Anda di halaman 1dari 26

PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA

MASALAH PSIKOSOSIAL
A. Pengkajian
1. Infomasi umum
Inisial Klien : Tn. Y
Usia : 64 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku : Sunda
Bahasa dominan : Bahasa Indonesia
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Jln. Tabrani Ahmad Komp. Mandau Permai M. 3
Diagnosa media : Hipertensi
Riwayat alergi : Tidak ada
Diet : Diet rendah garam
Nama Iistri : Ny. Juharna
Umur : 54 Tahun
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : S2 Kesehatan
Nama Anak : Afif Supiyana
Umur : 32Tahun
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : S1 Teknik Informatika
Nama Anak : Nurmaya Sari
Umur : 27 Tahun
Pendidikan : D3 Kebidanan
Nama Anak : Irfan Setiawan
Umur : 25 Tahun
Pendidikan : S1 Keperawatan

2. Keluhan utama
Klien mengatakan sulit tidur, dan pusing jika TD nya tinggi.
3. Kegiatan kehidupan sehari-hari
Klien suka makan sayur – sayuran seperti tauco, kacang kacangan dan
setiap harinya makan ada sayur setelah itu ikan bervariasi untuk makanan
selanjutnya, dan klien suka makan berjenis tahu tetapi istri dan anak nya
tidak terlalu suka makan tahu. Tinggi badan pasien 156 cm, klien makan 3
kali sehari atau 4 kali sehari, Pasien kadang kadang tidur siang sekitar 2
jam. Klien mengatakan, sebelum terjadinya hipertensi tidur nya baik-baik
saja. Setelah ia tahu ada hipertensi pola tidurnya berubah, klien kadang
susah tidur dan jika tertidur sering terbangun karena merasa tidak nyaman.
klien mencoba untuk relax dengan tidak memikirkan penyakitnya agar klien
bisa tertidur. Klien bangun tidur sekitar jam 4 atau 5 untuk sholat subuh.
Klien mengatakan kadang kadang mudah untuk tidur dan kadang kadang
susah untuk tidur dan pada malam hari sering kali terbangun mungkin
karena kepikiran penyakitnya, klien mengatakan istirahat nya cukup banyak
tetapi jarang tidur dengan waktu yang lama, klien istirahat pada siang
kadang kadang jika tidak sibuk. Klien kadang mengeluh aktivitasnya
menurun mudah Lelah. Tidak ada kecacatan diri klien dan tidak ada
keterbatasan dalam berjalan atau apa pun itu.
4. Riwayat pengobatan fisik
Klien sebelumnya pernah diperiksa ke dokter tentang hipertensinya dan
pernah melakukan pengobatan ke pengobatan alternatif.
5. Tingkat ansietas
Tingkat ansietas klien sedang. Adapun perilaku yang di timbulkan klien, TD
meningkat, pola tidur berubah, sakit kepala.
6. Pengkajian fisik
a. Riwayat penyakit : klien mengatakan tidak ada sebelum nya riwayat
penyakit hipertensi. Baru baru ini klien mengalami hipertensi.
b. Klien tidak merokok dan tidak pernah minum minuman beralkohol.
Istirahat dan tidur: Setelah ia tahu ada hipertensi pola tidurnya berubah sulit
untuk tidur padahal matanya sudah ngantuk biasanya klien tidur jam 10
paling cepat dan kadang tidak tentu bahkan sering jam 11 ke atas, klien
mencoba untuk relax dengan tidak memikirkan penyakitnya agar klien bisa
tertidur. Klien bangun tidur sekitar jam 4 atau 5 untuk sholat subuh. Klien
mengatakan kadang kadang mudah untuk tidur dan kadang kadang susah
untuk tidur dan pada malam hari sering kali terbangun mungkin karena
kepikiran penyakitnya, klien mengatakan istirahat nya cukup banyak tetapi
jarang tidur dengan waktu yang lama, klien istirahat pada siang kadang
kadang jika tidak sibuk. Klien kadang mengeluh aktivitasnya menurun
mudah Lelah. Tidak ada kecacatan diri klien dan tidak ada keterbatasan
dalam berjalan atau apa pun itu.
c. Eliminasi : klien BAK 4 atau sampai 5 kali, dan BAB 1 hari sekali.
d. TTV: TD: 170/100 mmHg, T: 36,50C, R: 20 x/menit, N: 78x/menit.
e. Kulit dan Integumen
Inspeksi : Tidak ada luka di sekitar tubuh , kulit berwarna sawo
matang.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tekstur kulit elastis.
f. Kepala
Inspeksi : warna rambut klien putih (beruban), rambutnya pendek
dan tipis, distribusinya tidak berminyak, tidak ada ketombe.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan atau massa.
g. Mata
Inspeksi : konjungtivanya tidak anemis, pupilnya isokor (mengecil
terhadap cahaya)
Palpasi : tidak ada nyeri tekan atau massa. Ketajaman mata klien
sudah mengurang jika melihat tulisan dengan jarak sedikit jauh, tetapi
bisa melihat orang dengan jelas dengan jarak jauh maupun dekat. Klien
biasanya menggnakan kaca mata plus untuk melihat tulisan ataupun
Hanphone. Reflek mengedip pada pasien bagus saat di sentuhkan kapas
ke mata.
h. Telinga
Inspeksi : tidak ada pengeluaran serumen telinga.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan atau massa, tes pendengaran saat
berbisik dibelakang klien, klien mendengar dengan baik.
i. Hidung
Inspeksi : tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak ada cupping hidung.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan atau massa. Pemeriksaan minyak
kayu putih dengan menyuruh klien menebak bau apa yang dicium oleh
klien, klien menjawab dengan benar
j. Mulut
Inspeksi : kebersihan mulut tidak ada caries, tidak ada sariawan di
mulut pasien, mukosa bibir klien lembab berwarna merah tua.
k. Pernafasan
Inspeksi : tidak ada hambatan saat bernafas, tidak ada sesak nafas,
tidak ada jejas atau hematom
Palpasi : pergerakan dada seirama/ sama. Tidak ada nyeri dada.
l. Kardiovaskuler
Inspeksi : tidak ada riwayat penyakit jantung
Auskultasi : bunyi jantung lup dup
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara sonor, tidak ada nyeri saat diperkusi ginjal.
m. Muskuloskeletal
Otot : Inspeksi : otot lengan kiri dan kanan sama tidak ada tremor
Palpasi : suhu badan normalnya tidak dingin dan tidak
panas
Tulang: Inspeksi : bentuk tulang simetris, cara berjalan lurus tidak
membengkok
Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri pada tulang.
7. Genogram
Klien mempunyai dua anak laki - laki, dan 1 anak perempuan. Memiliki
istri. nenek dan kakek Tn. Y sudah meninggal, Tn. Y anak ke 2 dari 3
saudara. 2 laki laki dan 1 perempuan. Nenek dan kakek Ny. J sudah
meninggal , Ny. J anak ke 4 dari 6 bersaudara, 1 laki-laki dan 5 saudara
berjenis kelamin perempuan.

X X
X X

Keterangan : : Perempuan

: Laki laki
: Klien
: Garis keturunan
: Garis perkawinan
: Garis serumah
X : Meninggal
8. Pengambilan keputusan : Kepala keluarga
9. Kebiasaan yang dilakukan bersama klien
Klien dan keluarga setiap harinya berkumpul untuk berkomunikasi apa saja.
Atau jalan jalan dan makan bersama anak dan istrinya.
10. Kegiatan yang dilakukan keluarga dalam masyarakat
Klien mengatakan mengikuti kegiatan gotong royong dan setiap harinya
sholat di surau dekat rumah.
11. Riwayat sosial
a. Pola sosial
b. Obat obatan yang dikomsumsi
1) Klien mengatakan kadang kadang meminum obat dari resep dokter
jika TD tinggi dan nyeri.
2) Captensin 12,5 Mg biasa klien gunakan 2 kali sehari jika TD nya
tinggi atau obat Amplodipin 5 Mg, 2 kali sehari jika TD klien naik.
3) Klien mengatakan tidak menggunakan alkohol dan obat-obatan untuk
mengatasi masalahnya.
12. Persepsi dan harapan
Klien mengatakan klien khawatir dengan penyakit TD tinggi, takut
penyakitnya semakin bertambah parah. Harapan semoga umurnya panjang
dan diberi kesehatan selalu dan bisa lihat anak anak bahagia. Keluarga klien
juga mengatakan semoga istrinya nya baik baik saja dan di beri kesehatan
selalu. Persepsi keluarga tentang kondisi pasien memberi dukungan saja
agar klien nya tidak memikirkan hal hal yang aneh. Sebenarnya keluarga
pasien juga khawatir jika TD klien meningkat.
13. Status mental dan emosional
a. Penampilan
1) Postur tubuh klien berubah saat ditanya-tanya terkait kesehatannya.
2) Cacat fisik: klien tidak memiliki cacat fisik
3) Kontak mata: klien melakukan kontak mata saat berinteraksi dengan
orang lain.
4) Pakaian: klien berpakaian rapi sesuai tempat dan kondisi saat ini.
5) Perawatan diri: klien mengatakan mandi 3 kali atau 2 hari sekali, pagi,
siang hari dan sore jam 5 sorean.
b. Tingkah laku
Tingkah laku klien saat dikaji terlihat tegang.
c. Pola komunikasi
Pola komunikasi pada klien jelas dan dapat dimengerti.
d. Mood dan afek
Perasaan klien biasa biasa aja tidak ada yang ditunjukan oleh klien yang
berlebihan .
e. Proses pikir
Proses pikir klien terhadap penyakitnya, bahwa klien mengatakan
mengatakan dikarenakan pola makan nya yang dulu ini dampak dari
penyakitnya, tetapi klien tidak begitu menyalah dirinya karena sekarang
pasien lebih menjaga pola makannya. Jadi pola pokir kalien jelas dan
logis.
f. Persepsi
Tidak tampak penyimpangan persepsi seperti halusinasi.
g. Kognitif
1) Orientasi realita : klien memiliki orientasi yang baik terhadap waktu,
tempat, orang dan situasi.
2) Memori : tidak ada gangguan daya ingat.
3) Tingkat konsentrasi dan berhitung : klien mampu berkonsentrasi.
h. Ide-ide bunuh diri
Tidak terdapat ide-ide merusak diri atau orang lain pada klien.
i. Latar belakang status sosial budaya
Pekerjaan klien wirausaha, hubungan sosial dengan tetangga baik baik
saja dan begitupun dengan keluarga. Gaya hidup pasien yang dulu suka
makanan makanan yang asin asin, gaya hidup tidak sehat, tetapi sekarang
klien dipantau ketat untuk pola hidup sehat. Dan klien sering bertukar
pendapat bersama istrinya dan juga anak anaknya jika menyelesaikan
masalah ataupun menyakan sesuatu.
j. Kultural dan spiritual
1) Agama yang dianut
a) Klien mengatakan sholat lima waktu. Selain itu, jika klien merasa
pusing, klien sholat dengan cara tiduran atau duduk, karena
menurut klien selagi bisa melaksanakan sholat, tetap harus
dilaksanakan.
b) Klien mengatakan setelah sholat atau istighfar klien merasa lebih
tenang.
2) Budaya yang diikuti
a) Klien mengatakan tidak ada pengaruh budaya yang mempengaruhi
terjadinya masalah, melainkan karena pola hidup sehat yang tidak
dijalankan, terutama pola makan.
b) Saat ini tingkat perkembangan klien sudah terpenuhi semuanya.
B. Analisa Data
Inisial Klien : Tn. Y
Usia : 56 Tahun
Diagnosa Medis : Hipertensi

Data Masalah Keperawatan


Ds: Ansietas
1.Klien mengatakan merasa khawatir
dengan kondisinya
2.Klien mengatakan apakah dirinya
akan sembuh
3.Pasien mengatakan sering pusing
kepala.
4.Klien mengatakan jika pusingnya
datang kepalanya seperti ditusuk
tusuk.
5.Klien mengatakan kadang minum obat
penurun darah tinggi jika TD nya
tinggi.
6.Keluarga pasien mengatakan merasa
khawatir jika TD darah klien
meningkat.
7.Keluarga klien mengatakan, sekarang
lebih diatur pola makan untuk suami
dan keluarganya.
8.Klien mengatakan sebelum terjadinya
hipertensi tidur nya baik-baik saja.
Setelah ia tahu ada hipertensi pola
tidurnya berubah
9.Klien mengatakan jika sulit tidur ia
melakukan Teknik relaksasi
10. Klien mengatakan sering terbangun
saat tidur karena kepikiran

Do:
1.Klien sulit tidur
2.TD : 170/100 mmHg, Nadi: 79
x/menit, R: 20x/menit
3.Penglihatan mata klien buram
4.Tampak tegang
5.Keluarga saling menjaga angota
keluarga
Ds: Nyeri Akut
1.Pengkajian nyeri:
P: Karena tekanan darah tinggi
Q: Kepala terasa tertusuk tusuk
R: Bagian kepala pusing
S: Skala nyeri nya 5
T: Hilang timbul
2.Klien mengatakan sebelum terkena
riwayat hipertensi klien suka makan
hati ayam dan suka makanan yang
asin asin, dulunya klien tidak pantang
makan.
3.Klien mengatakan minum obat
penurun darah tinggi saja .
Do:
1.Klien nampak meringis
2.Klien sulit tidur
3.TD: 170/100 mmHg, Nadi:79 x/menit,
R: 20 x/ menit.
4.Klien lebih protektif dengan dirinya,
dengan menjaga pola makan dan
menjaga kesehatannya.

Ds: Gangguan Pola Tidur


1.Klien mengatakan sulit tidur
2.Klien mengatakan sering terjaga
3.Klien mengatakan tidak puas tidur
4.Klien mengatakan tidurnya tidak
teratur
5.Klien mengatakan istirahatnya tidak
cukup
6.Klien mengatakan sering terbangun
pada malam hari
Do:
1.Sulit tidur.
2.Kemampuan beraktivitas menurun.
C. Rencana

Diagnosa keperawatan Luaran SLKI Intervensi Keperawatan (SIKI)


Ansietas Setelah dilakukan Reduksi ansietas
asuhan keperawatan
selama 3 kali 24  Pantau perubahan
jam, maka tanda-tanda vital dan
diharapkan tingkat
kondisi yang
ansietas menurun
dengan kriteria hasil:
menunjukan peningkatan
a. Verbalisasi kecemasan klien.
khawatir akibat  Berikan informasi
kondisi yang serta bimbingan
dihadapi menurun antisipasi tentang segala
(5) bentuk kemungkinan
b. Perilaku tegang yang akan terjadi di
menurun(5) masa yang akan datang.
c. Keluhan pusing  Ajarkan teknik
menurun (5) relaksasi diri dan
d. TD menurun (5)
pengendalian perasaan
e. Perasaan
keberdayaan
negatif atas segala hal
membaik (5) yang dirasakan klien.
f. Orientasi  Instruksikan untuk
membaik (5) melaporkan timbulnya
gejala-gejala kecemasan
yang muncul yang tidak
dapat lagi dkontrol.
 Tingkatkan koping
individu klien.
 Berikan dukungan
emosi selama stres.

Terapi Relaksasi

 Identifikasi teknik
relaksasi yang pernah
efektif digunakan
 Identifikasi
kesediaan, kemampuan,
dan penggunaan teknik
sebelumnya
 Periksa ketegangan
otot, frekuensi nadi,
tekanan darah, dan suhu
sebelum dan sesudah
latihan
 Monitor respons
terhadap terapi relaksasi
 Ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan suhu
ruang nyaman, jika
memungkinkan
 Berikan informasi
tertulis tentang persiapan
dan prosedur teknik
relaksasi
 Gunakan pakaian
longgar
 Gunakan nada suara
lembut dengan irama
lambat dan berirama
 Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik atau tindakan
medis lain, jika sesuai
 Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan, dan
jenis, relaksasi yang
tersedia (mis. music,
meditasi, napas dalam,
relaksasi otot progresif)
 Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang
dipilih
 Anjurkan
mengambil psosisi
nyaman
 Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
 Anjurkan sering
mengulang atau melatih
teknik yang dipilih’
 Demonstrasikan dan
latih teknik relaksasi
(mis. napas dalam,
pereganganm atau
imajinasi terbimbing )

Nyeri Akut Setelah dilakukan Dukungan Nyeri Akut:


asuhan keperawatan Pemberian analgesik
selama 3 kali 24
jam, maka Observasi
diharapkan tingkat
nyeri menurun dan a. Identifikasi karakteristik
kontrol nyeri nyeri (mis. pencetus,
meningkat dengan pereda, kualitas, lokasi,
kriteria hasil: intensitas, frekuensi,
1. Keluhan nyeri durasi)
menurun (5) b. Identifikasi riwayat alergi
2. Meringis obat
menurun (5) c. Identifikasi kesesuaian
3. Kesulitan tidur jenis analgesik (mis.
menurun (5) narkotika, non-narkotika,
4. Frekuensi nadi atau NSAID) dengan
membaik (5) tingkat keparahan nyeri
5. Tekanan darah d. Monitor tanda-tanda vital
membaik (5) sebelum dan sesudah
6. Proses pikir pemberian analgesik
membaik (5) e. Monitor efektifitas
7. Pola tidur analgesik
membaik (5)
Terapeutik

a. Diskusikan jenis analgesik


yang disukai untuk
mencapai analgesia
optimal
b. Pertimbangkan
pengguanaan infus kontinu,
atau bolus oploid untuk
mempertahankan kadar
dalam serum
c. Tetapkan target efektifitas
analgesik untuk
mengoptimalkan respons
pasien
d. Dokumentasikan respons
terhadap efek analgesik
dan efek yang tidak
diinginkan

Edukasi

Jelaskan efek terapi dan efek


samping obat

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dosis
dan jenis analgesik, sesuai
indikasi

Dukungan Nyeri Akut:


Manajemen Nyeri

Observasi

a. Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
c. Identifikasi respons nyeri
non verbal
d. Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
e. Identifikasi pengetahuan
dan keyakinan tentang
nyeri
f. Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon
nyeri
g. Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas hidup
h. Monitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
i. Monitor efek samping
penggunaan analgetik

Terapeutik

a. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
b. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
c. Fasilitasi istirahat dan
tidur
d. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi

a. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
c. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
d. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
e. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

Kolaborasi pemberian
analgetik
Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukan Terapi Relaksasi
asuhan keperawatan
selama 3 kali 24 Observasi
jam, maka
diharapkan status a. Identifikasi penurunan
kenyamanan pasien tingkat energi,
meningkat dengan ketidakmampuan
kriteria hasil: berkonsentrasi, atau gejala
1. Keluhan sulit lain yang mengganggu
tidur membaik kemampuan kognitif
(5) b. Identifikasi Teknik
2. Keluhan sering relaksasi yang pernah
terjaga teratasi efektif digunakan
(5) c. Identifikasi kesediaan,
3. Keluhan tidak kemampuan, dan
puas tidur tidak penggunaan Teknik
ada lagi (5) sebelumnya
4. Keluhan pola d. Periksa ketegangan otot,
frekuensi nadi, tekanan
tidur berubah
darah, dan suhu sebelum
teratasi (5)
dan sesudah Latihan
5. Keluhan istirahat e. Monitor respons terhadap
yang tidak cukup terapi relaksasi
dapat teratasi
(5) Terapeutik
a. Ciptakan lingkuungan
tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan
suhu ruang nyaman jika
memungkinkan
b. Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan
prosedur Teknik relaksasi
c. Gunakan pakaian longgar
d. Gunakan nada suara
lembut dengan irama
lambat dan berirama
e. Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
analgetic atau Tindakan
media lain, jika sesuai

Edukasi

a. Jelaskan tujuan, manfaat,


Batasan, dan jenis
relaksasi yang tersedia
(mis, music, meditasi,
napas dalam, relaksasi
otot progresif)
b. Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang
dipilih
c. Anjurkan mengambil
posisi nyaman
d. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
e. Anjurkan sering
mengulangi atau melatih
Teknik yang dipilih
f. Demonstrasikan dan latih
Teknik relaksasi (mis
napas dalam, peregangan,
atau imajinasi terbimbing)

Teknik menenangkan

Observasi

a. Identifikasi masalah yang


dialami
Terapeutik

a. Buat kontrak dengan


pasien
b. Ciptakan ruangan yang
tenang dan nyaman

Edukasi

a. Anjurkan mendengarkan
music yang lembut atau
music yang disukai
b. Anjurkan berdoa,
berzikir, membaca kitab
suci, ibadah sesuai agama
yang dianut
c. Anjurkan melakukan
Teknik menenangkan
hingga perasaan menjadi
tenang

Terapi Relaksasi Otot


Progresif

Observasi

a. Identifikasi tempat yang


tenang dan nyaman
b. Monitor secara berkala
untuk memastikan otot
rileks
c. Monitor adanya indikator
tidak rileks (mis, adanya
Gerakan, pernapasan yang
berat)

Terapeutik

a. Atur lingkungan agar


tidak ada gangguan saat
terapi
b. Berikan posisi bersandar
pada kursi atau posisi
lainnya yang nyaman
c. Hentikan sesi relaksasi
secara bertahap
d. Beri waktu
mengungkapkan
perasaan tentang terapi

Edukasi

a. Anjurkan memakai
pakaian yang nyaman
dan tidak sempit
b. Anjurkan melakukan
relaksasi otot rahang
c. Anjurkan menegangkan
otot selama 5 sampai 10
detik, kemudian anjurkan
untuk merilekskan otot
20-30 detik, masing-
masing 8 sampai 16 kali
d. Anjurkan menegangkan
otot kaki selama tidak
lebih dari 5 detik untuk
menghindari kram
e. Anjurkan focus pada
sensasi otot yang
menegang
f. Anjurkan focus pada
sensasi otot yang relaks
g. Anjurkan bernapas
dalam dan perlahan
h. Anjurkan berlatih di
antara sesi regular
dengan perawat

Latihan Otogenik

Observasi

a. Identifikasi indikasi
dilakukan Latihan
otogenik

Terapeutik

a. Siapkan lingkungan yang


tenang dan nyaman
b. Kenakan pasien pakaian
yang nyaman dan tidak
membatiasi pergerakan
c. Bacakan pernyataan
(skrip) yang disiapkan,
berhenti sejenak minta
mengulang secara
internal.
d. Gunakan pernyataan
yang menimbulkan
perasaan senang, ringan,
atau rasa melayang pada
bagian tubuh tertentu

Edukasi

a. Jelaskan tujuan dan


prosedur Latihan
otogenik
b. Anjurkan duduk di kursi
atau berbaring dalam
posisi telentang
D. Implementasi Dan Evaluasi
Inisial klien : Tn. Y
Usia : 64 Tahun
Diagnosa Media : Hipertensi
Diagnosa Keperawatan : Ansietas, nyeri akut, gangguan pola tidur
Tanggal Implementasi Evaluasi
01 Desember 2020 Ds: Ds:
 Klien mengatakan  Klien mengatakan
tidak tahu teknik merasa khawatir
relaksasi yang dengan keadaannya
digunakan sekarang, takut karena
 Klien mengetakan usianya saat ini dan
untuk meredakan makin parah dengan
nyerinya dengan penyakitnya
meminum obat  Klien mengatakan
penurun darah tinggi suka posisi semi
 Klien mengatakan fowler.
sulit tidur saat Do:
memejamkan mata  Klien bisa mengulangi
 Klien mengatakan penjelasan yang sudah
tidak puas tidur diberikan.
 Klien mengatakan  Melakukan teknik
keluarga pasien tahu nafas dalam
cara perawatan dan  Klien tampak lebih
menjaaga pola makan nyaman dengan posisi
untuk keluarganya. semi powler.
 Klien mengatakan  TD: TD : 170/100
sering terbangun saat mmHg, Nadi: 79
malam hari x/menit, R: 20x/menit.
 Pasien mengatakan  Klien suka di ajak
khawatir terhadap berdiskusi.
dirinya kapan ia  Klien bersikap ramah
sembuh. selama berdiskusi
Do  Keluarga
 Pasien terlihat mendengarkan dengan
bingung aktif
 Tampak tegang
 Keluarga saling Analisa
menjaga angota  Masalah ansietas
keluarga belum teratasi.
 Klien sulit tidur  Masalah nyeri belum
 Sesekali Memegang teratasi
kepalanya yang sakit  Masalah gangguan
 TD : 160/100 mmHg, rasa naman belum
Nadi: 72 x/menit, R: teratasi.
18x/menit. Planning:
 Latih teknik relaksasi
Diagnosa Keperawatan nafas dalam 3 x/hari,
Ansietas tiap bangun tidur,
Nyeri akut siang hari semisal
Gangguan pola tidur beraktivitas, dan
sebelum tidur
Rencana tindak lanjut  Evaluasi teknik nafas
 Bina hubungan saling dalam
percaya  Evaluasi posisi yang
 Mengidentifikasi nyaman
penyebab klien cemas  Ajarkan teknik
atau mengekspresikan hipnosis 5 jari.
perasaannya.  Ajarkan Teknik
 Mengidentifikasi relaksasi seperti
perawatan yang sudah napas dalam
diketahui sama pasien peregangan atau
 Mengidentifikasi pola imajinasi
tidur klien terbimibing.
 Menjelaskan manfaat  Berikan ruangan
teknik relaksasi yang tenang dan
kepada pasien nyaman
 Anjurkan mengambil
posisi yang nyaman
 Mengajarkan teknik
relaksasi kepada klien
02 Desember 2020 Ds Ds
 Klien meengatakan  Klien mengatakan
masih sedikit pusing nyeri dikepala sudah
 Klien mengatakan berkurang
takut dengan  klien mengatakan
kondisinya sudah melakukan
 Klien mengatakan teknik relaksasi nafas
apakah dirinya akan dalam sesuai dengan
sembuh dijadwalkan.
 Klien mengatakan  Klien mengatakan
terkadang merasa tehnik hipnosis 5
terganggu dengan biasa-biasa aja belum
pusing yang dirasakan ada efeknya. Lebih
 Klien mengatakan nyaman tehnik nafas
masih tebangun di dalam.
malam hari  Klien mengatakan
 Klien mengatakan rasa khawatirnya
masih tidak puas sedikit berkurang.
dengan tidurnya  Klien mengatakan
Do masih merasa
 Klien masih nyaman dengan
mengingat cara posisi berbaring
pertama yang dengan telentang.
diajarkan nafas dalam  Klien mengatakan
 Klien terlihat khawatir masih terbangun
 Wajah klien tampak pada malam hari
tegang  Klien mengatakan
 TD: 160/90 mmHg, masih belum puas
Nadi 85x/menit, RR dengan tidurnya
20x/menit  Klien mengatakan
Rencana akan berlatih tehnik
 Evaluasi teknik relaksasi dalam dan
relaksasi nafas dalam tehnik hipnosis 5 jari.
3 x/hari, tiap bangun Do
tidur, siang hari  Wajah klien tidak
semisal melkukan tampak begitu tegang
aktivitas dan sebelum  TD: 160/90 mmHg,
tidur Nadi 85x/menit, RR
 Evaluasi teknik nafas 20x/menit
dalam  Klien mampu
 Evaluasi tingkat melakukan tehnik
kecemasan relaksasi nafas dalam
 Mengajarkan tehnik dan tehnik hipnosis 5
distraksi hipnosis 5 jari dengan cukup
jari baik.
 Mengevaluasi rasa Analisa
nyaman  Masalah ansietas
 Evaluasi tingkat nyeri teratasi sebagian

 Evaluasi pola tidur  Masalah gagguan rasa


nyaman teratasi
sebagian
 Masalah nyeri akut
teratasi sebagian.
Planning
 Evaluasi tehnik nafas
dalam dan hipnosis 5
jari.
 Latih tehnik spiritual
(istighfar)
 Evaluasi tingkat
kecemasan
 Evaluasi tingkat
kenyamanan
 Evaluasi tingkat nyeri
 Berikan pakaian yang
nyaman dan tidak
sempit
 Latih otot kaki selama
5 detik untuk
menghindari kram
 Berikan posisi nyaman
pada saat tidur
 Berikan Teknik
relaksasi yang nyaman
untuk pasien seperti
napas dalam,
peregangan, atau
imajinasi terbimbing

03 Januari 2021 Ds Ds
 Klien mengatakan  Klien mengatakan
nyerinya untuk hari ini sudah melakukan
tidak ada tehnik relaksasi
 Klien mengatakan  Klien mengatakan
selalu diingat untuk terapi hipnosis 5 jari
minum obat penurun klien tidak
darah tinggi oleh melakukannya karena
keluarganya. konten-kontenya
 Klien mengatakan jarinya klien lupa.
cemasnya sudah  Klien mengatakan
sangat berkurang tidurnya tidak sesulit
walaupun terkadang sebelumnya saat
merasa khawatir saat malam hari setelah ia
mengingat kondisinya dilatih istighfar dan
 Klien mengatakan nafas dalam jika
tidurnya puas. membuat klien tidak
 Klien mengatakan nyaman atau tidak
tidak terbangun pada kepikiran dengan
malam hari penyakitnya.
Do  Klien mengatakan
 Klien tidak terlihat posisi yang nyaman
tegang saat tidur posisi
 Klien tampak lebih miring (lateral) dan
ceria dengan hari hari telentang.
sebelumnya. Do

 TD: 140/80 mmHg,  TD: 140/80 mmHg,


nadi: 85x/menit, R: nadi: 85x/menit, R:
18x/menit 18x/menit
 Klien tampak lebih
Diagnosa keperawatan ceria dengan hari hari
sebelumnya.
 Ansietas  Klien tidak terlihat
 Nyeri akut tegang
 Gangguan pola tidur  Klien bisa melakukan
Rencana 2 cara seperti nafas
 Evaluasi tehnik nafas dalam dan terapi
dalam dn hipnosis 5 spiritual. Sedangkan
jari. hipnosis lupa.

 Latih tehnik spiritual  Klien kooperatif dari


(istighfar) hari pertama-hari

 Evaluasi tingkat ketiga

kecemasan Analisa

 Evaluasi tingkat  Masalah ansietas

kenyamanan teratasi sebagian

 Evaluasi tingkat nyeri  Masalah nyeri akut


teratasi.
 Masalah gangguan
pola tidur teratasi.
Planning
 Evaluasi tehnik
relaksasi nafas dalam
dan istifghfar.

Anda mungkin juga menyukai