Makalah KDP
Makalah KDP
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
HIV/ AIDS merupakan salah satu penyakit yang mengancam hidup manusia. Di
Indonesia masalah AIDS cukup mendapat perhatian mengingat Indonesia adalah
negara terbuka, sehingga kemungkinan masuknya AIDS adalah cukup besar dan
sulit dihindari. Sampai Mei 2020 tercatat sebanyak 388.724 jiwa penduduk
Indonesia terinfeksi HIV.
Penyakit syaraf sering terjadi pada seseorang yang terinfeksi HIV. Penelitian
di Jakarta mendapatkan hasil bahwa 90% penderita HIV/AIDS mengalami kelainan
pada sistem syarafnya. Kondisi tersebut terjadi karena dua hal, yakni infeksi
opportunistik, dan serangan HIV pada system syaraf. Infeksi opportunistic ini pada
Sistem syaraf dapat menyerang otak ( Toxoplasmosis, Cryptococcal)
1
Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.salah satu tanda kesehatan
adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan,
dan bekerja. Aktifvitas fisik yang kurang memeadai menyebabkan berbagai
gangguan pada system musculoskeletal seperti artrofi otot, sendi menjadi kaku, dan
menyebabkan ketidakefektifan fungsi organ internal lainnya. (Towarti, Wartonah
2007)
Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkan untuk
menjaga kinerja otot dan memepertahankan postur.
Gangguan aktivitas dan Latihan adalah keadaan dimana individu mengalami
ketidakcukupan energy fisiologis dan psikologis untuk menahan atau memenuhi
kebutuhan atau keinginan aktivitas sehari-hari .
Berdasarkan analisa dari latar belakang di atas, maka kelompok tertarik
untuk membahas lebih jauh terhadap kondisi kelemahan anggota gerak yang terjadi
pada penderita HIV/AIDS. Oleh karena itu, dalam pembuatan makalah ini
kelompok mengambil judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien Tn. M dengan
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Aktivitas Dan Latihan di Ruang Sekatung
Rumkital Dr. Midiyato Suratani Tanjungpinang”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi permasalahan dalam
pembuatan makalah ini adalah “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Pada Pasien
dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Aktivitas dan Latihan pada
penderita HIV di Ruang Sekatung Rumkital Dr. Midiyato Suratani Tanjungpinang ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Asuhan Keperawatan
Pada Pasien dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Aktivitas dan
2
Latihan pada penderita HIV di Ruang Sekatung Rumkital Dr. Midiyato
Suratani Tanjungpinang
2. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan dasar aktivitas dan latihan.
2. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan dasar aktivitas dan latihan
3. Mampu merumuskan rencana tindakan pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar aktivitas dan latihan
4. Mampu melakukan rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan dasar aktivitas dan latihan
5. Mampu melakukan evaluasi dari tindakan keperawatan yang dilakukan
pada pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar aktivitas
dan latihan
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini kelompok menggunakan metode deskriptif dan
dalam mengumpulkan data, kelompok menggunakan metode studi kasus dengan
pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, dan di sajikan dalam bentuk narasi. Adapun tehnik
pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah:
1. Interview atau wawancara
Pengumpulan data dengan cara bertanya secara langsung pada klien, keluarga
klien, dokter atau yang lain yang ikut merawat dan mengobati klien selama
melakukan perawatan.
2. Observasi
Metode pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung
terhadap klien serta ikut dalam memberikan asuhan keperawatan selama
melakukan asuhan keperawatan.
3
3. Pemeriksaan fisik
Metode pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan kepada klien mulai
dari ujung kepala sampai dengan ujung kaki (head to toe).
4. Studi Dokumentasi
Metode penyelidikan untuk memperoleh keterangan atau informasi dari catatan
tentang gejala atau peristiwa yang lalu.
5. Studi Kepustakaan Dengan mempelajari buku-buku atau literature-literatur yang
berkaitan dengan judul makalah selama pembuatan makalah.
E. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
Menambah wawasan dan pemahaman bagi penulis dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan dasar aktivitas
dan latihan.
2. Bagi Institusi
Mengetahui tingkat kemampuan dan sebagai cara untuk mengevaluasi
materi yang telah diberikan kepada mahasiswa, dan sebagai bahan refrensi
untuk dapat diterapkan di pendidikan dalam memberikan Asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan dasar aktivitas dan
latihan.
3. Bagi Tempat Praktek
Hasil Pembahasan dari tindakan yang dilakukan ini dapat di jadikan
sebagai masukan untuk perawat dalam mengaplikasikan dan mengupdate
ilmu keperawatan yang semakin berkembang.
4. IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi)
Manfaat IPTEK sendiri dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan,
khususnya dalam bidang kesehatan, sebagai modalitas perawat
untuk
4
menyelesaiakan problem kapasitas fisik dan kemampuan fungsional dengan
tetap
beracuan pada keterampilan dasar dari praktek dan perkembangan
ilmu
pengetahuan dan tekhnologi.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas pada penyusunan Makalah ini,
kelompok menggunakan sistematika, metode, dan teknik penulisan, serta
sistematika penulisan yang terdiri dari 5 bab yaitu :
1. BAB I adalah Pendahuluan, yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan
Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penulisa, Manfaat Penulisan dan
Sistematika Penulisan.
2. BAB II adalah Tinjauan Teoritis (Konsep Dasar Medik dan Konsep Dasar
Asuhan Keperawatan).
3. BAB III adalah Laporan Kasus yang membahas tentang kasus pasien yang
meliputi Pengkajian, Pemeriksaan Fisik, Laboratorium dan Diagnostic,
Diagnosa Keperawatan, Intervensi dan Rasionalisasi, serta Implementasi dan
Evaluasi.
4. BAB IV adalah Pembahasan kasus yang merupakan pembanding antara teori
dan sesungguhnya.
5. BAB V adalah Penutup yang mengemukakan kesimpulan dan saran yang dapat
di pergunakan sebagai bahan pemikiran bersama untuk masa yang akan datang.
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. Pengertian.
6
Umur infeksi 1-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada fase ini individu sudah
positif HIV dan belum menampakkan gejala sakit. Sudah dapat menularkan
pada orang lain. Bisa saja terlihat/mengalami gejala –gejala ringan, seperti flu (
biasanya 2-3 hari dan sembuh sendiri)
3. Fase III
Mulai muncul gejala awal penyakit. Belum disebut gejala AIDS. Gejala-gejala
yang berkaitan antara lain keringat yang berlebihan pada waktu malam, diare
terus menerus, pembengkakan kelenjar getah bening, flue yang tidak sembuh-
sembuh, nafsu makan berkurang dan badan menjadi lemah, serta berat badan
terus berkurang. Pada fase ini system kekebalan tubuh mulai berkurang.
Termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama dari sebulan, infeksi
bakteri parah, dan tuberculosis.
4. Fase IV
Sudah masuk fase AIDS. AIDS baru dapat terdiagnosa setelah kekebalan tubuh
sangat berkurang dilihat dari jumlah sel T nya. Timbul penyakit tertentu yang
disebut disebut infeksi oportunistik yaitu TBC, infeksi paru-paru yang
menyebabkan radang paru-paru dan kesulitan bernafas, kanker kanker kulit
atau sarcoma kaposi, sariawan , infeksi usus yang menyebabkan diare parah
berminggu-minggu. Dan infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental
dan sakit kepala serta gangguan neurologis lainnya (Hasdianah & Dewi,
2014)..
Stadium klinis HIV/AIDS untuk remaja dan dewasadengan terkonfirmasi
HIV menurut WHO:
1. Stadium 1 (asimtomatis)
Asimtomatis
Limfadenopati generalisata
2. Stadium 2 (ringan)
Penurunan berat badan < 10%
7
Manifestasi mukokutaneus minor: dermatitisseboroik,
prurigo,onikomikosis,ulkus oral rekurens, keilitis ngularis, erupsi popular
pruritik.
Infeksi herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
Infeksi saluran nafas berulang: sinusitis, tonsillitis, faringitis, otitis media.
3. Stadium 3 (lanjut)
Penurunan BB >10% tanpa sebab jelas
Diare tanpa sesab jelas>1 bulan
Demam berkepanjangan intermiten/konstan)> 1 bulan
Kandidiasis oral persisten
Oral hairy leukoplakia
Tuberculosis paru
Infeksi bakteri berat: pneumonia, piomiosiitis, empyema, infeksi tulang/sendi,
meningitis, bacteremia
Stomatitis /gingivitis/periodentis ulseratifnekrotik akut
Anemia , neutropenia, trombositopeniakronis tanpa sebab yang jelas
4. Stadium 4 (berat)
HIV Wasting syndrome
Pneumonia
Toksoplasmosis serebral
Limfoma atau tumor : sarcoma Kaposi, ensefalopati HIV, meningitis,
isosporiasis
Nefropati HIV simtomatis atau kardiomiopati terkatit HIV simtomatis ( Kapita
Selekta,2014).
Komplikasi
1. Oral lesi
2. Neurologic
8
a) Kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung HIV pada sel saraf,
berefek perubahan kepribadian , kerusakan kemampuan motorik,
kelemahan, disfasia, dan isolasi sosial.
b) Ensefalophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,
ketidakseimbangan elektrolit, meningitis atau ensefalitis. Dengan efek
sakit kepala, malaise, demam, paralise total/parsial.
c) Infark serebral kornea sifilis menin govaskuler, hipotensi sistemik, dan
maranik endocarditis
d) Neuropaty karena inflamasi diemilinasi serangan HIV
3. Gastrointestinal
a) Diare
b) Hepatitis
c) Penyakit anorektal karena abses dan fistula
4. Respirasi
Infeksi karena Pneumocystic Cranii, cytomegalovirus, virus influenza
5. Dermatologic
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simplex dan zoster, dermatitis
6. Sensorik
a) Pandangan: Kebutaan
b) Pendengaran : Otitis external akut dan Otitis Media
9
Antigen adalah suatu zat yang menyebabkan respons imun spesifik. Antigen
biasanya berupa zat dengan berat molekul besar dan juga kompleks zat kimia
seperti protein dan poliakarida.
b. Antibody
Antibody adalah suatu protein yang dihasilkan system imun sebagai respon
terhadap keberadaan antigen dan akan bereaksi khususnya dengan antigen
tersebut.
10
3. Aglutinasi (penggumpalan) terjadi jika antigen adalah molekul partikulat,
seperti bakteri atau sel-sel merah.
4. Presipitasi terjadi bila antigen dapat larut.
11
Setiap reseptor sel T untuk suatu antigen terdiri dari dua rantai polipeptida
yang berbeda.
Protein yang dikodekan oleh MCH kelas I dan kelas II penting dalam aktivitas
sal T. Sel sel T , seperti sel B berasal dari sel batang precursor dalam sumsum
tulang. Setiap individu memiliki suatu susunan khas tanda protein permukaan
sel antigen)yang dikelola oleh gen yang disebut sebagai kompleks
histokompatibilitas mayor ( major histocompability complex(MHC)). Protein
dikodekan oleh MHC kelas I dan kelas II penting dalam aktivasi sel T.
Antigen dikodekan MHC kelas I diproduksi pada permukaan semua sel
bernukleus dalam tubuh
Antigen dikodekan MHC kelas 2 hanya ditemukan pada permukaan sel B dan
makrofag.
Selama masa kehidupan awal, antigen dikodekan MHC sudah tertanam dal sel
T pada kelenjar timus. Dengan demikian sel T akan mengenali setiap MHC
pengkode antigen lain sebagai benda asing. Suatu protein yang disebut CD4
ditemukan pada permukaan sebagian besal sel T penolong, beikatan ke
molekul MHC kelas II tersebut. CD4 membantu menjaga agar sel T Penolong
dan sel penyaji antigen tetap bergabung.
Jenis imunitas
1. Imunitas aktif, didapat akibat kontak langsung dengan mikroorganisme atau
toksin sehingga tubuh memproduksi antibodynya sendiri.
Imunitas aktif dapatan secara alami, terjadi jika sesorang terpapar suatu
penyakit dan system imun memproduksi antibody serta limfosit khusus.
Imunitas dapat bersifat seumur hidup (campak, cacar) atau sementara
( pneumonia pneumokokal,gonore).
Imunitas aktif dapatan secara buatan ( terinduksi) merupakan hasil
vaksinasi. Vaksin dibuat dari patigen yang mati atau dilemahkanatau toksin
yang telah dirubah. Vaksin ini dapat merangsang respon imun ,tetapi tidak
menyebabkan penyakit.
12
2. Imunitas pasif, terjadi jika antibody dipindah dari satu individu ke individu
lain.
Imunitas pasief alam
Imunias pasif buatan
13
minggu sampai 3 bulan setelah infeksi, viremia plasma menurun, dan level sel
CD4 kembali meningkat namun tidak mampu menyingkirkan infeksi secara
sempurna. Masa laten klinis ini bisa berlangsung selama 10 tahun.selama masa
ini akan terjadi replikasi virus yang meningkat. Diperkirakan sekitar 10 miliyar
partikel HIV dihasilkan dan dihancurkan setiap harinya. Waktu paruh virus
dalam plasma adalah sekitar 6 jam, dan siklus hidup virus rata-rata 2,6 hari.
Limfosit T-CD4 yang terinfeksi memiliki waktu paruh 1,6 hari. Karena
cepatnya proliferasi virus ini dan angka kesalahan reserve transcriptase HIV
yang berikatan, diperkirakan bahwa setiap nukleotida dari ganom HIV
mungkin bermutasi kedalam basis harian.
Akhirnya pasien menderita gejala-gejala konstitusional dan penyakit klinis
yang nyata seperti infeksi oportunistik atau neoplasma. Infeksi oportunistik
dapat terjadi karena para pengidap HIV terjadi penurunan daya tahan tubuh
sampai pada tingkat yang sangat rendah, sehingga beberapa jenis
mikroorganisme dapat enyerang bagian-bagian tubuh tertentu. Bahkan
mikroorganisme yang selama ini komensal bisa jadi ganas.
Hubungan seksual dengan pasangan Transfusi darah yang Tertusuk jarum bekas ibu hamil
Yang berganti-ganti dengan yang terinfeksi HIV penderita HIV menderita HIV
terinfeksi HIV
Terjadi perubahan pada struktur sel diatas akibat transkripsi RNA Virus + DNA sel sehingga
terbentuknya provirus
14
Sel penjamu ( T Helper, Limfosit B, Makrofag) mengalami kelumpuhan
Infeksi opportunistik
Diare Psoriasis
MK: MK : MK MK
-Perubahan resiko kerusakan - hipertermi intoleransi aktv
Eliminasi BAB integritas kulit -bersihan jalan risiko tinggi
-Ggn.nutrisi nyeri nafas cidera
Kurang dari -pola nafas tdk gangguan nutrisi
Keb.tubuh efektif
Resiko
Kekurangan
cairan
15
4. Gangguan / Masalah Kebutuhan Dasar Manusia
Dari judul di atas maka masalah kebutuhan dasar manusia yang terganggu
Adalah Konsep pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan.
a. Pengertian aktivitas
Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.salah satu tanda
kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas
seperti berdiri, berjalan, dan bekerja. Aktifvitas fisik yang kurang
memeadai menyebabkan berbagai gangguan pada system
musculoskeletal seperti artrofi otot, sendi menjadi kaku, dan
menyebabkan ketidakefektifan fungsi organ internal lainnya. (Towarti,
Wartonah 2007)
Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkan
untuk menjaga kinerja otot dan memepertahankan postur.
Gangguan aktivitas dan Latihan adalah keadaan dimana individu
mengalami ketidakcukupan energy fisiologis dan psikologis untuk
menahan atau memenuhi kebutuhan atau keinginan aktivitas sehari-
hari
b. System tubuh yang berperan dalam kebutuhan Aktivitas
Tulang
Otot dan tendon
Ligament
System syaraf
Sendi
c. Fisiologi pergerakan
Koordinasi gerakan tubuh merupakan fungsi yang terintegrasi dari
system skeletal, otot skelet, dan system syaraf. System skeletal
berfungsi menyokong jaringan tubuh, melindungi bagian tubuh yang
lunak, sebagi tempat melekatnya otot dan tendon, sebagai sumber
mineral, dan berperan dalam proses hematopoiesis ( proses
pembentukan dan perkembangan sel-sel darah). Sedangkan otot
berperan dalam proses pergerakan, memberi bentuk pada postur tubuh,
dan memproduksi panas melalui aktivitas kontraksi otot. (Potter dan
Perry, 2005).
Pengaturan pergerakan dapat dibedakan menjadi gerak yang disedari
(volunteer) dan gerak yang tidak disadari (involunter) atau yang
disebut dengan reflex. Proses gerak yang disadari mekanismenya
melalui jalur yang panjang mulai dari reseptor, saraf sensorik
kemudian dibawa ke otak untuk selanjutnya diasosiasi menjadi respon
yang akan dibawa oleh saraf motoric,dan efektor.sedangkan reflex
atau involunter berjalan sangat cepat dan respon terjadi secara
otomatisterhadap rangsangan, tanpa memerlukan control dari otak.
(Tarwoto dan Wartonah,2006).
d. Kebutuhan mobilitas dan immobilitas
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu
untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan
kesehatannya.
Immobilitas merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat
bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu
pergerakan (aktivitas).
Jenis immobilitas:
1) Imobilitas fisik
2) Immobilitas intelektual
3) Immobilitas emosional
4) Immobilitas sosial
e. Jenis aktivitas dan latihan
Jenis aktivitas
1) Aktivitas penuh
Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara
penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial
dan menjalankan peran sehari-hari. Aktivitas penuh ini
merupakan fungsi saraf motoric volunteer dan sensorik untuk
dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang.
2) Aktivitas sebagian
Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan
batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena
dipengaruhi oleh gangguan saraf motoric dan sensorik pada
area tubuhnya. Hal ini dijumpai pada kasus cedera atau patah
tulang dengan pemasangan traksi, paraplegi karena kehilangan
control motoric dan sensorik.
Ada 2 jenis yaitu:
Aktivitas sebagian temporer , merupakan kemampuan
individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya
sementara, disebabkan oleh trauma reversible pada
system musculoskeletal contohnya adanya dislokasi
sendi dan tulang
Aktivitas permanen, merupakan kemampuan individu
untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap,
disebabkan oleh rusaknya system syaraf yang
reversible, contohnya terjadi hemiplegi karena stroke ,
paraplegi,piomiolitis karena terganggunya system
syaraf motoric dan sensorik.
Jenis latihan
1) Latihan fleksibilitas, seperti regang kisaran gerakan otot
dan sedi
2) Latihan aerobic, seperti berjalan dan berlari
3) Latihan anaerobic, seperti angkat besi menambah kekuatan
otot
g. Teknik mobilisasi
1) Nilai aktivitas latihan
Rentang gerak rentang nilai normal kategori kemampuan aktivitas
fisik menurut (Gunawan, Adi, 2001), yaitu:
5. Penatalaksanaan keperawatan
Penatalaksanaan pada pasien dengan gangguan kebutuhan oksigenasi
antara lain:
a. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan,
verifikasi, komunikasi data tentang klien. Fase pengkajian
keperawatan mencakup pengumpulan data dari sumber primer (klien),
sumber sekunder (keluarga, tenaga kesehatan), pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang.
1) Riwayat kesehatan Sekarang
Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alas an pasien yang
menyebabkan terjadi keluhan/gangguan dalam mobilitas dan
imobilitas.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Pengkajian riwayat penyakit dimasa lalu yang berhubungan
dengan pemenuhan kebutuhan mobilitas
3) Riwayat kesehatan keluarga kemampuan mobilitas
Ada tidaknya riwayat alergi, stroke, penyakit jantung, diabetes
mellitus.
4) Kemampuan mobilitas
5) Kemampuan rentang gerak
6) Perubahan intoleransi aktivitas
7) Kekuatan otot dan gangguan koordinasi
8) Perubahan psikologis
9) Pola kesehatan
a. Tingkat aktivitas sehari-hari
Pola aktivitas sehari-hari
Jenis, frekuensidan lamanya latihan fisik
b. Tingkat kelelahan
Aktivitas yang membuat lelah
Riwayat sesak napas
c. Gangguan pergerakkan
Penyebab gangguan pergerakkan
Tanda dan gejala
Efek dari gangguan pergerakkan
d. Pemeriksaan fisik
Tingkat kesadaran
Postur atau bentuk tubuh
Extermitas
2. Keletihan berhubungan dengan Setelah dilakukan 1. Monitor keterbatasan aktivitas, 1. Merencanakan intervensi yang
menurunnya produksi tindakan keperawatan kelemahan saat beraktivitas tepat
metabolisme diharapkan keletihan 2. Bantu pasien dalam melakukan 2. Pasien dapat memilih dan
berkurang dengan aktivitas sendiri merencanakannya sendiri
kriteria hasil : 3. Catat tanda vital sebelum dan 3. Mengkaji sejauh mana
- Energy meningkat sesudah aktivitas perbedaan peningkatan selama
- Pasien dapat 4. Kolaborasi dengan dokter dan aktivitas
melakukan aktivitas fisioterapi dalam latihan aktivitas 4. Meningkatkan kerjasama tim
sesuai kemampuannya 5. Lakukan istirahat yang adekuat dan perawatan holistik
secara bertahap setelah latihan dan aktivitas 5. Membantu mengembalikan
6. Berikan diet yang adekuat dengan energy
kolaborasi ahli diet 6. Metabolismemembutuhkan
7. Berikan pendidikan kesehatan energi
tentang : 7. Meningkatkan pengetahuan
- Perubahan gaya hidup untuk dalam perawatan diri
menyimpan enegi
- Penggunaan alat bantu
pergerakkan
7. Implementasi
Implementasi adalah tahap keempat dari proses keperawatan. Tahap ini
muncul jika perencanaan yang dibuat di aplikasikan pada klien. Implementasi
terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan yang merupakan tindakan
keperawatan khusus yang digunakan untuk melaksanakan intervensi. Tindakan
yang dilakukan mungkin sama, mungkin juga berbeda dengan urutan yang telah
dibuat pada perencanaan. Implementasi keperawatan membutuhkan fleksibilitas
dan kreativitas dimana aplikasi yang akan dilakukan pada klien akan berbeda,
disesuaikan dengan kondisi klien saat itu dan kebutuhan yang paling dirasakan
oleh klien (Debora, 2017)
8. Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi sesuai dengan batas waktu ditetapkan dan
situasi kondisi klien maka diharapkan klien :
a. Bersihan jalan nafas klien dapat efektif dengan kriteria hasil :
1) Saluran nafas klien menjadi bersih
2) Klien dapat mengeluarkan secret
3) Suara nafas dan keadaan kulit menjadi normal
b. Pola nafas klien dapat efektif dengan kriteria hasil :
1) Irama pernafasan dan jumlah pernafasan normal
2) Pasien tidak mengeluh sesak
3) Klien tidak terlihat menggunakan otot tambahan
4) Klien tidak terlihat cemas
c. Perfusi jaringan tubuh normal dengan kriteria hasil :
1) Menurunnya insufisiensi jantung klien
2) Suara pernafasan normal
d. Pertukaran gas klien dapat adekuat dengan kriteria hasil :
1) Klien tidak mengeluh sesak nafas
2) Klien tidak mengalami penurunan kesadaran
3) Nilai AGD dalam batas normal
4) Tidak terdapat perubahan tanda-tanda vital
5) Klien tidak mengalami sianosis.
27
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. IDENTIFIKASI Lampiran 21
A. KLIEN
Nama (Initial) : Tn. M
Tempat /Tgl. Lahir (Umur) : Yogyakarta/ 10 Agustus 1988 ( 32 th)
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
v
Status Perkawinan : Belum Kawin Belum Kawin
v
Janda/Duda
Jumlah Anak : __-_______________________________________
Agama / Suku : Islam / Jawa
Warga Negara : Indonesia Asing : _______
v
Bahasa yang digunakan : Indonesia
v
Asing : _____________________________
Daerah : Jawa
v
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat Rumah : Jln. Pemuda Gg. Karet No.49 Tanjungpinang
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. E
Alamat : Jln. Pemuda Gg. Karet No.49 Tanjungpinang
Hubungan dengan Klien : Istri
C. DATA MEDIK
1. Dikirim Oleh : v UGD Dokter Praktik Rujukan
RS lain.
2. Diagnosa Medik :
Penurunan Kesadaran + Hemiparise sinistra
Saat Masuk :
Saat Pengkajian : Hemiparise sinistra ec. HIV
28
D. KEADAAN UMUM
1. Keadaan Sakit : Klien tampak sakit : Ringan / Sedang / Berat / Tampak
Tidak Sakit.
Alasan : Tidak bereaksi / berbaring lemah / duduk / aktif / gelisah /
posisi tubuh :________________________________ /
pucat / sianosis / sesak nafas
2. Kesadaran :
V
Kualitatif : Compos mentis Somnolens
Coma Apatis
Sporocomatous
Kuantitatif :
Coma Glasgow Scale : Respon Motorik : 6
15
Respon Bicara : 5 Total :
Respon Membuka Mata : 4
Kesimpulan: saat pengkajian pasien tidak bermasalah pada tingkat
kesadarannya. Pasien dalam kesadaran Compos Mentis
Flaping Tremor / Asterixis : ___________________________________
3. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg.
MAP : 93,33 mmHg.
Kesimpulan : Normal
b. Denyut Nadi : 88x/mnt
c. Pernafasan : Frekuensi : 20x / menit.
Irama : v Teratur Kusmaull
Cheyne Stokes
Jenis : Dada Perut
v
d. Suhu : 37,8 C : Oral Axillar Rectal
v
29
E. PENGUKURAN
1. Lingkar Lengan Atas : ________ Cm
2. Lingkar Kulit Triceps : ________ Cm
3. Tinggi Badan : 160 Cm Berat Badan : 60 Kg.
2
IMT : 23,44 Kg/m
Catatan : normal
F. GENOGRAM
Keterangan:
: pasien
: serumah
a. Data Subyektif
1. Keadaan sebelum sakit :
klien mengatakan kondisi tubuh klien selalu sehat, terkadang flue seperti biasa
(3 hari) dan sembuh sendiri.
Klien mengatakan ia adalah seorang gays 2 tahun yang lalu.
Klien mengatakan pernah mengetahui tentang penyakit HIV , dari informasi
media masa dan petugas kesehatan,kemudian klien memeriksakan dirinya untuk
tes HIV , namun hasilnya non reaktif.
b. Data Obyektif
Keadaan sejak sakit :
Klien tampak lemah
Klien tampak tidak bersemangat
Klien tampak tidak bisa menggerakkan anggota gerak kiri, seperti
mengangkat tangan dan kaki
Terdapat kandidiasis oral
31
B. Pola Nutrisi – Metabolik.
a. Data Subyektif
1) Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan klien makan 3x/sehari, dengan komposisi nasi, lauk
dan sayur.
Klien mengatakan minum cukup 2 liter /sehari, klien suka minum air
putih dan the manis.
Klien tidak mempunyai riwayat alergi terhadap jenis makanan tertentu.
terkadang klien mengkonsumsi vitamin c bila merasa badannya kurang
fit.
b. Data Obyektif
Keadaan sejak sakit :
Klien hanya menghabiskan ½ porsi makanan yang diberikan
Klien minum habis 2 botol Aqua besar dalam 24 jam.
Mukosa bibir kering
Turgor kulit tampak sedikit kering dan bersisik
Peristaltic usus : 16x/mnt
Terdapat kandidiasis oral, dengan lesi putih
TD : 120/80 mmHg, S : 37,8Oc, N: 91X/mnt ,RR: 20x/mnt , Spo2: 99%
C. Pola Eliminasi
a. Data Subyektif
Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan BAK 5x/hari, berwana kuning jernih.
Klien mengatakan BAB 1x/hari, berwarna kuning dengan konsistensi
setengah padat, dan tidak ada keluhan
b. Data Obyektif
Keadaan sejak sakit :
UT : 2000cc/24 jam, warna kuning jernih
32
D. Pola Aktivitas dan Latihan
a. Data Subyektif
Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan aktivitas berjalan di tempat kerja
Klien mengatakan 3 bulan SMRS mulai merasakan lemah pada anggota
gerak kiri, dan terkadang tidak fokus ( sulit konsentrasi)
b. Data Obyektif
Keadaan sejak sakit
Klien tampak lemah
Mobilisasi klien dibantu kelg dan perawat
Klien belum bisa mengangkat, menggerakkan extermitas kirinya
Terpasang bed relling
Rentang gerak : tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain
dan peralatan
Uji kekuatan otot extermitas kiri/kanan atas : 1/4
33
Klien mengatakan tidur malam 6-7 jam
b. Data Obyektif
1) Observasi :
a) Ekspresi wajah : Mengantuk : v Negatif Positif
b) Banyak menguap : v Negatif Positif
c) Palpebrae Inferior : Berwarna gelap : v Negatif Positif
2. Quality.
a. Bagaimana dirasakan :
Klien mengatakan perih pada mulutnya
b. Bagaimana dilihat :
Terdapat lesi putih di mulut
3. Region.
a. Dimana lokasinya :
Mulut dan tenggorokkan
b. Bagaimana penyebarannya :
Disekitar mulut menyebar sampai ke lidah
34
b. Data Obyektif
Keadaan sejak sakit
Klien tampak diam saja , jarang berbicara, jarang membuka mulutnya.
b. Data Obyektif
1) Observasi :
a) Kontak Mata : os sering menundukkan pandangannya bila diajak
bicara oleh perawat
b) Rentang Perhatian : cukup
c) Suara dan Cara Bicara: pelan
d) Postur Tubuh : tegap
2) Pemeriksaan Fisik :
Kelainan bawaan yang nyata: -
35
b. Data Obyektif
1) Observasi :
Klien tampak lemah
Klien tampak kurang bersemangat
b. Data Obyektif
1) Observasi :
Tidak ditemukan adanya penyakit kelamin
a) Pemeriksaan Laboratorium :-
b. Data Obyektif
1) Observasi :
Klien tampak suka tidur
2) Pemeriksaan Fisik :
a) Tekanan Darah : Berbaring : 120 / 80 mmHg.
Duduk : 128/ 86 mmHg.
Berdiri : __-__ / ____ mmHg.
d) Kesimpulan : Hipotensi Ortostatik : Negatif Positif
v
36
b) Heart Rate : 88 x/menit
c) Kulit : Keringat Dingin : -
Basah :-
b. Data Obyektif
1) Observasi :
Klien tampak hanya bisa berbaring diatas tempat tidurnya.
PEMERIKSAAN FISIK
1. SISTEM PENGLIHATAN
a. Posisi Mata : (v ) Simetris ( ) Asimetris
b. Kelopak mata : (v ) Normal ( ) Ptosis
c. Pergerakan bola mata : ( ) Normal (v ) Abnormal
d. Konjunctiva : ( v) An Anemis( ) Anemis
e. Kornea : ( v) Jernih ( ) Berkabut
( ) Perdarahan
f. Sklera : ( ) Icterik ( v) Anicterik
g. Pupil : (v ) Isokor ( ) Anisokor
( ) Midriasis ( ) Miosis
h. Otot – otot mata : ( ) Juling (v ) Tidak ada kelainan
( ) Berada di atas
i. Fungsi Penglihatan : (v ) Dapat melihat jelas jarak 30 cm
( ) Kabur
( ) Dua bentuk (Diplopia)
j. Tanda – tanda radang : ( ) Ada ( v) Tidak ada
k. Pemakaian kacamata : ( ) Ya ( v) Tidak
l. Pemakaian lensa kontak : ( ) Ya ( v) Tidak
m. Reaksi terhadap cahaya (ka/ki): ( v) +/+ ( ) +/- ( ) -/+
37
2. SISTEM PENDENGARAN
a. Daun telinga : (v ) Simetris ( ) Asimetris
( ) Bengkak
( ) Sakit digerakkan
b. Karakteristik cerumen
Warna : .kuning............................................
Konsistensi : .lunak........................................
Bau : ..khas serumen...........................................
c. Kondisi liang telinga : ( ) Ada Lesi ( ) Kemerahan
( ) Ada cairan ( ) Ada darah
( ) Ada nanah
d. Perasaan penuh di telinga : ( ) Ya ( v) Tidak
e. Tinitus : ( ) Ya (v ) Tidak
f. Fungsi pendengaran
Tes dengan Garpu Tala (ka/ki) :
( ) +/+ ( ) +/_ ( ) -/+
Tuli : ( ) Ya ( v) Tidak
3. SISTEM WICARA
a. Kesulitan/gangguan wicara : ( ) Ya ( ) Tidak
(v) Aphasia ( ) Aphonia
( ) Dysartria ( ) Dysphasia
b. Pemakaian alat medik : ( ) Ya (v) Tidak
( ) Trakeostomi
( ) ETT ( ) dll
4. SISTEM PERNAFASAN
a. Frekuensi pernafasan (RR) : .....20... x / menit
b. Irama : (v) Teratur ( ) Tidak teratur
c. Kedalaman : (v) Dalam ( ) Dangkal
d. Jalan nafas : (v) Bersih ( ) Ada sumbatan
( ) Sputum ( ) Lendir
( ) Ludah ( ) Darah
e. Usaha nafas : ( ) Ya ( ) Tidak
( ) Retraksi costal
( ) Pernafasan cuping hidung
38
( ) dll sebutkan....................
f. Batuk : ( ) Ya (v) Tidak
( ) Produktif ( ) Tidak produktif
g. Warna sputum : ( ) Putih ( ) Kuning ( ) Hijau
h. Konsistensi sputum : ( ) Kental ( ) Encer
( ) Berbuih
i. Hoemaptoe : ( ) Ya (v) Tidak
5. SISTEM KARDIOVASKULER
a. Sirkulasi Perifer
Nadi : ....91... x / menit
Irama : (v) Teratur ( ) Tidak teratur
Denyut : ( ) Lemah (v) Kuat
Tekanan darah (Tensi) : 120/80. mmHg
Distensi Vena Jugularis
Kanan : ( ) Ya (v) Tidak
Kiri : ( ) Ya (v) Tidak
Temperatur kulit : (v) Hangat ( ) Dingin
Warna kulit : ( ) Pucat ( ) Cyanosis
: ( ) Kemerahan
Pengisian kalpiler : .3...... / detik
Oedema : ( ) Ya (v) Tidak
: ( ) Tungkai atas
( ) Tungkai bawah
( ) Periorbital
( ) Muka
( ) Anasarka
b. Sirkulasi jantung
Heart Rate (HR) : 91 x / menit
Irama : (v) Teratur ( ) Tidak teratur
Bunyi Jantung tambahan : ( ) Ya (v) Tidak
: ( ) Murmur ( ) Gallop
Sakit dada (chest pain) : ( ) Ya (v) Tidak
Timbulnya sakit dada : ( ) Aktivitas ( ) Tanpa aktivitas
Karakteristik sakit dada : ( ) Seperti terbakar
( ) Seperti ditusuk-tusuk
39
( ) Seperti tertimpa beban berat
6. SISTEM HEMATOLOGI
a. Mengeluh kesakitan : ( ) Ya (v) Tidak
b. Kelainan hematologi : ( ) Splenomegali
( ) Mimisan ( ) Echimosis
( ) Perdarahan susah berhenti
( ) Ptechiae ( ) Purpura
( ) Pucat ( ) Hepatomegali
( ) Gusi mudah berdarah
40
g. Uji Saraf Cranial
Nervus I : baik ……….
Nervus II : baik……….
Nervus III – IV - VI : baik……….
Nervus V Sensorik : baik……….
Nervus V Motorik : baik…….
Nervus VII Sensorik : baik….
Nervus VII Motorik : baik….
Nervus VIII :
8. SISTEM PENCERNAAN
a. Keadaan mulut
Gigi : (v) Karies ( ) bersih/tidak ada karies
Gigi palsu/protese : ( ) Ya ( ) Tidak
Stomatitis : (v) Ya ( ) Tidak
Lidah kotor : (v) Ya ( ) Tidak
Hipersalivasi : ( ) Ya ( ) Tidak
41
Diare : ....... x / hari
Konsistensi faeces : ( ) Encer ( ) Berbahan
Warna faeces : ( ) kuning ( ) hitam
( ) coklat ( ) dempul
Konstipasi : lamanya 2. hari
Bising usus : ....16.. x / menit
9. SISTEM ENDOKRIN
a. Gula darah : 93 gr%
42
( ) Ada bercak putih pada kelamin
( ) Ada kiste/polip
d. Keadaan rambut
Tekstur : (v) Lembab ( ) Kering
( ) Bercabang
Kebersihan : (v) Ya ( ) Tidak
( ) Lordosis ( ) Kiposis
43
e. Keadaan tonus otot : (v) Hipotoni ( ) Hipertoni
( ) Atoni
(Radiologi)
kanan,juxtacortice
occipitalis kanan
2 Thorax foto AP Cardiomegali Tidak ditemukan adanya
kelainan
(Laboratorium)
44
9 Basofil 0 0-1%
10 Eosinofil 1 1-4 %
11 Neutropi\fil Stab 1 1-4 %
12 Neutrophil segmen 73 40-70%
13 Limfosit 20 20-40%
14 Monosit 5 2-8%
15 GDS 93 80-100 mg/dl
16 SGOT 29 < 37 U/L
17 SGPT 30 < 42 U/L
18 Asam Urat 6,7 3,4 -7,0 mg/dl
19 Ureum 29 10-50 mg/dl
20 Creatinin 1,0 0,5-1,5 mg/dl
21 Na ( natrium ) 135 135-153 mmol/L
22 K ( Kalium ) 2,9 3,5-5,1 mmol/L
23 Cl (Clorida ) 91 97-111 mmol/L
24 HbsAg Negative Negative
25 HIV Reaktif Nonreaktif
ANALISA DATA
45
Nama Klien : Tn. M Ruangan / No. Bed : SKTG/ 9
DO:
- Klien tampak
lemah;klien tampak
tidak bersemangat
- Mobilisasi klien dibantu
keluarga dan perawat
- Klien tidak bisa
menggerakkan anggota
badan sebelah kiri
- Rentang gerak : tingkat
3 (Memerlukan
bantuan, pengawasan
orang lain dan
peralatan)
- Kekuatan otot:
5555 1111
KN KR
5555 1111
- Hasil CT scan Kepala :
Acute Infark cerebri di
thalamus
kanan,juxtacortice lobus
46
temporalis dan occipitalis
kanan
DS :
- Klien mengatakan tidak Gangguan menelan Ketidakseimbangan
nafsu makan nutrisi kurang dari
- Klien mengatakan ada kebutuhan tubuh
sariawan dimulutnya
- Klien mengatakan nyeri
menelan
- Klien mengatakan mual
- Klien mengatakan BB
sebelum sakit : 60
DO:
- Klien hanya bisa
menghabiskan 5
Sendok makan
makanan yang
diberikan
- Klien tampak lemah
- Terdapat kandidiasis
oral
- BB : 58 kg
3 DS: Kelemahan umum Intoleransi Aktivitas
- Klien mengatakan cepat
lelah bila beraktivitas
- Istri klien mengatakan
suaminya mengalami
penurunan dalam
aktivitas sehari-hari,
dikarenakan anggota
gerak sebelah kirinya
tidak bisa digerakkan
sejak 3 bulan terakhir.
-
DO:
- Klien tampak lemah
- Klien tampak kesulitan
dalam pergerakkan
pada anggota gerak kiri
- Abnormal Nadi ,
tekanan darah terhadap
respon aktivitas
- Pada saat istirahat
TD: 120/80 mmHg
N :84x/mnt
47
SPO2: 98%
RR :20x.mnt
- Pada saat aktivitas
TD :140/90 mmHg
N :91x/mnt
RR : 24X/mnt
Spo2 : 93%
DIAGNOSA KEPERAWATAN
N DIAGNOSA KEPERAWATAN
O
48
INTERVENSI KEPERAWATAN
49
DO:
- Klien tampak 8. Lakukan pengetahuan kesehatan 8. Kerjasama dalam perawatan holistic
lemah;klien tampak
tentang.
tidak bersemangat
- Mobilisasi klien - pencegahan konstipasi
dibantu keluarga dan
- latihan dan istirahat
perawat 9. Memberikan pengetahuan dan
- Klien tidak bisa perawatan diri dan Meneruskan
menggerakkan anggota perawatan setelah pulang
badan sebelah kiri 9. Lakukan kerjasama dengan
- Rentang gerak : tingkat keluarga dalam perawatan klien
3 (Memerlukan
bantuan, pengawasan
orang lain dan
peralatan)
- Kekuatan otot:
5555 1111
KN KR
5555 1111
- Hasil CT scan Kepala :
Acute Infark cerebri di
thalamus
kanan,juxtacortice lobus
temporalis dan occipitalis
kanan
21/9 DS : TU: setelah diberikan 1. kaji kemampuan untuk 1 lesi mulut, tenggorokan dan
tindakan keperawatan mengunyah, perasakan dan menelan esophagus dapat menyebabkan
- Klien mengatakan tidak selama 3x24 jam disfagia, penurunan kemampuan
nafsu makan diharapkan nutrisi pasien
- Klien mengatakan ada pasien untuk mengolah makanan
terpenuhi, ditandai
sariawan dimulutnya dengan
- Klien mengatakan
nyeri menelan KH:
2 hipermotilitas saluran intestinal
50
- Klien mengatakan mual - Klien dapat 2. auskultasi bising usus umum terjadi dan dihubungkan
- Klien mengatakan BB menghabiskan dengan muntah dan diare yang
sebelum sakit : 60 porsi makanan 3. rencanakan diet dengan orang dapat mempengaruhi pilihan diet
yang diberikan terdekat atau cara makan
- Klien tampak
segar 4. batasi makanan yang
- Menunjukkan menyebabkan mual atau muntah
peningkatan 3 melibatkan orang terdekat agar
fungsi menelan 5. Tinjau ulang pemeriksaan lab tercipta kenyamanan dan
6. penkes: meningkatkan pemasukan makan
pasien
- anjurkan pasien makan makanan 4 rasa sakit pada mulut atau
lunak ketakutan akan mengiritasi lesi
DO: pada mulut mungkin menyebabkan
- makan dalam porsi kecil tapi pasein enggan untuk makan
- Klien hanya bisa
sering 5 mengindikasikan status nutrisi dan
menghabiskan 5
Sendok makan - dorong pasien untuk fungsi organ dan kebutuhan
makanan yang mempertahankan oral hygiene pengganti
diberikan 6 makanan lunak meminimalisir
- Klien tampak lemah gesekan pada mukosa mulut
- Terdapat kandidiasis sehingga mengurangi nyeri
oral 7. berikan obat antiememtic mempertahankan intake adekuat.
- BB : 58 kg 7 mengurangi insiden muntah dan
meningkatkan fungsi gaster.
21 Intoleransi aktivitas TU: setelah diberikan 1. Monitor keterbatasan aktivitas 1. Merencanakan intervensi dengan
berhubungan dengan tindakan keperawatan dan kelemahan saat aktivitas tepat
-09-
kelemahan umum selama 3x24 jam 2. Bantu pasien dalam melakukan 2. Pasien dapat memilih dan
20
diharapkan klien dapat aktivitas sendiri merencanakannya sendiri
mentoleransi aktivitas
3. Catat tanda vital sebelum dan 3. Mengkaji sejauh mana perbedaan
yang biasa dilakukan
sesudah aktivitas peningkatan selama aktivitas
4. Kolaborasi dengan dokter dan 4. Meningkatkan kerja sama tim dan
51
DS: KH: fisioterapi dalam latihan aktivitas perawatan holistic
5. Lakukan istirahat yang adekuat 5. Membantu mengembalikan energy
- Klien mengatakan - Klien meningkat
dalam aktivitas setelah latihan dan aktivitas 6. Metabolisme membutuhkan
cepat lelah bila
beraktivitas fisik 6. Berikan diet yang adekuat dengan energy.
- Istri klien mengatakan - Menyeimbangka kolaborasi ahli diet 7. Meningkatkan pengetahuan dalam
suaminya mengalami n aktivitas dan 7. Berikan pendidikan kesehatan perawatan diri
istirahat tentang :
penurunan dalam
aktivitas sehari-hari, - Klien dapat Perubahan gaya hidup
melakukan
dikarenakan anggota aktivitas mandiri untuk menyimpan energy
gerak sebelah kirinya Penggunaan alat bantu
tidak bisa digerakkan pergerakkan
sejak 3 bulan terakhir.
-
DO:
- Klien tampak lemah
- Klien tampak kesulitan
dalam pergerakkan
pada anggota gerak kiri
- Abnormal Nadi ,
tekanan darah terhadap
respon aktivitas
- Pada saat istirahat
TD: 120/80 mmHg
N :84x/mnt
SPO2: 98%
RR :20x.mnt
- Pada saat aktivitas
TD :140/90 mmHg
N :91x/mnt
RR : 24X/mnt
52
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
1 Senin, 21- 11.00 I,III 1. Melakukan pengkajian tingkat 1. Gangguan Mobilitas Fisik
09-20 kelemahan otot dan tingkat berhubungan dengan gangguan
keterbatasan rentang gerak neuromuskuler, paralisis
Respon :
S:
Rentang gerak : tingkat 3
(Memerlukan bantuan, - Klien mengatakan anggota
pengawasan orang lain dan gerak kiri masih sulit
peralatan) digerakkan
- Klien mengatakan masih
Kekuatan otot: lemah
- Istri klien mengatakan
5555 1111 suaminya masih dibantu
KN KR dalam pemenuhan
aktivitasnya
5555 1111
O:
- Klien tampak lemah
2. Memasang Relling ( Pengaman - Rentang gerak pada tingkat
I 3 (memerlukan bantuan
Tempat tidur)
R: klien mengucapkan pengawasan orang lain dan
terimakasih peralatan)
11.20
3. Observasi TTV
R:
TD: 120/80mmhg, S: 36,80C - Kekuatan otot:
N : 88x/mnt RR: 20x/mnt 5555 1111
Spo2 :99%
KN KR
5555 1111
12.00
- Terpasang relling pengaman
4. Mengkaji membrane mukosa tempat tidur pasien.
II pasien keluhan nyeri menelan
R: A : Masalah belum teratasi
- Terdapat candidiasis oral ,
lesi berwarna putih
- Klien mengatakn nyeri P : Intervensi diteruskan
menelan - Latih ROM aktif pasif
- Bantu Klien dalam
II
Memberi os makan diet lunak pemenuhan ADL
R: Klien mau istrinya yang - Evaluasi rentang gerak dan
menyuapkan makannya kekuatan otot klien.
S:
- Klien mengatakan tidak
nafsu makan
13.30 - Klien mengatakan mual
- Klien mengatakan nyeri
menelan
I,II - Klien mengatakan BB
menurun
O:
- Terjadi penurunan BB ( BB
sebelum sakit 60kg, BB
sejak sakit 58 Kg)
- Terdapat candidiasis oral
dengan lesi bercak putih
- Klien hanya dapat
menghabiskan 5 sendok
makan dari 1 porsi yang
disediakan
- Klien tampak lemah
-
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Penkes oral hygiene ke klien
- Libatkan istri dan kelg untuk
memotivasi klien makan
- Berikan makanan lunak
TKTP
DX. III
1. Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan Kelemahan
S: - Klien masih lemah
- Klien mengatakan masih
mudah lelah bila beraktivitas
O:
- Klien tampak lemah
- Klien tampak kesulitan
dalam pergerakkan pada
anggota gerak kiri
- Abnormal Nadi , tekanan
darah terhadap respon
aktivitas
- Pada saat istirahat
TD: 120/80 mmHg
N :84x/mnt
SPO2: 98%
RR :20x.mnt
- Pada saat aktivitas
TD :140/90 mmHg
N :91x/mnt
RR : 24X/mnt
Spo2 : 93%
- Kekuatan otot:
4. Melakukan injeksi citicoline 5555 1111
500mg/iv
R : obat sudah masuk melalui KN KR
10.00 I intravena, tidak ditemukan 5555 1111
adanya reaksi alergi obat
- Terpasang relling pengaman
tempat tidur pasien.
5. Melakukan penkes tentang - TTV
hygiene oral yang benar TD : 110/70 mmHg
latihan dan istirahat S: 36,80C N: 82x/mnt
R: Klien bersedia melakukan
10.35 II hygiene yang benar dan latihan Spo2 : 99% RR : 22x/mnt
dengan baik
A : Masalah belum teratasi
6. Melakukan Observasi TTV P : Intervensi diteruskan
Hasil: - Latih ROM aktif pasif
TD: 110/70 mmHg - Bantu Klien dalam
S: 36OC pemenuhan ADL
11.30 I,II,II
- Evaluasi rentang gerak dan
N : 82x/mnt
kekuatan otot klien.
RR: 20x/mnt - Libatkan kelg untuk
SPo2: 99% melakukan ROM aktif pasif
7. Melakukan injeksi 2. DX II
ondancentron 4mg/iv Ketidakseimbangan nutrisi
R : Obat sudah di injeksikan
kurang dari kebutuhan
12.00 II melalui intravenous, tidak
berhubungan dengan gangguan
ditemukan adanya reaksi alergi
menelan, candidiasis oral
S:
- Klien mengatakan nafsu
8. Memberikan diet makan siang
makan masih belum enak
R: klien sudah dapat
- Klien mengatakan masih
menghabiskan 7 sendok makan mual
12.00 II makanan yang diberikan - Klien mengatakan nyeri
menelan berkurang
O:
9. Mengganti cairan infus Nacl 0,9 - Terdapat candidiasis oral
% 14 tpm dengan lesi bercak putih
R : tetesan infus lancer - Klien mulai dapat
menghabiskan 7 sendok
makan dari 1 porsi yang
10.Melakukan injeksi citicoline 500 disediakan
mg/iv - Klien tampak lebih
bersemangat dari hari
14.00 I R : tidak ada reaksi alergi obat sebelumnya.
1. Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan Kelemahan
S: - Klien masih lemah
- Klien mengatakan masih
mudah lelah bila beraktivitas
O:
- Klien tampak lemah
- Klien tampak kesulitan
dalam pergerakkan pada
anggota gerak kiri
- Abnormal Nadi , tekanan
darah terhadap respon
aktivitas
- Pada saat istirahat
TD: 100/60 mmHg
N :76x/mnt
SPO2: 97%
RR :20x.mnt
- Pada saat aktivitas
TD :110/70 mmHg
N :84x/mnt
RR : 22X/mnt
Spo2 : 98%
P : Intervensi dilanjutkan
- Evaluasi tingkat
keterbatasan dan kelemahan
klien
- Catat TTV sebelum dan
sesudah latihan
- Bantu klien dalam
pemenuhan ADL
DX III
Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan Kelemahan
S: - Klien masih lemah
- Klien mengatakan kaki kiri
sudah mulai bisa diangkat ,
namun tangan masih belum
kuat untuk diangkat
O:
- Klien tampak lemah
- Klien tampak sudah mulai
bisa mengangkat kaki
kirinya, namun belum untuk
tangan kirinya
- Pada saat istirahat
TD: 100/60 mmHg
N :76x/mnt
SPO2: 97%
RR :20x.mnt
- Pada saat aktivitas
TD :110/70 mmHg
N :84x/mnt
RR : 22X/mnt
Spo2 : 98%
A: Masalah intoleransi aktivitas
belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Evaluasi tingkat
keterbatasan dan kelemahan
klien
- Catat TTV sebelum dan
sesudah latihan
- Bantu klien dalam
pemenuhan ADL
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Kesimpulan
Penyakit syaraf sering terjadi pada seseorang yang terinfeksi HIV. Penelitian di
Jakarta mendapatkan hasil bahwa 90% penderita HIV/AIDS mengalami kelainan
pada sistem syarafnya. Kondisi tersebut terjadi karena dua hal, yakni infeksi
opportunistik, dan serangan HIV pada system syaraf. Infeksi opportunistic ini pada
Sistem syaraf dapat menyerang otak ( Toxoplasmosis, Cryptococcal).
Berdasarkan tinjauan kasus yang ditemukan dilapangan didapatkan hasil
bahwa terdapat kesesuaian antara teoritis dan fakta dilapangan bahwa pada pasien
dengan HIV/AIDS terjadi infeksi opportunistic yang menyerang system syaraf dan
berakibat salah satunya pada kelemahan anggota gerak pada pasien. Komplikasi
neurologis yang terkait dengan infeksi opportunistik pada penderita HIV meliputi
infeksi system syaraf pusat , neoplasma, komplikasi vascular, neuropati perifer, dan
miopati.
Adapun salah satu aktivitas latihan yang kelompok rekomendasikan pada
pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan pada tn. M
adalah dengan latihan ROM Aktif dan Pasif.
2. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini semua pihak yang tidak menutup
kemungkinan masyarakat, mahasiswa pada khususnya mahasiswa keperawatan, dan
seluruh jajaran terkait, institusi maupun Rumah Sakit sebagai lahan praktek dapat
mengaplikasikan tindakan keperawatan yang telah kelompok uraikan pada makalah
ini, dan menyempurnakannya jika masih terdapat kekurangan dalam penjelasan
Asuhan Keperawatan yang kelompok uraikan.
DAFTAR PUSTAKA.
Sudoyo, 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI. Jakarta :EGC
Syafuddin, 2014. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk Keperawatan
Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika
Tanto, & Chris. 2014. Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV, Jakarta: Media Aesculapius
Neki N. Cerebral Toxoplasmosis in HIV/AIDS Patient- A Case Report. Bangladesh Journal
Medicine. 2014 June;25;76-7
Rahmayanti. Manifestasi klinik Gangguan Neurologis terkait HIV.Journal Medicine. 2016
Desember;28.
Nurul febriani. 2010. Pola penyakit syaraf pada penderita HIV/AIDS di RSUP Dr.Kariadi
Semarang.journal medicine.
27