MASALAH PSIKOSOSIAL
A. Pengkajian
1. Infomasi umum
Inisial Klien : Tn. Y
Usia : 64 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku : Sunda
Bahasa dominan : Bahasa Indonesia
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Jln. Tabrani Ahmad Komp. Mandau Permai M. 3
Diagnosa media : Hipertensi
Riwayat alergi : Tidak ada
Diet : Diet rendah garam
Nama Iistri : Ny. Juharna
Umur : 54 Tahun
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : S2 Kesehatan
Nama Anak : Afif Supiyana
Umur : 32Tahun
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : S1 Teknik Informatika
Nama Anak : Nurmaya Sari
Umur : 27 Tahun
Pendidikan : D3 Kebidanan
Nama Anak : Irfan Setiawan
Umur : 25 Tahun
Pendidikan : S1 Keperawatan
2. Keluhan utama
Klien mengatakan sulit tidur, dan pusing jika TD nya tinggi.
3. Kegiatan kehidupan sehari-hari
Klien suka makan sayur – sayuran seperti tauco, kacang kacangan dan
setiap harinya makan ada sayur setelah itu ikan bervariasi untuk makanan
selanjutnya, dan klien suka makan berjenis tahu tetapi istri dan anak nya
tidak terlalu suka makan tahu. Tinggi badan pasien 156 cm, klien makan 3
kali sehari atau 4 kali sehari, Pasien kadang kadang tidur siang sekitar 2
jam. Klien mengatakan, sebelum terjadinya hipertensi tidur nya baik-baik
saja. Setelah ia tahu ada hipertensi pola tidurnya berubah, klien kadang
susah tidur dan jika tertidur sering terbangun karena merasa tidak nyaman.
klien mencoba untuk relax dengan tidak memikirkan penyakitnya agar klien
bisa tertidur. Klien bangun tidur sekitar jam 4 atau 5 untuk sholat subuh.
Klien mengatakan kadang kadang mudah untuk tidur dan kadang kadang
susah untuk tidur dan pada malam hari sering kali terbangun mungkin
karena kepikiran penyakitnya, klien mengatakan istirahat nya cukup banyak
tetapi jarang tidur dengan waktu yang lama, klien istirahat pada siang
kadang kadang jika tidak sibuk. Klien kadang mengeluh aktivitasnya
menurun mudah Lelah. Tidak ada kecacatan diri klien dan tidak ada
keterbatasan dalam berjalan atau apa pun itu.
4. Riwayat pengobatan fisik
Klien sebelumnya pernah diperiksa ke dokter tentang hipertensinya dan
pernah melakukan pengobatan ke pengobatan alternatif.
5. Tingkat ansietas
Tingkat ansietas klien sedang. Adapun perilaku yang di timbulkan klien, TD
meningkat, pola tidur berubah, sakit kepala.
6. Pengkajian fisik
a. Riwayat penyakit : klien mengatakan tidak ada sebelum nya riwayat
penyakit hipertensi. Baru baru ini klien mengalami hipertensi.
b. Klien tidak merokok dan tidak pernah minum minuman beralkohol.
Istirahat dan tidur: Setelah ia tahu ada hipertensi pola tidurnya berubah sulit
untuk tidur padahal matanya sudah ngantuk biasanya klien tidur jam 10
paling cepat dan kadang tidak tentu bahkan sering jam 11 ke atas, klien
mencoba untuk relax dengan tidak memikirkan penyakitnya agar klien bisa
tertidur. Klien bangun tidur sekitar jam 4 atau 5 untuk sholat subuh. Klien
mengatakan kadang kadang mudah untuk tidur dan kadang kadang susah
untuk tidur dan pada malam hari sering kali terbangun mungkin karena
kepikiran penyakitnya, klien mengatakan istirahat nya cukup banyak tetapi
jarang tidur dengan waktu yang lama, klien istirahat pada siang kadang
kadang jika tidak sibuk. Klien kadang mengeluh aktivitasnya menurun
mudah Lelah. Tidak ada kecacatan diri klien dan tidak ada keterbatasan
dalam berjalan atau apa pun itu.
c. Eliminasi : klien BAK 4 atau sampai 5 kali, dan BAB 1 hari sekali.
d. TTV: TD: 170/100 mmHg, T: 36,50C, R: 20 x/menit, N: 78x/menit.
e. Kulit dan Integumen
Inspeksi : Tidak ada luka di sekitar tubuh , kulit berwarna sawo
matang.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tekstur kulit elastis.
f. Kepala
Inspeksi : warna rambut klien putih (beruban), rambutnya pendek
dan tipis, distribusinya tidak berminyak, tidak ada ketombe.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan atau massa.
g. Mata
Inspeksi : konjungtivanya tidak anemis, pupilnya isokor (mengecil
terhadap cahaya)
Palpasi : tidak ada nyeri tekan atau massa. Ketajaman mata klien
sudah mengurang jika melihat tulisan dengan jarak sedikit jauh, tetapi
bisa melihat orang dengan jelas dengan jarak jauh maupun dekat. Klien
biasanya menggnakan kaca mata plus untuk melihat tulisan ataupun
Hanphone. Reflek mengedip pada pasien bagus saat di sentuhkan kapas
ke mata.
h. Telinga
Inspeksi : tidak ada pengeluaran serumen telinga.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan atau massa, tes pendengaran saat
berbisik dibelakang klien, klien mendengar dengan baik.
i. Hidung
Inspeksi : tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak ada cupping hidung.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan atau massa. Pemeriksaan minyak
kayu putih dengan menyuruh klien menebak bau apa yang dicium oleh
klien, klien menjawab dengan benar
j. Mulut
Inspeksi : kebersihan mulut tidak ada caries, tidak ada sariawan di
mulut pasien, mukosa bibir klien lembab berwarna merah tua.
k. Pernafasan
Inspeksi : tidak ada hambatan saat bernafas, tidak ada sesak nafas,
tidak ada jejas atau hematom
Palpasi : pergerakan dada seirama/ sama. Tidak ada nyeri dada.
l. Kardiovaskuler
Inspeksi : tidak ada riwayat penyakit jantung
Auskultasi : bunyi jantung lup dup
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara sonor, tidak ada nyeri saat diperkusi ginjal.
m. Muskuloskeletal
Otot : Inspeksi : otot lengan kiri dan kanan sama tidak ada tremor
Palpasi : suhu badan normalnya tidak dingin dan tidak
panas
Tulang: Inspeksi : bentuk tulang simetris, cara berjalan lurus tidak
membengkok
Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri pada tulang.
7. Genogram
Klien mempunyai dua anak laki - laki, dan 1 anak perempuan. Memiliki
istri. nenek dan kakek Tn. Y sudah meninggal, Tn. Y anak ke 2 dari 3
saudara. 2 laki laki dan 1 perempuan. Nenek dan kakek Ny. J sudah
meninggal , Ny. J anak ke 4 dari 6 bersaudara, 1 laki-laki dan 5 saudara
berjenis kelamin perempuan.
X X
X X
Keterangan : : Perempuan
: Laki laki
: Klien
: Garis keturunan
: Garis perkawinan
: Garis serumah
X : Meninggal
8. Pengambilan keputusan : Kepala keluarga
9. Kebiasaan yang dilakukan bersama klien
Klien dan keluarga setiap harinya berkumpul untuk berkomunikasi apa saja.
Atau jalan jalan dan makan bersama anak dan istrinya.
10. Kegiatan yang dilakukan keluarga dalam masyarakat
Klien mengatakan mengikuti kegiatan gotong royong dan setiap harinya
sholat di surau dekat rumah.
11. Riwayat sosial
a. Pola sosial
b. Obat obatan yang dikomsumsi
1) Klien mengatakan kadang kadang meminum obat dari resep dokter
jika TD tinggi dan nyeri.
2) Captensin 12,5 Mg biasa klien gunakan 2 kali sehari jika TD nya
tinggi atau obat Amplodipin 5 Mg, 2 kali sehari jika TD klien naik.
3) Klien mengatakan tidak menggunakan alkohol dan obat-obatan untuk
mengatasi masalahnya.
12. Persepsi dan harapan
Klien mengatakan klien khawatir dengan penyakit TD tinggi, takut
penyakitnya semakin bertambah parah. Harapan semoga umurnya panjang
dan diberi kesehatan selalu dan bisa lihat anak anak bahagia. Keluarga klien
juga mengatakan semoga istrinya nya baik baik saja dan di beri kesehatan
selalu. Persepsi keluarga tentang kondisi pasien memberi dukungan saja
agar klien nya tidak memikirkan hal hal yang aneh. Sebenarnya keluarga
pasien juga khawatir jika TD klien meningkat.
13. Status mental dan emosional
a. Penampilan
1) Postur tubuh klien berubah saat ditanya-tanya terkait kesehatannya.
2) Cacat fisik: klien tidak memiliki cacat fisik
3) Kontak mata: klien melakukan kontak mata saat berinteraksi dengan
orang lain.
4) Pakaian: klien berpakaian rapi sesuai tempat dan kondisi saat ini.
5) Perawatan diri: klien mengatakan mandi 3 kali atau 2 hari sekali, pagi,
siang hari dan sore jam 5 sorean.
b. Tingkah laku
Tingkah laku klien saat dikaji terlihat tegang.
c. Pola komunikasi
Pola komunikasi pada klien jelas dan dapat dimengerti.
d. Mood dan afek
Perasaan klien biasa biasa aja tidak ada yang ditunjukan oleh klien yang
berlebihan .
e. Proses pikir
Proses pikir klien terhadap penyakitnya, bahwa klien mengatakan
mengatakan dikarenakan pola makan nya yang dulu ini dampak dari
penyakitnya, tetapi klien tidak begitu menyalah dirinya karena sekarang
pasien lebih menjaga pola makannya. Jadi pola pokir kalien jelas dan
logis.
f. Persepsi
Tidak tampak penyimpangan persepsi seperti halusinasi.
g. Kognitif
1) Orientasi realita : klien memiliki orientasi yang baik terhadap waktu,
tempat, orang dan situasi.
2) Memori : tidak ada gangguan daya ingat.
3) Tingkat konsentrasi dan berhitung : klien mampu berkonsentrasi.
h. Ide-ide bunuh diri
Tidak terdapat ide-ide merusak diri atau orang lain pada klien.
i. Latar belakang status sosial budaya
Pekerjaan klien wirausaha, hubungan sosial dengan tetangga baik baik
saja dan begitupun dengan keluarga. Gaya hidup pasien yang dulu suka
makanan makanan yang asin asin, gaya hidup tidak sehat, tetapi sekarang
klien dipantau ketat untuk pola hidup sehat. Dan klien sering bertukar
pendapat bersama istrinya dan juga anak anaknya jika menyelesaikan
masalah ataupun menyakan sesuatu.
j. Kultural dan spiritual
1) Agama yang dianut
a) Klien mengatakan sholat lima waktu. Selain itu, jika klien merasa
pusing, klien sholat dengan cara tiduran atau duduk, karena
menurut klien selagi bisa melaksanakan sholat, tetap harus
dilaksanakan.
b) Klien mengatakan setelah sholat atau istighfar klien merasa lebih
tenang.
2) Budaya yang diikuti
a) Klien mengatakan tidak ada pengaruh budaya yang mempengaruhi
terjadinya masalah, melainkan karena pola hidup sehat yang tidak
dijalankan, terutama pola makan.
b) Saat ini tingkat perkembangan klien sudah terpenuhi semuanya.
B. Analisa Data
Inisial Klien : Tn. Y
Usia : 56 Tahun
Diagnosa Medis : Hipertensi
Do:
1.Klien sulit tidur
2.TD : 170/100 mmHg, Nadi: 79
x/menit, R: 20x/menit
3.Penglihatan mata klien buram
4.Tampak tegang
5.Keluarga saling menjaga angota
keluarga
Ds: Nyeri Akut
1.Pengkajian nyeri:
P: Karena tekanan darah tinggi
Q: Kepala terasa tertusuk tusuk
R: Bagian kepala pusing
S: Skala nyeri nya 5
T: Hilang timbul
2.Klien mengatakan sebelum terkena
riwayat hipertensi klien suka makan
hati ayam dan suka makanan yang
asin asin, dulunya klien tidak pantang
makan.
3.Klien mengatakan minum obat
penurun darah tinggi saja .
Do:
1.Klien nampak meringis
2.Klien sulit tidur
3.TD: 170/100 mmHg, Nadi:79 x/menit,
R: 20 x/ menit.
4.Klien lebih protektif dengan dirinya,
dengan menjaga pola makan dan
menjaga kesehatannya.
Terapi Relaksasi
Identifikasi teknik
relaksasi yang pernah
efektif digunakan
Identifikasi
kesediaan, kemampuan,
dan penggunaan teknik
sebelumnya
Periksa ketegangan
otot, frekuensi nadi,
tekanan darah, dan suhu
sebelum dan sesudah
latihan
Monitor respons
terhadap terapi relaksasi
Ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan suhu
ruang nyaman, jika
memungkinkan
Berikan informasi
tertulis tentang persiapan
dan prosedur teknik
relaksasi
Gunakan pakaian
longgar
Gunakan nada suara
lembut dengan irama
lambat dan berirama
Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik atau tindakan
medis lain, jika sesuai
Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan, dan
jenis, relaksasi yang
tersedia (mis. music,
meditasi, napas dalam,
relaksasi otot progresif)
Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang
dipilih
Anjurkan
mengambil psosisi
nyaman
Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
Anjurkan sering
mengulang atau melatih
teknik yang dipilih’
Demonstrasikan dan
latih teknik relaksasi
(mis. napas dalam,
pereganganm atau
imajinasi terbimbing )
Edukasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dosis
dan jenis analgesik, sesuai
indikasi
Observasi
a. Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
c. Identifikasi respons nyeri
non verbal
d. Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
e. Identifikasi pengetahuan
dan keyakinan tentang
nyeri
f. Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon
nyeri
g. Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas hidup
h. Monitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
i. Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
a. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
b. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
c. Fasilitasi istirahat dan
tidur
d. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
a. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
c. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
d. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
e. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik
Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukan Terapi Relaksasi
asuhan keperawatan
selama 3 kali 24 Observasi
jam, maka
diharapkan status a. Identifikasi penurunan
kenyamanan pasien tingkat energi,
meningkat dengan ketidakmampuan
kriteria hasil: berkonsentrasi, atau gejala
1. Keluhan sulit lain yang mengganggu
tidur membaik kemampuan kognitif
(5) b. Identifikasi Teknik
2. Keluhan sering relaksasi yang pernah
terjaga teratasi efektif digunakan
(5) c. Identifikasi kesediaan,
3. Keluhan tidak kemampuan, dan
puas tidur tidak penggunaan Teknik
ada lagi (5) sebelumnya
4. Keluhan pola d. Periksa ketegangan otot,
frekuensi nadi, tekanan
tidur berubah
darah, dan suhu sebelum
teratasi (5)
dan sesudah Latihan
5. Keluhan istirahat e. Monitor respons terhadap
yang tidak cukup terapi relaksasi
dapat teratasi
(5) Terapeutik
a. Ciptakan lingkuungan
tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan
suhu ruang nyaman jika
memungkinkan
b. Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan
prosedur Teknik relaksasi
c. Gunakan pakaian longgar
d. Gunakan nada suara
lembut dengan irama
lambat dan berirama
e. Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
analgetic atau Tindakan
media lain, jika sesuai
Edukasi
Teknik menenangkan
Observasi
Edukasi
a. Anjurkan mendengarkan
music yang lembut atau
music yang disukai
b. Anjurkan berdoa,
berzikir, membaca kitab
suci, ibadah sesuai agama
yang dianut
c. Anjurkan melakukan
Teknik menenangkan
hingga perasaan menjadi
tenang
Observasi
Terapeutik
Edukasi
a. Anjurkan memakai
pakaian yang nyaman
dan tidak sempit
b. Anjurkan melakukan
relaksasi otot rahang
c. Anjurkan menegangkan
otot selama 5 sampai 10
detik, kemudian anjurkan
untuk merilekskan otot
20-30 detik, masing-
masing 8 sampai 16 kali
d. Anjurkan menegangkan
otot kaki selama tidak
lebih dari 5 detik untuk
menghindari kram
e. Anjurkan focus pada
sensasi otot yang
menegang
f. Anjurkan focus pada
sensasi otot yang relaks
g. Anjurkan bernapas
dalam dan perlahan
h. Anjurkan berlatih di
antara sesi regular
dengan perawat
Latihan Otogenik
Observasi
a. Identifikasi indikasi
dilakukan Latihan
otogenik
Terapeutik
Edukasi
03 Januari 2021 Ds Ds
Klien mengatakan Klien mengatakan
nyerinya untuk hari ini sudah melakukan
tidak ada tehnik relaksasi
Klien mengatakan Klien mengatakan
selalu diingat untuk terapi hipnosis 5 jari
minum obat penurun klien tidak
darah tinggi oleh melakukannya karena
keluarganya. konten-kontenya
Klien mengatakan jarinya klien lupa.
cemasnya sudah Klien mengatakan
sangat berkurang tidurnya tidak sesulit
walaupun terkadang sebelumnya saat
merasa khawatir saat malam hari setelah ia
mengingat kondisinya dilatih istighfar dan
Klien mengatakan nafas dalam jika
tidurnya puas. membuat klien tidak
Klien mengatakan nyaman atau tidak
tidak terbangun pada kepikiran dengan
malam hari penyakitnya.
Do Klien mengatakan
Klien tidak terlihat posisi yang nyaman
tegang saat tidur posisi
Klien tampak lebih miring (lateral) dan
ceria dengan hari hari telentang.
sebelumnya. Do
kecemasan Analisa