Oleh :
NIM. 40220006
NIM : 40220006
Blitar,
Mengetahui
…………………………………... …………………………………...
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai
sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara
berlahan akan mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa
nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60%
terjadi pada masa nifas. Dalam Angka Kematian Ibu (AKI) adalah penyebab
banyaknya wanita meninggal dari suatu penyebab kurangnya perhatian pada
wanita post partum (Maritalia, 2012).
Periode post partum adalah selang wakktu antara kelahiran bayi
sampai dengan pulihnya organ reproduksi seperti sebelum hamil. Periode ini
sering disebut masa nifas (puerperium), atau trimester keempat kehamilan,
masa nifas biasanya berkisar antara 6 minggu atau lebih bervariasi antara ibu
satu dengan ibu yang lainnya (Lowdermilk, Perry dan Chasion, 2013)
D. Perubahan Psikologis
1 Taking In (istirahat/penghargaan)
Sebagai suatu masa keter-gantungan dengan ciri-ciri ibu
membutuhkan tidur yang cukup, nafsu makan meningkat, menceritakan
pengalaman partusnya berulang-ulang dan bersikap sebagai penerima,
menunggu apa yang disarankan dan apa yang diberikan. Disebut fase
taking in, karena selama waktu ini, ibu yang baru melahirkan memerlukan
perlindungan dan perawatan, fokus perhatian ibu terutama pada dirinya
sendiri. Pada fase ini ibu lebih mudah tersinggung dan cenderung pasif
terhadap lingkungannya disebabkan kare-na faktor kelelahan. Oleh karena
itu, ibu perlu cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur. Di
samping itu, kondisi tersebut perlu dipahami dengan menjaga komunikasi
yang baik.
2 Fase Taking On/Taking Hold (dibantu tetapi dilatih)
Terjadi hari ke 3 - 10 post partum. Terlihat sebagai suatu usaha ter-
hadap pelepasan diri dengan ciri-ciri bertindak sebagai pengatur penggerak
untuk bekerja, 18 kecemasan makin menguat, perubah-an mood mulai
terjadi dan sudah mengerjakan tugas keibuan. Pada fase ini timbul
kebutuhan ibu untuk mendapatkan perawatan dan penerimaan dari orang
lain dan keinginan untuk bisa melakukan segala sesuatu secara mandiri.
Ibu mulai terbuka untuk menerima pendidikan kesehatan bagi dirinya dan
juga bagi bayinya. Pada fase ini ibu berespon dengan penuh semangat
untuk memperoleh kesempatan belajar dan berlatih tentang cara perawatan
bayi dan ibu memi-liki keinginan untuk merawat bay-inya secara
langsung.
3 Fase Letting Go (berjalan sendiri dilingkungannya)
fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran
barunya yang berlangsung setelah 10 hari postpartum. Periode ini biasanya
setelah pulang kerumah dan sangat dipengaruhi oleh waktu dan perha-tian
yang diberikan oleh keluarga. Pada saat ini ibu mengambil tugas dan
tanggung jawab terhadap per-awatan bayi sehingga ia harus beradaptasi
terhadap kebutuhan bayi yang menyebabkan berkurangnya hak ibu,
kebebasan dan hubungan sosial.
E. Patofisiologi
F. Manifestasi Klinis
Menurut Masriroh (2013) tanda dan gejala masa post partum adalah sebagai
berikut:
1 Organ-organ reproduksi kembali normal pada posisi sebelum kehamilan.
2 Perubahan-perubahan psikologis lain yang terjadi selama kehamilan
berbalik (kerumitan).
3 Masa menyusui anak dimulai.
4 Penyembuhan ibu dari stress kehamilan dan persalinan di asumsikan
sebagai tanggung jawab untuk menjaga dan mengasuh bayinya.
G. Penatalaksanaan
1. Setelah melahirkan pasien diberi KIE dan memilih program KB yang
diinginkan
2. Observasi ketat 2 jam post partum
3. 2-5 jam pasca persalinan : Istirahat dan tidur tenang, usahakan mika miki
4. 6 jam setelah persalinan latihan duduk memberikan KIE kebersihan diri,
cara menyusui yang benar.
5. 7 – 8 jam latihan berdiri dan berjalan
6. Mobilisasi
Jelaskan bahwa latihan tertentu sangat membantu seperti :
a Dengan tidur terlentang dengan lengan disamping, menarik otot
perut selagi menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke
dada : tahan satu hitungan sampai 5, rileks dan ulangi 10 x.
b Untuk memperkuat tonus otot vagina (latihan kegel).
c Berdiri dengan tungkai dirapatkan kencangkan otot-otot, pantat dan
pinggul dan tahan sampai 5 hitungan kendurkan dan ulangi latihan
sebanyak 5 kali.
d Mulai mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan setiap minggu
naikkan 5 kali. Dan pada 6 minggu setelah persalinan ibu harus
mengerjakan sebanyak 30 kali.
7. Diet
Ibu menyusui harus mengkonsumsi tambahan kalori 500 tiap hari.
Makanan harus diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan
vitamin yang cukup. Pil besi harus diminum minimal 40 hari pasca
melahirkan. Minum sedikitnya 3 liter, minum zat besi, minum kapsul
vitamin A dengan dosis 200.000 unit.
8. Miksi hendaknya dapat dilakukan sendiri mungkin karena kandung
kemih yang penuh dapat menyebabkan perdarahan.
9. Defekasi
Buang air besar harus dapat dilakukan 3-4 hari pasca persalinan, bila
tidak bisa maka diberi obat peroral atau perektal atau klisma.
10. Perawatan Payudara
a Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama puting susu
b Menggunakan BH yang menyokong payudara
c Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar
pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap
dilakukan dari puting susu yang tidak lecet.
d Apabila lecet berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI
dikeluarkan dan diminum dengan menggunakan sendok.
e Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum parasetamol 1 tab setiap
4-6 jam.
f Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan :
1) Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan
hangat selama 5 menit.
2) Urut payudara dari arah pangkal menuju puting atau
menggunakan sisir untuk mengurut arah Z pada menuju puting.
3) Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga
puting susu menjadi lunak.
4) Susukan bayi setiap < 3 jam. Apabila tidak dapat menghisap
seluruh ASI sisanya dikeluarkan dengan tangan.
5) Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
H. Pemerikasaan Penunjang
1 Pemeriksaan darah lengkap
Memberikan informasi tentang jumlah dari sel – sel darah merah (RBC),
sel-sel darah putih (WBC), nilai hematokrin (HT), dan Hemoglobin (HB)
2 Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi kemungkinan adanya bakteri dalam
urine seperti strepcoccus
3 Pemeriksaan Payudara
Untuk mengetahui apakah terjadi inflamasi dan untuk mengetahui apakah
colostrum sudah keluar apa belum dan untuk mengetahui jumlah produksi
ASI
Usia kehamilan 36-40
mingggu
Kontraksi uterus
Persalinan normal
( post partum )
Rupture vagina Involusi uterus Involusi rahim Taking in Taking hold Letting go
Resiko infeksi
Gangguan
istirahat dan
tidur
BAB II
ASKEP TEORI
A Pengkajian
1. Biodata klien
Biodata klien berisi tentang : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku,
Agama, Alamat, No. Medical Record, Nama Suami, Umur, Pendidikan,
Pekerjaan , Suku, Agama, Alamat, Tanggal Pengkajian.\
2. Keluhan utama
Hal-hal yang dikeluhkan saat ini dan alasan meminta pertolongan.
3. Riwayat haid
Umur Menarche pertama kali, Lama haid, jumlah darah yang keluar,
konsistensi, siklus haid, hari pertama haid terakhir, perkiraan tanggal
partus.
4. Riwayat perkawinan
Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke berapa ?
5. Riwayat obstetri
a Riwayat kehamilan
Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil Laboratorium : USG,
Darah, Urine, keluhan selama kehamilan termasuk situasi emosional
dan impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan dan pengobatan yang
diperoleh.
b Riwayat persalinan
1) Riwayat persalinan lalu : Jumlah Gravida, jumlah partal, dan
jumlah abortus, umur kehamilan saat bersalin, jenis persalinan,
penolong persalinan, BB bayi, kelainan fisik, kondisi anak saat
ini.
2) Riwayat nifas pada persalinan lalu : Pernah mengalami demam,
keadaan lochia, kondisi perdarahan selama nifas, tingkat aktifitas
setelah melahirkan, keadaan perineal, abdominal, nyeri pada
payudara, kesulitan eliminasi, keberhasilan pemberian ASI,
respon dan support keluarga.
3) Riwayat persalinan saat ini : Kapan mulai timbulnya his,
pembukaan, bloody show, kondisi ketuban, lama persalinan,
dengan episiotomi atau tidak, kondisi perineum dan jaringan
sekitar vagina, dilakukan anastesi atau tidak, panjang tali pusat,
lama pengeluaran placenta, kelengkapan placenta, jumlah
perdarahan.
4) Riwayat New Born : apakah bayi lahir spontan atau dengan
induksi/tindakan khusus, kondisi bayi saat lahir (langsung
menangis atau tidak), apakah membutuhkan resusitasi, nilai
APGAR skor, Jenis kelamin Bayi, BB, panjang badan, kelainan
kongnital, apakah dilakukan bonding attatchment secara dini
dengan ibunya, apakah langsung diberikan ASI atau susu formula.
6. Riwayat KB & perencanaan keluarga
Kaji pengetahuan klien dan pasangannya tentang kontrasepsi, jenis
kontrasepsi yang pernah digunakan, kebutuhan kontrasepsi yang akan
datang atau rencana penambahan anggota keluarga dimasa mendatang.
7. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah diderita pada masa lalu, bagaimana cara
pengobatan yang dijalani, dimana mendapat pertolongan. Apakah
penyakit tersebut diderita sampai saat ini atau kambuh berulang-ulang
8. Riwayat psikososial-kultural
Adaptasi psikologi ibu setelah melahirkan, pengalaman tentang
melahirkan, apakah ibu pasif atau cerewet, atau sangat kalm. Pola
koping, hubungan dengan suami, hubungan dengan bayi, hubungan
dengan anggota keluarga lain, dukungan social dan pola komunikasi
termasuk potensi keluarga untuk memberikan perawatan kepada klien.
Adakah masalah perkawinan, ketidak mampuan merawat bayi baru lahir,
krisis keluarga. Blues : Perasaan sedih, kelelahan, kecemasan, bingung
dan mudah menangis. Depresi : Konsentrasi, minat, perasaan kesepian,
ketidakamanan, berpikir obsesif, rendahnya emosi yang positif, perasaan
tidak berguna, kecemasan yang berlebihan pada dirinya atau bayinya.
Kultur yang dianut termasuk kegiatan ritual yang berhubungan dengan
budaya pada perawatan post partum, makanan atau minuman, menyendiri
bila menyusui, pola seksual, kepercayaan dan keyakinan, harapan dan
cita-cita.
9. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang diturunkan
secara genetic, menular, kelainan congenital atau gangguan kejiwaan
yang pernah diderita oleh keluarga.
10. Profil keluarga
Kebutuhan informasi pada keluarga, dukungan orang terdekat, sibling,
type rumah, community seeting, penghasilan keluarga, hubungan social
dan keterlibatan dalam kegiatan masyarakat.
11. Kebiasaan sehari-hari
a Pola nutrisi : pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis
makanan (Kalori, protein, vitamin, tinggi serat), freguensi, konsumsi
snack (makanan ringan), nafsu makan, pola minum, jumlah,
freguensi,.
b Pola istirahat dan tidur : Lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak
nyaman yang mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau
remang-remang atau gelap, apakah mudah terganggu dengan suara-
suara, posisi saat tidur (penekanan pada perineum).
c Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah
inkontinensia (hilangnya infolunter pengeluaran urin), hilangnya
kontrol blas, terjadi over distensi blass atau tidak atau retensi urine
karena rasa talut luka episiotomi, apakah perlu bantuan saat BAK.
Pola BAB, freguensi, konsistensi, rasa takut BAB karena luka
perineum, kebiasaan penggunaan toilet.
d Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi,
penggunaan pembalut dan kebersihan genitalia, pola berpakaian,
tatarias rambut dan wajah.
e Aktifitas : Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan,
kemampuan merawat diri dan melakukan eliminasi, kemampuan
bekerja dan menyusui.
f Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang menyenangkan,
kegiatan yang membuat fresh dan relaks.
12. Sexual
Bagaimana pola interaksi dan hubungan dengan pasangan meliputi
freguensi koitus atau hubungan intim, pengetahuan pasangan tentang
seks, keyakinan, kesulitan melakukan seks, continuitas hubungan
seksual. Pengetahuan pasangan kapan dimulai hubungan intercourse
pasca partum (dapat dilakukan setelah luka episiotomy membaik dan
lochia terhenti, biasanya pada akhir minggu ke 3). Bagaimana cara
memulai hubungan seksual berdasarkan pengalamannya, nilai yang
dianut, fantasi dan emosi, apakah dimulai dengan bercumbu, berciuman,
ketawa, gestures, mannerism, dress, suara. Pada saat hubungan seks
apakah menggunakan lubrikasi untuk kenyamanan. Posisi saat koitus,
kedalaman penetrasi penis. Perasaan ibu saat menyusui apakah
memberikan kepuasan seksual. Faktor-faktor pengganggu ekspresi
seksual : bayi menangis, perubahan mood ibu, gangguan tidur, frustasi
yang disebabkan penurunan libido.
13. Konsep Diri
Sikap penerimaan ibu terhadap tubuhnya, keinginan ibu menyusui,
persepsi ibu tentang tubuhnya terutama perubahan-perubahan selama
kehamilan, perasaan klien bila mengalami opresi SC karena CPD atau
karena bentuk tubuh yang pendek.
14. Peran
Pengetahuan ibu dan keluarga tentang peran menjadi orangtua dan
tugas-tugas perkembangan kesehatan keluarga, pengetahuan perubahan
involusi uterus, perubahan fungsi blass dan bowel. Pengetahan tentang
keadaan umum bayi, tanda vital bayi, perubahan karakteristik faces bayi,
kebutuhan emosional dan kenyamanan, kebutuhan minum, perubahan
kulit.
Ketrampilan melakukan perawatan diri sendiri (nutrisi dan personal
hyhiene, payu dara) dan kemampuan melakukan perawatan bayi
(perawatan tali pusat, menyusui, memandikan dan mengganti baju/popok
bayi, membina hubungan tali kasih, cara memfasilitasi hubungan bayi
dengan ayah, dengan sibling dan kakak/nenek). Keamanan bayi saat
tidur, diperjalanan, mengeluarkan secret dan perawatan saat tersedak atau
mengalami gangguan ringan. Pencegahan infeksi dan jadwal imunisasi.
15. Pemeriksaan Fisik
a Keadaan Umum : Tingkat energi, self esteem, tingkat kesadaran.
b BB, TB, LLA, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi cenderung
bradi cardy, suhu 36,2-38, Respirasi 16-24)
c Kepala : Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung, Mulut, Fungsi
pengecapan; pendengaran, dan leher.
d Breast : Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan
areola dan puting susu, stimulation nepple erexi. Kepenuhan atau
pembengkakan, benjolan, nyeri, produksi laktasi/kolostrum.
Perabaan pembesaran kelenjar getah bening diketiak.
e Abdomen : teraba lembut , tekstur Doughy (kenyal), musculus rectus
abdominal utuh (intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae.
Tinggi fundus uterus, konsistensi (keras, lunak, boggy), lokasi,
kontraksi uterus, nyeri, perabaan distensi blas.
f Anogenital : Lihat struktur, regangan, udema vagina, keadaan liang
vagina (licin, kendur/lemah) adakah hematom, nyeri, tegang.
Perineum : Keadaan luka episiotomy, echimosis, edema, kemerahan,
eritema, drainage. Lochia (warna, jumlah, bau, bekuan darah atau
konsistensi , 1-3 hr rubra, 4-10 hr serosa, > 10 hr alba), Anus :
hemoroid dan trombosis pada anus.
g Muskoloskeletal : Tanda Homan, edema, tekstur kulit, nyeri bila
dipalpasi, kekuatan otot.
16. Pemeriksaan Laboratorium
a Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb
< 10 g% dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit, Trombosit.
b Klien dengan Dower Kateter diperlukan culture urine.
B Diagnosa
C Intervensi Keperawatan
b Klien terlihat rileks, ekspresi wajah tidak tegang, klien bisa tidur
nyaman
Intervensi:
a Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang
perawatan bayi
b Sediakan informasi pada pasien tentang cara yang tepat untuk
perawatan bayi
c Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi dimasa yang akan datang mengenai perubahan
kondisi tubuh
d Berikan penjelasan mengenai cara perawatan bayi yang tepat cara
pemberian ASI yang benar
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, setelah dilakukan
asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan pasien dapat terhindar
dari resiko infeksi dengan kriteria hasil:
a Integritas kulit pasien normal
b Temperatur kulit pasien normal
c Tidak ada lesi pada bekas jahitan
d Tidak ada tanda-tanda infeksi
Intervensi :
a Bersihakan jahitan dengan normal salin
b Rawat luka jahitan dengan konsep steril
c Ajarkan pasien dan keluarga untuk melakukan perawatan luka
jahitan
d Berikan penjlasan kepada pasien dan keluarga terkait tanda dan
gejala infeksi
e Gunakan universal precauntion dan gunakan sarung tangan selama
kontak dengan luka jahitan.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Rukiyah. 2013. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Trans
Info Media.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standar luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Trisnawati F. 2012. Asuhan Kebidanan. Jilid I. Jakarta: PT. Prestasi
Pustakarya.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MATERNITAS POST
PARTUM
1. IDENTITAS
Nama pasien : Ny. K Nama suami : Tn. M
Penghasilan : -
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada bagian luka jahit jalan lahir
b. Riwayat Kesehatan
Sekatang:
Pasien merasa kenceng-kenceng dirumah kemudian dibawa kerumah sakit
Mandi Waluyo Kota Blitar pukul 18.00 WIB, di UGD ternyata sudah
pembukaan 2 dan kemudian dibawa keruang vk flamboyan sekitar pukul
21.00 WIB. Sekitar pukul 01.35 tanggal 01 Juni 2021 bayi lahir.
d. Riwayat kesehatan
keluarga
Dalam keluarga pasien tidak ada riwayat kehamilan gemili dan tidak ada
riwayat cancer dalam keluarga.
1. RIWAYAT OBSTETRI
A. Riwayat Menstruasi :
Kesimpulan :
C. GENOGRAM
Keterangan:
: laki laki
: perempuan
Lama Persalinan :
Kala I : 5 Jam
Kala II : 30 Menit
Kala IV : 2 Jam
Melaksanakan KB : ( ) ya ( √ ) tidak
Bila ya jenis kontrasepsi apa yang digunakan :
( ) IUD ( ) Pil ( ) suntik ( ) Implant
1. Pola nutrisi
Keterangan Sebelum sakit Saat sakit/ selama
sakit
Kesimpulan :
Pasien tidak mempunyi keluhan apapun pada pola makannya selama atau
sesudah melahirkan.
2. Pola eliminasi
BAK
BAB
Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
Kesimpulan :
Pasien tidak memiliki keluhan apapun pada pola eliminasi selama atau
sesudah melahirkan.
9. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 100/80 mmHg Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 24 x/menit Suhu : 36,7 ˚C
Berat badan : 49,5 kg Tinggi badan : 155 cm
Kepala
Rambut : Rambut berwarna hitam lebat, panjang dan tampak bersih dan
rambut pasien tampak rontok bila disisir.
Alis : Alis mata sulit untuk dicabut.
Mata : Konjungtiva anemis dan warna sclera putih.
Muka : Pada muka pasien tidak tampak odema pada pagi hari.
Hidung : Hidung bersih dan tidak tampak adanya polip.
Mulut : Warna bibir agak gelap dan tidak tampak adanya stomatitis.
Gigi : Gigi bersih tidak ada karies dan tidak ada ginggivitas
Telinga : Kedua telinga berbentuk simetris dan tidak tampak adanya
srumen.
Leher : Pada leher tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tiroid dan
venajagularis.
Dada dan axilla : Kedua dada bentuk simetris atau sama dan tidak ada
pembesaran limfe.
Mamae : Pada hari pertama masih teraba lunak, belum ada colostrum
Puting : Bentuk putting menonjol, tidak ada methgomeri dan adanya
pengeluaran colostrums.
Abdomem : Tidak ada bekas oprasi, kandung kemih teraba lunak dan TFU
2 jari dibawah pusar serta kontraksi uterusnya bagus.
Ekstermitas
Superior : Jari simetris, kedua kuku bersih dan tidak panjang dan warna
kuku merah muda.
Inferior : Keadaan kuku tidak panjang dan tidak tampak adanya varices
dan tromboplebitis.
Genetalia
Perinium : Keadaan perineum ruptur dan tidak ada tanda-tanda
infeksi. Luka jahitan tidak ada infeksi, P : episiotomi, Q : seperti di
tusuk tusuk, R : area vulva, S : 5, T : hilang timbul
Lochea :Berwarna merah kehitaman ( rubra )
Rectum :
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencidera fisiologis ( episiotomi )
ditandai dengan adanya pasien mengeluh nyeri, pasien nampak meringis dan
gelisah
2 Ketidaknyamanan pasca partus berhubungan dengan involusi uterus, proses
pengembalian ukuran rahim ke ukuran semula ditandai dengan adanya pasien
mengeluh tidak nyaman, pasien nampak meringis dan terdapat kontraksi
uterus
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
1 Nyeri akut Setelah Dilakukan Manajemen Nyeri
Tindakan Keperawatan
a. Observasi
Selama 2x 24 Jam
1. Lokasi,
Diharapkan Nyeri Pasien
Karakteristik,
Berkurang Dengan
Durasi, Frekuensi,
Kriteria Hasil :
Kualitas, Intensitas
1 Keluhan Nyeri
Nyeri
Menurun Dengan
2. Identifikasi Skala
Skor 5
Nyeri
2 Meringis Menurun
3. Identifikasi
Dengan Skor 5
Respon Nyeri Non
3 Gelisah Menurun
Verbal
Dengan Skor 5
4. Monitor Efek
4 Tekanan Darah
Samping
Membaik Dengan
Penggunaan
Skor 5
5 Frekuensi Nadi Analgetik
Membaik Dengan b. Terapeutik
Skor 5 1 Berikan Teknik
Nonfarmakologis
Untuk Mengurangi
Rasa Nyeri (Mis.
TENS, Hypnosis,
Akupresur, Terapi
Musik,
Biofeedback,
Terapi Pijat,
Aroma Terapi,
Teknik Imajinasi
Terbimbing,
Kompres
Hangat/Dingin,
Terapi Bermain)
2 Kontrol
Lingkungan Yang
Memperberat Rasa
Nyeri (Mis. Suhu
Ruangan,
Pencahayaan,
Kebisingan)
3 Fasilitasi Istirahat
Dan Tidur
c. Edukasi
1. Jelaskan
Penyebab,
Periode, Dan
Pemicu Nyeri
2. Jelaskan Strategi
Meredakan
Nyeri
3. Anjurkan
Memonitor Nyri
Secara Mandiri
4. Ajarkan Teknik
Nonfarmakologi
s Untuk
Mengurangi
Rasa Nyeri
d. Kolaborasi
1. Kolaborasi
Pemberian
Analgetik, Jika
Perlu