dimulai dengan
terdiri atas standar isi, proses, kompetensi melakukan observasi awal yang bertujuan
lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan untuk mengetahui kemampuan awal siswa
prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan dalam melakukan pembelajaran sikap
penilaian pendidikan, dua dari kedelapan kayang. Setelah diketahui sejauhmana
standar nasional pendidikan tersebut, yaitu kemampuan siswa, maka disusun
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi perencanaan yang berupa program
Lulusan (SKL) merupakan acuan utama tindakan, observasi dan refleksi yang akan
bagi satuan pendidkan dalam diterapkan kepada siswa sehingga
mengembangkan kurikulum. menghasilkan pembelajaran yang
Guna mencapai bentuk strategi belajar diharapkan.
yang tepat, efektif dan efisien.hal ini Nana (1989) mengemukakan belajar
diterapkan sebagai salah satu bentuk adalah suatu proses yang ditandai dengan
strategi belajar sikap kayang dalam senam adanya perubahan pada diri seseorang.
lantai, yaitu melalui media bola fisio dan Perubahan sebagai hasil dari proses belajar
dinding yang akan diharapkan bentuk dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk
strategi tersebut lebih efektif terhadap hasil seperti berubah pengetahuan, pemahaman,
belajar sikap kayang pada siswa kelas V sikap dan tingkah laku, keterampilan,
SDN Johar Baru 29 Jakarta Pusat. kecakapan, kebiasaan serta perubahan
aspek–aspek lainnya yang ada pada
METODE individu yang belajar.
Hal serupa diungkapkan secara
Metode penelitian yang digunakan psikologis, belajar merupakan suatu proses
dalam penelitian ini adalah penelitian perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
tindakan (action research). Penelitian interaksi dengan lingkungannya dalam
tindakan ini bermaksud untuk melakukan memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar
perbaikan terhadap proses pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu kegiatan
sikap kayang dalam seam lantai, dengan yang dilakukan oleh seseorang
cara dan prosedur baru melalui penerapan (anak/murid/siswa) dalam usahanya untuk
media pembelajaran bola fisio dan dinding memperoleh berbagai pengalaman hingga
agar proses pembelajaran lebih dinamis, menghasilkan perubahan tingkah laku
dan terintegrasi, juga untuk meningkatkan pada dirinya. Belajar merupakan suatu
profesionalisme pendidik dalam proses usaha yang dilakukan seseorang
pembelajaran di kelas dengan melihat untuk memperoleh suatu perubahan
kondisi siswa. tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas V sebagai hasil pengalamannya sendiri
SDN Johar Baru 29 Jakarta Pusat, dengan dalam interaksi dengan lingkungannya
Subyek penelitian adalah siswa Kelas V (Slameto,2003).
SDN Johar Baru 29 Jakarta Pusat yang Hasil belajar dapat dikatakan sebagai
berjumlah 40 orang, terdiri dari 15 siswi perwujudan adanya perubahan pada ranah
perempuan dan 25 siswa laki-laki. kognitif, yaitu dari tidak tahu menjadi tahu
Instrumen pengukuran hasil belajar atau mengerti. Ranah afektif yaitu dari
sikap kayang terlebih dahulu sikap acuh tak acuh menjadi pengertian.
diujicobakan. Untuk mengetahui tingkat Ranah psikomotor yaitu dari tidak tahu
validitas digunakan skala ‘’likert” dan
Suhendra,
142 Jurnal Olahraga Rekreasi, Jilid 02, Nomor dkk.2013,
1, Juni Upaya Meningkatkan
hlm. 138-144 Hasil Belajar… 142

atau belum mengerti peran yang harus menetapkan kondisi awal harus
dimainkan sampai dapat peran secara aktif. diidentifikasi seperti kemampuan
Setelah mengetahui hasil belajar siswa menguasai materi sikap kayang dalam
sejak awal kemudian disusun perencanaan senam lantai, dengan memperhatikan
program berupa tindakan, observasi dan metode mengajar, sikap dan perilaku
refleksi yang sudah diterapkan kepada dalam pembelajaran sikap kayang.
siswa sehingga menghasilkan penyusunan Selanjutnya setelah melaksanakan
pembelajaran sikap kayang yang proses pembelajaran siswa kemudian
diharapkan. mengadakan tes awal untuk mengetahui
Pada proses akhir, tindakan refleksi sampai sejauh mana peningkatan hasil
yang digunakan untuk mengetahui letak belajar yang dicapai oleh siswa. Penelitian
kesalahan penerapan program perencanaan ini dilaksanakan sesuai dengan jam
dan kekurangan yang muncul dianalisis pelajaran pendidikan jasmani disekolah.
untuk mengetahui hubungan penerapan Waktu yang diberikan sesuai dengan
program teridentifikasi dan diketahui rencana pelaksanaan pembelajaran yang
dalam penerapan pembelajaran sikap telah dibuat yaitu: 3 x 35 menit. Penelitian
kayang, maka hasil identifikasi tersebut ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus, setiap
digunakan sebagai bahan untuk menyusun siklus dilaksanakan sebanyak 3 x
perencanaan tahap berikutnya. pertemuan, dan siklus terhenti sampai
Proses analisis tahapan dalam siklus siswa memperlihatkan peningkatan yang
ini, terletak pada proses penyusunan sesuai dengan terget yang telah ditentukan.
konsep dasar penelitian yang dilakukan. Pada pertemuan pertama siswa lebih
Pada demikian setiap siklus yang diutamakan pada pemahaman tentang
digunakan menjadi acuan untuk menuntut konsep gerak sikap kayang.Secara garis
tahapan pada siklus berikutnya secara besar siswa masih belum paham akan
terstruktur. Oleh sebab itu, bentuk konsep gerak sikap kayang pada materi
pengambilan keputusan yang berhubungan senam lantai. Siswa masih belum paham
dengan penetapan kondisi awal, bagaimana sikap awal, sikap melentingkan
perencanaan program, tindakan, bservasi, badan, dan sikap akhir yang benar ketika
dan refleksi dapat digunakan sebagai bekal melakukan sikap kayang.Siswa masih
dalam penyusunan perencanaan pada belum percaya diri dalam melakukan
siklus selanjutnya. gerakan sikap kayang didepan teman-
Kemampuan awal yang bertujuan temannya.
untuk mengetahui secara awal tingkat Pertemuan kedua, menjelaskan
penguasaan teknik dasar yang dapat kembali konsep sikap kayang dan guru
dicapai siswa terutama untuk mengetahui mendemonstrasikan cara memberikan
seberapa tinggi tingkat penguasaan siswa bantuan kepada temannya mengenai
dalam melakukan sikap kayang yang gerakan sikap kayang kemudian
diajarkan. memberikan penugasan kepada para siswa
Penelitian berinteraksi langsung untuk melakukan sikap kayang dan setiap
dengan siswa pada saat melakukan siswa diajak untuk saling membantu
observasi selama proses kegiatan belajar gerakan yang dilakukan temannya secara
mengajar berlangsung. Pelaksanaan bergantian. pada pertemuan ketiga,
diawali dengan siswa membuat barisan, selanjutnya melakukan penilaian sikap
do’a, pemanasan, lalu peneliti menjelaskan kayang yang akan dinilai oleh peneliti dan
tentang materi sikap kayang yang paling kolaborator serta mengevaluasi mengenai
utama materi sikap kayang yang akan kesalahan dan tingkat kesulitan yang
dilakukan. dialami siswa.
Tahapan dan struktur kegiatan yang Pada siklus II ini diadakan 3 kali
disusun mulai dari refleksi awal pertemuan, pertemuan pertama yaitu
Suhendra, dkk. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar… 143

menjelaskan konsep sikap kayang dengan Pembelajaran pendidikan jasmani


menggunakan bantuan media dinding dengan menggunakan berbagai media
kemudian diberikan penugasan mengenai adalah cara atau strategi guru dalam
gerakan sikap kayang. Pada pertemuan mengajarkan materi pada para siswa agar
kedua, selanjutnya menjelaskan kembali dapat diikuti dengan baik. Siswa harus siap
konsep sikap kayang dan diberikan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
penugasan mengenai sikap kayang dengan apa yang diperintahkan oleh gurunya.
bantuan media dinding yang dibantu oleh Pembelajaran dengan menggunakan
teman sebaya. Pertemuan ketiga, media pada hakikatnya menekankan siswa
selanjutnya mengadakan tes siklus II. untuk belajar tahapan demi tahapan untuk
Secara garis besar siklus II ini siswa menemukan konsep dan memahami
memahami konsep gerakan sikap kayang maksud serta prinsip-prinsip pembelajaran
dengan benar, pemahaman ini dapat dilihat secara menyeluruh dengan penggunaan
dari cara siswa menjelaskan, mempelajari media sebagai alat bantu dalam proses
dan memperaktekan gerakan - gerakan pembelajaran. Pembelajaran ini juga perlu
yang sesuai dengan arahan dari guru, siswa memanfaatkan sumber belajar, baik yang
mampu melakukan gerakan sikap kayang. sifatnya dirancang secara khusus untuk
Pada tahap kedua ini siswa mulai keperluan pelaksanaan pembelajaran,
merasakan perkembangan pembelajaran maupun sumber belajar yang tersedia
mengenai sikap kayang, ini terlihat dari dilingkungan luar yang dapat
seluruh siswa yang membantu siswa lain dimanfaatkan.Pembelajaran ini juga perlu
dalam mempelajari gerakan sikap kayang, mengoptimalkan media pembelajaran yang
dalam keadaan seperti ini siswa dapat ada, dengan menggunakan media yang
saling bekerja sama dalam memahami cukup membantu siswa dalam melakukan
pembelajaran dan melakukan gerakan gerakan-gerakan yang diajarkan.
sikap kayang. Kegiatan siklus pertama yang
Setelah dilakukan tes awal untuk direalisasikan melalui tindakan
mengetahui kondisi sikap kayang siswa memberikan hasil sebagai berikut : 1) guru
sebelum menggunakan media bola fisio, memberikan pembelajaran kepada siswa
diperoleh persentase sebesar 15,15% lalu sesuai rencana dan design pembelajaran,
hasil tersebut dijadikan acuan sebagai data dan hasil nilai rata - rata siswa dalam
guna melihat perkembangan siswa. pembelajaran sikap kayang senam lantai
Prosentase hasil penelitian setelah yaitu: 66,6 atau 13 siswa yang sudah
dilakukan siklus I sebesar 39,39% hasil tuntas dan 23 siswa yang tidak tuntas.
tersebut kemudian dianalisis untuk melihat Kegiatan siklus kedua yang di
perkembangan pembelajaran, setelah realisasikan melalui tindakan hasil refleksi
dilakukan peningkatan kemampuan dari siklus 1 yang memberikan hasil
gerakan sikap kayang menggunakan media sebagai berikut: 1) guru memberikan
dinding. Setelah dilakukan pada siklus II pembelajaran kepada siswa sesuai rencana
maka diperoleh prosentase hasil menjadi dan design pembelajaran, hasilnya rata-
100% dengan demikian hasilnya cukup rata 81,25 atau 33 siswa tuntas.
signifikan.Sehingga dapat disimpulkan Setelah melakukan aktifitas
bahwa penggunaan media bola fisio dan penelitian, maka dapat di simpulkan
media dinding dapat meningkatkan bahwa dengan penggunaan media bola
gerakan sikap kayang pada materi senam fisio dan media dinding dalam
lantai. pembelajaran sikap kayang mampu
meningkatkan hasil belajar sikap kayang
SIMPULAN pada siswa kelas V SDN Johar Baru 29
Jakarta Pusat.
Suhendra,
144 Jurnal Olahraga Rekreasi, Jilid 02, Nomor dkk.2013,
1, Juni Upaya Meningkatkan
hlm. 138-144 Hasil Belajar… 144

DAFTAR RUJUKAN

Burham, Retnaningsi. 2008. Peningkatan Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor


Pembelajaran dalam Sistem yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Pendidikan Nasional Rineka Cipta.
Indonesia.Jakarta: Universitas Sodikin Chandra dan Achmad Esnoe
Negeri Jakarta Press. Sanoesi.2010. Pendidikan
Imran, Ali. 1996. Belajar dan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Pembelajaran.Jakarta: Pustaka untuk SMP kelas VII.Jakarta:
Jaya. Kemendiknas.
Latuheru, John. D. 1986. Pembelajaran Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa
Dalam Proses Belajar Masa Aktif Dalam Proses Belajar
Kini.Bandung: Zahara. Mengajar. Bandung: CV. Sinar
Mahendra, Agus. 2001. Pembelajaran Baru.
Senam Pendekatan Pola Gerak Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil
Dominan untuk Siswa Proses Belajar
SLTP.Jakarta: Departemen Mengajar.Bandung: PT Remaja
Pendidikan Nasional. Rosdakarya.
Purwanto, Ngalim. 2000. Prinsip dan Supandi. 1992. Strategi Belajar Mengajar
Tehnik Evaluasi Pengajaran. Pendidikan Jasmani. Depdikbud.
Jakarta: Rosdakarya. Syarifuddin, Aip. 1991. Belajar Aktif
Samsudin. 2008. Pembelajaran Senam Ketangkasan untuk
Pendidikan Jasmani Olahraga Sekolah Dasar Kelas 1 –
dan Kesehatan SMP/MTS.Jakarta: 6.Jakarta: PT Grasindo.
Litera. http://www.duniapotentia.com/potentia/sh
Siregar, Nofi Marlina. 2007. Belajar opexd.asp?id=1039 (diakses 02
Gerak. Jakarta: Universitas Negeri Oktober 2012)
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai