Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KROMATOGRAFI II
(KROMATOGRAFI KOLOM DAN KAPILARITAS)
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kromatografi merupakan teknik analisis yang memisahkan komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu campuran. Terdapat dua komponen penting
yang digunakan dalam teknik ini, yaitu fase diam dan fase gerak. Kromatografi
dilakukan dengan mengalirkan fase gerak melewati sampel. Kecenderungan
komponen sampel untuk larut dalam fase diam atau fase gerak menjadi penentu
hasil pemisahan. Komponen yang lebih larut dengan fase gerak tentunya akan
lebih dahulu terpisah dari sampelnya. Begitu pula sebaliknya, komponen yang
lebih larut pada fase diam akan lebih tertahan pada fase diam tersebut. Teknik ini
kerap kali digunakan dalam dunia farmasi untuk mengidentifikasi kemurnian
suatu senyawa dan memastikan kandungan senyawa dalam suatu zat. Oleh
karena itu penting bagi farmasis untuk mengetahui dan memahami tata cara
menggunakan kromatografi.
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kromatografi kolom
2
dalam eluen yang digunakan, inert (tidak bereaksi dengan sampel), cukup aktif
sehingga mampu mengadsorpsi sekaligus memungkinkan perambatan sampel,
tidak berwarna agar pemisahan dapat diamati, memungkinkan eluen mengaliran
dengan baik, reprodusibel, dapat diproduksi dengan sifat yang konstan. Adsorben
yang paling banyak digunakan adalah aluminium dan silika. Berikut adalah
contoh-contoh adsorben pada kromatografi kolom.
3
2.3 Penggunaan kromatografi kolom
Kromatografi kolom dapat digunakan sebagai:
Dalam penentuan kualitatif maupun kuantitatif, senyawa dalam
protein
Pemisahan molekul – molekul penting seperti asam nukleat,
karbohidrat, lemak, vitamin dan molekul penting lainnya.
Mengontrol kondisi obat tersebut sehingga bisa bertahan lama.
Dalam bidang klinik, menginvestigasi fluida badan seperti air liur
sehingga dapatdiketahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien
tersebut.
Deteksi senyawa oksalat dalam air kencing bagi pasien batu ginjal.
4
2.4.1 Adsorpsi
Digunakan untuk pemisahan golongan senyawa berdasarkan gugus
fungsional yang terdapat dalam senyawa tersebut. Fase gerak (eluen) biasanya
bersifat non polar terhadap fase diam. Pelarut yang digunakan seperti metanol,
kloroform, dietileter, dan isopropanol.
2.4.2 Partisi
Teknik kromatografi berdasarkan partisi komponen antara fase diam cairan
pada permukaan penyangga padat dengan fase gerak. Fase diam tidak saling
campur dengan fase gerak. Komponen terpisah karena masing-masing memiliki
koefisien partisi yang berbeda. Fase diam yang digunakan dapat berupa
silika/alumina yang permukaannya dilapisi lapisan cair. Fase diam terikat pada
partikel padat. Kromatograf kolom partisi terbagi dua berdasarkan fase terikat,
yaitu:
5
2.4.4 Eksklusi (Gel)
6
BAB 3
METODE PERCOBAAN PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Alat Bahan
Kolom kromatografi, klep, statif Silika gel
Corong Kapas
7
Gelas kimia Kertas saring
8
Pipet tetes Fase gerak (Etanol : Air : NaOH
= 7:2:1)
Gelas ukur
9
3.2 Langkah kerja
1. Siapkan statif, lalu pasang klem pada statif.
2. Pasang kran yang telah diberi vaseline pada kolom kromatografi,
selanjutnya letakan kolom kromatografi pada klem.
3. Masukan kapas ke dalam kolom dengan posisi kran yang ditutup.
4. Bersihkan kolom dengan memasukan fase gerak.
5. Masukan adsorben (silika gel) ke dalam beaker dan tambahkan fase gerak,
larutkan sampai homogen.
6. Masukan secara perlahan adsorben yang telah diberi fase gerak ke dalam
kolom menggunakan corong. Ketuk-ketuk dinding kolom agar tidak ada
rongga (gelembung) udara pada fase diam. Panjang fase diam di dalam
kolom sekitar 2/3 dari panjang kolom. Fase gerak usahakan lebih 2 cm di
atas fase diam.
7. Jika tidak erjadi penurunan fase gerak, masukan analit (campuran zat
warna dengan sampel (silila gel) sebanyak kurang lebih 2-5 ml.
8. Buka keran secara perlahan, dan catat waku pertama penetesan fase gerak.
9. Masukan masing- masing 10 tetes NaOH pada setiap tabung reaksi yang
akan digunakan untung menampung fraksi.
10. Fraksi yang keluar ditampung dan catat waktu penetesan analit pertama,
demikian seterusnya.
10
11. Penambahan fase gerak dilakukan dengan hati-hati (perlahan) dan jangan
sampai terlambat, karena jika terlambat dapat menyebabkan fase diam
kering.
11
BAB 4
Merah tua
Pink tua
12
Pink bening
Pink keunguan
bening
Tidak Berwarna
13
4.2 Pembahasan
14
Dapat dilihat dari hasil percobaan bahwa fraksi warna yang keluar pertama
kali adalah warna merah orange yang diduga merupakan sunset yellow pada
waktu 17 menit 57 detik sejumlah 3.5 mL. Analit kedua yang keluar berwarna
merah tua dengan volume 12.3 mL pada waktu ke 24 menit 05 detik. Analit ini
diduga merupakan sunset yellow. Hal ini disebabkan karena sunset yellow
merupakan zat yang lebih polar sehingga akan larut dalam fase gerak yang
bersifat polar juga dan keluar terlebih dahulu dari kolom. Warna merah pada
fraksi terbentuk akibat interaksi dari sunset yellow dan 0.5 mL NaOH yang
terdapat dalam tabung reaksi tempat menampung. Fraksi berubah warna menjadi
pink ketika sunset yellow telah habis dipisahkan dari kolom dan yang keluar dari
kolom merupakan zat yang diduga PP. Perubahan ini terlihat pada menit ke 44
dan 30 detik dan analit yang keluar sebanyak 3.7 mL. Warna fraksi berubah
menjadi pink karena terjadi interaksi antara NaOH dan PP yang merupakan
indikator asam basa yang menunjukkan warna pink ketika bercampur dengan
basa. Phenolphthalein memiliki kepolaran yang lebih rendah sehingga akan
mengalami elusi lebih lama bila dibandingkan dengan sunset yellow.
Kromatografi dihentikan ketika tidak ada lagi fraksi warna yang keluar dari
kolom, sehingga yang keluar merupakan larutan jernih yang merupakan fase
gerak. Hal ini menandakan bahwa pemisahan telah selesai.
Fraksi warna yang kami dapatkan dari hasil percobaan terdapat sebanyak 6
fraksi. Perubahan warna fraksi tidak terlihat dengan jelas akibat kesalahan
pengamatan ketika pemisahan fraksi pada fraksi ke-2 berwarna merah tua. Hal
ini terjadi karena pengamat tidak memperhatikan perbedaan warna dengan
seksama sehingga tabung reaksi tempat menampung fraksi warna tidak diganti
ketika terjadi pergantian warna dan menyebabkan fraksi warna tercampur.
15
BAB 5
KESIMPULAN
Kromatografi kolom merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan
untuk memisahkan komponen-komponen yang terkandung dalam suatu
senyawa. Pada praktikum ini, campuran yang terdiri dari sunset yellow dan
phenolphthalein (PP) dapat dipisahkan dengan baik menggunakan kromatografi
kolom fase terbalik. Berdasarkan hasil pengamatan, sunset yellow dengan warna
oranye lebih dahulu keluar dari kolom dibandingkan dengan PP dengan warna
lembayung. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa sunset yellow
lebih polar dibandingkan dengan PP.
16
DAFTAR REFERENSI
Fakhriya, Ifaa. Tugas Kromatografi Penukar Ion. Diakses dari
http://www.academia.edu/19714729/TUGAS_KROMATOGRAFI_PENUKAR_ION
pada tanggal 24 November 2018, pukul 10.25 WIB.
17
LAMPIRAN
18