Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2
Dosen Prodi D3 Keeperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta
Jln. Jaya Wijaya No. 11. Kadipiro, Surakarta
Email : hendrarizkiferdana748@gmail.com
ABSTRAK
Fraktur adalah gangguan kontinuitas struktur tulang yang disebabkan oleh tekanan
yang lebih besar dari pada yang diserap seperti hantaman secara langsung, sehingga
membuat struktur disekitar tulang yang patah menjadi terganggu. Fraktur tertutup
adalah gangguan kontiunitas struktur tulang tetapi memiliki kulit yang masih utuh
diatas lokasi cedera. Tujuan utama adalah untuk megeksplorasi asuhan keperawatan
pasien fraktur dalam pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman. Subjek pada kasus
ini adalah 1 orang pasien dewasa dengan menggunakan metode penelitian :
wawancara, observasi,dan mengambil data melalui rekam medis pasien. Salah satu
tindakan non farmakologis pada pasien fraktur menggunakan cryotherapy atau
kompres dingin dengan tujuan mengurangi intensitas nyeri, karena pada tindakan
ini dapat memberikan efek fisiologis, seperti menurunkan respon inflamasi
jaringan, menurunkan aliran darah, dan mengurangi edema. Waktu pengambilan
kasus ini dilakukan pada tanggal 17 februari sampai 29 februari 2020 di RSUD
Simo Boyolali. Hasil yang diperoleh dari studi kasus menunjukan bahwa setelah
dilakukan tindakan kompres dingin selama kurang lebih 10-20 menit skala nyeri
menurun. Pada pengkajian awal diperoleh skala nyeri 5 (nyeri sedang) menjadi 3
(nyeri ringan), sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian tindakan kompres
dingin efektif dilakukan untuk mengurangi intensitas nyeri pada pasien fraktur
ekstremitas tertutup.
Kata Kunci : Fraktur, Nyeri, Kompres dingin
PENDAHULUAN kehilangan fungsi saraf otot, infeksi,
amputasi, sehingga menjadi penyebab
Fraktur adalah gangguan gangguan mobilitas dan
kontinuitas struktur tulang yang kemungkinan komplikasi awal terjadi
disebabkan oleh tekanan yang lebih keruakan pada arteri dan terjadi
besar dari pada yang diserap seperti sindroma kompartemen yang ditandai
hantaman secara langsung, sehingga dengan gejala nyeri yang sangat hebat
membuat struktur disekitar tulang melebihi proporsi cedera yang terjadi
yang patah menjadi terganggu (Joyce dan Jane, 2014).
(smeltzer, 2013). Menurut data World
Health Organization (WHO) Pada kondisi
memperkirakan angka jumlah penderita mengalami fraktur akan
kematian lalu lintas jalan tahunan menyebabkan ketidaknyamanan salah
telah mencapai 1,35 juta pada satunya nyeri. Nyeri merupakan
Desember 2018. Berdasarkan data sensasi ketidaknyamanan yang
dan informasi profil kesehatan bersifat individual. Respon nyeri
Indonesia terjadi kecelakaan sebagai sensori subjektif yang tidak
transportasi tahun 2014 dengan menyenangkan berkaitan dengan
presentasi sebesar 47,7% tahun 2015 kerusakan jaringan yang actual atau
sebesar 84%, dan tahun 2016 sebesar potensial yang dirasakan dalam
74% (Kemenkes RI, 2017). Di keadaan dimana terjadi kerusakan
Indonesia kasus fraktur pada tahun (Perry & Potter, 2013).
2018 tercatat jumlah keseluruhan
Penatalaksanaan untuk
9,2% (RISKESDAS, 2018).
mengurangi nyeri dapat dilakukan
Fraktur merupakan suatu dengan cara farmakologis dan non
masalah kedaruratan medik yang farmakologis. Tindakan farmakologis
harus segera ditangani dengan cepat dapat dilakukan dengan pemberian
karena dapat berpengaruh pada analgesic, sedangkan non
kualitas dan kuantitas hidup, farmakologis dapat dilakukan dengan
terganggunya pada domain fungsi terapi dingin menggunakan kompres
fisik dan keterbatasan fisik, dingin, Stimulasi Saraf Elektris
sedangkan kualitas hidup ditinjau dari Transkutan (TENS), distraksi,
mental secara keseluruhan. Pada imajinasi terbimbing, hypnosis,
penderita fraktur yang disebabkan akupuntur (Andarmoyo, 2016).
oleh trauma, stress, gangguan Kompres dingin memiliki efek
metabolic, dan proses patologis yang fisiologis untuk menurunkan suhu
membuat terjadinya kerusakan jaringan yang sistematik degan
pembuluh darah sehingga dapat respon neuromuscular sehingga dapat
mengakibatkan perdarahan dan mencegah pembengkakan dalam
terjadinya perubahan perfusi jaringan. pengobatan umum dalam cedera , dan
Fraktur dapat menyebabkan beberapa mengurangi aktivitas metabolisme
permasalahan lain pada penderitanya sehingga mencegah kerusakan
jika tidak segera ditangani dengan jaringan sekunder (Aroyah,2012).
penanganan yang tepat dapat
Hasil penelitian yang 08.46 WIB dengan keadaan patah
dilakukan ini untuk menilai skala tulang pada kaki sebelah kanan
nyeri sebelum dan sesudah diberikan bagian paha, setelah dilakukan
terapi dingin atau kompres dingin pengkajian terdapat data pasien
pada responden yang mengalami mengeluh nyeri skala 5, TD : 123/80
fraktur di IGD RSUD Simo Boyolali. mmHg, N : 74x/menit, RR :
20x/menit, S: 36,2ºC.
Berdasarkan tahapan
METODE proses keperawatan, maka langkah
pertama yang harus dilakukan pada
Studi kasus ini adalah pasien fraktur adalah pengkajian.
untuk mengeksplorasikan masalah Studi kasus melakukan pengkajian di
asuhan keperawatan pada pasien yang ruang IGD RSUD Simo. Dari
mengalami fraktur, dengan subjek pengkajian Subyektif antara lain P :
penelitian yang diteliti sebanya 1 pasien mengatakan nyeri karena patah
subyek dengan kriteria pasien tulang, Q : pasien mengatakan nyeri
mengalami Fraktur tertutup pada yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk,
ekstremitas. Fokus studi kasus ini R : pasien mengatakan nyeri pada
adalah pasien dengan diagnose Close kaki kanan bagian paha, S : pasien
Fraktur Femur Dextra. Tempat mengatakan skala nyeri 5, T : pasien
pengambilan kasus di IGD RSUD mengatakan nyeri terus menerus. Dan
Simo Boyolali dalam rentang waktu pengkajian obyektif dengan fokus
17 februari -29 februari 2020. data primary survey dengan data yang
Pengumpulan data yaitu dengan didapatkan pengkajian airway: jalan
wawancara, observasi, dan napas tidak ada sumbatan atau benda
dokumentasi pada pasien yang asing, tidak ada edema pada mulut,
mengalami Fraktur tertutup di RSUD faring, laring, tidak ada suara
Simo Boyolali dengan cara tambahan. Breathing : Pola napas
mengambil data melalui rekam medis klien efektif, respiratory rate
pasien. 20x/menit, tidak menggunakan alat
bantu pernapasan, tidak ada
pernafasan cuping hidung,
HASIL DAN PEMBAHASAN Circulation : frekuensi nadi
74x/menit, irama teratur, TD : 123/80
Subyek studi kasus ini
mmHg, cappilary refile <2detik, akral
dipilih 1 orang sebagai subyek studi
hangat, suhu tubuh 36,2ºC, Disability
kasus yaitu sesuai dengan kriteria
: didapatkan data kesadaran
yang telah ditetapkan yakni pada
composmentis GCS 15, E : 4 V : 5 M
pasien fraktur dengan kebutuhan rasa
: 6. Exposure : didapatkan data ada
aman dan nyaman: nyeri. Subyek
jejas di kepala, klien berada di
Tn.E, berusia 23 tahun, beragama
lingkungan aman, klien berada di
islam, dengan pendidikan terakhir
IGD untuk dilakukan tindakan.
SMP, pekerjaan swasta, Diagnosa
Pemeriksaan Fisik yang didapatkan
medis Close Fraktur femur Dextra,
pada Tn.E yaitu pada bagian
nomor registrasi 2002132xxx, pasien
ekstremitas bawah, kekuatan otot
masuk IGD RSUD Simo Boyolali
Ka/Ki 2/5.
pada tanggal 24 Februari 2020 jam
Diagnosa yang diambil yang diharapkan. Tindakan
berdasarkan pengkajian yang telah keperawatan yang dilakukan selama
dilakukan didapatkan 3 diagnosa 1x7 jam kelolaan pada asuhan
yang pertama yaitu nyeri akut keperawatan Tn. E dengan fraktur
berhubungan dengan agen pencedera pada diagnosa nyeri akut
fisik dengan mengeluh nyeri dengan berhubungan dengan agen pencedera
kode (D. 0077), gangguan mobilitas fisik yaitu mengidentifikasi lokasi,
fisik berhubungan dengan kerusakan karakteristik, durasi, frekuensi,
integritas struktur tulang dibuktikan kualitas, intensitas nyeri,
dengan rentang gerak (ROM) mengidentifikasi skala nyeri,
menurun, gerakan terbatas dengan mengidentifikasi respon non verbal.
kode (D.0054), yang ketiga gangguan Dan untuk mengetahui adanya
integritas kulit atau jaringan penurunan intensitas nyeri sebelum
berhubungan dengan penurunan dilakukan terapi dingin atau kompres
mobilitas ditandai dengan kerusakan dingin kurang lebih selama 10-20
jaringan (D.0129). menit pada sekitar area cedera. .
Intervensi keperawatan Respon pasien saat setelah
studi kasus yang berfokus pada dilakukannya tindakan kompres
diagnose utama yaitu nyeri akut dingin ini Tn.E mengatakan bahwa
berhubungan dengan agen pencedera nyeri berkurang dari skala nyeri 5
fisik maka peneliti menyusun rencana menjadi 3.
keperawatan dengan tujuan setelah Hasil evaluasi yang telah
dilakukan tindakan selama 1x7 jam didapatkan sebelumnya terdapat
diharapkan masalah nyeri pada pasien perubahan skala nyeri. Perubahan
dapat teratasi dengan kriteria hasil skala nyeri diketahui dari skor
berdasarkan SLKI adalah Tingkat pengkajian skala nyeri NRS. Hasil
nyeri (L.08066), Keluhan nyeri dari yang didapatkan mulai dari sebelum
skala 3-5 (sedang- menurun), dilakukannya tindakan dengan skala
meringis dari skala 3-5 (sedang- nyeri 5, pada evaluasi sesudah
menurun), Kontrol Nyeri (L.08063), dilakukannya tindakan menunjukan
Melaporkan nyeri terkontrol dengan penurunan skala nyeri menjadi 3.
skala 3-5 (sedang menjadi Berdasarkan data yang didapatkan
meningkat), Kemampuan hasil evaluasi pada hari Senin, 24
menggunakan teknik non Februari 2020 dengan pengkajian
farmakologi dari skala 3-5 (sedang- awal nyeri dengan skala 5 (nyeri
meningkat), keluhan nyeri dari skala sedang) menjadi 3 (nyeri ringan)
3-5 ( sedang-menurun), Status terjadi penurunan 2 skor, berdasarkan
kenyamanan ( L.08064), keluhan evaluasi selama ini dapat diketahui
tidak nyaman dari skala 3-5 ( sedang- bahwa terjadi penurunan intensitas
menurun). nyeri dari nyeri sedang berubah
Implementasi yang telah menjadi nyeri ringan.
dilakukan berdasarkan intervensi
yang telah disusun dengan KESIMPULAN DAN SARAN
memperhatikan aspek tujuan dan
kriteria hasil dalam rentang normal 1. Kesimpulan
Pengelolaan asuhan kompres dingin dalam mengurangi
keperawatan pada pasien fraktur intesitas nyeri.
dalam pemenuhan kebutuhan aman
dan nyaman dengan masalah DAFTAR PUSTAKA
keperawatan nyeri akut dengan Aroyah, Novita. (2012). Terapi
tindakan yang dilakukan adalah Dingin (cold therapy)
pemberian kompres dingin pada dalam penanganan
sekitar area terjadinya fraktur selama cedera olahraga. Jurusan
10 – 20 menit dan didapatkan hasil pendidikan dan rekreasi
terjadi penurunan skala intensitas FIK UNY
nyeri dari skala 5 (nyeri sedang)
menjadi 3 (nyeri ringan). Kompres Black,M,Joyce, jane,H. (2014).
dingin adalah tindakan yang efektif Keperawatan
dalam menurunkan intensitas nyeri Medikal
pada pasien fraktur. Bedah:Manajemen
Klinis untuk Hasil
2. Saran yang Diharapkan.
Berdasarkan kesimpulan peneliti Singapura : Elsevier
diatas dapat diajukan beberapa saran Pte.Ltd
sebagai berikut :
a. Bagi Rumah Sakit Donsu, Jenita.D.T (2019).
Karya tulis ilmiah ini dapat Metodologi Penelitian
digunakan sebagai salah satu contoh Keperawatan.
pembelajaran yang mengacu dalam Yogyakarta: Pustaka
melakukan asuhan keperawatan Baru Press
khususnya pada pasien yang
mengalami Fraktur ekstremitas. Dosen Keperawatan,M,B,I. (2016).
b. Bagi Institusi Pendidikan Rencana
Menambah pengetahuan asuhan
tentang ilmu keperawatan terutama keperawatan
dalam penanganan kasus pada medikal bedah.
pasien fraktur. Jakarta: EGC
c. Bagi Klien dan Keluarga
Memberikan pengetahuan Istianah,Umi. (2018). Asuhan
dan wawasan keluarga agar dapat Keperawatan Klien
diterapkan pada saat tindakan terapi Dengan Gangguan Sistem
dingin dibutuhkan untuk mengurai Muskuloskeletal.
intensitas nyeri pada klien dan Yogyakarta: Pustaka
keluarga. Baru
d. Bagi penulis
Sebagai acuan untuk Kemenkes RI. 2018 Riset Kesehatan
meningkatkan kualitas kesehatan Dasar : RISKESDAS.
Khususnya pada pasien fraktur Jakarta
dengan memberikan tindakan non
farmakologis yaitu terapi dingin atau Khodijah, S.(2011). Efektifitas
Kompres Dingin Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Yogyakarta: Nuha
Pasien Fraktur Di Rindu B Medika
RSUP H, Adam Malik
Medan. Dari Wongkar,Max,F. (2015).
http://respository.usu.ac.id. Ketrampilan
Perawatan Gawat
Krisanty, Paula,. Santa, M, dkk. Darurat Dan Medikal
(2016). ‘ Asuhan Bedah. Yogyakarta :
Keperawatan Gosyen Publishing.
Gawat Darurat’.
Jakarta Timur:
Trans Info Media
Smeltzer.Susan,C. (2013).
Keperawatan Medikal-
Bedah. Jakarta: EGC