Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TAFSIR AYAT AYAT EKONOMI

" Jual Beli Online"

Disusun Oleh Kelompok 5:

Jaitun abdul gani (180105136)

Kiki suryani (190105045)

Sima melati benyal (190105054)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) AMBON

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat,karunia, dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah "TAFSIR_TAFSIR AYAT EKONOMI" dengan pokok bahasan
mengenai “Transaksi jual beli online menurut pandangan islam” ini dengan baik. Dan juga kami
berterima kasih pada Arifit Pellu, M.E selaku Dosen mata kuliah Tafsir_tafsir ayat ekonomi yang telah
memberikan tugas ini kepada kami dan membimbing kami sampai saat ini.Kami sangat berharap
makalah ini dapat berguna bagi semuanya dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah kami buat dimasa yang akan datang.Semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami dan
bermanfaat bagi siapapun yangmembacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna
bagi kami sendirimaupun orang yang membacanya.

Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan baik dari segi kata, pengejaan maupun
materi dan kami memohon kritik dan saranyang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di
waktu yang akan datang.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. definisi jual beli

B. macam macam jual beli

C. rukun dan syarat sah jual beli

D. transaksi jual beli secara online

E.cara melakukan transaksi jual beli secara online

F .transaksi jual beli secara online menurut pandangan hukum Islam


BAB III PENUTUP
1 Kesimpulan
2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta‟ala kepada nabi Muhammad
SAW sebagai nabi dan rasul terakhir penutup para nabi untuk menjadi panutan dan pedoman hidup bagi
seluruh umat manusia hingga akhir zaman kelak. Islam juga merupakan agama yang telah diridhai oleh
Allah Subhanahu Wa Ta‟ala. islam sebagai agama yang sempurna yang akan membawa umat manusia
menuju surganya manakala manusia itu sendiri menjalankan seluruh syari‟at-syariat yang telah
ditetapkan di dalamnya dan menjauhi larangan-larangannya. Pada zaman modern ini, perkembangan
teknologi semakin canggih. Hal itu memudahkan semua orang untuk bisa saling berinteraksi dan
berkomunikasi satu sama lain dalam jarak jauh salah satunya melalui internet atau yang biasa kita sebut
online. Pengertian dari online sendiri adalah suatu keadaan dimana kita terhubung atau terkoneksi
dengan jaringan internet sehingga kita bisa mengakses apapun dari internet. Pada masa kini, kita tidak
hanya bisa browsing saja melalui internet tetapi juga bisa melakukan kegiatan transaksi jual beli melalui
internet atau yang biasa disebut jual beli online. Dari pemaparan penulis diat

B. Rumusan masalah

1. apa yg di maksud dngan definisi jual beli

2. apa yg di maksud dgn macam*jual beli

3. apa yg di mksd dngar rukun dan syarat sah jual beli

4. apa yg di mksd dngan jual beli secara online

5. bagaimn cara melakukan transaksi jual beli secara online

6. bagaimn transaksi jual beli online dalam pandangan hukum Islam Tujuan penelitian

C. Tujuan Penulis

1. untuk mengetahui definisi jual beli

2. untuk mengetahui macam*jual beli

3. untuk mengetahui rukun dan syarat sah jual beli


4. untuk mengetahui apa itu jual beli secara online

5. untuk mengetahui cara melakukan transaksi jual beli secara online

6. untuk mengetahui transaksi jual beli secara online menurut pandangan hukum Islam
BAB II

PEMBAHASAN

Transaksi Jual Beli Online


1. Definisi Jual Beli
Di zaman modern seperti sekarang ini, banyak sekali orang yang melakukan bisnis. Salah satunya adalah
melalui suatu kegiatan transaksi jual beli. Transaksi jual beli sendiri berarti suatu kegiatan dimana dua
orang saling terlibat dalam proses pertukaran barang karena adanya saling ketergantungan terhadap
barang tersebut atau adanya kebutuhan terhadap barang tersebut dan dilakukan dengan syarat yang
telah disepakati.

Jual beli menurut bahasa artinya pertukaran atau saling menukar. Sedangkan, menurut ilmu fiqh ialah
suatu transaksi tukar menukar harta yang dilakukan secara sukarela atau proses mengalihkan hak
kepemilikan kepada orang lain dengan adanya kompensansi tertentu dan dilakukan dalam koridor
syari‟at. Adapun landasan syara‟ atau landasan hukumnya berasal dari 3 sumber yakni Al-Qur‟an, As-
Sunnah dan Ijma‟ ulama.
Beberapa dalil dari Al-qur‟an tentang jual beli diantaranya adalah: (Q. S Al-Baqarah : 9)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

َ‫ ۗ ﯾُﺧٰدِﻋُوْنَ ﷲَّٰ وَا ﻟﱠذِﯾْنَ اٰﻣَﻧُوْا  ۚ وَﻣَﺎ ﯾَﺧْدَﻋُوْنَ اِﻻﱠۤ اَﻧْﻔُﺳَﮭُمْ وَﻣَﺎ ﯾَﺷْﻌُرُوْن‬

"Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri
tanpa mereka sadari."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 9)

Artinya:
“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan batil
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.

2. Macam-macam Jual Beli


Ada beberapa macam dalam jual beli, yaitu:
a. Bai’ Salam,
menurut bahasa salam adalah menyegerakan atau mendahulukan modal. Secara istilah adalah jual beli
sesuatu yang disebutkan sifatnya pada suatu perjanjian dengan membayar di muka. Atau pembelian

barang yang diserahkan di kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Jual beli salam ini
didasarkan dalam Al-qur‟an dan Hadits.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ُ ُ‫ﯾٰۤـﺎَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﱠذِﯾْنَ اٰﻣَﻧُوْۤا اِذَا ﺗَدَاﯾَﻧْﺗُمْ ﺑِدَﯾْنٍ اِﻟٰۤﻰ اَﺟَلٍ ﻣﱡﺳَﻣًّﻰ ﻓَﺎ ﻛْﺗُﺑُوْهُ ۗ وَﻟْﯾَﻛْﺗُبْ ﺑﱠﯾْﻧَﻛُمْ ﻛَﺎ ﺗِبٌ ﺑِۢﺎ ﻟْﻌَدْلِ ۖ وَﻻَ ﯾَﺄْبَ ﻛَﺎ ﺗِبٌ اَنْ ﯾﱠﻛْﺗُبَ ﻛَﻣَﺎ ﻋَﻠﱠﻣَﮫ‬
ّٰ‫ﷲ‬
‫ﻓَﻠْﯾَﻛْﺗُبْ ۚ وَﻟْﯾُﻣْﻠِلِ اﻟﱠذِيْ ﻋَﻠَﯾْﮫِ اﻟْﺣَـقﱡ وَﻟْﯾَﺗﱠقِ ﷲَّٰ رَﺑﱠﮫٗ وَﻻَ ﯾَﺑْﺧَسْ ﻣِﻧْﮫُ ﺷَﯾْــﺋًﺎ ۗ ﻓَﺎِ نْ ﻛَﺎ نَ اﻟﱠذِيْ ﻋَﻠَﯾْﮫِ اﻟْﺣَـقﱡ ﺳَﻔِﯾْﮭًﺎ اَوْ ﺿَﻌِﯾْﻔًﺎ اَوْ ﻻَ ﯾَﺳْﺗَطِﯾْﻊُ اَنْ ﯾﱡﻣِلﱠ‬
‫ھُوَ ﻓَﻠْﯾُﻣْﻠِلْ وَﻟِﯾﱡﮫٗ ﺑِﺎ ﻟْﻌَدْلِ ۗ وَا ﺳْﺗَﺷْﮭِدُوْا ﺷَﮭِﯾْدَﯾْنِ ﻣِنْ رﱢﺟَﺎ ﻟِﻛُمْ ۚ ﻓَﺎِ نْ ﻟﱠمْ ﯾَﻛُوْﻧَﺎ رَﺟُﻠَﯾْنِ ﻓَرَﺟُلٌ وﱠا ﻣْرَاَ ﺗٰنِ ﻣِﻣﱠنْ ﺗَرْﺿَوْنَ ﻣِنَ اﻟﺷﱡﮭَدَآءِ اَنْ ﺗَﺿِلﱠ‬
َ‫اِﺣْدٰﯨﮭُﻣَﺎ ﻓَﺗُذَﻛﱢرَ اِﺣْدٰﯨﮭُﻣَﺎ اﻻُْ ﺧْرٰى ۗ وَ ﻻَ ﯾَﺄْبَ اﻟﺷﱡﮭَدَآءُ اِذَا ﻣَﺎ دُﻋُوْا ۗ وَﻻَ ﺗَﺳْــﺋَﻣُوْۤا اَنْ ﺗَﻛْﺗُﺑُوْهُ ﺻَﻐِﯾْرًا اَوْ ﻛَﺑِﯾْرًا اِﻟٰۤﻰ اَﺟَﻠِﮫٖ ۗ ذٰ ﻟِﻛُمْ اَﻗْﺳَطُ ﻋِﻧْدَ ﷲِّٰ وَا‬
َ‫ﻗْوَمُ ﻟِﻠﺷﱠﮭَﺎ دَةِ وَاَ دْﻧٰۤﻰ اَ ﻻﱠ ﺗَرْﺗَﺎ ﺑُوْۤا اِﻻﱠۤ اَنْ ﺗَﻛُوْنَ ﺗِﺟَﺎ رَةً ﺣَﺎ ﺿِرَةً ﺗُدِﯾْرُوْﻧَﮭَﺎ ﺑَﯾْﻧَﻛُمْ ﻓَﻠَﯾْسَ ﻋَﻠَﯾْﻛُمْ ﺟُﻧَﺎ حٌ اَ ﻻﱠ ﺗَﻛْﺗُﺑُوْھَﺎ ۗ وَاَ ﺷْﮭِدُوْۤا اِذَا ﺗَﺑَﺎﯾَﻌْﺗُمْ ۖ وَﻻ‬
ٌ‫ﯾُﺿَﺂ رﱠ ﻛَﺎ ﺗِبٌ وﱠﻻَ ﺷَﮭِﯾْدٌ ۗ وَاِ نْ ﺗَﻔْﻌَﻠُوْا ﻓَﺎِ ﻧﱠﮫٗ ﻓُﺳُوْقٌ ﺑِۢﻛُمْ ۗ وَ اﺗﱠﻘُوا ﷲَّٰ ۗ وَﯾُﻌَﻠﱢﻣُﻛُمُ ﷲُّٰ ۗ وَا ُّٰ ﺑِﻛُلﱢ ﺷَﻲْءٍ ﻋَﻠِﯾْم‬

"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang-piutang untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Janganlah penulis menolak untuk menuliskannya sebagaimana Allah telah
mengajarkan kepadanya, maka hendaklah dia menuliskan. Dan hendaklah orang yang berutang itu
mendiktekan, dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya, dan janganlah dia mengurangi
sedikit pun dari padanya. Jika yang berutang itu orang yang kurang akalnya atau lemah (keadaannya),
atau tidak mampu mendiktekan sendiri, maka hendaklah walinya mendiktekannya dengan benar. Dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi laki-laki di antara kamu. Jika tidak ada (saksi) dua orang laki-laki,
maka (boleh) seorang laki-laki dan dua orang perempuan di antara orang-orang yang kamu sukai dari
para saksi (yang ada), agar jika yang seorang lupa maka yang seorang lagi mengingatkannya. Dan
janganlah saksi-saksi itu menolak apabila dipanggil. Dan janganlah kamu bosan menuliskannya, untuk
batas waktunya baik (utang itu) kecil maupun besar. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah, lebih
dapat menguatkan kesaksian, dan lebih mendekatkan kamu kepada ketidakraguan, kecuali jika hal itu
merupakan perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu jika
kamu tidak menuliskannya. Dan ambillah saksi apabila kamu berjual-beli, dan janganlah penulis
dipersulit dan begitu juga saksi. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sungguh, hal itu suatu
kefasikan pada kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, Allah memberikan pengajaran kepadamu, dan
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 282)
b. Bai’ Istisna’,

yaitu kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang. Dalam kontrak ini, pembuat barang
menerima pesanan dari pembeli. Kedua belah pihak bersepakat atas harga serta sistem pembayaran,
apakah di muka, melalui cicilan atau ditangguhkan sampai suatu waktu pada masa yang akan datang.
Menurut Jumhur Fuqaha’, bai’ istisna’ merupakan suatu jenis khusus dari akad bai‟ salam. Dengan
demikian, ketentuan bai‟ istisna mengikuti ketentuan dan aturan akad bai’ salam.
c. Bai’ murabahah,

yaitu jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam bai’
murabahah, penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat
keuntungan sebagai tambahannya. Misalnya, pedagang eceran membeli pakaian dari grosir dengan
harga Rp.10.000,00, kemudian ia menambah keuntungan sebesar Rp.5.000,00 dan ia menjual kepada si
pembeli dengan harga Rp.15.000,00. Pada umumnya, si pedagang eceran tidak akan memesan dari
grosir sebelum ada pesanan dari calon pembeli dan mereka sudah menyepakati tentang jumlah pakaian,
besar keuntungan yang akan diambil pedagang eceran, serta besarnya angsuran kalau memang akan
dibayar secara angsuran.

3. Rukun dan Syarat sah Jual Beli


Menurut ijma‟ para ulama, rukun jual beli ada empat, yaitu:I
1. Bai‟ (Penjual)
2. Musytari (Pembeli)

3. Maq‟ud „alaih (Barang yang dijual)


4. Shigat (Ijab dan qabul)

Adapun syarat sah jual beli diantaranya adalah:


1. Syarat sah aqid (Penjual dan pembeli):
a. Berakal (Aqil). Orang yang terganggu jiwanya atau gila, maka tidak sah jual belinya.
b. Dengan kehendak sendiri (tidak dengan dipaksa).
c. Tidak mubazir. Sebab harta orang yang mubadzir itu di tangan walinya.

d. Baligh (telah cukup umur / dewasa). Anak kecil yang belum baligh, maka tidak sah jual belinya. Kalau
seandainya seorang yang belum baligh, namun dia sudah mengerti tentang jual beli sebagian ulama
berpendapat bahwasannya diperbolehkan jual beli barang-barang yang kecil saja.

2. Uang dan benda yang dibeli.


Syaratnya yaitu:
a. Suci. Barang najis tidak sah dijual dan tidak boleh dijadikan uang untuk dibelikan, seperti kulit
binatang atau bangkai yang belum disamak.
b. Ada manfaatnya. Tidak boleh memperjual belikan barang-barang yang tidak bermanfaat dan dilarang
juga mengambil kembalian dari barang tersebut karenadalam al-qur‟an telah dijelaskan bahwasannya
hal tersebut termasuk dalam arti menyia-nyiakan

4. Jual Beli Secara Online


Jual beli secara online adalah proses transaksi jual beli yang dilakukan lewat internet atau via online
dimana dua orang yang melakukan transaksi baik penjual maupun pembeli telah melakukan
kesepakatan jual beli via internet. Jual beli jenis ini pada zaman dahulu lebih dikenal dengan istilah bai‟
salam dimana dalam istilah etimologi diartikan sebagai pendahuluan modal. Sedangkan, pengertian
secara luasnya diartikan penyerahan uang atau modal dilakukan di muka (di awal) sedangkan
penyerahan barang yang ditransaksikan dilakukan di kemudian hari atau dalam tempo yang telah
ditentukan dan disepakati.

Adapun rukun jual beli online atau salam ini sama seperti rukun jual beli pada umumnya yaitu harus ada
pembeli (Muslam), penjual (Muslam Alaih), modal atau uang, barang (Muslam Fiih), dan shigat.Dalam
dunia perbankan, jual beli online atau salam biasanya dilakukan pada pembiayaan bagi petani dalam
jangka waktu yang pendek biasanya 2-6 bulan. Barang yang diperjual-belikan biasanya adalah cabai,
jagung, padi, dan lain sebagainya. Pada zaman modern sekarang ini, dimana zaman sudah dipenuhi
dengan peralatan teknologi yang serba canggih orang memilih melakukan segala sesuatunya dengan
mudah dan instan. Transaksi jual beli yang sudah melekat di kalangan masyarakat dari dulu hingga kini
merupakan sesuatu yang prioritas untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada masa kini itu bisa
dilakukan dengan mudah lewat via internet. Meskipun hanya sebagian saja yang suka bertransaksi
dengan cara ini bahkan mungkin ada yang belum mengetahui caranya, tapi kebanyakan orang
khususnya orangorang di perusahaan lebih banyak memilih untuk bertransaksi online karena dianggap
lebih cepat, mudah, praktis, dan juga terjamin.

5. cara melakukan Transaksi Jual Beli Secara Online


Tahapan-tahapan untuk melakukan transaksi jual beli secara online sebenarnya cukup mudah dan tidak
sulit untuk melakukannya. Langkah awal adalah mengunjungi situs di internet yang menyediakan jasa
jual beli online. Biasanya, sebelum masuk kita harus memasukkan e-mail atau nomor telepon untuk
memudahkan informasi. Lalu setelah itu, carilah barang yang diperlukan dan biasanya akan muncul
beberapa pilihan dari barang yang dicari. Setelah menemukan barang yang dicari, klik barang tersebut.
Biasanya disana akan tertera harga barang yang telah ditentukan.

Kelebihandisini adalah kita bisa membeli banyak barang hanya dalam satu kali pembelian dan tidak usah
repot-repot mengunjungi banyak toko atau pasar untuk membeli jenis barang yang berbeda. Setelah itu
pilihlah ikon setuju yang menandakan bahwa kita telah sepakat untuk membeli barang tersebut. Jika
sudah, tunggulah beberapa saat sampai penyedia jasa atau penjual online tersebut mengirimkan suatu
pesan ke e-mail anda biasanya berupa informasi tentang total pembayaran yang harus dibayarkan.
Pembayaran dilakukan lewat rekening bank secara cash.Barang yang anda telah anda beli akan
dikirimkan beberapa hari setelah itu.

6.. Transaksi Jual Beli Secara Online Dalam Pandangan Hukum Islam
Dalam syari‟at islam, kita telah mengetahui apa-apa saja rukun jual beli itu sehingga jika ada salah satu
saja rukunnya yang tidak terpenuhi maka jual beli tersebut dianggap tidak sah. Dalam islam, hukum
tentang suatu perkara sering sekali menjadi perdebatan di kalangan para ulama disebabkan oleh
banyaknya mazhab dalam islam yang berbeda satu dengan yang lainnya. Itulah sebabnya mengapa islam
terdiri dari banyak sekali aliran.
Transaksi jual beli merupakan salah satu perkara yang juga kadang suka diperdebatkan sah atau
tidaknya jual beli tersebut. Biasanya, dalam jual beli kita hanya tahu soal menjual atau membeli saja.
Yang penting barang tersebut sudah terjual ataupun terbeli tanpa mengetahui sah atau tidaknya proses
jual beli yang kita lakukan tersebut. Salah satunya adalah transaksi jual beli online atau jual beli yang
dilakukan secara online atau via internet yang juga sering menjadi perdebatan. Ada yang membolehkan
dan ada juga yang melarang. Salah satu alasan pelarangannya adalah proses jual beli tidak dilakukan
secara langsung (penjual dan pembeli tidak bertemu secara langsung.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian transaksi jual beli secara online dalam pandangan hukum islam,penulis
dapat menyimpulkan hasil penelitian yang terangkum secara terperinci sebagai berikut:

1. Transaksi jual beli online adalah transaksi jual beli yang dilakukan melalui internet dimana modal
didahulukan terlebih dahulu melalui bank lalu barang akan datang dikemudian hari sesuai dengan
kesepakatan yang telah ditentukan.

2. Cara melakukan transaksi jual beli online diantaranya sebagai berikut: Kunjungi link online shop
terlebih dahulu lalu pilihlah barang-barang yang kita inginkan. Setelah memilih barang, biasanya akan
tertera total harga yang harus dibayarkan oleh pembeli. Pembeli akan mengirimkan uangnya melalui
rekening bank. Kemudian barang akan datang beberapa hari kemudian.

3. Transaksi jual beli online itu sah-sah saja dilakukan selama itu tidak melanggar rukun jual beli dan
tidak adanya kebohongan atau penipuan dalam prosesnya. Kalaupun ada maka uang pembeli harus
dikembalikan.

B. Saran

Dari apa yang telah diuraikan oleh penulis dalam penelitian ini, penulis berharap kepada para pembaca
untuk mencari informasi yang lebih luas dan lengkap mengenai transaksi jual beli online, karena dalam
penelitian ini penulis tidak membahas semua hal tentang transaksi jual beli online, melainkan hanya
membahas hal-hal yang mengenai hukum transaksi jual beli online secara umumnya saja dan hanya dari
beberapa referensi dan tidak begitu terperinci. Sedangkan banyak informasi lain yang membahas
tentang hukum transaksi jual beli online itu sendiri, sehingga dengan mencari informasi yang lebih luas
dan lengkap kita dapat mengetahui serta memahami banyak tentang hukum tarnsaksi jual beli online .
Penulis juga menyarankan agar kita selalu menjalankan segala pekerjaan kita dengan tepat waktu dan
untuk tidak menunda-nunda pekerjaan kita.
DAFTAR PUSTAKA

As-Sirbuny, A. A. (t.thn.). Petunjuk Sunnah dan Adab Sehari-hari Lengkap.

Cirebon: Pustaka Nabawi. Rasjid, Sulaiman. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2012.

Hasbiyallah. “Fiqh untuk kelas IX Mts.” 95. Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008.

Anda mungkin juga menyukai