Anda di halaman 1dari 26

1

Eksperimen 01/EXP/Psi-UB/2021

SPAN OF IMMEDIATE MEMORY (CHUNKING)

Nama Eksperimenter : Nur Aulia Wiranti

Nomor Mahasiswa : 4519091153

Nama Subjek : Dwi Adha Manjayanti

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 30 tahun

Pendidikan : S1

No. Eksperimen : 01/EXP/Psi-UB/2021

Tanggal Eksperimen : 4 Juni 2021

Waktu Eksperimen : 17.24-18.12 WITA

Tempat Eksperimen : Universitas Bosowa, , Ruangan 1202


2

SPAN OF IMMEDIATE MEMORY (CHUNKING)

I. MASALAH

Apakah ada pengaruh chunking (pengelompokkan huruf) terhadap

jumlah huruf yang dapat diingat?

II. TINJAUAN TEORITIS

A. Chunking

Chunking adalah cara untuk meningkatkan penyimpanan jumlah

informasi dalam memori kerja pada titik waktu tertentu. Seseorang

dapat meningkatkan penyimpanan jumlah informasi dalam memori

kerja, dengan menggabungkan beberapa potongan informasi individu

menjadi satu, lebih kompleks, potongan informasi. Contoh, ketika

seseorang diminta mengingat serangkaian angka, mungkin ia

mencoba mengelompokkan nomor tunggal menjadi bilangan lebih

kompleks, seperti tahun (misalnya, 1, 4, 9, dan 2 dapat digabungkan

menjadi 1492).

Konsep chunking sangat dasar (Miller, 1956), (Baddeley &

Hitch, 1974). Chunking mengubah rangsangan yang lebih kompleks

menjadi potongan-potongan informasi yang lebih mudah dikelola

dengan menghubungkan informasi ke sesuatu yang sudah tersimpan

di memori jangka panjang. Angka 1492 di atas bukanlah angka acak,

tetapi tersimpan dalam memori jangka panjang.


3

B. Memori

Slameto (2010:111) ”Ingatan atau memori adalah penarikan

kembali informasi yang pernah diperoleh sebelumnya”. Definisi ini

sederhana karena hanya menekankan pada pada kemampuan

seseorang untuk mengingat kembali informasi yang telah

diperolehnya sbelumnya, dengan kata lain ingatan adalah

memunculkan kembali pengalaman masa lalu. Sependapat dengan

Chaplin (2002:295) memori adalah: ingatan penting pengalaman

masa lalu, keseluruhan pengalaman masa lampau yang dapat diingat

kembali dan satu pengalaman masa lalu yang khas.

C. Jenis-jenis memori

(Maclin, 2007) Teori struktur memori mengemukakan adanya tiga

bagian dari memori, yaitu sensori memori, Short-Term Memori, dan

Long-Term Memori. Informasi baru dapat masuk dan diolah dalam

sistem memori dengan adanya cara atau metode yang menjembatani

informasi tersebut. Informasi akan tersimpan dengan baik di dalam

Long-Term Memori. Salah satu strategi yang digunakan untuk

membantu informasi agar dapat bertahan di dalam Long-Term

Memori adalah dengan pengulangan (maintenance rehearsal).

Atkinson dan Shiffrin (1968) menekankan pada interaksi antara

penyimpanan sensoris, memori jangka pendek (STM), dan memori

jangka panjang (LTM). Memori jangka pendek memiliki sifat relatif


4

singkat secara kapasitas maupun durasi. Informasi akan hilang dalam

waktu 20-30 detik jika tidak diulang-ulang.

1. Memori sensori

Memori sensoris berkaitan juga dengan penyimpanan

informasi yang diperoleh dari penerimaan pancaindera. Memori

sensoris merupakan proses penyimpanan informasi melalui saraf

saraf sensoris dalam jangka waktu yang sangat pendek.

Encoding dalam memori sensoris: Pada saat mata melihat

sesuatu, gambaran objek melalui sistem indera akan disampaikan

ke bagian penyimpanan otak melalui impuls impuls saraf. Storage

dalam memori sensoris: memori sensoris memiliki kapasitas

memori yang sangat besar tapi penyimpanan tidak berlangsung

lama atau cepat hilang.

Beberapa region otak berfungsi penting dalam pembentukan

memori. Region-region tersebut meliputi hipokampus dan korteks

(yang berbatasan dengan hipokampus), serta thalamus.

Hippocampus itu sendiri tidak menjadi penyimpanan memori

jangka panjang yang permanen, maka hipokampus tidak akan

memiliki akses ke memorinya sebelum operasi. Informasi sensorik

dikirimkan ke region-region otak yang spesifik.

Info dari mata dan telinga, diberikan kepada korteks visual dan

korteks auditorik secara berturut-turut. Ada kemungkinan bahwa


5

memori jangka panjang terkait pengalaman-pengalaman sensorik

tersebut juga disimpan di dalam, atau didekat lokasi tersebut.

2. Memori jangka pendek (Short-term Memory)

Short term memory atau ingatan langsung adalah apa yang

individu simpan dalam kesadaran langsung pada waktu kapan

pun (Wilcox, 2012). Short term memory adalah sistem memori

dengan kapasitas yang terbatas dimana informasi disimpan

selama 30 detik, kecuali informasi tersebut diulang atau kalau

tidak diproses lebih lanjut, karena jika diproses informasi bisa

bertahan lebih lama (Santrok, 2009).

Short Term Memory diperlukan saat kita menyelesaikan

sebagian besar tugas-tugas kognitif yang mencerminkan peran

penting STM sebagai sebuah memori kerja yang menjaga dan

memanipulasi informasi. Short Term Memory berfungsi

menggabungkan informasi dari lingkungan maupun long term

memory ketika seseorang mencoba mempelajari informasi baru

serta membuat keputusan atau menyelesaikan masalah.

Keterbatasan memori jangka pendek yaitu, pertama STM

menghasilkan lupa dengan cepat, karena item tersebut tidak

diulang-ulang. Penyebab terjadinya lupa karen interferensi. Kedua

adalah masalah kapasitas. Miller mengidentifikasikan

keterbatasan kapasitas hanya memuat tujuh chunk. Chunk adalah

sekumpulan item yang tersimpan dalam unit LTM.


6

Informasi yang baru saja ditangkap oleh indera hanya sedikit

yang masuk ke memori. Banyak informasi penting yang diterima

dalam proses belajar, tetapi informasi-informasi yang baru

didapatkan tersebut, hilang begitu saja. Salah satu faktor

penyebab informasi akan masuk ke memori atau terlupakan

adalah perhatian. Perhatian ini menyaring informasi yang masuk

kedalam short term memory sehingga hanya sebagian kecil yang

boleh lewat (Irwanto, 2002).

3. Memori jangka panjang (Long-term Memory)

Kemampuan manusia untuk memahami masa lalu dan

menggunakan informasi tersebut untuk “masa kini” adalah fungsi

dari Long-term memory. Karakteristik utama yang paling menonjol

dari Long-term memory adalah keberanekaragamannya

(penyandian, abstraksi informasi, struktur, kapasitas dan

permanensinya). Long-term memory tidak pasif, berarti informasi

yang diambilnya tinggal di dalam memori menunggu untuk

dipanggil kapan saja ia diperlukan.

Dalam Long-term memory informasi dikumpulkan kembali,

disusun, diperiksa, dan ditahan sebentar sebelum dapat

disimpan. Informasi yang hilang atau tidak lengkap harus

dilengkapi dan ditambahkan sehingga memori menjadi sangat

koheren. Sejumlah kategori umum dari jenis informasi yang


7

disimpan dalam LTM (Bower, 1975) disusun berdasarkan

kemungkinan fungsi adaptifnya:

• Kemampuan spasial.

Informasi mengenai lokasi kita didunia dan objek-objek yang

penting.

• Karakteristik-karakteristik fisik dunia sekeliling kita

Informasi ini memungkinkan kita berinteraksi secara aman dengan

objek-objek yang kita jumpai.

• Hubungan sosial

Pengetahuan tentang kawan kita, kerabat kita, atau siapa orang

yang kita percayai, bahkan musuh kita.

• Nilai-nilai sosial

Pengetahuan mengenai apa yang dianggap penting oleh

kelompok kita.

• Keterampilan-keterampilan motorik

Penggunaan alat, pemanipulasian objek.

• Keterampilan-keterampilan perseptual

Memungkinkan kita memahami stimuli dalam lingkungan kita,

mulai dari bahasa hingga musik.

D. Proses Memori

Hal terpenting dari perpikir adalah pemrosesan informasi. (Solso dkk,

2007), pemrosesan informasi (informasi processing) adalah proses


8

yang melibatkan pengindraan informasi dari medium sensorik,

manipulasi informasi yang diindera, dan transformasi informasi-

informasi tersebut kemudian menjadi unit-unit yang bermakna. (Solso

dkk, 2007), model pemrosesan informasi (information-processing

model) adalah sebuah model yang mengajukan gagasan bahwa

informasi diproses melalui serangkaian tahapan. Tiap tahapan,

memori melakukan kinerja yang unik.

Pada setip tahapan, informasi diterima dari hasil tahapan yang

sebelumnya dan mengirimkan informasi tersebut sebagai masukkan

(input) untuk diproses lebih lanjut. Memori atau ingatan selalu

dilibatkan dalam pemrosesan memori. Schunk (2012) menyebut

pemrosesan informasi dengan pengolahan informasi. Pemrosesan

informasi dalam berpikir dapat dijelaskan dengan memberikan model

memori.

E. Komponen dari Memori

(Baddeley & Hitch, 1974) Baddeley mengklaim bahwa memori

kerja terdiri dari tiga komponen yaitu eksekutif pusat (central

executive) dan dua subsistem, putaran fonologi (fonological loop) dan

papan sketsa visuospatial (visuospatial sketcpath) (Baddeley & Hitch,

1974). Tugas eksekutif pusat sebagai sumber daya memori yang

dapat digunakan oleh salah satu sub-sistem.


9

Eksekutif pusat yang berfungsi untuk mengetahui bagaimana

dan kapan kedua subsistem digunakan. eksekutif pusat digambarkan

sebagai yang memiliki tiga tugas utama. Pertama memfokuskan

perhatian seseorang pada tugas tertentu dan mencegah dari

gangguan tugas lain. Kedua mengendalikan pembagian perhatian.

Eksekutif pusat membantu seseorang ketika bekerja pada beberapa

tugas dalam waktu yang bersamaan. Ketiga adalah switching

(Baddeley, 2001), yaitu menentukan tugas berprioritas tinggi dan

harus difokuskan pada suatu waktu tertentu.

Komponen kedua adalah putaran fonologi (Baddeley & Hitch,

1974), berfungsi untuk pendengaran informasi yang sedang

dikerjakan Komponen ketiga adalah papan sketsa visuospatial

(Baddeley & Hitch, 1974). Komponen ini berfungsi menjaga informasi

visual dan spasial dalam waktu terbatas. Papan sketsa visuospasial

memungkinkan seseorang memanipulasi latar adegan dalam mental

(Baddeley, 2001).

F. Fungsi Memori

Memori mempunya fungsi-fungsi khusus dan peranannya dalam

membantu aktivitas tubuh manusia. Terbagi menjadi tiga, yang

pertama adalah encoding/memasukkan informasi. Encoding ini

adalah proses penyerapan persepsi dari informasi yang didapat

kemudian dirubah menjadi sifat memori organisme. Proses ini cukup


10

lama supaya bisa tersimpan dengan baik dan tidak mudah hilang.

Proses encoding ini bisa terjadi secara tidak sengaja maupun

sengaja. Proses coding ini butuh beberapa waktu dan masing masing

orang berbeda.

Selanjutnya adalah storage/menyimpan. Setelah proses encoding,

data atau informasi yang didapat akan disimpan dengan membentuk

jejak jejak yang bisa ditimbulkan kembali. Jejak jejak memori tersebut

disebut juga traces memori. Memori traces ini bisa mudah

menghilang jika tidak sering digunakan atau di ingat kembali. Apabila

memori traces hilang maka memori akan cukup sulit untuk

dikembalikan atau kelupaan. Jejak jejak memori membantu menuntun

keinginan manusia untuk memperoleh bentuk ingatan tertentu.

Yang terakhir adalah retrival/mengeluarkan kembali. Fungsi ini

menimbulkan kembali ingatan yang sudah tersimpan. Proses ini sama

dengan proses mencari informasi di dalam otak, menemukannya, dan

menggunakan kembali memori tersebut. aktivitas ini sangat

membantu dalam kegiatan sehari- hari dimana ingatan-ingatan yang

tersimpan berkaitan erat dengan masa depan. Segala bentuk aktivitas

berhubungan dengan mengingat dan meneluarkan kembali ingatan.

Cara yang digunakan untuk kembali mengingat ingatan yang sudah

tersimpan adalah melalui tiga proses.

Hilgard (1975) dalam Slavin, (2008) menyebutkan tiga jenis

proses mengingat yaitu : (1) Recall merupakan proses mengingat


11

kembali informasi yang dipelajari dimasa lalu tanpa petunjuk. (2)

Recognition yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah

dipelajari melalui suatu petunjuk. (3) Redintegrative merupakan

proses mengingat kembali dengan menghubungkan informasi yang

dimiliki menjadi suatu konsep atau cerita yang cukup kompleks.

III. HIPOTESIS

A. Individu

Hₒ : Tidak ada perbedaan ketepatan individu dalam mengingat huruf

jika dalam bentuk kata (chunking).

H1 : Ada perbedaan ketepatan dalam individu mengingat huruf jika

dalam bentuk kata (chunking)

B. Kelompok

Hₒ : Tidak ada perbedaan ketepatan kelompok dalam mengingat

huruf jika dalam bentuk kata (chunking).

H1 : Ada perbedaan ketepatan dalam kelompok mengingat huruf jika

dalam bentuk kata (chunking)

IV. METODE PENELITIAN

A. Metode : Eksperimental
12

Michael (1977: 24) menerangkan bahwa penelitian Eksperimen

bertujuan untuk meneliti kemungkinan sebab akibat dengan

mengenakan satu atau lebih kondisi perlakuan pada satu atau lebih

kelompok eksperimen dan membandingkan hasilnya dengan satu

atau lebih kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan. Pendapat

yang hampir sama, Rakhmat (1985: 44) mengatakan bahwa metode

eksperimen bertujuan untuk meneliti hubungan sebab akibat dengan

memanipulasikan satu atau lebih variabel pada satu atau lebih

kelompok eksperimen dan membandingkan hasilnya dengan

kelompok control yang tidak mengalami manipulasi.

B. Desain : The One Shot Case Study

Menurut Sugiyono (2016: 74), dalam desain jenis ini terdapat

suatu kelompok diberi treatment/perlakuan, dan selanjutnya

diobservasi hasilnya/diberi post-test. Treatment adalah sebagai

variabel independen, dan hasil adalah sebagai variabel dependen.

V. PROSEDUR

A. Material

Seperangkat komputer dan alat tulis

B. Prosedur Pelaksanaan

1. Testee duduk di kursi yang telah disiapkan.


13

2. Beri instruksi, pada layar akan tampil beberapa huruf berturut-

turut dalam jangka waktu tertentu. Tugas anda adalah

menghapalkan dalam jangka waktu tertentu. Tugas anda adalah

menghapalkan huruf tersebut dan menghapalkan huruf tersebut

dan menuliskannya kembali ke dalam kertas yang sudah

diberikan tanpa spasi, segera setelah huruf terakhir tampil. Jika

anda lupa dengan huruf tersebut, ketikkan tanda Tanya (?). kita

akan memulai ketika anda sudah siap.

3. Bagian pertama adalah kelompok huruf yang tidak bermakna

yang terdiri atas 3,5,7, dan 9 huruf.

4. Pada bagian pertama ini, anda akan diberikan 8 soal latihan

terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal yang sebenarnya, dan

terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal yang sebenarnya, dan

anda harus melewati latihan ini dulu. Kemudian anda akan diberi

soal sebenarnya yang akan terdiri atas masing-masing 10 soal.

Tugas anda adalah menghapalkan huruf tersebut dan

menuliskannya kembali kedalam kertas yang sudah diberikan

tanpa spasi, segera setelah huruf terakhir tampil.

5. Bagian kedua adalah kelompok huruf yang bermakna yang terdiri

atas 3,5,7,dan 9 kata, yang terdir atas masing-masing 10

tampilan soal.

6. Pada bagian ini, anda akan diberikan 4 soal latihan terlebih

dahulu sebelum mengerjakan soal yang sebenarnya, dan anda


14

harus melewati latihan ini dulu. Kemudian anda akan diberi soal

sebenarnya yang akan terdiri atas masing-masing 10 soal. Tugas

anda adalah menghapalkan huruf tersebut dan menuliskannya

kembali ke dalam kertas yang sudah diberikan tanpa spasi,

segera setelah huruf terakhir tampil.

7. Di akhir akan diberikan tabel jumlah kata yang dapat diingat

dengan benar untuk masing-masing kelompok huruf. Bandingkan

jumlah huruf yang anda peroleh pada bagian pertama (kumpulan

kata tidak bermakna) dengan kumpulan kata bermaka.

8. Eksperimenter mencatat hasil percobaan yang telah dilakukan

testee.

VI. PENCATATAN HASIL

A. Individu

Keterangan 3 5 7 9 Jumlah
List Presented 10 10 10 10 40
List Corrected 10 9 3 2 24
Total Letters Presented 30 50 70 90 240
Total Letters Corrected 30 44 22 29 125

Keterangan : A = List Corrected

B = Total Letters Corrected

B. Kelompok

No Subjek A B
15

1. Sarwan Fajar 27 105


2. Sufriadi 27 101
3. Ayesha Audreyhan 19 135
4. Nur Hikmah 28 116
5. Ryan Junari Muchtar 20 145
6. Dwi Adha Manjayanti 24 125
Total ( ∑X ) 145 727

Keterangan : A = List Corrected

B = Total Letters Corrected

VII. PENGOLAHAN HASIL

A. Individu
Rangkuman Statistik

∑X N x̄ SD SDM
A 24 4 6 3,536 2,046
B 125 4 31,25 7,980 4,607

Penyelesaian:

Σ XA
X́ A =
NA

24
=
4

=6

Σ XA
X́ B =
NA
16

125
=
4

= 31,25

2
SDA =
√ Σ ( XA - X́A )
NA

50
=
√ 4

= 12,5

= 3,536

2
SDB =
√ Σ ( XB - X́B )
NB

254,752
=
√ 4

= √ 63,688

= 7,980

SD A
SDMA =
√ N-1
3,536
=
√ 4-1
3,536
=
√3
3,536
=
1,732

= 2,046

SD B
SDMB =
√ N-1
17

7,980
=
√ 4-1
7,980
=
√3
7,980
=
1,732

= 4,607

2 2
SDBM = √ ( SD MA ) + ( SD MB )

= √ 4,186+ 21,224

= √ 25,41

= 5,041

|X́A - X́B|
Thitung = SD BM
√N
|6 -31,25|
= 5,041
√3
25,25
= 6,386
2,646

25,25
=
2,521

= 10,016

db = (N – 1) a

= (4– 1) 2

= (3)2
18

=6

tt 5% = 2,178

th > tt 5% → Signifikan

B. Kelompok

Rangkuman Statistik

N ∑X Mean SD SDM
A 6 145 24,167 3,531 1,579
B 6 727 121,167 2,968 1,327

Σ XA
X́ A =
NA

145
=
6

= 24,167

Σ XA
X́ B =
NA

125
=
4

=121,167

2
SDA =
√ Σ ( XA - X́A )
NA

74,834
=
√ 6
19

= √ 12,472

= 3,531

2
SDB =
√ Σ ( XB - X́B )
NB

1,4688
=
√ 6

= √ 8,808

= 2,968

SD A
SDMA =
√ N-1
3,531
=
6-1

3,531
=
√5
3,531
=
2,236

= 1,579

SD B
SDMB =
√ N-1
2,968
=
√ 6-1
2, 968
=
√5
2,968
=
2,236

= 1,327
20

2 2
SDBM = √ ( SD MA ) + ( SD MB )
= √ (1,579)²+ (1,327)²

= √ 2,493+1,760

= √ 4,253

=2,062

|X́A - X́B|
Thitung = SD BM
√N
|24,167-121,167|
= 2,062
√6
97
= 2,062
2,449

97
=
0,842

= 115,202

db = (N – 1) a

= (6– 1) 2

= (5)2

= 10

tt 5% = 2,178

th > tt 5% → Signifikan

VIII. KESIMPULAN
21

A. Individu

Ada perbedaan ketepatan individu dalam mengingat huruf jika

dalam bentuk kata (chunking). Bisa di lihat dari hasil t hitung =

10,061. t table = 2, 446 jadi Th>Tt signifikan maka hipotesis diterima.

B. Kelompok

ada perbedaan ketepatan individu dalam mengingat huruf jika

dalam bentuk kata (chunking). Hal itu dapat dilihat dari pengolahan

hasil yang signifikan. Dimana th = 115,202 dan tt = 2,178. Hasilnya

th>tt sehingga hipotesis diterima.

IX. PEMBAHASAN

A. Individu

Berdasarkan hasil kelompok di atas, bisa di tarik kesimpulan

bahwa ada perbedaan ketepatan individu dalam mengingat huruf jika

dalam bentuk kata (chunking). Di lihat dari hasil t hitung = 10,061. t

table = 2, 446 jadi th>tt signifikan maka hipotesis diterima.

Kemungkinan dari hasil ini dikarenakan adanya pengaruh yang

signifikan antara satu variabel independen dan variabel dependen.

B. Kelompok
22

setelah semua hasil terkumpul, maka bisa dikatakan bahwa ada

perbedaan ketepatan individu dalam mengingat huruf jika dalam

bentuk kata (chunking). Hal itu dapat dilihat dari pengolahan hasil

yang signifikan. Dimana th = 115,202 dan tt = 2,178. Hasilnya th>tt

sehingga hipotesis diterima.

X. KESAN SELAMA EKSPERIMEN

A. Kondisi Fisik

1. Kondisi ruangan diisi oleh 12 orang. 5 orang partisipan, 5 orang

praktikan, dan 2 orang pengawas

2. Susunan setiap tempat duduk di dalam ruangan diberi jarak

3. Ruangan terasa panas karena pendingin ruangan tidak bekerja

dengan baik

4. Tempat duduk setiap praktikan berada di kanan depan setiap

partisipan

5. Tes berlangsung selama kurang lebih 45 menit

B. Kondisi Psikologis

1. Partisipan sangat fokus saat tes berlangsung

2. Saat selesai menulis jawaban, partisipan selalu memastikan

kembali jawaban yang sudah ditulis karena ragu


23

3. Partisipan selalu menggelengkan kepalanya saat melupakan

jawaban yang akan ditulis

XI. KEGUNAAN SEHARI-HARI

Dalam kehidupan sehari-hari, memori dapat digunakan untuk

menceritakan tentang pengalamaan pribadi kepada orang lain. Saat

menyusun cerita untuk diceritakan kepada orang lain, seringkali

seseorang menambahkan, mengurangi, memperindah, atau memberi

penekanan cerita yang disampaikan tergantung pada siapa lawan

bicaranya. Hal tersebut bisa menyebabkan terjadinya distorsi dan

perasaan bahwa apa yang telah diceritakan adalah benar walaupun tidak

semua memori yang tersimpan adalah benar (Wade & Travis, 2007).
24

Makassar, …………….

Eksperimenter

Nama

NIM:

Menyetujui,

Asisten I Asisten

II

Nama

Nama

Nim:

NIM:
25

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, R.C., & Shiffrin, R. M. (1968). Human Memory: a Proposed System and
Its. Jurnal Cognitif Psychology. Vol.5 (1), 56-72

Baddeley, A. D., Grant, W., Wight, E., & Thomson, N. (1975). Imagery and visual
working memory. In P. M. A. Rabbitt & S. Dornic (Eds.), Attention and performance V
(pp. 205–217). London: Academic Press.

Baddeley, A. D., & Hitch, G. J. (1974). Working memory. In G. A. Bower (Ed.). The
Psychology of Learning and Motivation, 8(00), 47-90.

Baddeley, A. D. (2001). Is working memory still working? American Psychologists,


569-864.

Chaplin, J.P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Terjemahan oleh Kartini Kartono.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Cowan, N. (1988). Evolving conceptions of memory storage, selective attention, and


their mutual constraints within the human information processing system.
Psychological Bulletin, 104, 163-191.

Ellis, Hendry C. 1978. Fundamental of Learning, Memory and Cognition. Mexico

Irwanto. (2002). Psikologi Umum. Jakarta: PT. Prenhallindo.

Jalaluddin Rakhmat. 1990. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda


Karya.
26

Santrock, J.W. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Salemba Humanika.

Slameto. (2010). Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta.

Slavin, Robert E. 2008. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: Indeks.

Solso R L, Maclin O H, Maclin M K. 2007. Psikologi Kognitif. 8ed. Alih Bahasa Mikael
Rahardanto dan Kristianto Batuadji. Editor: Wibi Hardani. Jakarta: Penerbit Erlangga

Solso, R.L., Maclin, O.H., & Maclin, M.K. (2008). Psikologi kognitif (Ed.8). Jakarta:
Penerbit Erlangga.

wade, C., & Travis, C. (2007). Psikologi edisi kesembilan jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Wilcox, L. (2012).Psikologi kepribadian, Analisis Seluk Beluk Kepribadian Manusia.


Jogjakarta: IRC iSoD.

Anda mungkin juga menyukai