DI SUSUN OLEH :
STAMBUK : B10118179
KELAS : D
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya
sehingga dapat menyelesaikan masalah makalah tentang Sistem Administrasi Publik di Negara Maju dan
Mengalami Kemunduran dengan tepat waktu.
Makalah ini telah di susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari beberapa sumber sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Saya pribadi menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasa dan kami menyadari bahwa pengetahuan kami sangatlah terbatas.
Oleh karena itu, dengan tangan terbuka menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata berharap semoga makalah yang telah di susun ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAM
A. Definisi Negara................................................................................................................. 2
A. Kesimpulan...................................................................................................................... 13
B. Saran …………………………………………………………………………………… 13
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setiap Negara dalam menjalankan pemerintahannya, memiliki sistem yang berbeda-beda meskipun
dengan nama yang sama seperti sistem presidensial atau sistem parlementer. Sistem pemerintahan
mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara itu. Namun di beberapa negara
sering terjadi tindakan separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat
ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah
dan menjadi statis. Jika suatu pemerintahan mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal
itu akan berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes hal hal
tersebut.
Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku kaum
mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan,
ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontinu dan demokrasi dimana
seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut. Hingga
saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh.
Secara sempit, sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda
pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku
reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
A. Definisi Negara
Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum yaitu untuk memudahkan anggotanya dalam hal ini
adalah rakyat dalam mencapai tujuan bersama atau yang dicita - citakan. Keinginan bersama ini
dirumuskan dalam suatu dokumen yang disebut sebagai Konstitusi, termasuk didalamnya nilai-nilai yang
dijunjung tinggi oleh rakyat sebagai anggota negara. Sebagai dokumen yang mencantumkan cita-cita
bersama, maksud didirikannya negara Konstitusi merupakan dokumen hukum tertinggi pada suatu negara.
Karenanya dia juga mengatur bagaimana negara dikelola. Konstitusi di Indonesia disebut sebagai
Undang-Undang Dasar. Dalam bentuk modern negara terkait erat dengan keinginan rakyat untuk
mencapai kesejahteraan bersama dengan cara-cara yang demokratis. Bentuk paling kongkrit pertemuan
negara dengan rakyat adalah pelayanan publik, yakni pelayanan yang diberikan negara pada rakyat.
Terutama sesungguhnya adalah bagaimana negara memberi pelayanan kepada rakyat secara keseluruhan,
fungsi pelayanan paling dasar adalah pemberian rasa aman. Negara menjalankan fungsi pelayanan
keamanan bagi seluruh rakyat bila semua rakyat merasa bahwa tidak ada ancaman dalam kehidupannya.
Dalam perkembangannya banyak negara memiliki kerajang layanan yang berbeda bagi warganya.
Berbagai keputusan harus dilakukan untuk mengikat seluruh warga negara, atau hukum, baik yang
merupakan penjabaran atas hal-hal yang tidak jelas dalam Konstitusi maupun untuk menyesuaikan
terhadap perkembangan zaman atau keinginan masyarakat, semua kebijakan ini tercantum dalam suatu
Undang-Undang. Pengambilan keputusan dalam proses pembentukan Undang-Undang haruslah
dilakukan secara demokratis, yakni menghormati hak tiap orang untuk terlibat dalam pembuatan
keputusan yang akan mengikat mereka itu. Seperti juga dalam organisasi biasa, akan ada orang yang
mengurusi kepentingan rakyat banyak. Dalam suatu negara modern, orang-orang yang mengurusi
kehidupan rakyat banyak ini dipilih secara demokratis pula.
Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyat dalam suatu wilayah tersebut,
dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan organisasi ini. Syarat lain keberadaan negara adalah
adanya suatu wilayah tertentu tempat negara itu berada. Hal lain adalah apa yang disebut sebagai
kedaulatan, yakni bahwa negara diakui oleh warganya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas diri
mereka pada wilayah tempat negara itu berada.
2
Adapun definisi negara dari beberapa pendapat ahli yaitu sebagai berikut :
ü Prof. Farid S. Negara adalah Suatu wilayah merdeka yang mendapat pengakuan negara lain
serta memiliki kedaulatan.
ü Georg Jellinek, Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah
berkediaman di wilayah tertentu.
ü Georg Wilhelm Friedrich Hegel, Negara merupakan organisasi kesusilaan yang muncul sebagai
sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal
ü Roelof Krannenburg, Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu
golongan atau bangsanya sendiri.
ü Roger H. Soltau, Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan
persoalan bersama atas nama masyarakat.
ü Prof. R. Djokosoetono, Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang
berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.
ü Prof. Mr. Soenarko, Negara ialah organisasi manyarakat yang mempunyai daerah tertentu,
dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai sebuah kedaulatan.
ü Aristoteles, Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi beberapa desa, hingga pada
akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, dengan tujuan kesenangan dan kehormatan bersama.
Negara merupakan suatu organisasi dari rakyat negara tersebut untuk mencapai tujuan bersama dalam
sebuah konstitusi yang dijunjung tinggi oleh warga negara tersebut. Indonesia memiliki Undang-Undang
Dasar 1945 yang menjadi cita-cita bangsa secara bersama-sama. Indonesia adalah sebuah negara
kepulauan yang berbentuk republik yang telah diakui oleh dunia internasional dengan memiliki ratusan
juta rakyat, wilayah darat, laut dan udara yang luas serta terdapat organisasi pemerintah pusat dan
pemerintah daerah yang berkuasa.
3
B. Pengertian Sistem Pemerintahan
1. Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi, suatu himpunan atau
perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks
atau utuh.
2. Pengertian Pemerintahan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pemerintahan diartikan pertama, sebagai proses, cara,
perbuatan pemerintah. Kedua, segala urusan yang dilakukan negara dalam menyelenggarakan
kesejahteraan rakyat dan kepentingan negara.
a. Utrecht
1. Pemerintahan sebagai gabungan dari semua badan kenegaraan yang berkuasa memerintah.
b. Austin Ranney
Pemerintahan adalah proses kegiatan pemerintah, yaitu proses membuat dan menegakkan hukum dalam
suatu negara.
4
Menurut doktri hukum tata negara, pengertian sistem pemerintahan negara dapat dibagi ke dalam tiga
pengertian, yaitu sebagai berikut:
Tatanan yang berupa struktur dari suatu negara dengan menitikberatkan hubungan antara negara dan
rakyat. Pengertian seperti ini akan menimbulkan model pemerintahan monarki, aristrokasi, dan
demokrasi.
Suatu tatanan atau struktur pemerintahan negara yang bertitik tolak dari hubungan antarsemua organ
negara, termasuk hubungn antara pemerintah pusat (central government) dan bagian-bagian
Suatu tatanan atau struktur pemerintah yang bertitik tolak dari hubungan sebagai organ negara di tingkat
pusat, khususnya antara eksekutif dan legislatif.
1) Sistem parlementer, yaitu parlemen (legialatif) mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada
eksekutif. Contoh negara yan menetapkan sistem ini antara lain : Prancis, Belgia, Inggris, Jepang, India,
Belanda, New Zeland, Sudan, Portugal, dan Italia.
2) Sistem pemisahan kekuasaan (presidensil), yaitu parlemen (legislatif) dan pemerintah (eksekutif)
mempunyai kedudukan yang sama dan saling melakukkan kontrol (chech and ). Contohnya : Amerika
Serikat, Indonesia, Paraguay, Brunai Darusalam, Peru, dan Swedia.
3) Sistem pemerintahan dengan pengawasan langsung oleh rakyat, yaitu pemerintahan (eksekutif), pada
hakikatnya adalah badan pekerja dari parlemen (legislatif), dengan fakta lain eksekutif merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari legislatif.
Pada masyarakat modern, pola pemerintah dapat dikembangkan sesuai dengan karakter masing-masing.
Pertimbangan yang digunakan terutama menyangkut hal-hal berikut.
a. Kompleksitas
b. Dinamika
c. Keanekaragaman
1. Bentuk Pemerintahan
Bentuk pemerintahan klasik pada umumnya masih menggabungkan benttuk negara dan bentuk
pemerintahan. Berdasarkan teori ini, bentuk pemerintahan bisa dibedakan berdasarkan jumlah orang yang
memerintah serta sifat pemerintahannya. Teori ini dianut oleh Aristoteles, Plato, dan Polybios.
5
1) Aristoteles
a) Monarki
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh satu orang demi kepentingan umum.
b) Tirani
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh seseorang demi kepentingan pribadi.
c) Aristokrasi
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh sekelompok cendekiawan demi kepentingan umum
d) Oligarki
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh sekelompok cendekiawan demi kepentingan pribadi.
e. Politeia
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh seluruh rakyat demi kepentingan umum.
f) Anarki
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh banyak orang yang tidak berhasil menjalankan
kekuasaannya untuk kepentingan umum.
g) Demokrasi
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh rakyat dan dijalankan untuk kepentingan seluruh rakyat.
2) Plato
a) Aritrokrasi
Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh kaum cendikiawan yang dilaksanakan sesuai dengan
pikiran keadilan.
b) Oligarki
c) Temokrasi
Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh orang-orang yang ingin mencapai kemasyhuran dan
kehormatan.
6
d) Demokrasi
e) Tirani
Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seorang tiran(sewenang-wenang) sehingga jauh dari cita-
cita keadilan.
3) Polybios
Polybios terkenal dengan teorinya yang disebut cyclus theory, yang sebenarnya merupakan
pengembangan lebih lanjut dari ajaran Aristoteles dengan sedikit perubahan, yaitu dengan mengganti
bentuk pemerintahan politela dengan demokrasi.
Adapun bentuk monarki ini dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.
1. Monarki Absolut
Pada bentuk pemerintahan ini, pemerintahan dikepalai oleh seorang raja, ratu, syah, atau kaisar. Perintah
penguasa merupakan hukum dan harus dilaksanakan seluruh rakyat. Pada penguasa terdapat kekuaaan
eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Contoh: Prancis di masa kekuasaan Louis XIV.
2. Monarki Konstitusional
Bentuk pemerintahan monarki abssolut banyak dipraktikkan masa lalu, ketika partiipasi rakyat dibatasi.
Pengalaman beberapa bentukk kerajaan berkaitan dengan proses terbentuknya monarki konstitusional
dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Adakalanya inisiatif untuk mengubah bentuk monarki absolut menjadi monarki konstitusional itu
datang dari raja itu sendiri karena dia takut kekuasaannya akan runtuh. Contoh: Jepang dengan hak
octrool.
b. Adakalanya monarki absolut berubah menjadi monarki konstitusional karena adanya desakan dari
rakyat atau terjadi revolusi yang berakibat dibatasinya kekuasaan raja (sehingga tidak lagi
mutlak/absolut). Contoh: Inggris yang melahirkan Bill of Rights pada tahun 1689, Yordania, Denmark,
Arab Saudi, dan Brunei Darussalam.
7
3. Monarki Parlementer
1. Republik Absolut
Dalam republik absolut, pemerintah bersifat diktator. Hukum dimanipulasi hingga mendukung
kekuasaannya. Contoh: Jerman pada masa Hitler, Italia pada masa Mussolini, dan Spanyol pada masa
Jendral Franco.
2. Republik Konstitusional
Dalam pemerintahan republik konstitusional, kekuasaan kepala negara dan kepala pemerintahan tidak
diwariskan. Kedudukan politik dapat diperebutkan melalui cara-cara yang sah, seperti yang ditetapkan
dalam undang-undang.
3. Republik Parlementer
Dalam bentuk pemerintahan ini, presiden sebagai kepala negara yang tidak aktif memimpin
penyelenggaraan pemerintahan. Kepala pemerintahan dipegang oleh perdana menteri yang memimpin
kabinet. Para menteri bertanggung jawab pada parlemen.
Sistem pemerintahan dibagi menjadi dua, yaitu sistem pemerintahan presidensial dan sistem
pemerintahan parelementer.
1) Kepala negara bisa raja/ratu/presiden. Namun, tidak bertanggung jawab atas segala kebijakan yang
diambil oleh kabinet.
2) Kepala negara hanya sebagai simbol negara karena yang menjadi kepala pemerintahan adalah perdana
menteri.
3) Parelemen mempunyai kekuasaan sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif. Anggota parlemen
dipilih oleh rakyat melalui pemilu.
4) Eksekutif (kabinet) bertanggung jawab kepada legislatif. Jika parlemen mengeluarkan mosi tidak
percaya kepada menteri, maka kabinet harus mngembalikan mandat kepada kepala negara.
8
5) Dalam sistem dua partai, yang ditunjuk sebagai pembentuk kabinet sekaligus perdana menteri adalah
ketua parpol pemenang pemilu.
6) Dalam sistem banyak partai, formatur kabinet harus membentuk kabinet secara koalisi, karena kabinet
harus mendapat dukungan kepercayaan dari parlemen.
7) Kepala negara bisa menjatuhkan parlemen. Selanjutnya kabinet harus membentuk parlemen baru
melalui pemilu.
1) Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala negara.
2) Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipiliih langsung oleh
mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
3) Presiden memiliki hak prerogatif (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan menteri-
menteri yang memimpin departemen dan nondepartemen.
Referendum berasal dari kata refer yang berarti mengembalikan. Sistem pemerintahan referendum adalah
bentuk sistem pemerintahan yang merupakan variasi dari sistem pemerintahan parlementer dan
presidensial.
1) Referendum obligator adalah referendum yang harus terlebih dahulu mendapat persetujuan langsung
dari rakyat sebelum suatu undang-undang tertentu diberlakukan.
2) Referensi fakultatif adalah referendum yang dilaksanakan apabila dalam waktu tertentu sesudah suatu
undang-undang diumumkan dan dilaksanakan, sejumlah orang tertentu yang mempunyai hak suara
menginginkan diadakannya referendum.
Sistem ini timbul berdasarkan pemikiran bahwa jika majelis tingginya demokratis, hal iyu merupakan
pencerminan majelis rendah yang juga demokratis, sehingga hanya merupakan duplikasi saja. Teori ini
pun didukung suatu pendapat bahwa fungsi kamar kedua dapat dilakukan oleh komisi parlementer, seperti
meninjau atau merevisi undang-undang.
Hal-hal yang berhubungan dengan sistem parlemen satu kamar adalah sebagai berikut.
a) Para pendukung menyatakan bahwa sistem satu kamar mencatat perlunya pengendalian atas
pengeluaran pemerintah dan dihapuskannya pekerjaan berganda yang dilakukan oleh kedua kamar.
b) Para pengkritik menyatakan bahwa sistem satu kamar menunjukan adanya pemeriksaan dan
pengimbangan ganda ang diberikan oleh sistem dua kamar dan dapat menambah tingkat konsensus dalam
masalah legislatif.
Sistem parlemen dua kamar merupakan praktik pemerintahan yang menggunakan dua kamar legislatif
atau parlemen.
Bentuk parlemen dengan sistem dua kamar ini dapat dibedakan sebagai berikut.
a) Federalisme
Negara-negara seperti Amerika Serikat, Australia, Brazil, India, dan Jerman mengaitkan sistem dua
kamar dengan struktur politik federal mereka. Misalnya di Amerika Serikat, Australia, dan Brazil,
masing-masing negara bagian mendapatkan jumlah penduduk antara masing-masing negara bagian. Hal
ini untuk memastikan bahwa negara bagian yang lebih sedikit penduduknya tidak berada dibawah
bayang-bayang negara-negara bagian yang penduduknya lebih banyak. Akan tetapi, di majelis rendah,
kursi dimenangkan berdasarkan jumlah penduduk. Di India dan Jerman, majelis tinggi. Rajya Sabha
(India) dan Bundesrat (Jerman), bahkan lebih erat terkait dengan sistem federal karena para anggotanya
dipilih langsung oleh pemerintah dari masing-masing negara bagian India atau Bundesland (Jerman). Ini
pernah terjadi di negara Amerika Serikat sebelum amandemen ke-17.
10
Sistem Pemerintahan Indonesia menurut konstitusi RIS adalah sistem Pemerintah Parlementer yang tidak
murni. Pasal 118 konstitusi RIS antara lain :
Ketentuan pasal tersebut menunjukkan bahwa RIS mempergunakan sistem pertanggung jawaban menteri.
UUDS 1950 masih tetap mempergunakan bentuk sistem pemerintahan seperti yang diatur dalam
konstitusi RIS. Di dalam pasal 83 UUDS 1950 dinyatakan :
b. Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah, baik bersama-sama untuk
seluruhnya maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri-sendiri.
11
2. Komposisi MPR terdiri atas seluruh anggota DPR ditambah DPD yang dipilih oleh rakyat.
Negara indonesia adalah negara yang berbentuk republik. Pemerintahan republik adalah suatu
pemerintahan dimana seluruh atau sebagian rakyat memegang kekuasaan yang tertinggi di dalam negara.
Oleh karena itu, kadaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem pemerintahan di dunia terbagi atas sistem pemerintahan parlementer dan presidensial. Pada
umumnya, negara-negara di dunia menganut salah satu dari sistem pemerintahan tersebut. Sistem
parlementer adalah sebuah sistem permerintahan di mana parlemen memiliki peranan penting dalam
pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan
parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak
percaya. Berbeda dengan sistem presidensil, di mana sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden
presiden dan seorang perdana menteri, yang berwenang terhadap jalannya pemerintahan. Dalam
presidensil, presiden berwenang terhadap jalannya pemerintahan, namun dalam sistem parlementer
presiden hanya menjadi simbol kepala negara saja.
B. Saran
Dengan memahami sistem pemerintahan di berbagai negara, terutama negara maju, diharapkan kita
mampu membandingkannya dengan sistem pemerintahan negara kita, sehingga kita dapat menyimpulkan
mengapa negara kita sangat terlambat sekali maju, bahkan dibandingkan dengan negara muda yang beru
lahir. Serta dapat mengkritik sistem pemerintahan negara kita dengan kritikan yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA
C.S.T Kansil dan Christine. (2001). Ilmu Negara. Jakarta: Pradnya Paramita.
C.S.T. Kansil. (1987). Hukum Antar Tata Pemerintahan (Comparative Government). Jakarta: Erlangga.
Ibrahim R.dkk. (1995). Sistem Pemerintahan Parlementer dan Presidesial. Jakarta: Grafindo Persada.
13