Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN

MANAJER PELAYANAN PASIEN (MPP)

RS. ISLAM AMINAH BLITAR


JL. Kenari No. 54 Blitar Telp (0342) 803552-801662

TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

RS. ISLAM AMINAH BLITAR


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena berkat rahmat dan ridho-
Nya Panduan Manajer Pelayanan
JL. Kenari No. 54Kesehatan dalam
Blitar Telp pelayanan
(0342) telah tersusun.Panduan ini
803552-801662
sangatlah penting untuk membantu dalam kelancaran operasional rumahsakit.
Semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi rumahsakit dan pihak-pihak lain yang
TAHUN
terkait dengan penyelenggaraan Pelayanan 2017
di RumahSakit.
Dan seperti panduan pelayanan lainnya, evaluasi berkala terhadap panduan ini
harus terus dilakukan sesuai perkembangan program akreditasirumahsakit
Akhirnya saran dan koreksi demi perbaikan panduan ini sangat kami harapkan

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Pemberian asuhan kepada pasien diberikan oleh berbagai profesi.Untuk mewujudkan asuhan
pasien yang berkesinambungan (seamless) di perlukan proses pelayanan yang berkelanjutan dan
koordinasi diantara para dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain yang berada di berbagai unit
pelayanan.Untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pelayanan kesehatan maka informasi tentang
pelayanan pasien dan respon terhadap pelayanan dikomunikasikan antara tenaga medis, tenaga
keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya selama bekerja dalam shift dan antara shift.
Rumah Sakit mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur berupa manajemen pelayanan
pasien yaitu suatu proses kolaboratif mengenai asesmen, perencanaan, fasilitas, koordinasi asuhan,
evaluasi dan advokasi untuk opsi dan pelayanan bagi pemenuhan kebutuhan pasien dan keluarganya
yang komprehensif, melalui komunikasi dan sumber daya yang tersedia sehingga memberi hasil
(outcome) yang bermutu dengan biaya efektif.
Melihat latar belakang diatas diperlukan individu yang dapat mengkoordinasikan seluruh
pelayanan pasien sehingga diperlukan adanya manajer pelayanan pasien(MPP).

1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Menjagakontinuitaspelayananpasien di Rumah Sakit Islam Aminah Blitar

TujuanKhusus
1. Melibatkan pasien dan keluarga dalam proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Islam
Aminah Blitar
2. Terjalinnya komunikasi antar pemberi layanan yang terlibat
3. Mencegah kejadian cidera pada pasien.
4. Menjaga kendali mutu dan biaya
BAB II
PENGERTIAN

Manajer Pelayanan Pasien (MPP) adalah professional di rumah sakit yang melaksanakan
manajemen pelayanan pasien.
Manajemen Pelayanan Pasien adalah suatu proses kolaboratif mengenai asesmen, perencanaan,
fasilitas, koordinasi asuhan, evaluasi dan advokasi untuk opsi dan pelayanan bagi pemenuhan
kebutuhan pasien dan keluarganya yang komprehensif, melalui komunikasi dan sumber daya yang
tersedia sehingga memberi hasil (outcome) yang bermutu dengan biaya efektif. (Sumber : CSMA –
Case Management Society of America, 2010).
Manajemen Pelayanan Pasien adalah suatu model klinis untuk manajemen stratejik mutu dan
biaya pelayanan, dibuat untuk memfasilitasi hasil pasien yang diharapkan dalam lama perawatan yang
layak/patut dan dengan manajemen sumber daya yang sesuai. (Cesta, 2009)

A. Kualifikasi
1. Perawat
2. Sebagai kepala ruang

B. Pelatihan
1. Pelatihan Pelayanan Fokus pada Pasien (PFP)/Patient Centered Care (PCC).
2. Pelatihan tentang perasuransian, jaminan kesehatan nasional, INA-CBG's.
3. Pelatihan tentang Perencanaan pulang (Discharge planning) untuk kontinuitas pelayanan.
4. Pelatihan Manajemen Risiko.
5. Pelatihan untuk meningkatkan soft skill (pengetahuan aspek psikososial, hubungan
interpersonal, komunikasi, dan sebagainya).
BAB III
RUANG LINGKUP

A. PELAYANAN FOKUS PADA PASIEN (PATIENT CENTERED CARE)


Manajemenpelayananpasienbersumberdarikonseppelayanan focus padapasien (PFP).
Intikonsep PFP terdiridari 4 elemen :
1. Martabat dan Respek.
a. Pemberi pelayanan kesehatan mendengarkan, menghormati dan menghargai pandangan
dan pilihan pasien serta keluarga.
b. Pengetahuan, nilai-nilai, kepercayaan, latar belakang kultural pasien dan keluarga
dimasukkan dalam perencanaan pelayanan dan pemberian pelayanan kesehatan
2. Berbagi informasi.
a. Pemberi pelayanan kesehatan mengkomunikasikan dan berbagi informasi secara lengkap
dengan pasien dan keluarga
b. Pasien dan keluarga menerima informasi tepat waktu, lengkap, dan akurat
3. Partisipasi.
Pasien dan keluarga didorong dan didukung untuk berpartisipasi dalam asuhan dan
pengambilan keputusan serta pilihan mereka.
4. Kolaborasi / kerjasama.
Pasien dan keluarga adalah mitra pemberi pelayanan kesehatan.Pemberi pelayanan kesehatan
bekerjasama dengan pasien dan keluarga dalam pengembangan, implementasi dan evaluasi
kebijakan dan program.

B. HUBUNGAN PROFESIONAL

Para MPP harus mempunyai hubungan kerja professional dengan para dokter dan
stafklinis.Mereka juga harus terbiasa dengan pelayanan penagihan(billing), pelayanan bantuan
finansial, bantuan/dukungan dari komunitas serta pelayanan kerohanian.

C. HUBUNGAN DENGAN PASIEN


Penting bagipara MPP untuk memiliki relasi dengan pasien dan keluarga.MPP perlu
memelihara rasa saling percaya yang menunjukkan kepada pasien bahwa mereka terlibat untuk
manfaat dan kepentingan pasien.Untuk itu MPP perlu memperhatikan secara aktif kebutuhan
dan keinginan pasien.

D. KELOMPOK PASIEN
MPP sebaiknya memberikan perhatian lebih kepada pasien-pasien dalam kelompok:anak-anak,
usia lanjut, dan yang dengan penyakit kronis. Dalam pelaksanaan manajemen pelayanan pasien,
MPP dapat menangani 25 – 50 pasien, tergantung kondisi kerumitan, system pelayanan klinis,
budaya kerja rumah sakit.

E. FUNGSI MANAJER PELAYANAN PASIEN


1. Asesmenutilitas.
Mampu mengakses semua informasi dan data untuk mengevaluasi manfaat/utilisasi, untuk
kebutuhan manajemen pelayanan pasien.(Semua informasi dan data akurat, lengkap yang
mudah diakses tentang kebutuhan klinis, finansial,serta social pasien).
a. Melakukan asesmen diperluas dan lengkap terhadap pasien dan keluarga yang
diperlukan pada saat admisi. Asesmen psikososial lengkap.
2. Perencanaan.
Disusun rencana untuk pelaksanaan manajemen pelayanan pasien.Perencanaan tersebut
mencerminkan kelayakan/kepatutan mutu dan efektivitas-biaya dari pengobatan klinis serta
kebutuhan pasien untuk mengambil keputusan.
a. Perencanaan proses asuhan pasien (yang “personalized”/unik) selama rawat inap sampai
kembali ke komunitas/rumah dengan outcome yang terbaik.
b. Rencana pemulangan (Discharge Planning) pasien adalah salah satu fungsi manajemen
kasus (case management)
3. Fasilitasi.
Tugas ini mencakup interaksi antara MPP dan para anggota tim professional pemberi
asuhan,perwakilan pembayar, serta pasien/keluarga untuk menjaga kontinuita spelayanan.
a. Memastikan bahwa pemeriksaan pemeriksaan pasien adalah tepat dan perlu serta
dilakukan dalam kerangka waktu yang sudah ditetapkan
b. Berkomunikasi dengan dokter dokter secara berkala selama hospitalisasi dan
mengembangkan suatu hubungan kerja yang efektif. Membantu para dokter untuk
menjaga biaya, kasus, dan hasil pasien yang diharapkan
4. KoordinasiPelayanan
a. Melakukan koordinasi dan integrasi pelayanan sosial/fungsi case management ke dalam
asuhan pasien, proses discharge maupun planning dirumah
b. Mengkoordinasikan pemberian pelayanan sosial kepada pasien , keluarga, dan orang
lain yang penting untuk memampukan mereka menghadapi dampak penyakit terhadap
fungsi terhadap keluarga pasien dan untuk memperoleh manfaat maksimum dari
pelayanan kesehatan
5. Evaluasi
a. Melakukan telaah utilisasi (utilization review), melalui tugas evaluasi Clinical
Parthway. Telaah utilisasi adalah mekanisme kendali biaya, dan ketepatan, kebutuhan
dan mutu pelayanan kesehatan yang dimonitor oleh para pembayar dan provider.
b. Melaksanakan telaah atas utilisasi pelayanan secara tepat sejak admisi sampai
discharge. Mengevaluasi kepuasan pasien dan mutu layanan yang diberikan
c. Memantau Length of stay
6. Advokasi.
Mewakili kepentingan pasien adalah inti dari peran MPP, namun peran ini juga menjangkau
pemangku kepentingan lain. MPP melakukan advokasi untuk opsi pengobatan yang dapat
diterima setelah berkonsultasi dengan DPJP, termasuk rencana pemulangan yang aman.
a. Mempromosikan utilisasi sumber sumber klinis agar efektif dan efisien
b. Menawarkan bentuk-bentuk asuhan alternatif kepada pasien sesuai kebutuhannya, baik
karena pasien sudah mau dipulangkan atau membutuhkan asuhan jangka panjang yang
rentan terhadap peraturan keuangan RS
c. Memberikan advokasi kepada pasien. Meningkatkan hubungan kolaboratif untuk
memaksimalkan kemampuan pasien dan keluarga untuk membuat keputusan-keputusan
medis
d. Bekerja dengan para administrator RS dan para dokter, memberikan advokasi atas nama
pasien untuk menentukan pelaksanaan layanan terbaik bagi pasien sambil
mengkomunikasikan kepada pasien sarana bermutu yang tersedia.
e. Memberikan informasi klinis kepada para pembayar, mencarikan otorisasi asuhan yang
perlu
f. Membantu pasien dan keluarga mengembangkan suatu discharge planning, termasuk
koordinasi dengan pelayanan medis di komunitas dan bila perlu admisi ke fasilitas
pelayanan kesehatan asuhan pasca rawat inap antara lain pelayanan rehabilitasi, atau
fasilitas perawatan trampil.
7. Tindak Lanjut Pasca Discharge
a. Tindak lanjut, pemantauan, pelayanan, dan asuhan pasca discharge
b. Reimbursement
F. TANGGUNG JAWAB
MPP bertanggung-jawabkepada Kepala Bidang Pelayanan Medis
G. DIAGRAM KOORDINASI – INTEGRASI – KONTINUITAS PELAYANAN
BAB IV
TATA LAKSANA

1. Penetapan dan Pengangkatan MPP olehDirektur.


2. Melakukan skrining pasien yang membutuhkan manajemen pelayanan pasien, berdasarkan pasien
yang meliputi:
a. Risiko tinggi.
b. Biayatinggi.
c. Potensicomplaintinggi
d. Kasusdenganpenyakit kronis.
e. Kasus komplek/rumit.
f. Kemungkinan sistem pembiayaan yang komplek.
3. Setelah pasien ditentukan sebagai klien MPP, maka dilakukan asesmen utilitas dengan
mengumpulkan berbagai informasi klinis, psiko-sosial, sosio-ekonomis, maupun system
pembayaran yang dimiliki pasien.
4. Menyusun rencana manajemen pelayanan pasien tersebut, berkolaborasi dengan DPJP serta para
anggota tim klinis lainnya, yang mencerminkan kelayakan/kepatutan dan efektivitas-biaya dari
pengobatan medis dan klinis serta kebutuhan pasien untuk mengambil keputusan.
5. Melakukan fasilitasi yang mencakup interaksi antara MPP dan DPJP serta para anggota tim klinis
lainnya, berbagai unit pelayanan, pelayanan administrasi, perwakilan pembayar. Fasilitasi untuk
koordinasi, komunikasi dan kolaborasi antara pasien dan pemangku kepentingan, serta menjaga
kontinuitas pelayanan.
6. Memfasilitasi untuk kemungkinan pembebasan dari hambatan yang tidak mempengaruhi
kinerja/hasil.
7. Memfasilitasi dan memberikan advokasi agar pasien memperoleh pelayanan yang optimal sesuai
dengan system pembiayaan dan kemampuan finansial.
8. Kemudian untuk didokumentasikan sesuai dengan temuan assesmen. Untuk hal yang terkait dengan
tehnis medis di dokumentasikan di catatan perkembangan pasien terintegrasi yang ditandatangani
oleh MPP, dan hal yang terkait non tehnis medis di dokumentasikan di catatan harian MPP.
9. Untuk shif pagi MPP menjadi tanggung jawab kepala ruang, untuk hari libur, shif sore dan shif
malam di delegasikan kepada kepala shif masing-masing.
BAB V

PENUTUP

Demikian panduan pelaksanaan manajer pelayanan pasiendi Rumah Sakit Islam


AminahBlitar ini dibuat sebagai standar agar pengimplementasianManajer Pelayanan Pasien
(MPP) dalam pelayanan pasiennya sebagai wujud pelayanan berfokus pada pasien. Mudah-
mudahan dengan adanya panduan ini, dapat lebih memudahkan semua Pihak yang terkait
dengan pelayanan pasien dan hubungan antar manusia di Rumah Sakit Islam Aminah Blitar.
Semoga Allah senantiasa memberikan kita semua limpahan Taufik dan Hidayah-Nya kepada
hamba-hamba yang selalu berlomba dalam kebaikan dan berusaha secara terus menerus
memperbaiki amaliyahnya, amiiin.
DAFTAR PUSTAKA

Materi Workshop implementasidokterpenanggungjawabpelayanan (DPJP) dan Case Manager


dalamakreditasiRumahSakitVersi 2012 olehAsosiasiRumahSakitSwasta Malang (ARSAMA) 2-3
Desember 2014.

CSMA – Case Management Society Of America, 2010

Anda mungkin juga menyukai