Anda di halaman 1dari 13

PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL

MELALUI TRADISI LISAN


Susi Fitria Dewi S.Sos., M.Si., Ph.D

KaProdi Magister Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan
Universitas Negeri Padang
TRADISI LISAN
• Segala wacana yang diucapkan, meliputi yang
lisan dan beraksara
• Cara bertutur, intonasi yang digunakan, musik,
nyanyian, tarian dan simbol yang mengandung
sastra.
• Film dokumenter dapat menyajikan berbagai
lisan dan aksara apa adanya, sesuai konteks
budaya
MULTIKULTURALISME
(Many Culture in a Single society)
1. Bagaimana orang-orang yang berbeda
bisa hidup bersama dalam satu
komunitas?
2. Bagaimana hak dan kewajiban para
perantau dalam masyarakat tuan rumah
(host society)?
3. Sejauhmana keragaman budaya harus
ditoleransi?
PENGAKUAN KERAGAMAN
• Penghulu suku Nias
bahagian dari
struktur
Kerapatan Adat
Nagari (KAN) di
Nagari Sungai
Buluah untuk
mengurus
kepentingan dan
kebutuhan
masyarakat Nias
dan Non Muslim
MENDUKUNG KONTRIBUSI
BERBAGAI KELOMPOK
• Keberadaan etnis Nias
dibawah
kepemimpinan
Penghulu Nias
(Kepala Suku)
memegang prinsip
duduak samo randah,
tagak samo tinggi,
Bajanjang Naiak,
batanggo turun.
MENGHORMATI PERBEDAAN
• Etnis Nias yang beragama
Kristen memilik hak
untuk memelihara 3 ekor
babi untuk keperluan adat
mereka (Perkawinan dan
Kematian Penghulu adat).

• Pada upacara
perkawinan, tersedia dua
jenis makanan untuk
konsumsi dua
etnis/agama
MEMBERI NILAI YANG DITAWARKAN
OLEH KEBUDAYAAN LAIN

• Masyarakat Nias
mengadopsi
tradisi “malakok”
yang digunakan
masyarakat
Minangkabau
dalam menerima
pendatang yang
akan menjadi
bahagian
masyarakat.
MEMBERDAYAKAN ORANG UNTUK
MEMPERKUAT DIRI MEREKA SENDIRI
MENCAPAI POTENSI MAKSIMAL
• Pernyataan masyarakat
Etnis Nias Kristen, menjadi
bahagian dari masyarakat
Nagari Sungai Buluah,
tanah kelahiran dan
tumpah darah serta siap
mempertahankan keutuhan
Nagari.

• Namun mereka masih


mewariskan dan
mempertahankan nilai dan
budaya asli mereka.
Masyarakat nias dipimpin
oleh orang Nias karena faktor Kebanggan bagi Wali Nagari
Bahasa. Sungai Buluah Barat,
Bahasa Nias masih digunakan khususnya Wali Korong
untuk keperluan adat dan Tanjung Basung bisa
mewariskan nilai-nilai asli menjamin keharmonisan
mereka masyarakat multi etnis dan
multi agama
MASYARAKAT NIAS MEMPERTAHANKAN
SENI TRADISI ASLI MEREKA, MESKIPUN
BERADA DI TANAH RANTAU
MENGHARGAI EKSPRESI DAN
KONTRIBUSI BUDAYA
PEMBELAJARAN MULTIKULTURALISME
TRADISI LISAN NIAS - MINANGKABAU
Pengakuan
Keragaman
Menghormati
Merayakan hari Perbedaan
budaya

Pembelajaran
Memberdayakan orang Multikulturali
sme Menghargai
untuk memperkuat diri
ekspresi dan
mereka sendiri, mencapai
kontribusi budaya
potensi maksimal

Mendukung Memberi nilai yang


kontribusi berbagai ditawarkan oleh
kelompok kebudayaan lain
KESIMPULAN
• Pembelajaran Multikultral berperan mendidik
masyarakat untuk dapat menghasilkan kebijakan
dan program untuk menghapus permusuhan dan
diskriminatif antar etnis, ras, agama dan golongan
• Memperkuat jati diri bangsa Indonesia Pancasilais
dengan ciri toleran, adil dan inklusif
• Keharmonisan antar etnis dan agama akan terwujud
dengan berbagi ruang dan waktu, sampai batas
tertentu
• Penerimaan orang lain, tidak ada pihak yang
diabaikan atau dianggap sebagai tidak penting

Anda mungkin juga menyukai