Bahan Ajar - Analisa Sistem Tenaga - Pertemuan 3
Bahan Ajar - Analisa Sistem Tenaga - Pertemuan 3
PERTEMUAN 3:
KARAKTERISTIK SALURAN TRANSMISI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai karakteristik saluran transmisi. Anda harus
mampu:
1.1 Memahami saluran transmisi
1.2 Memahami induktansi saluran
1.3 Memahami kapasitansi saluran
1.4 Memahami tahanan saluran
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Saluran Transmisi
Peningkatan tegangan pada saluran transmisi mempunyai nilai ekonomis yang sangat
penting, mengingat keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
1. Untuk penyaluran daya yang sama, arus yang dialirkan menjadi berkurang, ini berarti
penggunaan bahan tembaga pada kawat penghantar akan berkurang dengan
bertambah tingginya tegangan transmisi;
2. Luas penampang konuktor yang digunakan berkurang, karena itu struktur penyangga
konduktor menjadi lebih kecil.
3. Oleh karena arus yang mengalir di saluran transmisi menjadi lebih kecil, maka jatuh
tegangan juga menjadi lebih kecil.
Akan tetapi, dengan bertambah tingginya tegangan transmisi, berarti jarak bebas antar
kawat penghantar harus lebih lebar, panjang gandengan isolator harus lebih besar, yang
berarti meningkatnya biaya menara dan konstruksi penopang.
Meskipun saluran bawah tanah lebih aman dan sesuai dengan persyaratan estetika, namun
biaya pembangunannya jauh lebih mahal dibandingkan dengan saluran udara, di samping
itu bila terjadi gangguan hubung singkat dan lain sebagainya, perbaikannya juga lebih
sulit dilakukan. Energi listrik bolak balik dapat disalurkan dengan cara-cara 1-fasa, 3-fasa
3-kawat, dan 3-fasa 4-kawat.
Saluran transmisi dengan menggunakan sistem arus bolak balik 3-fasa merupakan sistem
yang banyak digunakan saat ini mengingat beberapa kelebihan sebagai berikut:
1. Mudah pembangkitannya (generator sinkron);
2. Mudah pengubahan tegangannya (transformator);
3. Dapat menghasilkan medan magnet putar);
4. Dengan sistem 3-fasa, daya yang disalurkan lebih besar dan nilai sesaatnya konstan.
Di beberapa bagian dunia, saluran transmisi dengan sistem arus searah, akhir-akhir juga
banyak digunakan. Saluran transmisi arus searah meskipun memiliki beberapa
keuntungan seperti: isolasinya lebih sederhana, efisiensi tinggi (karena cos phi = 1) serta
tidal ada masalah stabilitas, namun persoalan ekonominya masih perlu diperhitungkan.
Mahalnya sistem saluran arus searah terutama disebabkan karena pada sistem ini
diperlukan biaya peralatan pengubah arus konverter yang cukup tinggi.
Gambar di bawah dua konduktor dengan diameter d, yang dipisahkan keduanya dengan
jarak D. pada kedua konduktor (A dan B), mengalir arus listrik yang berlawanan arah.
Perhitungan nilai konduktansi pada konduktor tersebut, terbagi dalam dua bagian, yaitu:
bagian induktansi di dalam konduktor dan bagian induktansi di luar konduktor. Untuk
induktansi di dalam konduktor, kuat medan H dapat dinyatakan dengan:
Garis- garis fluks untuk cincin kecil dengan lebar dx pada radius x, untuk suatu unit
panjang konduktor tertentu adalah:
Fluks linkages untuk luas bidang yang terletak di dalam lingkaran beradius x adalah:
Harga untuk keseluruhan luas bidang antara 0 dan r dapat dinyatakan dengan harga
integralnya:
Untuk induktansi di bagian luar konduktor, kuat medan H yang berjarak x meter dari titik
pusat konduktor A, tidak hanya dipengaruhi oleh konduktor A tapi juga akan dipengaruhi
oleh konduktor B.
Jadi:
Meskipun arus yang mengalir pada konduktor arahnya saling berlawanan, tapi bila
diperhitungkan dilakukan pada pertengahan jarak antara kedua konduktor itu, harga kuat
medan akan saling menambah:
Fluks total:
Karena induktansi adalah /Ampere, maka nilai induktansi per konduktor menjadi
sebagai berikut:
Pada saluran transmisi 3-fasa, nilai induktansi/fasa adalah sama dengan nilai induktansi
per konduktor, yaitu:
Dimana D adalah jarak antara konduktor dan r adalah radius masing-masing konduktor
tersebut. Bila letak konduktor tidak simetris, maka D pada persamaan di atas perlu diganti
dengan:
Dimana D12, D23, D31 menunjukkan jarak letak konduktor satu sama lain. Nilai induktansi
L pada persamaan di atas memakai permisalan beban jaringan seimbang. Bila beban tidak
seimbang dan letak konduktor tidak simetris, maka persoalan saluran transmisi tersebut
harus dipecahkan dengan menggunakan teori komponen-komponen simetris.
Bila pada dua konduktor yang terpisah oleh jarak tertentu, dialirkan arus listrik, maka
akan terbentuk fluks elektrostatik dan dua konduktor tersebut berfungsi sebagai kapasitor
Nilai kapasitansinya semata-mata tergantung dari jari-jari konduktor dan jarak antara
kedua konduktor tersebut serta tidak dipengaruhi oleh besarnya medan magnet.
Bila pada gambar di atas titik P berjarak x meter dari konduktor A, dan berjarak (D – x)
dari konduktor B, maka intensitas listrik di titik P yang diakibatkan oleh muatan +q pada
konduktor A adalah:
Dengan cara yang sama dapat ditentukan intensitas listrik pada titik P yang dipengaruhi
oleh muatan –q pada konduktor B:
Jadi:
Jadi:
Bila letak konduktor tidak simetris, nilai kapasitansi antara fasa-netral dapat dihitung
dengan persamaan:
Dimana D12, D23, D31 menunjukkan jarak letak konduktor satu sama lain.
Nilai tahanan saluran transmisi dipengaruhi oleh resistivitas konduktor, suhu, dan efek
kulit (skin effect). Tahanan merupakan sebab utama timbulnya rugi tegangan pada saluran
transmisi. Dikenal dua macam tahanan, yaitu tahanan arus searah dan tahanan arus bolak-
balik. Tahanan arus searah ditentukan oleh nilai resistivitas material konduktor:
Dimana:
Rdc = tahanan arus searah (Ω)
= tahanan jenis (Ωm)
l = panjang konduktor (m)
A = luas penampang konduktor (m2)
Nilai tahanan ini berubah dengan suhu menurut rumus:
Rt1 = Rt0 [l + (t1 – to)]
Dimana:
Rt1 = tahanan pada suhu t1 (Ω)
Rt0 = tahanan pada suhu t0 (Ω)
t0 = suhu awal (C)
t1= suhu akhir (C)
= koefisien suhu massa konstan
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. apa yang dimaksud dengan induktansi saluran dan reaktansi induktif saluran? dan apa
pengaruhnya terhadap saluran transmisi?
2. apa yang dimaksud dengan kapasitansi saluran dan kapasitansi induktif saluran? dan
apa pengaruhnya terhadap saluran transmisi?
D. DAFTAR PUSTAKA
Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik, Cetakan Kelima, PT Gramedia Pustaka Utama,
1995.
William D. Stevenson, Jr., Element of Power System Analysis, 4th Edition, McGraw-Hill
Book Company, 1979.
B.M. Weedy, Electric Power System, 2nd Edition, John Wiley & Sons Ltd., 1972.