Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN INDIVIDU

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENDEKATAN


KELUARGA

NI LUH LISTA CYNTHIA

042020188

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS KURNIA JAYA PERSADA

ANGKATAN I

TAHUN AJARAN 2020 / 2021


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga adalah tempat awal berkembangnya nilai-nilai individu. Orang tua memiliki
tanggung jawab untuk memberikan pendidikan dan pengasuhan pada anaknya. Sistem
pengasuhan sering melibatkan keluarga yang lebih luas untukikut serta menjaga, merawat dan
mendidik seorang anak. Sesuai dengan fase perkembangannya, orang tua dan kakek atau nenek
memilki penekanan tersendiri dalam pembentukan perilaku dan nilai anak.
Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan yang berkelanjutan serta titik sentral
pada rakyat atau people centered development approach, merupakan tuntutan era globalisasi
dan reformasi yang telah dicanangkan oleh masyarakat Indonesia untuk menghadapi krisis
ekonomi, keuangan pangan dan keamanan.
Reformasi dalam segala bidang kehidupan kenegaraan dan pemerintahan, merupakan
keharusan agar masyarakat dapat secara penuh mengaktualisasikan diri dalam pemberdayaan
dan pembangunan. Dalam melakukan upaya pemberdayaan masyarakat, maka ada beberapa
cara agar pemberdayaan dapat secara optimal dan tepat sasaran. Oleh karena itu,
pemberdayaan tidak akan lepas dari kemampuan dan strategi yang dijalankan oleh aktor
pemberdayaan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari adanya penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui tipe keluarga, peran dan fungsinya.
2. Untuk mengetahui jenis dan strategi pemberdayaan masyarakat.
3. Untuk mengetahui tujuan, bentuk dan strategi pemberdayaan keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN

I. KONSEP KELUARGA
1. DEFINISI KELUARGA
Keluarga adalah individu yang terikat dalam hubungan darah, perkawinan, atau adopsi yang
hidup bersama dalam satu atap ataupun terpisah masih memiliki keterikatan dan berinteraksi satu
sama lain serta mempunyai peran dan bertujuan menciptakan, mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota.

2. CIRI-CIRI KELUARGA
Menurut Nasrul Effendi (2007), ciri-ciri keluarga sebagai berikut :
a. Diikat dalam satu perkawinan
b. Ada ikatan batin
c. Ada tanggung jawab masing-masing anggota
d. Ada pengambilan keputusan
e. Kerjasama diantara anggota keluarga
f. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga

3. TIPE-TIPE KELUARGA
Tipe keluarga yang bergantung pada konteks keilmuan dan orang yang mengelompokkan dalam
Setiadi (2008) terdiri atas:
a. Secara Tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
(a) Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang
diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
(b) Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain
yangmasih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi).
b. Secara Modern (berkembangnya peran individu dan berkembangnya rasa individualisme maka
pengelompokkan tipe keluarga selain diatas adalah:
(a) Tradisional Nuclear adalah keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam satu ikatan perkawinan, satu atau keduanya
dapat bekerja diluar rumah.
(b) Niddle Age/ Aging Couple adalah suami sebagai pencari uang, istri dirumah/kedua-duanya
bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/perkawinan/meniti karir.
(c) Dyadic Nuclear adalah suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang
keduanya atau salah satunya bekerja diluar rumah.
(d) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu)
dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian.
(e) Dual career yaitu pasangan suami istri yang berperan aktif mengejar karir dan kehidupan
keluarga secara bersamaan.
(f) Three generation family: keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu kakek, nenek,
bapak, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah (Fredman, 1986)
(g) Commune Family. Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama: sosialisasi anak dengan melelui aktivitas kelompok atau
membesarkan anak bersama.
(h) Cohibiting Couple. Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu.
(i) Gay And Lesbian Family. Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana suami–istri (marital partners)

4. FUNGSI KELUARGA
Fungsi keluarga menurut Friedman (1986) dalam Ali (2009) adalah:
 Fungsi afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga didalamnya
terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung, dan saling menghargai antar anggota
keluarga.
 Fungsi sosialisasi.
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga.
Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi.
 Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumber daya manusia.
 Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota
keluarganya yaitu : makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
 Fungsi perawatan keluarga
Fungsi perawatan keluarga adalah menyediakan makanan, pakaian, perlindungan, dan asuhan
keperawatan. Kemampuan keluarga untuk melakukan pemeliharaan kesehatan mempengaruhi
status kesehatan keluarga dan individu.

5. KEPERAWATAN KELUARGA
Perawatan kesehatan keluarga adalah perawatan kesehatan yang dipusatkan pada keluarga
sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuannya yang dilakukan oleh
seorang perawat profesional dengan proses keperawatan yang berpedoman pada standart praktik
keperawatan dengan berlandaskan etik dan etika keperawatan dalam lingkup dan wewenang serta
tanggung jawab keperawatan (Setiadi, 2008:26).
Menurut Mubarak (2009) perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang
ditunjukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat.
Keperawatan keluarga sebenarnya berbeda dengan keperawatan komunitas. Akan tetapi,
keperawatan keluarga berhubungan erat dengan keperawatan komunitas, terkadang masyarakat
sulit membedakannya. Menurut Kark (1974) dalam Ali (2010) Keperawatan keluarga berfokus pada
keluarga sebagai target atau penerima perawatan, sedangkan target keperawatan komunitas adalah
komunitas.

6. TUGAS KELUARGA DALAM BIDANG KESEHATAN


- Mengenal gangguan perkembangan kesehatan tiap anggota
- Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
- Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit, dan yang tidak dapat membantu
dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda
- Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan
kepribadian anggota keluarga
- Mempertahankan hubungan kepribadian anggota keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan,
yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada

7. KELUARGA KELOMPOK RISIKO TINGGI


Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah sebagai berikut :
Tingkat social ekonomi keluarga rendah Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi maslaah
kesehatan sendiri Kelurga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga dengan penyakit
keturunan
 Keluarga dengan ibu risiko tinggi kebidanan. Waktu hamil:
- Umur ibu (16th atau lebih 35th)
- Menderita kekurangan gizi atau anemia
- Menderita hipertensi Primipara atau multipara
- Riwayat persalinan dengan komplikasi
 Keluarga dimana anak menjadi risiko tinggi, karena:
- Lahir prematur atau BBLR
- Lahir dengan cacat bawaan
- ASI ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi
- Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau anaknya
 Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota keluarga:
- Anak yang tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan
- Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering cekcok dan ketegangan
- Ada anggota keluarga yang sering sakit
- Salah satu orang tua (suami atau istri) meninggal atau lari meninggalkan keluarga

8. PERAN BIDAN DALAM MEMBERIKAN ASUHAN PERAWATAN KELUARGA


a. Pemberian asuhan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
b. Pengenal atau pengamat masalah kebutuhan kesehatan keluarga
c. Coordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga
d. Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau dan perawat mudah dapat
menampung permasalahan yang dihadapi keluarga dan membantu mencarikan jalan
pemecahannya
e. Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku
keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku yang sehat

9. PRINSIP-PRINSIP PERAWATAN KELUARGA


Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan. Dalam memberikan
asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama. Asuhan keperawatan yang
diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga. Dalam memberikan
asuhan keperawatan keluarga, perawat melibatkan peran serta aktif seluruh keluarga dalam
merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Lebih
mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan prefentif dengan tidak mengabaikan
upaya kuratif dan prefentif.
Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber daya
keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga. Sasaran asuhan perawatan
kesehatan keluarga adalah keluarga keseluruhan. Pendekatan yang dipergunakan dalam
memberikan asuhan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dalam
menggunakan proses keperawatan. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan
kesehatan keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan
dasar/perawatan dirumah. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi

10. PROGRAM PEMERINTAH UNTUK MENCIPTAKAN PERNIKAHAN DAN KELUARGA SEHAT


- Konseling pranikah ž 
- Tes kesehatan pranikah ž 
- Penundaan usia nikah ž 
- Penundaan usia hamil ž 
- Keluarga berencana ž 
- Adanya UUD KDRT ž 
- Adanya UUD anti perdagangan wanita dan anak
II. PEMBERDAYAAN INDIVIDU, KELUARGA, KELOMPOK MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN
ASUHAN KEBIDANAN
Pemberdayaan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok melalui
berbagai kegiatan pemberian ketrampilan, pengembangan pengetahuan, penguatan kemampuan atau
potensi yang mendukung agar dapat terciptanya kemandirian, dan keberdayaan pada masyarakat baik
itu dari segi ekonomi, sosial, budaya, maupun pendidikan untuk membantu memecahkan berbagai
masalah-masalah yang dihadapi.
1. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
II.1 DEFINISI
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk memberikan daya (empowerment) atau
penguatan (strengthening) kepada masyarakat. Pemberdayaan masyarakat juga dapat diartikan
sebagai kemampuan individu yang bersenyawa dengan masyarakat dalam membangun
keberdayaan masyarakat yang bersangkutan sehingga bertujuan untuk menemukan alternatif
baru dalam pembangunan masyarakat.

II.2 KARAKTERISTIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KONTEK KESEHATAN


Suatu kegiatan atau program dapat dikategorikan ke dalam pemberdayaan masyarakat
apabila kegiatan tersebut tumbuh dari bawah dan non-instruktif serta dapat memperkuat,
meningkatkan atau mengembangkan potensi masyarakat setempat guna mencapai tujuan yang
diharapkan.
Bentuk-bentuk pengembangan potensi masyarakat tersebut bermacam-macam, antara
lain sebagai berikut :
1) Tokoh atau pimpinan masyarakat (Community leader)
2) Organisasi masyarakat (community organization)
3) Pendanaan masyarakat (Community Fund )
4) Material masyarakat (community material)
5) Pengetahuan masyarakat (community knowledge)
6) Teknologi masyarakat (community technology)

II.3 JENIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


Jenis pemberdayaan masyarakat sebagai berikut :
1.  Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
2.  Pondok Bersalin Desa (Polindes)
3.  Pos Obat Desa (POD) atau Warung Obat Desa (WOD)
4.  Dana Sehat
5.  Lembaga Swadaya Masyarakat
6.  Upaya Kesehatan Tradisional
7.  Pos Gizi (Pos Timbangan)
8.  Pos KB Desa (RW)
9.  Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
10.   Saka Bhakti Husada (SBH)
11.   Pos Upaya Kesehatan Kerja (pos UKK)
12.   Kelompok Masyarakat Pemakai Air (Pokmair)
13.   Karang Taruna Husada
14.   Pelayanan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu

II.4 STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


Ada 3 (tiga) strategi utama yang dapat dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat,
diantaranya yaitu:
a. Strategi tradisional
Strategi ini menyarankan masyarakat mengetahui dan memilih kepentingan terbaik
secara bebas dalam berbagai keadaan atau dengan kata lain semua pihak bebas
menentukan kepentingan bagi kehidupan mereka sendiri dan tidak ada pihak lain yang
mengganggu kebebasan setiap pihak.
b. Strategi direct-action
Strategi ini memerlukan dominasi kepentingan yang dihormati semua pihak yang
terlibat, dipandang dari sudut perubahan yang mungkin terjadi.
c. Strategi transformatif
Strategi ini menunjukkan bahwa pendidikan massa dalam jangka panjang diperlukan
sebelum pengindentifikasian kepentingan diri sendiri.
2. PEMBERDAYAAN KELUARGA
A. DEFINISI
Pemberdayaan keluarga adalah merupakan suatu proses atau upaya untuk menumbuhkan
kesadaran dan kemauan keluarga dalam memelihara dan meningkatkan status kesehatan.
Peningkatan pengetahuan dan kesadaran tentang cara-cara memelihara dan meningkatkan
kesehatan adalah awal dari pemberdayaan kesehatan yang selanjutnya menimbulkan kemauan atau
kehendak untuk melaksanakan tindakan kesehatan sehingga keluarga dapat melaksanakan tindakan
untuk berperilaku sehat. Melalui pemberdayaan keluarga yang merupakan upaya persuasi
diharapkan keluarga mau melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Perubahan atau tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dihasilkan
didasarkan pada pengetahuan dan kesadaran melalui proses pembelajaran, sehingga perilaku
tersebut diharapkan dapat berlangsung lama dan menetap karena didasari dengan kesadaran

(Notoatmodjo, 2012).

B. TUJUAN PEMBERDAYAAN KELUARGA


Menurut Sunarti (2012) pemberdayaan keluarga memiliki dimensi tujuan yang luas dan beragam
yaitu:
1. Membantu sasaran untuk menerima/melewati /menjalani/ mempermudah proses perubahan
yang harus / akan dijalani / ditemui individu / keluarga.
2. Menggali kapasitas / potensi laten anggota keluarga (keperibadian, keterampilan manajerial dan
keterampilan kepemimpinan)
3. Mendorong sasaran agar memiliki daya ungkit / daya lompat serta sebagai lecutan untuk lari
mengejar cita-cita keluarga.
4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan hidup seluruh anggota keluarga sepanjang tahap
perkembangan dan siklus hidupnya.
5. Membangun daya tahan dan daya adaptasi yang tinggi terhadap perubahan agar mampu
menjalani kehidupan dengan sukses tanpa kesulitan dan hambatan yang berarti.
6. Membina dan mendampingi proses perubahan sampai pada tahap kemandirian dan tahapan

tujuan yang dapat diterima.


C. BENTUK-BENTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA
Menurut Faturochman dkk, (2007) kegiatan pemberdayaan mencakup dua kegiatan utama
sebagai berikut:
1. Penumbuh kembangan kesempatan.
Penumbuh kembangan kesempatan merupakan kemauan, dan kemampuan keluarga
untuk berpartisipasi. Partisipasi di sini tidak terbatas pada keterlibatan dalam memberikan
korbanan dan atau pelaksanaan kegiatan, melainkan keterlibatan keluarga secara sukarela sejak
pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan dan kegiatan serta pemanfaatan hasil-hasil
dalam membangun keharmonisan rumah tangga.
2. Pengembangan kapasitas individu.
Pengembangan kapasitas individu merupakan organisasi dan jejaring kelembagaan. Yang
dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan individu dan atau organisasi untuk
menunjukkan efektivitas, efisiensi, dan keberlanjutan fungsi-fungsinya sesuai dengan status dan
peran masing-masing. Kapasitas bukan sesuatu yang pasif, melainkan merupakan bagian dari
suatu proses yang berkelanjutan. Kapasitas menyangkut mutu SDM dan pemanfaatannya.
Karena itu fungsi-fungsi individu dalam organisasi menajdi kata kunci yang harus diperhatikan

D. STRATEGI DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN KELUARGA


- Menumbuhkembangkan potensi yang ada dikeluarga untuk mengatasi masalah keluarga dan
meningkatkan status kesehatan keluarga.
- Berprinsip meningkatkan kontribusi keluarga baik secara fisik maupun non fisik.
- Mengembangkan kegiatan keluarga melalui fasilitas dan memotivasi dengan memperkuat sumber
daya keluarga.
- Memanfaatkan potensi yg dimiliki keluarga.

E. LANGKAH-LANGKAH MELAKSANAKAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KELUARGA DI MASYARAKAT


Seleksi lokasi Penyusunan program pemberdayaan keluarga Tahapan yg harus dilakukan:
- Mengidentifikasi dan mengkaji permasalahan, potensinya serta peluang, dengan cara : Survei,
atau pengamatan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan.
- Diskusi dengan tokoh masyarakat
- Diskusi dengan pemerintah lokal
- Diskusi dengan petugas lapangan (PPL, PL-KB, kader, bidan, dll)
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Keluarga adalah individu yang terikat dalam hubungan darah, perkawinan, atau adopsi
yang hidup bersama dalam satu atap ataupun terpisah masih memiliki keterikatan dan
berinteraksi satu sama lain serta mempunyai peran dan bertujuan menciptakan,
mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota.
Ciri-ciri keluarga sebagai berikut: Diikat dalam satu perkawinan, ada ikatan batin, ada
tanggung jawab masing-masing anggota, ada pengambilan keputusan, kerjasama diantara
anggota keluarga, interaksi antar anggota keluarga
Pemberdayaan keluarga adalah merupakan suatu proses atau upaya untuk menumbuhkan
kesadaran dan kemauan keluarga dalam memelihara dan meningkatkan status kesehatan.
Peningkatan pengetahuan dan kesadaran tentang cara-cara memelihara dan meningkatkan
kesehatan adalah awal dari pemberdayaan kesehatan yang selanjutnya menimbulkan kemauan
atau kehendak untuk melaksanakan tindakan kesehatan sehingga keluarga dapat melaksanakan
tindakan untuk berperilaku sehat. Melalui pemberdayaan keluarga yang merupakan upaya
persuasi diharapkan keluarga mau melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
yang dihasilkan didasarkan pada pengetahuan dan kesadaran melalui proses pembelajaran,
sehingga perilaku tersebut diharapkan dapat berlangsung lama dan menetap karena didasari
dengan kesadaran.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.pelajaran.co.id/2018/09/pengertian-pemberdayaan-masyarakat-tujuan-prinsip-
strategi-dan-tahapannya-menurut-para-ahli.html
2. http://repo.iain-tulungagung.ac.id/7928/5/BAB%20II.pdf
3. https://sumbarprov.go.id/home/news/12066-pemberdayaan-masyarakat-di-bidang-
kesehatan.html
4. http://nurfaizinyunus.blogspot.com/2015/07/pemberdayaan-masyarakat.html
5. http://eprints.umbjm.ac.id/564/4/4.%20BAB%202.pdf
6. http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl-rahmadsant-6733-2-babiia-
r.pdf
7. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/49675/Chapter%20II.pdf?
sequence4&isAllowed=y
8. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/dcp/article/view/4448
9. https://slideplayer.info/slide/12727093/
10. https://slideplayer.info/slide/13903082/
11. http://eprints.ums.ac.id/63285/3/BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai