Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENYELENGGARAAN JENAZAH

DIBUAT OLEH:
KELOMPOK VII
MUHAMMAD RIZKY (19070094)

SARIPAH (19070108)

DOSEN PENGAMPU:
DRA. HJ. AJENG KARTINI, M.PD.I

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)


MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat ,
karunia, serta taufik dan hidayahnya dapat menyelesaikan makalah tentang “Penyelenggaraan
Jenazah“ dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai “Penyelenggaraan Jenazah”. Saya, juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

I
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI··································································································I
KATA PENGANTAR·······················································································I
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang·························································································1
BAB II PEMBAHASAN
A. Memandikan Jenazah·················································································2
B. Mengafani Jenazah····················································································4
C. Menshalatkan jenazah·················································································6
D. Menguburkan jenazah················································································7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan·····························································································8

II
III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam mengaruhi ummatnya agar selalu ingat akan mati, Islam juga mengaruhi
ummatnya untuk mengunjungi orang yang sedang sakit ('Iyadat Al-Maridh) menghibur dan
mendo'akannya. Apabila seseorang telah meninggal dunia, yang menyembahlah seorang
dari mahramnya yang paling dekat dan sama jenis kelaminnya yang melakukan kewajiban
yang mesti dilakukan terhadap jenazah, yaitu memandikan, mengkafani,
menyembahyangkan dan menguburkannya. Menyelenggarakan jenazah, yaitu sejak
menyiapkannya, memandikannya, mengkafaninya, menshalatkannya, membawanya ke
kubur sampai kepada menguburkannya adalah perintah agama yang melayani kaum
muslimin sebagai kelompok. Jika perintah itu telah dikerjakan oleh sebahagian mereka yang
seharusnya, wajib melaksanakan perintah itu berarti sudah terbayar.

Karena semua amal harus dikerjakan dengan ilmu, maka pengetahuan tentang ilmu
tentang peraturan-peraturan di sekitar penyelengaraan jenazah itupun merupakan fardhu
kifayah juga. Akan berdosalah seluruh anggota suatu kelompok kaum muslimin dalam
kelompok tersebut tidak ada orang yang berilmu untuk melaksanakan fardhu kifayah di
sekitar penyelenggaraan jenazah itu.

Oleh karena itu, dalam pembahasan makalah kami selanjutnya akan dipaparkan secara
terperinci secara insya Allah tentang penyelenggaraan jenazah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Ketika orang muslim/muslimah meninggal dunia, wajib hukumnya menyelenggarakan


jenazah. Kewajiab tersebut merupakan wajib kifayah. Adapun kewajiban kaum muslimin
terhadap jenazah ada empat, yaitu: 1. Memandikan 2. Mengafani 3. Menshalatkan 4.
Menguburkan.

A. Memandikan

Syarat-syarat jenazah yang harus dimandikan:


1. Muslim/muslimat
2. Anggota badan masih ada walau sebagian
3. Mati bukan mati syahid
4. Pernah hidup walau sebentar
Alat-alat yang diperlukan dalam memandikan jenazah:
1. Sediakan tempat mandi.
2. Sabun mandi.
3. Air daun bidaran.
4. Air bersih.
5. Sugi - 7 batang.
6. Sarung tangan - 3 atau 5.
7. Sedikit kapas.
8. Air kapur barus.
Cara Memandikan Jenazah
1. Letakan mayat di tempat mandi yang disediakan.
2. Tutup seluruh anggota mayat kecuali muka.
3. Semua bilal hendaklah memakai sarung tangan sebelah kiri.
4. Sediakan air sabun.

2
5. Sediakan air kapur barus.
6. Istinjakan mayat terlebih dahulu.
7. Angkat sedikit bahagian kepalanya sehingga paras dadanya.
8. Mengeluarkan kotoran dalam perutnya dengan menekan atau mimicit-micit
perutnya secara perlahan-lahan dan hati serta kotoran dalam mulutnya dengan
menggunakan kain alas agar tidak tersentuh auratnya.

9. Siram dan basuh dengan air sabun.

10. Kemudian gosok giginya, lubang hidung telinga, celah ketiaknya, celah jari tangan
dan kakinya dan rambutnya.

11. Selepas itu siram atau basuh seluruh anggota mayat dengan air sabun juga.

12. Kemudian bilas dengan air yang bersih seluruh anggota mayat sambil berniat :
lafaz niat memandikan jenazah laki-laki : ‫ت ِهللِ تَ َعالَى‬ ْ ‫ْت ْال ُغ ْس َل اَدَا ًء ع َْن ه َذ‬
ِ ِّ‫اال َمي‬ ُ ‫نَ َوي‬

“Niat saya memandikan jenazah (laki-laki) karena Allah Taala”

Lafaz niat memandikan jenazah perempuan : ‫ْت ْال ُغ ْس َل اَدَا ًء ع َْن ه ِذ ِه ْال َميِّتَ ِة ِهللِ تَ َعا َل‬
ُ ‫نَ َوي‬

“Niat saya memandikan jenazah (perempuan) karena Allah Taala”.

13. Telentangkan mayat, siram atau basuh dari kepala hingga ujung kaki 3 kali dengan
air bersih.

14. Siram sebelah kanan 3 kali.

15. Siram sebelah kiri 3 kali.

16. Kemudian miringkan mayat ke kiri basuh bahagian lambung kanan sebelah
bekakang.

17. Miringkan mayat ke kanan basuh bahagian lambung sebelah kirinya pula.

18. Telentangkan semua mayat, ulangi menyiram seperti bil. 13 hingga 17.

19. Setelah itu siram dengan air kapur barus.

20. Setelah itu wudhukan mayat.

Lafaz niat mewudhukan jenazah lelaki : ‫ِ َت َعالَى‬


‫ت هّٰلِل‬
ِ ‫ْت ْالوُ ض ُْو َء ل ِٰه َذا ْال َم ِّي‬
ُ ‫َن َوي‬

3
“Sehaja ku berniat mewudhukan jenazah (lelaki) ini karena Allah Taala
s.w.t“
Lafaz niat mewudhukan jenazah perempuan :

‫ْت ْالوُ ض ُْو َء ل ِٰه ِذ ِه ْال َم ِّي ِت ِة هّٰلِل ِ َت َعالَى‬


ُ ‫َن َوي‬
“Sahaja ku berniat mewudhukan jenazah (perempuan) ini karena Allah
Taala s.w.t”
21. Siram dengan air.
22. Setelah selesai dimandikan dan diwudhukannya dengan baik dan sempurna
hendaklah dilapkan menggunakan kain/handuk pada seluruh badan mayat.

23. Cawatkan bahagian kemaluan mayat dengan cawat yang disediakan.

24. Setelah itu angkat dengan menutup seluruh anggotannya.

25. Segala apa-apa yang tercabut dari anggota mayat, hendaklah dimasukkan kedalam
kapan (Contoh: rambut, kuku, dll).

26. Dengan ini selesailah kerja memandikan mayat dengan sempurnanya.

B. Mengkafani Jenazah

Disunahkan bagi jenazah laki-laki dengan tiga lapis kain tanpa baju dan surban.
Masing-masing lapis menutup seluruh jenazah. Cara memakaikannya kain kafan
dihamparkan sehelai-sehelai dan ditaburkan harum-haruman. Kemudian jenazah diletakkan
diatasnya. Kedua tangannya diletakan didadanya.

Disunatkan bagi jenazah wanita dikafani dengan lima lembar kain yaitu
basaha,baju,tutup kepala, cadar dan kain yang menutupi seluruh tubuhnya. Cara
memakaikannya dihamparkan kain untuk membungkus seluruh tubuh,diberi harum-
haruman, kemudian jenazah dibungkus seluruh tubuhnya dengan kain pembungkus.

4
Cara-cara mengkafani jenazah
Pertama :
Hendaklah disediakan tiga lembar kain kafan dibentangkan dengan disusun, kain yang
paling lebar diletakkan di bawah atau dengan cara kain tiga lembar dibentangkan dan
letaknya agak serong yang atas melebar dan yang bawah mengecil, setiap lembar disapu
dengan wangi-wangian atau minyak wangi yang tidak mengandung alkohol.

Kedua :
Hendaklah disediakan tali pengikat sebanyak tiga atau lima utas yang diketakkan di
bawah kain kafan tersebut.
Ketiga :
Hendaklah disediakan kapas yang disapu dengan wangi-wangian dan kayu cendana
yang digunakan untuk menutup antara lain :
1. Kemaluan
2. Wajah (muka)
3. Kedua buah dada
4. Kedua telinga
5. Kedua siku tangannya
6. Kedua tumitnya
Keempat :
Angkatlah mayat tersebut dengan berhati-hati kemudian baringkan diatas kain kafan
yang sudah dibentangkan.
Kelima :
Tutupkan jenazah itu dengan kapas yang telah disediakan pada bahagian-bahagian yang
telah disebutkan diatas.
Keenam :
Hendaklah kain kafan tersebut diselimutkan atau ditutupkan dari lembar yang paling
atas sampai lembar yang paling bawah, kemudian ikatlah dengan tali daripada kain yang
telah disediakan sebanyak tiga atau lima ikatan. Semua tali pengikat mayat hendklah
disimpul hidup disebelah kiri. Sebelum diikat di bahagian kepala, berikan warisnya melihat
atau menciumnya. Tulislah kalimat “ALLAH dan MUHAMMAD” di dahi mayat dengan

5
menggunakan minyak wangi. Setelah siap diikat percikan dengan air mawar dan sapulah
minyak wangi.

C. Menshalatkan Jenazah

1. Syarat shalat jenazah

 Menutup aurat, suci dari hadats kecil dan besar, bersih pakaian, tempat dari najis,
menghadap kiblat.

 Jenazah telah dimandikan dan dikafani.

 Letakan jenazah didepan orang yang menshalatkan, kecuali shalat gaib.

2. Rukun Shalat Jenazah

1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Takbir 4x
4. Membaca surah Al-Fatihah
5. Membaca shalawat Nabi
6. Mendoakan jenazah
7. Memberi salam
Dalam mengerjakan shalat jenazah, yang paling utama ialah dikerjakan secara
berjamaah dan harus dijadikan tiga saf (barisan) sekurang-kurangnya setiap satu saf dua
orang. Bagi orang perempuan dibolehkan mengikuti berjamaah bersama-sama dengan
orang laki-laki.

6
3. Cara Mengerjkan Shalat Jenazah

 Bagi jenazah lelaki, Imam yang akan mendirika dengan sholat diatasnya hendaklah
berdiri seara dengan kepala jenazah itu.

 Bagi jenazah perempuan, Imam hendaklah berdiri searah dengan lambung atau
bahagian tengah jenazah itu.

 Tentang tempat untuk mengerjakan shalat jenazah, diperbolehkan didalam masjid,


di musholla atau ditempat lainnya yang memungkinkan shalat berjamaah dengan
syarat tempatnya itu luas dan bersih.

D. Menguburkan Jenazah

Tata cara menguburkan jenazah:

1. Dibuat laing lahad sepanjang badan jenazah, dalamnya kira-kira satu meter. Didasar
lubang dibuat miring lebih dalam kearah kiblat.

2. Ketika meletakan jenzah hendaknya dibacakan lafal “Dengan nama Allah dan atas
agama Rasullah SAW”.

3. Tali-tali pengikat kain dilepas, pipi kanan dan ujung kaki ditempelkan pada tanah.
4. Jenazah ditutup dengan papan/kayu lalu ditimbun tanah.
5. Menyiram dengan air diatas tanah kubur.
6. Mendoakan dan mohon ampun.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Apabila seorang muslim meninggal, maka fardhu kifayah atas orang yang hidup
menyelenggarakan empat perkara, yaitu:

1) mandikan mayat

Syarat wajib mandi adalah mayat orang Islam, badannya ada sedikit, dan mayat bukan mati
syahid.

2) Mengkafani mayat

Kain kafan sekurang - kurang dari selapis kain yang menutupi seluruh badan mayat. Tetapi
sebaiknya memiliki tiga lembar untuk laki-laki dan lima lembar untuk perempuan.

3) Menshalatkan mayat

Syarat-syaratnya yaitu:

Sebuah. Sebagaimana syarat-syarat shalat lainnya, seperti menutup aurat; badan suci; dll.

a. Sesudah sesudah mayat dimandikan dan dikafani.

b. Letak mayat di sebelah kiblat orang yang menyalatkan.

Rukun-rukunnya yaitu:

1. Sebuah. Niat,

2. Berdiri jika mampu

3. Takbr empat kali

4. Membaca al-fatihah setelah takbiratul ihram

8
5. Membaca shlawat atas Nabi sesudah takbir kedua

6. Mendo'akan sesudah mayat takbir ketiga

7. Memberi salam

8. Menguburkan jenazah

Merupakan kewajiban yang terakhir. Dalamnya kubur sekurang-kurang sampai kira-kira


bau busuk mayat tidak tercium dari atasnya dan tidak dapat dibongkar oleh binatang buas.

Anda mungkin juga menyukai