Oleh :
BANI SAHPUTRA SIBURIAN
NIM. 201102103
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Demam Thypoid atau thypoid fever ialah suatu sindrom sistemik yang
terutama disebabkan oleh salmonella typhi. Demam tifoid merupakan jenis
terbanyak dari salmonelosis. Jenis lain dari demam enterik adalah demam
paratifoid yang disebabkan oleh S. Paratyphi A, S. Schottmuelleri (semula S.
Paratyphi B), dan S. Hirschfeldii (semula S. Paratyphi C). Demam tifoid
memperlihatkan gejala lebih berat dibandingkan demam enterik yang lain
(Widagdo, 2011, hal: 197). Menurut Ngastiyah (2005, hal: 236) Tifus
abdominalis (demam tifoid, enteric fever) ialah penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluran pencernaan dengan demam lebih dari satu minggu,
gangguan pada pencernaan,dan gangguan kesadaran.
Menurut Soedarto (2009, hal: 128) Penyakit infeksi usus yang disebut
juga sebagai Tifus abdominalis atau Typhoid Fever ini disebabkan oleh kuman
Salmonella typhiatauSalmonella paratyphi A, B, dan C. Demam tifoid
merupakan masalah kesehatan yang penting di Indonesia maupun di daerah-
daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia.
Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit demam
tifoid atau tifus abdominalis adalah suatu penyakit infeksi akut yang
menyerang manusia khususnya pada saluran pencernaan yaitu pada usus halus
yang disebabkan oleh kuman salmonella typhi yang masuk melalui makanan
atau minuman yang tercemar dan ditandai dengan demam berkepanjangan
lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan, dan lebih
diperburuk dengan gangguan penurunan kesadaran.
B. Etiologi
Menurut Widagdo (2011, hal: 197) Etiologi dari demam Thypoid
adalah Salmonella typhi, termasuk genus Salmonella yang tergolong dalam
famili Enterobacteriaceae. Salmonella bersifat bergerak, berbentuk spora,
tidak berkapsul, gram (-). Tahan terhadap berbagai bahan kimia, tahan
7
8
beberapa hari / minggu pada suhu kamar, bahan limbah, bahan makanan
kering, bahan farmasi, dan tinja. Salmonella mati pada suhu 54,4º C dalam 1
jam atau 60º C dalam 15 menit. Salmonella mempunyai antigen O (somatik)
adalah komponen dinding sel dari lipopolisakarida yang stabil pada panas dan
antigen H (flagelum) adalah protein yang labil terhadap panas. Pada S. typhi,
juga pada S. Dublin dan S. hirschfeldii terdapat antigen Vi yaitu polisakarida
kapsul.
C. Patofisiologi
Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan dimusnahkan
dalam lambung oleh asam lambung. Sebagian kuman lagi masuk ke usus
halus, ke jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang usus halus.
Kemudian kuman masuk ke peredaran darah (bakterimia primer), dan
mencapai sel-sel retikulo endoteleal, hati, limpa dan organ lainnya.Proses ini
terjadi dalam masa tunas dan akan berakhir saat sel-sel retikulo endoteleal
melepaskan kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan bakterimia
untuk kedua kalinya. Selanjutnya kuman masuk ke beberapa jaringan organ
tubuh terutama limpa, usus, dan kandung empedu (Suriadi &Yuliani, 2006,
hal: 254).
Pada minggu pertama sakit, terjadi hiperplasia plaks player. Ini terjadi
pada kelenjar limfoid usus halus. Minggu kedua terjadi nekrosis dan pada
minggu ketiga terjadi ulserasi plaks player. Pada minggu keempat terjadi
penyembuhan ulkus yang dapat menimbulkan sikatrik. Ulkus dapat
menyebabkan perdarahan, bahkan sampai perforasi usus. Selain itu hepar,
kelenjar-kelenjar mesentrial dan limpa membesar. Gejala demam disebabkan
oleh endotoksil, sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh
kelainan pada usus halus (Suriadi &Yuliani, 2006, hal: 254).
D. Manifestasi Klinik
Menurut Ngastiyah (2005, hal: 237) Gambaran klinik demam tifoid
pada anak biasanya lebih ringan daripada orang dewasa. Penyakit ini masa
tunasnya 10-20 hari, tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan.
Sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari. Selama masa inkubasi
9
mungkin ditemukan gejala prodromal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu,
nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, nafsu makan berkurang.
Gambaran klinik yang biasa ditemukan menurut Ngastiyah (2005, hal: 237)
adalah:
1. Demam
Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris
remiten dan suhu tidak tinggi sekali. Selama seminggu pertama, suhu
tubuh berangsur-angsur naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari
dan meningkat lagi pada sore hari dan malam hari. Dalam minggu kedua,
pasien terus berada dalam keadaan demam. Pada minggu ketiga, suhu
berangsur-angsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga
2. Gangguan pada saluran pencernaan
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering, dan pecah-
pecah (ragaden), lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung
dan tepinya kemerahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen dapat
ditemukan keadaan perut kembung (meteorismus), hati dan limpa
membesar disertai nyeri pada perabaan. Biasanya sering terjadi konstipasi
tetapi juga dapat terjadi diare atau normal
3. Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak dalam yaitu apatis
sampai samnolen, jarang terjadi sopor, koma atau gelisah kecuali
penyakitnya berat dan terlambat mendapatkan pengobatan. Di samping
gejala tersebut mungkin terdapat gejala lainnya. Pada punggung dan
anggota gerak dapat ditemukan roseola yaitu bintik-bintik kemerahan
karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada
minggu pertama yaitu demam. Kadang-kadang ditemukan pula bradikardi
dan epitaksis pada anak dewasa
4. Relaps
Relaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit tifus abdominalis,
akan tetapi berlangsung ringan dan lebih singkat. Terjadi pada minggu
kedua setelah suhu badan normal kembali, terjadinya sukar diterangkan.
10
4. Pathway Teori
Skema 2.1
Pathway Teori
Salmonella typhi
Saluran pencernaan
Usus halus
Jaringan limfoid
Lamina frofia
Aliran darah
5. Implementasi Keperawatan
Setelah melakukan intervensi keperawatan, tahap selanjutnya
adalah mencatat intervensi yang telah dilakukan dan evaluasi respons
klien. Hal ini dilakukan karena pencatatan akan lebih akurat bila
dilakukan saat intervensi masih segar dalam ingatan. Tulislah apa yang
diobservasi dan apa yang dilakukan (Deswani, 2009).
Implementasi yang merupakan kategori dari proses keperawatan
adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari
asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter & Perry, 2005).
6. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Namun,
evaluasi dapat dilakukan pada setiap tahap dari proses perawatan.
Evaluasi mengacu pada penilaian, tahapan dan perbaikan. Pada tahap ini,
perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat
berhasil atau gagal (Alfaro-Lefevre, 1994 dalam Deswani, 2009).
Pada tahap evaluasi, perawat dapat menemukan reaksi klien
terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan
apakah sasaran dari rencana keperawatan dasar mendukung proses
evaluasi. Selain itu juga dapat menetapkan kembali informasi baru yang
ditunjukkan oleh klien untuk mengganti atau menghapus diagnosa
keperawatan, tujuan atau intervensi keperawatan (Yura dan Walsh, 1988
dalam Deswani, 2009).
25
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : An. S
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : -
Jam : 7.45
A. Pengkajian
Klien mengatakan nyeri perut sejak 2 hari sebelum masuk RS, demam sejak 3 hari
sebelum masuk RS. Nafsu makan hilang, lemah. Kien tidak berobat sebelum
dibawa ke RS dan tidak minum obat apapun, kemudian klien dibawa ke RSU
b. Keluhan utama
Pasien demam
26
Keluarga klien tidak ada yang menpunyai riwayat pennyakit keturunan seperti
e. Genogram:
46 45
17 15 12
Keterangan Genogram
= Laki-laki
= perempuan
= Tinggal serumah
= Hubungan keluarga
f. Riwayat penyakit sekarang : Nyeri perut bagian atas ,kuadran I sejak 2 hari sebelum
masuk rumah sakit, nyeri terus menerus, demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah
sakit, di rumah sudah di minum obat beli di warung karena belum ada perubahan
lalu di bawa ke RSU Baheteramas , di IGD dilakukan tindakan infus ringer lactat
dan inj.ketorolac dan inj.ranitidin jam 07.10, lalu pasien dipindahkan di ruang rawat
h. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Sakit/nyeri :
P : Klien merasakan nyeri perut sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.
S :nyeri skala 5
3. Pendengaran
Klien dapat mendengar dengan normal,fungsi telinga kiri dan kanan baik,tidak
4. Penglihatan
Klien dapat melihat dengan normal, tidak memakai alat bantu penglihatan,
konjungtiva ananemis, sklera tidak ikterik, pupil isokhor 2/2mm, tidak ada
5. Pengecapan
6. Penghidu
Sistem presepsi sensori penghidu klien baik dan normal,tidak terdapat gangguan
penghidu
7. Peraba
sistem presepsi sensori perabaan klien baik dan normal,tidak terdapat gangguan
8. Sistem Pernafasan
pneumonia, tidak merokok, terpasang alat bantu oksigen nasal kanul 3 ml.
pengembangan dada simetris antara kanan dan kiri, suara nafas bersih,
menggunakan otot asesoris, tidak ada nafas cuping hidung, fremitus teraba
simetris antara kanan dan kiri, tidak sianosis. Pengembangan paru simetris,
9. Sistem Kardiovaskuler
Nadi : 90 x/m
Suhu : 38,04C
Irama : teratur
Kekuatan : kuat
Akral : hangat
Kesadaran :Composmetis
GCS :15 E3 M6 V5
Bicara : normal
Orientasi waktu ; Klien dapat menyebutkan waktu dengan baik yaitu saat
Orientasi orang : Klien dapat menyebutkan nama diri sendiri dan mengenali
orang-orang di sekelilingnya.
Mukosa : sianosis
Kekuatan otot :
5 5
5 5
Lain :-
a. BCG: tuntas
b. DPT: tuntas
31
c. Polio: tuntas
d. Campak: tuntas
a. Pertumbuhan Fisik
- berjalan 1 Tahun
- Senyum kepada orang lain pertama kali : Ibu klien mengatakan lupa
i. Data Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Tabel 3.1
Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi
Tabel 3.2
Terapi
Terapi Yang Jam Pemberian
Diberikan
IVFD Ringer
Lactat 12 Tpm
Inj.ceftriaxone 08.00
1 x 1000 mg
Inj.ranitidhin 08.00 20.00
2 x 50 mg
Inj.Hexilon 3 x 08.00 16.00 24.00
20 mg
Sukralfat 3x 1 08.00 16.00 20.00
Cth
Parasetamol 3 08.00 16.00 20.00
x 500 mg
Curcuma 3 x 08.00 16.00 20.00
200 mg
44
B. Analisa Data
Tabel 3.4
Analisa Data
SYMPTO ETIOLOGI PROBLEM
M
DS : bakteri masuk ke aliran Nyeri akut
- Klien mengatakan nyeri di darah
perut kanan bagian atas ↓
P : Klien merasakan nyeri inflamasi hati &
perut sejak 2 hari sebelum limfa
masuk rumah sakit. ↓
R : perut bagian kanan atas Mengaktifkan mediator
kuadran 1 kimia
S : nyeri skala 5 (Histamin dan bradikinin)
T : nyeri terus-menerus ↓
DO : Menstimulasi
- Composmetis (GCS:14 E3 pelepasan
M6 V5)
prostaglandin di
- wajah tampak menahan
hipotalamus
sakit
↓
- TD :110/70 mmHg
Nyeri
RR : 15
dipersepsikan
x/menit N :
(nyeri kolik)
88x/menit S :
↓
38 oC
Nyeri
CRT: < 2 detik
- lab THYPI POST 1/400 Akut
DS : Bakteri masuk kedalam Hipertermi
- Klien mengatakan aliran darah a
lemas DO: ↓
- klien tampak gelisah Bakteri mengeluarkan
- Akral hangat endotoksin
- Membran mukosa kering ↓
- BAK 70-80cc, 2-3x/hari Hipotalamu
- TD :110/70 mmHg s
RR : 15x/menit ↓
N :88x/menit Hiperterm
S : 38 oC i
DS: Bakteri salmonella thypi Nutrisi kurang
- Klien mengatakan lidah ↓ dari kebutuhan
terasa
46
Skema 3.1
Pathway Kasus
Salmonella Typhi
Saluran Pencernaan
Usus Halus
Aliran darah
Imflamasi
Nyeri dipersepsikan(nyeri
kolik)
Nyeri Akut
48
Tabel 3.5
Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan Prioritas)
Tanggal No Diagnosa Kepeawatan Kode
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera 00132
biologis (imflamsi hati) ditandai dengan:
DS :
- Klien mengatakan nyeri di perut kanan
bagian atas
P : Klien merasakan nyeri perut sejak
2 hari sebelum masuk rumah sakit.
R : perut bagian kanan atas
kuadran 1 S : nyeri skala 5
T : nyeri terus-menerus
DO :
- Composmentis (GCS:14 E3 M6 V5)
- wajah tampak menahan sakit
- TD :110/70 mmHg
RR : 15
x/menit N :
88x/menit S :
38 oC
CRT: < 2 detik
- lab THYPI POST 1/400
2 Hippertermia berhubungan proses 00007
infeksi DS :
- Klien mengatakan
lemes DO:
- klien tampak gelisah
- Akral hangat
- Membran mukosa kering
- BAK 70-80cc, 2-3x/hari
- TD :110/70 mmHg
RR :
15x/menit N
:88x/menit S :
38 oC
3 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 00002
berhubungan dengan penurunan napsu
makan DS:
- Klien mengatakan lidah terasa pahit,
nafsu makan berkurang
49
Tabel 3.6
Intevensi Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan
Hr/Tgl Diagnosa Keperawatan Tindaka
Tujuan/Kriteria Hasil
(NOC) n
(NIC)
Kamis Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera NOC: NIC:
12/7/201 biologis (imflamsi hati) ditandai dengan: Manajemen Nyeri
8 DS : Pain Control 1. Lakukan pengkajian nyeri
- Klien mengatakan nyeri di perut secara
kanan bagian atas 1. Klien melaporkan komperhensif termasuk
P : Klien merasakan nyeri perut sejak nyeri berkurang lokasi,
2 hari sebelum masuk rumah sakit. 2. Klien dapat karakteristik,
R : perut bagian kanan atas mengenal lamanya duras
kuadran 1 S : nyeri skala 5 (onset) nyeri i frekuensi, kualitas dan
T : nyeri terus-menerus 3. Klien dapat factor presipitasi.
DO : menggambarkan 2. Observasi adanya
- Composmentis (GCS:14 E3 M6 V5) faktor penyebab petunjuk nonverbal
- wajah tampak menahan sakit 4. Klien dapat mengenai
- TD :110/70 mmHg menggunakan ketidaknyamanan
RR : 15 teknik non 3. Kendalikan faktor
x/menit N : farmakologis lingkungan yang dapat
88x/menit 5. Klien mempengaruhi
S : 38 oC menggunakan respon pasien
analgesic sesuai terhadap
ketidaknyamanan
(misalnya,
suhu ruangan,
pencahayaan,
50
Rencana Tindakan Keperawatan
Hr/Tgl Diagnosa Keperawatan Tindaka
Tujuan/Kriteria Hasil
(NOC) n
(NIC)
CRT: < 2 instruksi suara bising)
detik lab THYPI 4. Ajarkan tentang teknik
POST 1/400 Pain Level non farmakologi (teknik
relaksasi nafas dalam)
1. Klien melaporkan 5. Dukung istirahat/tidur
nyeri berkurang yang adekuat untuk
2. Klien tidak membantu penurunan
tampak nyeri
mengeluh dan
menangis Pemberian analgesik
3. Ekspresi wajah 6. Cek adanya riwayat alergi
klien tidak obat.
menunjukkan 7. Cek perintah pengobatan
nyeri meliputi obat, dosis, dan
4. Klien tidak gelisah frekuensi
52
Rencana Tindakan Keperawatan
Hr/Tgl Diagnosa Keperawatan Tindaka
Tujuan/Kriteria Hasil
(NOC) n
(NIC)
- Akral hangat normal 2. Monitor warna dan suhu
- Membran mukosa kering 3.Tidak ada perubahan kulit
- BAK 70-80cc, 2-3x/hari warna kulit dan tidak ada 3. Tutup pasien dengan
- TD :110/70 mmHg keluhan pusing selimut atau pakaian
RR : ringan tergantung pada
15x/menit N fase demam
:88x/menit S : 4. Kompres pasien pada
38 oC lipat paha dan aksila
5. Berikan cairan intravena
6. Kolaborasi
pemberian terapi
antipiretik, antibiotik atau
agen anti menggigil
Kamis Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh NOC : NIC :
12/7/201 berhubungan penurunan napsu makan Nutritional Status : food Nutrition Monitoring
8 DS: and Fluid Intake 1. Monitor adanya
- Klien mengatakan lidah terasa pahit, Kriteria Hasil penurunan berat badan
nafsu makan berkurang 1. Tidak ada tanda- 2. Monitor interaksi anak
DO: tanda malnutrisi atau orangtua selama
- klien tampak lemah 2. Menunjukkan makan
- Klien tampak lemas, pucat, tidak peningkatan fungsi 3. Monitor turgor kulit
nafsu makan. pengecapan dan 4. Monitor
- BB sebelum masuk 41 menelan kekeringan, rambut
kg BB Sesudah 3. Tidak terjadi kusam, dan mudah patah
masuk 40 kg penurunan berat 5. Monitor mual dan muntah
- Diit BK, habis ¼ porsi 250cc, badan yang berarti 6. Monitor kadar albumin,
minum 1 4. Mampu mengidentifikasi total protein, Hb, dan
52
kebutuhan nutrisi kadar
53
Rencana Tindakan Keperawatan
Hr/Tgl Diagnosa Keperawatan Tindaka
Tujuan/Kriteria Hasil
(NOC) n
(NIC)
gelas 300cc Ht
- IMT 17,9kg/m2
- Hb L11,5 g/dL
- Limfosit 36%
Tabel 3.7
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Hari/Tgl/ Kode Dx. No
Tindakan Keperawatan Evalua
Jam Keperawata Dx
si
n
Kamis, Jum’at, 13 Juli 2018 (jam 07.30)
12/7/2018
09.00 1. Monitor tanda-tanda vital 00132, 1 S:
Hasil : 00007 Klien mengatakan perutnya
Tekanan darah: 110/80 & 00002 masih sakit
mmHg Nadi : 89 x/menit O:
Suhu : 38,0 oC Tekanan darah: 100/80 mmHg
53
Hari/Tgl Kode Dx. N
Tindakan Keperawatan Evalua
/ Jam Keperawata o si
n D
x
Pernapasan : 23 x/menit Skala nyeri 5
Klien nampak meringis dan
09.06 2. Lakukan pengkajian nyeri secara 00132 merintih
komperhensif termasuk lokasi, A:
karakteristik, durasi frekuensi, kualitas Masalah nyeri belum
dan faktor presipitasi. teratasi P : Intervensi dilanjutkan
Hasil : Lakukan pengkajian nyeri
Klien mengeluh nyeri pada perut bagian secara komperhensif
uluhati. Dengan skala nyeri 6 dan nyerila termasuk lokasi, karakteristik,
hilang timbul durasi frekuensi, kualitas dan
factor presipitasi.
09.10 3. Observasi reaksi nonverbal dari 00132 Observasi reaksi nonverbal
ketidaknyamanan. dari ketidak nyamanan
Hasil : Klien nampak meringis dan Observasi tanda-tanda vital.
merintih. Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
09.30 4. Memonitor adanya penurunan berat 00002
pencahayaan dan kebisingan
badan
berulang).
Hasil : BB saat ini 40 dan BB sebelumnya
Kaji tipe dan sumber nyeri
41 kg untuk menentukan intervensi.
Ajarkan tentang teknik non
09.35 5. Mengajarkan tentang teknik non 00132 farmakologi (teknik relaksasi
farmakologi (Teknik nafas dalam) nafas dalam)
Hasil : Klien Nampak mengikuti apa yang Berikan analgetik untuk
diajarkan (teknik relaksasi nafas dalam mengurangi nyeri
)
54
Hari/Tgl Kode Dx. N
Tindakan Keperawatan Evalua
/ Jam Keperawata o si
n D
x
6. Memonitor mual dan muntah Tingkatkan istirahat
09.37 Hasil : klien mengatakan masih mual 00002
tetapi tidak muntah 2
S:
7. Menganjurkan klien untuk Ibu pasien mengatan badan
09.38 meningkatkan istirahat. 00132, anaknya masih hangat
Hasil : klien nampak mengerti dengan 00007 O: o
apa yang dianjurkan dan akan & 00002 Suhu : 37,0
c
melakukannya. Kulit teraba hangat
A:
8. Mengompres pasien pada lipat paha
Masalah hipertermi belum
09.45 dan aksila
teratasi
Hasil : mengompres lipatan paha dan 00007 P : Intervensi tetap dilanjutkan
perut dengan handuk hangat
9. Mengontrol lingkungan yang dapat Pantau suhu dan tanda-tanda
mempengaruhi nyeri seperti suhu vital lainnya (tekanan darah,
09.45 nadi dan pernapasan)
ruangan, pencahayaan dan
kebisingan berulang)
00132 & Monitor warna dan suhu kulit
00007 Kompres pasien pada lipat
Hasil : Membatasi pengunjung dan
mengontrol kebisingan paha dan aksila
Berikan cairan intravena
10. Memonitor interaksi anak atau Kolaborasi pemberian terapi
orangtua selama makan antipiretik, antibiotik atau
12.10 Hasil : anak nampak malas makan agen anti menggigil
00002 3
11. Memonitor mual dan muntah S:
55
Hari/Tgl Kode Dx. N
Tindakan Keperawatan Evalua
/ Jam Keperawata o si
n D
x
Hasil : klien mengatakan masih mual 00002 Klien mengatakan malas
tetapi tidak muntah makan
O:
Klien nampak malas makan
Porsi makan tidak dihabiskan
BB : 40 kg
A:
Masalah nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh belum
teratasi belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Monitor adanya
penurunan berat badan
Monitor interaksi anak
atau orangtua selama makan
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
Jum’at, Sabtu, 14 Juli 2018 (jam 07.200)
13/07/20
1 1. Monitor tanda-tanda vital 00132, 1 S:
8 Hasil : 00007 Klien mengatakan perutnya
07.30 Tekanan darah: 100/80 & 00002 masih sakit
mmHg Nadi : 92 x/menit O:
Suhu : 37,0 oC Tekanan darah: 110/80 mmHg
Pernapasan : 23 Skala nyeri 4
56
x/menit
57
Hari/Tgl Kode Dx. N
Tindakan Keperawatan Evalua
/ Jam Keperawata o si
n D
x
Klian nampak merintih
2. Lakukan pengkajian nyeri secara 00132 A:
07.36 komperhensif termasuk Masalah nyeri belum
lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, teratasi P : Intervensi dilanjutkan
kualitas dan faktor presipitasi. Lakukan pengkajian nyeri
Hasil : secara komperhensif
Klien mengeluh nyeri pada perut termasuk lokasi, karakteristik,
bagian uluhati. Dengan skala nyeri 4 durasi frekuensi, kualitas dan
dan nyerila hilang timbul factor presipitasi.
Observasi reaksi nonverbal
3. Observasi reaksi nonverbal dari dari ketidak nyamanan
00132
ketidaknyamanan. Observasi tanda-tanda vital.
07.36
Hasil : Klien nampak merintih Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
4. Menganjurkan untuk melakukan seperti suhu ruangan,
00132
teknik non farmakologi (Teknik nafas pencahayaan dan kebisingan
07.45
dalam dan distraksi) berulang).
Hasil : Klien mengatakan ia Kaji tipe dan sumber nyeri
melakukan yang telah diajarkan untuk menentukan intervensi.
perawat. Ajarkan tentang teknik non
5. Menganjurkan klien untuk 00132,
00007 farmakologi (teknik relaksasi
meningkatkan istirahat. nafas dalam)
Hasil : klien mengatakan ia susah & 00002
Berikan analgetik untuk
untuk tidur
mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahat
6. Mengompres pasien pada lipat paha
08.48 dan aksila 00007 2
57
Hari/Tgl Kode Dx. N
Tindakan Keperawatan Evalua
/ Jam Keperawata o si
n D
x
Hasil : mengompres lipatan paha dan S:
perut dengan handuk hangat Ibu pasien mengatan badan
anaknya masih hangat
7. Mengontrol lingkungan yang dapat 00132 & O: o
10.45 mempengaruhi nyeri seperti suhu 00007 Suhu : 37,0
c
ruangan, pencahayaan dan
kebisingan berulang) Kulit teraba hangat
Hasil : Membatasi pengunjung dan A:
mengontrol kebisingan. Masalah hipertermi belum
teratasi
8. Menyambung cairan P : Intervensi tetap dilanjutkan
00132, Pantau suhu dan tanda-tanda
Hasil : terpasang cairan RL (20 tpm) 00007
11.10 vital lainnya (tekanan darah,
& 00002 nadi dan pernapasan)
9. Memonitor interaksi anak atau
orangtua selama makan Monitor warna dan suhu kulit
11.20 00002
Hasil : anak nampak malas makan Kompres pasien pada lipat
paha dan aksila
10. Memonitor mual dan muntah Berikan cairan intravena
Hasil : klien mengatakan masih mual Kolaborasi pemberian terapi
tetapi tidak muntah antipiretik, antibiotik atau
agen anti menggigil
3
S:
Klien mengatakan malas
makan
O:
Klien nampak malas makan
58
Hari/Tgl Kode Dx. N
Tindakan Keperawatan Evalua
/ Jam Keperawata o si
n D
x
Porsi makan tidak dihabiskan
BB : 40 kg
A:
Masalah nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh belum
teratasi belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Monitor adanya
penurunan berat badan
Monitor interaksi anak
atau orangtua selama makan
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
61
Hari/Tgl Kode Dx. N
Tindakan Keperawatan Evalua
/ Jam Keperawata o si
n D
x
mempengaruhi nyeri seperti suhu 00007 Tingkatkan istirahat
ruangan, pencahayaan dan 2
kebisingan berulang) S:
Hasil : Membatasi pengunjung dan Ibu pasien mengatan badan
mengontrol kebisingan. anaknya tidak sehangat
seperti kemarin-kemarin
6. Menyambung cairan O:
11.20 00132, o
Hasil : terpasang cairan RL (20 tpm) Suhu : 36,9
00007 c
& 00002 Kulit teraba hangat
12.25 7. Memonitor interaksi anak atau A:
orangtua selama makan 00002 Masalah hipertermi
14.10 Hasil : anak nampak malas makan teratasi P : Intervensi dihentikan
8. Memonitor mual dan muntah
3
Hasil : klien mengatakan masih mual
S:
tetapi tidak muntah
Klien mengatakan masih
malas makan
O:
Klien nampak malas makan
Porsi makan tidak dihabiskan
BB : 40 kg
A:
Masalah nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh belum
teratasi
belum teratasi
61
Hari/Tgl Kode Dx. N
Tindakan Keperawatan Evalua
/ Jam Keperawata o si
n D
x
P : Intervensi dilanjutkan
Monitor adanya
penurunan berat badan
Monitor interaksi anak
atau orangtua selama makan
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
63
Hari/Tgl Kode Dx. N
Tindakan Keperawatan Evalua
/ Jam Keperawata o si
n D
x
timbul Intervensi dihentikan
65