Anda di halaman 1dari 8

F2 UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

1. Tanggal: 06/ 02/ 2020

A. Judul Laporan
Balai Pengobatan Posko Bencana Dodiklatpur Rindam

B. Latar Belakang
Dampak hencana terhadap kesehatan masyarakat relatif berbeda-beda, antara lain
tergantung dari jenis dan hesaran bencana yang terjadi. Kasus cedera yang memerlukan
perawatan medis, banyak dijumpai pada hencana alam. Bencana banjir yang terjadi
dalam waktu relatif lama dapat menyebabkan kerusakan sistem sanitasi dan air bersih,
serta menimbulkan potensi kejadian luar biasa (KLB) penyakit-penyakit yang ditularkan
melalui media air (water-borne diseases) seperti diare dan leptospirosis.

Dalam penanggulangan bencana, peran Puskesmas mengacu pada tugas dan fungsi
pokoknya, yaitu sebagai pusat (1) penggerak pembangunan kesehatan masyarakat, (2)
pemberdayaan masyarakat dan (3) pelayanan kesehatan tingkat pertama. Sebagai pusat
penggerak pembangunan kesehatan masyarakat, Puskesmas melakukan fungsi
penanggulangan bencana melalui kegiatan surveilans, penyuluhan dan kerjasama lintas
sektor. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat, Puskesmas dituntut mampu
melibatkan peran aktif masyarakat, baik peroangan maupun kelompok, dalam upaya
penanggulangan bencana. Sedangkan sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat
pertama, Puskesmas melakukan berbagai kegiatan seperti: pelayanan gawat darurat 24
jam, pendirian pos kesehatan 24 jam di sekitar lokasi bencana, upaya gizi, KIA dan
sanitasi pengungsian, upaya kesehatan jiwa serta upaya kesehatan rujukan.

C. Permasalahan (permasalahan di keluarga atau masyarakat)


Terdapat beberapa kendala yang dialami saat pelaksanaan balai pengobatan
- setiap hari terdapat pasien yang berobat untuk penyakit yang sama
- terdapat beberapa orang yang sakit namun tidak mau berobat
- terdapat beberapa orang yang sakit namun malas untuk berobat

D. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi (metode penyuluhan, prioritas masalah dan


intervensi)
- Melakukan pelayanan kesehatan
- Merujuk pasien ke faskes terdekat bila ada yang memerlukan penanganan lanjut
- Melakukan kunjungan ke barak barak untuk melihat keadaan pengungsi
E. Pelaksanaan (Proses Intervensi)
- Memeriksa pasien
- Memberikan obat obatan kepada pasien yang berobat sesuai dengan keluhan
ataupun gejala pasien
F. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring : Terdapat beberapa pasien yang datang untuk berobat, sementara itu ada
beberapa pengungsi yang belum mau ke posko kesehatan karena malas, ada pun
beberapa pengungsi yang belum mau berobat

Evaluasi
- Melakukan kunjungan ke barak barak pengungsian
- Mengarahkan dan menjelaskan kepada pasien untuk berobat ke posko kesehatan

2. Tanggal: 06/ 02/ 2020

A. Judul Laporan
Penyuluhan Rumah Sehat Posko Bencana Dodiklatpur Rindam

B. Latar Belakang
Penyuluhan sebagai suatu bentuk perubahan kontak terarah atau perubahan terencana,
karena perubahan yang terjadi adalah perubahan yang disengaja dengan adanya orang
luar atau sebagian anggota sistem yang bertindak sebagai agen pembaharu yang secara
intensif berusaha memperkenalkan ide-ide baru untuk mecapai tujuan yang telah
ditentukan oleh lembaga dari luar.

Rumah adalah pusat kehidupan keluarga. Rumah yang layak untuk tempat tinggal harus
memenuhi syarat kesehatan. Menurut Azrul Azwar (Djasio Sanropie, dkk. 1989, h. 11),
rumah sehat adalah tempat untuk berlindung/bernaung dan tempat untuk beristirahat,
sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani maupun sosial.
Rumah sehat bukan berarti besar dan penuh dengan kemewahan, tetapi rumah yang
sehat adalah suatu rumah yang mempunyai dan memenuhi konsep kebersihan,
kesehatan, dan keindahan (Taufik, 2000). Rumah sehat merupakan konsep dari
perumahan sebagai faktor yang dapat meningkatkan standar kesehatan penghuninya.

Rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana
pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan
sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Oleh karena
itu, keberadaan perumahan yang sehat, aman, serasi, teratur sangat diperlukan agar
fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik. Bila lingkungan perumahan
tidak diperhatikan, maka dapat memudahkan terjadinya penularan dan penyebaran
penyakit

C. Permasalahan (permasalahan di keluarga atau masyarakat)


Terdapat beberapa kendala yang dialami saat pelaksanaan penyuluhan
- Banyak baju yang menumpuk, baik baju bekas maupun bersih
- Banyak nyamuk didalam barak pengungsi
- Ventilasi tidak dibuka sehingga tidak ada sirkulasi udara yang baik
- Merokok didalam tempat penampungan pengungsi
- Ketika pengungsi hendak kembali kerumah masing masing, rumah dan lingkungan
kotor

D. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi (metode penyuluhan, prioritas masalah dan


intervensi)
- Penyuluhan dilakukan secara metode pendekatan per kelompok
- Kunjungan dilakukan ke barak barak untuk mengajak dan mengarahkan pengungsi
untuk membuka ventilasi, membersihkan barak, tidak menimbun barang ataupun
pakaian yang dapat menjadi sarang nyamuk
- Memberikan informasi mengenai rumah sehat, air bersih, jamban sehat, ventilasi
dan pencahayaan yang cukup agar terjadinya peningkatan kualitas hidup masyarakat

E. Pelaksanaan (Proses Intervensi)


- Untuk mengajak dan mengarahkan pengungsi
o Membuka ventilasi
o Membersihkan barak
o Tidak menimbun barang ataupun pakaian yang dapat menjadi sarang
nyamuk

F. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring : banyak pakaian menggantung di barak, banyak barang barang yang
tertimbun sehingga banyak debu dan nyamuk yang dapat menyebabkan gangguan
pernafasan dan dapat menyebabkan demam berdarah, kurangnya ventilasi di setiap
barak sehingga tidak ada sirkulasi udara yang keluar dan masuk, ada yang merokok
didalam tempat pengungsian

Evaluasi
- Melakukan kunjungan ke barak barak pengungsian
- Mengarahkan dan menjelaskan kepada pasien untuk membuka jendela,
membersihkan barang yang tertimbun, tidak merokok di area pengungsian, berobat
bila ada keluhan
- Memberikan informasi mengenai rumah sehat, air bersih, jamban sehat, ventilasi
dan pencahayaan yang cukup agar terjadinya peningkatan kualitas hidup masyarakat
di barak dan ketika pengungsi kembali ke rumah masing masing
3. Tanggal: 08/ 04/ 2020

A. Judul Laporan
Penyuluhan Etika batuk di Puskesmas Mandala

B. Latar Belakang
Penyuluhan sebagai suatu bentuk perubahan kontak terarah atau perubahan terencana,
karena perubahan yang terjadi adalah perubahan yang disengaja dengan adanya orang
luar atau sebagian anggota sistem yang bertindak sebagai agen pembaharu yang secara
intensif berusaha memperkenalkan ide-ide baru untuk mecapai tujuan yang telah
ditentukan oleh lembaga dari luar.

Batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh


pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di
tenggorokan karena adanya lendir,makanan,debu,asap dan sebagainya.

Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan
buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal. Etika Batuk adalah tata cara batuk yang
baik dan benar, dengan cara menutup hidung dan mulut dengan tissue atau lengan baju.
jadi bakteri tidak menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain.

C. Permasalahan (permasalahan di keluarga atau masyarakat)


Terdapat beberapa kendala yang dialami saat pelaksanaan penyuluhan
- Jumlah pasien yang terjangkit ispa, corona, pneumonia, tb semakin banyak
- Terdapat banyak pasien yang batuk tidak menutup mulut dan tidak sesuai etika
- Banyak pasien yang datang berobat dikarenakan ispa
- Banyak pasien yang batuk dan pilek namun tidak menggunakan masker

D. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi (metode penyuluhan, prioritas masalah dan


intervensi)
- Penyuluhan dilakukan secara metode penyuluhan kelompok di depan puskesmas
sebelum pendaftaran di mulai, sehingga saat pasien akan berobat dan menunggu
dapat mendengarkan penjelasan mengenai etika batuk.
- Memberikan informasi mengenai etika batuk sehingga berkurangnya penularan
penyakit yang menular melalui droplets
- Dilakukan juga Tanya jawab saat penyuluhan sehingga setiap orang yang kurang
mengerti dapat bertanya untuk mendapat pengertian lebih

E. Pelaksanaan (Proses Intervensi)


- Dilakukan penyuluhan di depan sekelompok orang yang akan datang ke puskesmas
- Dilakukan sesi tanya jawab mengenai
o Bagaimana etika batuk
o Penyakit apa yang dapat ditularkan dan menularkan orang lain
o Apa saja yang harus dilakukan
F. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring : sebelum dilakukan penyuluhan hampir seluruh pasien tidak mengerti
mengenai etika batuk, saat dilakukan tanya jawab beberapa pengunjung bertanya
mengenai Etika batuk dan apa yang harus dilakukan bila batuk.

Evaluasi
- Melakukan penyuluhan dan memperagakan mengenai etika batuk sebelum
pendaftaran di mulai
- Melakukan sesi tanya jawab agar pengunjung yang datang mengerti mengenai etika
batuk yang benar
- Menghimbau setiap pasien yang datang untuk menerapkan etika batuk yang benar
- Memperbanyak poster maupun brosur untuk memberikan informasi pada pasien
- Melakukan penyuluhan ulang di waktu yang berbeda agar pasien dapat selalu
mengingat nya

4. Tanggal: 10/ 03/ 2020

A. Judul Laporan
Penyuluhan cuci tangan di Desa Kaduagung Timur

B. Latar Belakang
Penyuluhan sebagai suatu bentuk perubahan kontak terarah atau perubahan terencana,
karena perubahan yang terjadi adalah perubahan yang disengaja dengan adanya orang
luar atau sebagian anggota sistem yang bertindak sebagai agen pembaharu yang secara
intensif berusaha memperkenalkan ide-ide baru untuk mecapai tujuan yang telah
ditentukan oleh lembaga dari luar.

Cuci tangan sering dianggap sebagai hal yang sepele di masyarakat, padahal cuci tangan
dapat memberi kontribusi pada peningkatan status kesehatan masyarakat. Berdasarkan
fenomena yang ada terlihat bahwa anak-anak usia sekolah mempunyai kebiasaan
kurang memperhatikan perlunya cuci tangan dalam kehidupan sehari-hari, terutama
ketika di lingkungan sekolah. Mereka biasanya langsung makan makanan yang mereka
beli di sekitar sekolah tanpa cuci tangan terlebih dahulu, padahal sebelumnya mereka
bermain-main. Perilaku tersebut tentunya berpengaruh dan dapat memberikan
kontribusi dalam terjadinya penyakit diare. Cuci tangan merupakan tehnik dasar yang
paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan penularan infeksi.

C. Permasalahan (permasalahan di keluarga atau masyarakat)


- Terdapat beberapa anak yang datang untuk posyandu
- Sebagian dari anak yang posyandu membawa makanan dan tidak melakukan cuci
tangan sebelum makan
- Kurangnya tingkat pendidikan dan pengetahuan mengenai pentingnya cuci tangan
D. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi (metode penyuluhan, prioritas masalah dan
intervensi)
- Dilakukan penyuluhan dengan metode diskusi sehingga ibu dari anak - anak yang
datang dapat melakukan Tanya jawab

E. Pelaksanaan (Proses Intervensi)


- Dilakukan penyuluhan kepada seluruh warga yang hadir
- Dilakukan tanya jawab mengenai
o Penting nya cuci tangan
o Tahapan mengenai cuci tangan
o Dampaknya bila tidak mencuci tangan

F. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring : sebagian besar dari seluruh warga yang hadir pada posyandu tersebut
membiarkan anaknya makan tanpa mencuci tangan dan setelah makan juga tidak
mencuci tangan, makanan yang terjatuh diambil dan dimakan kembali oleh anaknya,
banyak anak yang masih tidak mengerti mengenai pentingnya cuci tangan, sedangkan
tersedia wc dan tempat mencuci tangan di area posyandu tersebut.

Evaluasi
- Melakukan tanya jawab agar mengetahui dimana sisi ketidaktahuan warga
mengenai cuci tangan
- Menjelaskan cara mencuci tangan yang benar
- Menghimbau seluruh kader dan warga yang hadir untuk menerapkan cuci tangan
yang benar
- Memperbanyak poster maupun brosur untuk memberikan informasi pada pasien
- Melakukan penyuluhan ulang di waktu yang berbeda agar pasien dapat selalu
mengingat nya

5. Tanggal: 15/ 04/ 2020

A. Judul Laporan
Penyuluhan PHBS di Puskesmas Mandala

B. Latar Belakang
Penyuluhan sebagai suatu bentuk perubahan kontak terarah atau perubahan terencana,
karena perubahan yang terjadi adalah perubahan yang disengaja dengan adanya orang
luar atau sebagian anggota sistem yang bertindak sebagai agen pembaharu yang secara
intensif berusaha memperkenalkan ide-ide baru untuk mecapai tujuan yang telah
ditentukan oleh lembaga dari luar.
Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi
dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui
pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan
masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan
masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan
meningkatkan kesehatannya

Terdapat beberapa indikator dalam penerapan perilaku PHBS, yakni di tatanan sekolah,
rumah tangga, tempat kerja, tempat umum, dan di fasilitas kesehatan. Pada indicator di
fasilitas kesehatan yaitu, Menggunakan air bersih, menggunakan jamban yang bersih
dan sehat. membuang sampah pada tempatnya, tidak merokok, tidak meludah
sembarangan. Dan memberantas jentik nyamuk.

C. Permasalahan (permasalahan di keluarga atau masyarakat)


Terdapat beberapa kendala yang dialami saat pelaksanaan penyuluhan
- Sangat kurangnya pengetahuan pada masyarakat
- Status ekonomi dan pendidikan yang kurang di masyarakat
- Banyak pengunjung yang datang untuk berobat namun masih merokok di lingkungan
puskesmas
- Terdapat beberapa pengunjung yang tidak menggunakan masker saat berobat,
sedangkan himbauan dari pemerintah untuk menggunakan masker
- Terdapat banyak pengunjung yang batuk namun tidak menggunakan masker

D. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi (metode penyuluhan, prioritas masalah dan


intervensi)
- Penyuluhan dilakukan secara metode penyuluhan kelompok di depan puskesmas
sebelum pendaftaran di mulai, sehingga saat pasien akan berobat dan menunggu
dapat mendengarkan penjelasan mengenai PHBS.
- Dilakukan juga Tanya jawab saat penyuluhan sehingga setiap orang yang kurang
mengerti dapat bertanya untuk mendapat pengertian lebih
- Memberikan informasi mengenai PHBS yang harus diterapkan oleh setiap
pengunjung yang datang ke puskesmas

E. Pelaksanaan (Proses Intervensi)


- Dilakukan penyuluhan di depan sekelompok orang yang akan datang untuk berobat
- Dilakukan sesi tanya jawab mengenai
o PHBS di faskes
o Apa saja yang harus dilakukan dan dihindarkan
o Dampak bila tidak menerapkan PHBS

F. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring : sebelum dilakukan penyuluhan hamper seluruh pasien tidak mengerti
mengenai PHBS, saat dilakukan tanya jawab beberapa pengunjung bertanya mengenai
PHBS

Evaluasi
- Melakukan penyuluhan mengenai PHBS sebelum pendaftaran di mulai
- Melakukan sesi tanya jawab agar pengunjung yang datang mengerti PHBS di fasilitas
kesehatan
- Menghimbau setiap pasien yang datang berobat untuk menggunakan masker dan
menjaga kebersihan faskes
- Memberikan himbauan untuk dilarang merokok dan membuang ludah maupun
sampah sembarangan
- Memperbanyak poster maupun brosur untuk memberikan informasi pada pasien
- Melakukan penyuluhan ulang di waktu yang berbeda agar pasien dapat selalu
mengingat nya

Anda mungkin juga menyukai