SKRIPSI
Oleh :
TOGI NASIB R TAMBA
Manajemen Hutan
131201151
Penulis lahir di Desa Bonian 17 juni 1995, anak dari Bapak Mudiono
Tamba dan Ibu Lamria Br. Sihombing Penulis Merupakan anak pertama dari lima
bersaudara.
di SMP Swasta Santo Paulus Sidikalang pada tahun 2010, menyelesaikan Sekolah
Menengah Atas di UPT SMA NEGERI 2 Sidikalang pada tahun 2013. Pada tahun
keanggotaan UKM KMK dalam KK (Kelompok Kecil) pada 2013, Rain Forest
Kehutanan USU pada 2013, keanggotaan HIMAS Kehutanan USU pada 2014.
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDT) Aek Nauli pada tahun 2014.
Segala puji syukur bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah memberikan
Pematang Sidamanik”.
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang
pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
1. Bapak Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si dan Siti Latifah, S.Hut., M.Si
skripsi ini.
kekuatan bagi penulis untuk menyelesaikan karya besar yang pertama bagi
penulis.
Evin, Fahrul Rozi) yang telah memberikan semangat dan kerjasama dan
5. Rekan tim PKL ( Mariana, Rio, Eva, Friski, Muammar, Aidul) yang
Sayful, Iqbal).
skripsi ini.
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................ i
ABSTRACT .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................. ix
LAMPIRAN.............................................................................................. xi
PENDAHULUAN
Latar belakang ................................................................................ 1
Rumusan masalah ............................................................................ 3
Tujuan penelitian ............................................................................. 4
Manfaat penelitian ........................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian agroforetri ..................................................................... 5
Bentuk-bentuk agroforestri .............................................................. 5
Jenis suren di Indonesia ................................................................... 8
Deskripsi suren (T. sureni Merr) ...................................................... 8
Morfologi suren (T. sureni Merr) ..................................................... 9
Penyebaran dan habitat suren (T. sureni Merr) .................................. 11
Teknik pemanfaat suren (T. sureni Merr).......................................... 11
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan tempat............................................................................ 13
Alat dan bahan ................................................................................ 13
Prosedur penelitian .......................................................................... 13
Pengambilan sampel ................................................................. 13
Metode pengambilan sampel ..................................................... 15
Metode pengumpulan data ........................................................ 15
Jenis data yang diperlukan......................................................... 16
Pengolahan data ........................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
No. Halaman
1. Karakterisik responden menurut umur...................................................... 19
No. Halaman
1. Gambar pohon suren ............................................................................ 9
2. Wawancara responden........................................................................... 16
5. Lahan yang ditanami dengan pola agroforestri suren dan kopi ................ 24
7. Lahan yang ditanami dengan pola agroforestri suren, kopi dan ............... 25
cengkeh
9. Lahan yang ditanami dengan pola agroforestri suren, kopi dan ............... 26
kemiri
11. Lahan yang ditanami dengan pola agroforestri suren, kemiri dan ............ 28
cengkeh.
12. Pola penanaman agroforestri suren, kemiri dan cengkeh ......................... 28
13. Lahan yang ditanami dengan pola agroforestri suren, cengkeh, kopi ....... 29
dan kemiri.
14. Pola penanaman agroforestri suren, cengkeh, kopi dan kemiri ................ 30
16. Lahan yang ditanami dengan pola agroforestri suren dan coklat .............. 31
19. Lahan yang ditanami dengan pola agroforestri suren, kopi, mangga dan.. 33
cengkeh.
20. Pola penanaman agroforestri suren, kopi, mangga dan cengkeh .............. 34
No Halaman
Latar belakang
maupun kualitas yang disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya yaitu alih
fungsi lahan. Widianto (2003) menjelaskan bahwa alih fungsi lahan hutan adalah
perubahan fungsi pokok hutan menjadi kawasan non hutan, seperti: pemukiman,
areal pertanian dan perkebunan. Masalah ini bertambah berat dari waktu ke waktu
sejalan dengan meningkatnya luas areal hutan yang dialih fungsikan menjadi
dalam rangka mengembalikan fungsi hutan dan lahan kritis agar dapat bermanfaat
secara ekologi bagi lingkungan, ekonomi, dan sosial bagi masyarakat. Hal ini
mengakomodir ketiga fungsi tersebut. Agroforestri sebagai salah satu teknik dan
lahan.
dan/atau hewan (ternak), baik secara bersama atau bergiliran, dilaksanakan pada satu
signifikan, terutama bagi para petani yang memiliki luas lahan garapan yang relatif
Pada akhirnya mampu memberikan tambahan output, baik berupa hasil fisik
baik, akan menghasilkan efek yang baik pula bagi penggunaan lahan maupun
wilayah lain. Selain dipengaruhi oleh keadaan alam yang menjadi syarat tumbuh
bermata pencaharian sebagai petani, baik yang berlahan sempit maupun berlahan
berkesinambungan.
karena itu, diperlukan suatu kajian tentang pemanfaatan tanaman suren berbasis
agroforestri, sehingga dapat dikelola secara lestari dan pemanfaatan suren dapat
Agroforestri Suren (Toona sureni Merr) oleh Masyarakat Sekitar Danau Toba,
Danau Toba, Kecamatan Pematang Sidamanik untuk hasil kayu dan non-
kayunya.
Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah;
1. Memberikan informasi pola agroforestri, teknik budidaya dan teknik
Pengertian agroforestri
sosial, ekonomi dan budaya masyarakat yang berperan serta (Anonymous, 1990).
2) Penerapan teknologi
dan menghasilkan jenis produk yang beragam baik kayu maupun non kayu.
Bentuk-bentuk agroforestri
ternak/pasture)
jenis kayu, yang tidak hanya untuk hasil kayunya, akan tetapi juga daun-daunan
dan buah-buahan yang dapat digunakan sebagai bahan makanan manusia, ataupun
pakan ternak.
agroforestri:
1) Silvofishery
2) Apiculture
komponen kehutanan.
harus cocok dengan kondisi ekologi dan sosial ekonomi setempat. Konsep
agroforestri memberikan harapan baru dalam sistem pengelolaan lahan yang lebih
karena jumlah serasah yang dihasilkan oleh tanaman penaung menjadi sumber
juga sudah menjadi tanaman yang ditanam turun temurun oleh masyarakat, dan
bisa dijumpai hampir di seluruh lahan pertanian milik masyarakat setempat. Kayu
suren juga menjadi bahan andalan dalam pembangunan rumah oleh masyarakat.
Karena sifatnya yang tahan terhadap serangan rayap, dan tampilan kayunya yang
tidak kalah menarik dibanding kayu kehutanan lain. Hal ini yang menjadi faktor
manfaat. Pohon suren tergolong pohon besar dengan bentuk batang lurus bisa
mencapai tinggi 40-60 m dengan tinggi bebas cabang 25 m dan diameter 100 cm.
ekonomi tinggi dan memiliki sifat kayu yang baik (Mandang dan Pandit, 1997).
daerah sunda disebut Kibeureum atau Suren, di daerah Kerinci disebut Ingu, di
Madura disebut Soren, di Sumba disebut Horeni atau Linu. Di Halmahera orang
mengenalnya dengan nama Huru. Kayu suren berbau harum sehingga tahan
terhadap serangan rayap. Tanaman ini tumbuh pada daerah bertebing dengan
genus Toona yaitu Toona sinensis dan Toona sureni. Kedua jenis tersebut sangat
sulit untuk dibedakan. Tetapi jika dilihat secara jeli terdapat perbedaan pada daun
dan buahnya. Tulang daun pada Toona sinensis terdapat bulu-bulu halus.
Sedangkan pada Toona sureni tidak terdapat bulu-bulu halus. Buah dari Toona
sinensis terdapat pada ujung ranting, sedangkan Toona sureni terdapat pada
batangnya. Putri, 2012 menyampaikan Jarak antar nodul pada T.sinensis adalah
antara 0,2 – 0,5 cm sedangkan jarak antar nodul pada T.sureni adalah antara 5 -
10 cm.
surian dan surian amba dari suku Meliaceae dan bangsa Sapindales memiliki ciri-ciri:
tumbuh dengan tinggi 35 sampai 40 m dengan diameter hingga mencapai 100 cm,
keabu-abuan atau coklat muda dengan aroma kuat ketika ditebang. Sistematika
diklasifikasikan kedalam:
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo :Sapindales
Famili :Meliaceae
Genus :Toona
Spesies :Toona sureni (Blume) Merr. Gambar 1. Pohon suren (Toona sureni)
Pohon suren dikenal memiliki 6 jenis yaitu : Toona sureni, Toona sinensis,
Indonesia dikenal dua jenis yaitu Toona sureni dan Toona sinensis. Pohon suren
mendapatkan cahaya langsung (<1200 m dpl). Pohon suren termasuk jenis yang
tumbuh cepat, dengan batang lurus, bertajuk ringan, berakar tunggang dalam, dan
Pohon suren memiliki karakter khusus seperti harum yang khas apabila
bagian daun atau buah diremas dan pada saat batang dilukai atau ditebang. Suren
merupakan jenis pohon intoleran yaitu suatu jenis pohon yang tidak mampu
1. Batang
Bentuk batang lurus dengan bebas cabang mencapai 25 m dan tinggi pohon
dapat mencapai 40 sampai 60 m. Kulit batang kasar dan pecah-pecah seperti kulit
2. Daun
Daun pohon suren berbentuk oval dengan panjangnya 10-15 cm, letak
daunnya duduk menyirip tunggal dengan 8-30 pasang daun pada pohon
berdiameter 1-2 m.
3. Bunga
Kedudukan bunga adalah terminal, dimana keluar dari ujung batang pohon.
4. Buah
Musim buah 2 kali dalam setahun yaitu bulan Desember-Februari dan April-
bunganya dengan jumlah lebih dari 100 buah pada setiap malai. Buah berbentuk
oval, terbagi menjadi 5 ruang secara vertikal, setiap ruang berisi 6-9 benih. Buah
masak ditandai dengan warna kulit buah berubah dari hijau menjadi coklat tua
5. Benih
Warna benih coklat, panjang benih 3-6 mm, lebarnya 2-4 mm dan pipih,
bersayap pada satu sisisehingga benihnya akan terbang terbawa angin. Berbunga
Indonesia menyebar di Sumatra, Jawa, dan Sulawesi yang beriklim A-C (Schmidt
dan Ferguson). Jenis ini dijumpai di hutan-hutan primer maupun sekunder, dan
lembab, subur, drainase baik, dan menyenangi tanah yang basa. Suren termasuk
jenis tanaman yang cepat tumbuh. Dan pada umur 12-15 tahun, pohon suren
Pohon suren dapat dimanfaatkan hasil kayu maupun non kayunya, banyak
3. Kulit dan akar pohon suren dapat dimanfaatkan untuk bahan baku obat
5. Kulit batang pohon suren sering digunakan petani di Jawa Barat untuk
misalnya oleh suku Rejang Lebong (Bengkulu) untuk mules, suku Jawa
untuk demam, suku Bali untuk kencing manis (diabetes mellitus) dan
dengan melaburkan ramuan ujung daun suren pada luka yang mengalami
pembengkakan (Hua et al, 2008).
8. Pohon suren dapat berperan sebagai pengusir serangga (repellant) dan
dapat digunakan dalam keadaan hidup (insektisida hidup), selain itu suren
(Toona sureni Merr) oleh Masyarakat Sekitar Danau Toba, Kecamatan Pematang
Tambun Raya dan Kelurahan Sipolha Horisan. Penelitian ini dilakukan pada
Alat yang diperlukan pada penelitian ini adalah kamera yang digunakan
sebagai dokumentasi. Alat tulis yang digunakan mencatat informasi penting dari
Prosedur penelitian
1. Pengambilan sampel
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal
maupun yang bukan pemilik lahan yang menggunakan agroforestri suren dan
Dimana :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran Populasi h
sebanyak 4.414 dengan rataan 441 kk setiap desa (BPS Simalungun, 2015). Maka
jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 24 responden
untuk Desa Pematang Tambun Raya dan 24 responden untuk Kelurahan Sipolha
𝑁𝑁
𝑛𝑛 =
1 + 𝑁𝑁𝑁𝑁 2
441
𝑛𝑛 =
1 + 441 (0,22 )
441
𝑛𝑛 =
18,64
𝑛𝑛 = 24
n keseluruhan = 24+24= 48
Yang bertujuan untuk memperjelas dan mengefektifkan data dan informasi yang
a. Teknik wawancara
pertanyaan (kuisoner) yang telah disiapkan dan diisi oleh peneliti sewaktu
a. Data primer
suren, dan hasil penelitian yang terkait dengan tujuan penelitian. Pengumpulan
b. Data sekunder
(Toona sureni Merr) diperlukan juga data sekunder. Data sekunder adalah data
yang menyangkut keadaan lingkungan baik fisik, sosial ekonomi masyarakat, dan
4. Pengolahan data
bentuk dan teknik pemanfaatan dari tanaman suren. Sehingga bentuk pengolahan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif Kualitatif.
Data yang terkumpul dari hasil kuisioner akan disajikan dalam bentuk tabel dan
diagram yaitu:
anggota keluarga dan pendidikan serta data pengolahan, berapa luas lahan,
2. Pola agroforestri berbasis pohon suren dan teknik budidaya pohon suren.
Toba, sebelah Barat dengan Kecamatan Dolok Pardamean dan sebelah Timur
bagian pada ketinggian di atas permukaan laut, yaitu 501-1000 m dan 1001-1500
1 Kelurahan dan 9 Nagori, dengan Jumlah penduduk 16.436 jiwa dan jumlah
Protestan dan Katolik. Suku masyarakat yang menjadi responden terdiri dari
b. Umur responden
seseorang dalam melakukan kegiatannya. Umur menjadi data yang penting karena
terbesar responden berdasarkan umur adalah pada umur 40-49 yaitu sebanyak 12
orang dengan persentase 25%, dan frekuensi terkecil adalah pada umur 50-59
tahun dan 70-79 tahun yaitu sebanyak 8 orang dengan persentase 16,65%.
dengan frekuensi terbesar terdapat pada tingkat pendidikan SMA, yaitu sebanyak
d. Luas lahan
masyarakat dan menambah jumlah pohon suren yang dimiliki. Berikut disajikan
Kelurahan Sipolha Horisan adalah lahan yang termasuk rendah. Seperti yang
terdapat pada Tabel 3, frekuensi terbanyak terdapat pada lahan seluas 2-9 rantai
dilakukan pada tiap bagian dari pohon suren, baik batang daun maupun buahnya.
Bagian pohon mana yang paling banyak digunakan dalam pemanfaatannya oleh
Sehingga diketahui bagian yang paling sering dimanfaatkan dan yang paling
pohon suren.
Responden
60
50
40
30
Responden
20
10
0
Batang Daun Buah/ Biji
tanaman tabungan yang akan berguna di masa tua. Dari hasil pemanenan
pemanfaatan baik biji dan daun suren selama pertumbuhan suren. Dalam
Hardjanto (2001) menyatakan dengan sistem agroforestri petani akan lebih intens
dalam mengelola lahannya. Sebab petani tidak hanya merawat tanaman berkayu
yang daurnya cukup lama, namun juga merawat tanaman semusim yang waktu
panennya pendek. Sehingga disamping hasil dari tanaman berkayu, petani juga
C. Analisis data
hara bagi tanaman semusim. Disaat pemupukan tanaman semusim, pohon suren
juga akan mendapat asupan unsur hara, dimana pupuk yang diberikan akan dapat
pangkasan tanaman kayu, daun dan batang sisa panen tanaman bawah dapat
sifat fisik dan kimia tanah. Ashari dan Henny (2011) menyatakan sistem
agroforestri yang diatur dengan baik dapat meningkatkan kesuburan lahan yang
semua jenis tanaman dapat ditanam bersama pepohonan. Oleh karena itu,
pemilihan jenis tanaman yang toleran terhadap naungan dalam agroforestri sangat
dan semusim yang mendominasi yaitu : cengkeh, kemiri, kopi, mangga, dan
coklat. Hampir seluruh petani bermata pencaharian dari hasil kopi dan cengkeh
agroforestri suren yang dilakukan oleh masyarakat Desa Pamatang Tambun Raya
Horisan, bermata pencaharian dari bertani kopi. Panen kopi cukup menambah
perekonomian para petani, karena pemanenan yang dapat dilakukan secara intens
tiap minggunya. Harga kopi juga cukup menjanjikan sebagai sumber mata
Gambar5. Lahan yang ditanami dengan pola agroforestri suren dan kopi
ditanam dipinggiran dan ditengah tengah lahan. Untuk pohon suren yang ditanam
dipinggiran lahan jarak penanamannya 4x4 m, dan untuk yang ditengah lahan
penanamannya ada yang tidak teratur dan yang teratur dengan jarak tanam 4x4 m.
menyortir dan menjemur menjadi alasan cengkeh adalah komoditi jitu yang
tanaman pertanian yaitu: kopi dan cengkeh dengan tanaman kehutanan yaitu
suren. Dimana untuk pemanenan intens pada komoditi kopi sambil menunggu
pemanfaatan bagian-bagian tanaman saat masih muda, dan juga pemanenan kayu.
Gambar 7. Lahan yang ditanami dengan pola agroforestri suren, kopi dan
cengkeh.
diselangi dengan pohon cengkeh. Jarak penanaman untuk suren dan cengkeh
adalah 4x4 atau 5x5 m dan untuk yang ditengah jarak penanamannya 5x5 m .
efisien dalam pengembalian unsur hara pada tanah dan mempercepat pertumbuhan
kopi. Dari sisi pemanenan petani dapat memanen kemiri dan kopi secara rutin.
pemanfaatan bagian-bagian tanaman saat masih muda, dan juga pemanenan kayu.
Gambar 9. Lahan yang ditanami dengan pola agroforestri suren, kopi dan kemiri.
Suren dan kemiri ditanami pada bagian luar lahan. Jarak penanaman antar
pohon 5x5 m. Pada pola ini pohon kemiri lebih mendominasi dibandingkan
pohon suren. Kopi ditanam dibagian dalam lahan dengan jarak penanaman 3x3
atau 4x4 m.
tanaman pertanian yaitu: kemiri dan cengkeh. Dengan tanaman kehutanan yaitu:
suren. Pada pola ini untuk hasil panen intens berfokus pada kemiri dan cengkeh.
pemanfaatan bagian-bagian tanaman saat masih muda dan untuk pemanenan kayu.
cengkeh.
jarak tanam antar pohon 5x5 m. Pada pola agroforestri ini kemiri dan cengkeh
lebih mendominasi.
tanaman pertanian yaitu: kopi, kemiri dan cengkeh. Dengan tanaman kehutanan
yaitu suren. Pada pola ini untuk hasil panen intens lebih berfokus pada kopi dan
Gambar 13. Lahan yang ditanami dengan pola agroforestri suren, cengkeh, kopi
dan kemiri.
- Struktur dan jarak penanaman agroforestri suren, cengkeh, kopi dan kemiri
Suren, cengkeh dan kemiri dipadukan di bagian luar lahan dengan jarak
tanam 4x4 atau 5x5 m. Kopi ditanam di bagian dalam dengan jarak tanam antara
3x3 atau 4x4 m, dimana cengkeh juga ditanam di bagian tengah lahan yang
ditanami kopi.
tanaman pertanian yaitu: kopi, cengkeh dan kunyit. Dengan tanaman kehutanan
yaitu suren. Pada pola ini untuk hasil panen intens lebih berfokus pada kopi dan
pohon naungan, untuk pemanfaatan bagian-bagian tanaman saat masih muda, dan
Gambar 15. Pola penanaman agroforestri suren, kopi, cengkeh dan kunyit
Suren dan cengkeh dipadukan di bagian luar lahan dengan jarak tanam
4x4 m ataupun 5x5 m. Kopi ditanam di bagian dalam lahan dengan jarak tanam
antar pohon 3x3 m atau 4x4 m. Untuk tanaman kunyit ditanam di sela-sela
tanaman kopi.
tanaman pertanian yaitu: coklat. Dengan tanaman kehutanan yaitu: suren. Pada
pola ini untuk hasil panen intens pada tanaman coklat, yang juga membutuhkan
pemanenan kayu.
Gambar 16. Lahan yang ditanami dengan pola agroforestri suren dan coklat.
Pohon suren ditanami di bagian luar dan tengah lahan dengan jarak tanam
antar pohon 5x5 atau 4x4 m. Coklat ditanam di bagian dalam lahan. Jarak
tanaman pertanian yaitu: mangga dan coklat. Dengan tanaman kehutanan yaitu:
suren. Pada pola ini untuk hasil panen intens pada mangga dan coklat. Untuk
Pohon suren ditanam pada bagian luar lahan dan pada bagian tengah lahan,
ditanam dengan jarak tanam antar pohon 5x5 m. Coklat dan mangga ditanam di
tanaman pertanian yaitu: kopi, mangga dan cengkeh. Dengan tanaman kehutanan
yaitu suren. Pada pola ini untuk hasil panen intens diperoleh pada kopi dan
Gambar 19. Lahan yang ditanami dengan pola agroforestri suren, kopi, mangga
dan cengkeh.
bagian-bagian tanaman saat masih muda. Dan untuk pemanenan kayunya saat
cengkeh
Suren dan mangga ditanam pada bagian luar lahan, dengan jarak tanam
antar pohon 5x5 m. Suren juga ditanami di bagian tengah lahan dengan fungsi
pemberi naungan. Kopi dan cengkeh ditanam di bagian dalam lahan, dengan
Gambar 20. Pola penanaman agroforestri suren, kopi, mangga dan cengkeh.
tanaman pertanian yaitu: mangga dan cengkeh. Dengan tanaman kehutanan yaitu
suren. Pada pola ini untuk hasil panen intens pada mangga, untuk cengkeh
pohon naungan, untuk pemanfaatan bagian-bagian dari pohon saat masih muda,
Suren dan cengkeh ditanam pada bagian luar lahan dan pada bagian tengah
lahan, dengan jarak tanam antar pohon 4x4 atau 5x5 m. Mangga ditanam di
Berikut disajikan tabel pola agroforestri suren oleh responden pada Desa
menanam kopi, cengkeh dan kemiri, dan dapat diketahui bahwa pola yang paling
dan persentase 35,42%. Untuk pola tanam yang paling sedikit diterapkan adalah
Pohon suren lebih sering ditanam pada bagian luar lahan ditujukan sebagai
pembatas lahan dan dibagian tengah lahan yang berfungsi sebagai pemberi
dalam lahan. Penerapan pola agroforestri pada Desa Pamatang Tambun Raya dan
buah-buahan, tanaman bawah tahunan dan tanaman bawah semusim dengan jarak
a. Penyediaan bibit
cara yaitu:
Bibit yang akan ditanam diambil langsung dari bawah pohon suren yang
merusak akar. Bibit suren yang putus atau terganggu pengakarannya dapat
bibit tidak baik. Dapat mengakibatkan suren mengalami busuk dibagian tengah.
Bibit yang diambil dapat dipindahkan terlebih dahulu kedalam polybag atau
2. Persemaian
Untuk persemaian yang dilakukan, tidak ada perlakuan khusus. Biji yang
membuang biji yang kurang baik/bopong. Setelah itu disebarkan pada tempat
kedalam polybag yang telah diisi dengan topsoil dan tanah kompos dengan
penanaman. Dalam literatur Irianto, 2014 menyatakan bahwa, bibit suren dengan
pertama yaitu mengambil langsung bibit yang tumbuh dari bawah pohon suren.
Alasan masyarakat lebih banyak melakukannya karena sifat bibit yang lebih
tahan. Bibit tersebut sudah sesuai dengan lokasi penanaman yang tidak jauh dari
opt imal.
b. Pemeliharaan
tidak terkena api ataupun benda tajam baik parang maupun cangkul yang dapat
seadanya pada cabang jika cabang telah menutupi tanaman pertanian, baik kopi
untuk tanaman pertanian lebih maka akan dipergunakan untuk pohon suren.
c. Pemanenan
Untuk pemanenan pohon, masyarakat menyewa jasa pemotongan pohon
pengolahan batang pohon sebagai bahan rumah, berupa papan dan broti.
Meskipun hasil pengolahannya kurang efisien, namun biaya yang murah menjadi
adalah: harus pada saat pohon gugur daun ataupun pada saat pergantian daun.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat hal ini ditujukan agar
maupun nilai guna dari pohon suren tersebut, disamping fungsinya sebagai
suren yang dilakukan oleh masyarakat Desa Pamatang Tambun Raya dan
menjadi bahan baku rumah, bahan kapal dan sampan, berikut dijelaskan teknik
pemanfaatannya:
batang suren untuk diolah menjadi papan dan broti. Dan dibentuk sebagai pintu,
Pemanenan dilakukan dengan mesin gergaji pohon pada saat musim gugur atau
pergantian daun. Setelah pemanenan, kayu langsung diolah menjadi papan atau
broti.
(a) (b)
Gambar 22. Pengolahan suren sebagai bahan bangunan, (a) pemanenan suren, (b)
pembentukan batang suren menjadi papan
Hampir seluruh rumah yang ada di Desa Pamatang Tambun Raya dan
air dan serangan rayap, yang dapat meningkatkan nilai guna dan ketahanannya.
(pengusir atau penolak) serangga, termasuk nyamuk. Selain itu motif dari kayu
suren pun bagus, sehingga masyarakat hanya perlu menambah vernis dalam
pembuatannya.
dijual kepada pengerajin kapal sebagai bahan baku kapal dan pembuatan sampan.
Bapak Manatar Silalahi merupakan pengerajin kapal yang membeli pohon suren
dari masyarakat, beliau menyampaikan bahwa alasan memilih kayu suren karena
sifatnya yang tahan terhadap air dan tidak mudah membusuk, disamping pohon
c. 2. 1. Obat Gatal-gatal
Daun dimanfaatkan sebagai obat tradisional alami untuk gatal gatal. Daun
suren yang berwarna hijau direbus hingga mendidih, didinginkan hingga hangat
kuku lalu dimandikan. Obat ini dapat dipakai untuk manusia dan hewan.
c. 2. 2. Pestisida/insektisida Organik
suren dicampur dengan daun mindi dan daun jihor dengan perbandingan 1:1:1.
Lalu direndam didalam sebuah ember berukuran sedang selama 2 hari. Setelah
menunjukkan tingkat kematian 100%, hal ini menunjukkan bahwa daun suren
daun suren tidak sepenuhnya langsung dapat membunuh, tetapi mempunyai sifat
menghambat daya makan ulat kantong yang pada akhirnya berakibat pada
kematian.
larva yang di semprot ekstrak suren, ditandai dengan perubahan warna ulat yaitu
dengan perubahan perilaku ulat yaitu ulat cenderung tidak aktif / tidak bergerak,
Proses pembuatan larutan daun suren mudah dilakukan serta tidak memiliki
c. 2. 3. Lalapan.
adalah daun yang masih muda, yang berada pada ujung cabang pohon suren.
memang telah mengetahui dari daerah Tanah Karo. Daun yang akan dikonsumsi
dapat direndam air panas dahulu ataupun dapat dikonsumsi langsung. Berdasarkan
alkaloid, triterpenoid, flavonoid, tanin, fenol, dan steroid. Asam galat adalah
salah satu komponen fenolik yang merupakan senyawa bioaktif terbesar dalam
c. 3. Buah Suren
bibit akan dijual ke luar daerah dan kepada pihak kehutanan Aek Nauli.
(a) (b)
Gambar 24. Pemanfaatan buah suren, (a) buah suren, (b) bibit Suren
bahwa, pada saat musim kemarau benih untuk persemaian diambil dari buah yang
telah masak di pohon suren. Karena buah suren ringan dan mudah diterbangkan
angin, sehingga sulit mengumpulkan buah dari bawah pohon pilihan, yaitu pohon
Beliau menyampaikan ciri ciri buah suren masak, yaitu warnanya coklat
tua. Hal ini sesuai dengan pernyataan Jayusman (2006) yang menyampaikan
bahwa, buah suren yang telah masak ditandai dengan warna kulit buah berubah
dari hijau menjadi coklat tua kusam dan kasar, apabila pecah akan terlihat seperti
Buah akan dibeli oleh beliau dari masyarakat pemilik pohon suren, dengan harga
Pada saat musim penghujan, buah akan menjadi berat dan jatuh kebawah
pohon. Sehingga dapat diambil langsung dari bawah pohon yang pertumbuhannya
baik. Adapun teknik yang digunakan sama dengan persemaian yang dilakukan
oleh petani.
Sampan Pestisida/insektisida
organik
Bahan Bangunan
Lalapan
Papan, broti (Jendela, Pintu, Kursi)
Kesimpulan
Tambun Raya dan Kelurahan Sipolha Horisan sebanyak 10 pola yaitu: suren
dan kopi; suren, kopi dan cengkeh; suren, kopi dan kemiri; suren, kemiri
dan cengkeh; suren, kopi, kemiri dan cengkeh; suren, kopi, cengkeh dan
kunyit; suren dan coklat; suren, mangga dan coklat; suren, kopi, mangga
dan cengkeh; suren, mangga dan cengkeh. Tanaman pertanian yang menjadi
digunakan.
batang pohon sebagai bahan baku bangunan (papan dan broti), dan bahan
lalapan.
masyarakat dari masing masing pola, sehingga diketahui pola mana yang paling
Desa Pamatang Tambun Raya dan Kelurahan Sipolha Horisan, yaitu pemanenan
dilakukan pada saat musim gugur atau pada saat pergantian daun, sehingga
Badan Litbang Kehutanan. 2010. Cadangan Karbon Pada Berbagai Tipe Hutan
dan Jenis Tanaman di Indonesia. Kementrian Kehutanan Badan Penelitian
dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perubahan Iklim dan Kebijakan.
BPS Kabupaten Simalungun. 2015. Statistik Daerah Kabupaten Simalungun. BPS dan
BPPD Kabupaten Simalungun. Pematang Raya. 2015.
Fauzi, A. 1999. Metode valuasi ekonomi dampak lingkungan. Seminar the role of
economic valuation in EIA . PPSML universitas indonesia. Jakarta. 18
november 1999.
Lestari, F., Darwiati, W. 2014. Uji Efikasi Ekstrak Daun dan Biji Dari Tanaman
Suren, Mimba dan Sirsak Terhadap Mortalitas Hama Ulat Gaharu. Jurnal
Penelitian Hutan Tanaman Vol. 11 No. 3: 165-171
Putri, I, A dan Jayusman. 2012. Inisiasi Tunas Aksiler Serta Kalus Toona sinensis
dan Toona sureni Dengan Sumber Bahan Stek Cabang. Jurnal Pemuliaan
Tanaman Hutan Vol 6 No. 3: 167 – 180.
Siahaan Andi., Indriyanto., dan Setiawan Agus. 2015. Densitas Pohon DEWASA
dan Permudaan Pulai (Alstonia scholaris) dan Suren (Toona sureni) Dalam
Blok Koleksi Tumbuhan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman.
Jurnal Sylva Lestari ISSN 2339-0913 Vol. 3 No. 1: 91—102.
Sofyan, A., Islam, S. Pengaruh Umur Semai Terhadap Pertumbuhan Bibit Suren
Di Persemaian. Makalah Penunjang pada Ekspose Hasil-hasil Penelitian :
Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. Padang.
Suhaendah Endah., Hani Aditya dan Dendang Benyamin. 2007. Uji Ekstrak Daun
Suren dan Beauveria Bassiana Terhadap Mortalitas Ulat Kantong Pada
Tanaman Sengon. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan Vol 1 No 1. Balai
Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan.
Sutisna, U., Titi K., dan Purnadjaja. 1998. Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di
Indonesia (Seri Manual). Yayasan PROSEA. Bogor.
Dengan Hormat,
Saya yang bernama Togi Nasib R Tamba, mahasiswa Kehutanan
Universitas Sumatera Utara, sedang mengadakan penelitian dalam rangka
menyelesaikan Tugas Akhir (TA) / Skripsi dengan judul “Kajian Pemanfaatan
Tanaman Agroforestri Suren (Toona sureni merr) oleh Masyarakat Sekitar Danau
Toba, Kecamatan Pematang Sidamanik”
Besar harapan saya Bapak/Ibu/Saudara dapat berpartisipasi dalam
penelitian ini dengan cara memberikan jawaban atas pertanyaan dengan
sesuai/tepat berdasarkan kondisi Bapak/Ibu/Saudara. Identitas Bapak/Ibu/Saudara
dijamin kerahasiaannya. Atas partisipasinya diucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
1.2 Budidaya
4. Apakah tanaman suren ini saudara tanam sendiri?
a. Ya
b. Tidak
5. Jika ya, darimana saudara memperoleh bibit suren saudara ?
1.3 Harga
10. Berapa harga dari panen/ bagian tanaman suren jika saudara jual?
13. Bagaimana karakteristik bagian tanaman suren (umur, jumlah dll) pada
setiap pemanfaatan (Berdasarkan bagian yang dimanfaatkan) ?
1 Salman Bibit di pindah Agrosilvikultur: Suren, Kayu: sebagai bahan rumah, Penanaman suren sebagai
Silalahi dari bawah Kopi, cengkeh dijual sebagai bahan kapal dan tabungan masa mendatang
pohon sampan.
2 Rado Siadari Bibit di pindah Agrosilvikultur: suren, Kayu: sebagai bahan rumah, Penanaman suren sebagai
dari bawah Kopi, cengkeh dijual sebagai bahan kapal dan tabungan masa mendatang
pohon sampan.
Buah: Sebagai Pembibitan
3 Mansen Bibit di pindah Agrosilvikultur: Suren, Kayu: sebagai bahan rumah, Penanaman suren sebagai
Lubis dari bawah Kopi, Cengkeh dijual sebagai bahan kapal dan tabungan masa mendatang
pohon sampan.
Buah : Sebagai Pembibitan
4 Sarulim Bibit di pindah Agrosilvikultur: Suren, Kayu: sebagai bahan rumah, Penanaman suren sebagai
Siadari dari bawah Kopi, Cengkeh dijual sebagai bahan kapal dan tabungan masa mendatang
pohon, sampan.
disemaikan
5 Kardinus Bibit di pindah Agrosilvikultur: suren, Kayu: sebagai bahan rumah, Penanaman suren sebagai
Damanik dari bawah Kopi, Cengkeh dijual sebagai bahan kapal dan tabungan masa mendatang
pohon sampan.
6 Tumpak M Bibit di pindah Agrosilvikultur: Suren, Kayu: sebagai bahan rumah, Penanaman suren sebagai
Siadari dari bawah Kopi, Cengkeh dijual sebagai bahan kapal dan tabungan masa mendatang
pohon sampan.
7 Pak Sarma Bibit di pindah Agrosilvikultur: Suren, Kayu: sebagai bahan rumah, Penanaman suren sebagai
Purba dari bawah Kopi , dijual sebagai bahan kapal dan tabungan masa mendatang
pohon Kemiri sampan.
Buah: Sebagai Pembibitan
8 Pak Mika Bibit di pindah Agrosilvikultur: Suren, Kayu: sebagai bahan rumah, Penanaman suren sebagai
Siadari dari bawah Kopi, dijual sebagai bahan kapal dan Bahan utama Pembuatan
pohon sampan. Kapal
9 Abdi Bibit di pindah Agrosilvikultur: Suren, Kayu: sebagai bahan rumah, Penanaman suren sebagai
Sidabutar dari bawah Kopi, Mangga, dijual sebagai bahan kapal dan tabungan masa mendatang
pohon Cengkeh sampan.
Buah; Sebagai Pembibitan
10 Pak Roni Bibit di pindah Agrosilvikultur: Suren, Kayu: sebagai bahan rumah, Penanaman suren sebagai
Siadari dari bawah Kopi, cengkeh dijual sebagai bahan kapal dan tabungan masa mendatang
pohon sampan.
Buah: Sebagai pembibitan
11 Pak Josua Bibit di pindah Agrosilvikultur: Suren, Kayu: sebagai bahan rumah, Penanaman suren sebagai
Ambarita dari bawah Kopi, cengkeh dijual sebagai bahan kapal dan tabungan masa mendatang
pohon sampan.
12 Op. Aurel Bibit di pindah Agrosilvikultur: Suren, Kayu: sebagai bahan rumah, Penanaman suren sebagai
Damanik dari bawah Kopi, cengkeh dijual sebagai bahan kapal dan tabungan masa mendatang
pohon sampan.
13 Elva Sinaga Bibit di pindah Agrosilvikultur: Suren, Kayu: sebagai bahan rumah, Penanaman suren sebagai
dari bawah Kopi, cengkeh dijual sebagai bahan kapal dan tabungan masa mendatang
pohon sampan.
14 Meriahda Bibit di pindah Agrosilvikultur: Suren, Kayu: sebagai bahan rumah, Penanaman suren sebagai
Sinaga dari bawah Kopi dijual sebagai bahan kapal dan tabungan masa mendatang
pohon sampan.
1 Manontu Bibit di pindah Agrosilvikultur: Suren, Kayu: sebagai bahan rumah, Penanaman suren sebagai
Damanik dari bawah Kopi dijual sebagai bahan kapal dan tanaman yang menjanjikan
pohon sampan. untuk masa tua/
Buah : Sebagai Pembibitan mendatang,
2 Labora Bibit di pindah Agrosilvikultur: Suren, Kayu: sebagai bahan rumah, Penanaman suren sebagai
Manalu dari bawah Kopi dijual sebagai bahan kapal dan tabungan masa mendatang
pohon sampan.
3 Niar Bibit di pindah Agrosilvikultur: suren, Kayu: sebagai bahan rumah, Penanaman suren sebagai
Sidabutar dari bawah kemiri, cengkeh dijual sebagai bahan kapal dan tabungan masa mendatang
pohon sampan.
4 Enti Bibit di pindah Agrosilvikultur: Suren, Kayu: sebagai bahan rumah, Penanaman suren sebagai
Ambarita dari bawah Kopi dijual sebagai bahan kapal dan tabungan masa mendatang
pohon sampan.
5 Ani Bibit di pindah Agrosilvikultur: Suren, Kayu: sebagai bahan rumah, Penanaman suren sebagai