Oleh :
D III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI
2018/2019
Tugas Meresume : 1. Panggul
2. Kesan panggul normal
3. VT (Vaginal Toucher)
4. Teknik Mengejan
5. HIS
2. Jalan lahir merupakan corong yang melengkung ke depan dengan sifat sebagai
berikut :
a. Jalan lahir depan panjangnya 4,5 cm.
b. Jalan lahir belakang panjangnya 12,5 cm.
c. Pintu atas panggul menjadi pintu bawah panggul seolah – olah berputar 90⁰.
d. Bidang putar pintu atas panggul menjadi pintu bawah panggul terjadi pada bidang
tersempit.
e. Pintu bawah panggul bukan merupakan satu bidang, tetapi merupakan dua bidang
segitiga.
KAVUM PELVIK
Kavum pelvik berada di antara PAP dan PBP, terdiri dari 2 bagian penting :
1. Bidang dengan ukuran terbesar (Bidang Terluas Panggul)
1. Merupakan bagian yang terluas dan bentuknya hampir seperti lingkaran.
2. Batas – batas :
a. Anterior : titik tengah permukaan belakang tulang pubis.
b. Lateral : sepertiga bagian atas dan tengah foramen obturatorium.
c. Posterior : hubungan antara vertebra sakralis kedua dan ketiga.
3. Diameter – diameter penting :
a. Diameter anteroposterior adalah jarak antara titik tengah permukaan belakang
tulang pubis dengan hubungan antara vertebra sakralis kedua dan kegita,
panjangnya adalah 12,75 cm.
b. Diameter transversa adalah jarak terbesar tepi lateral kanan dan kiri bidang
tersebut, panjangnya 12,5 cm.
2. Bidang dengan ukuran terkecil (Bidang Tersempit Panggul)
1. Bidang terpenting dalam panggul, memiliki ruang yang paling sempit dan di
tempat ini paling sering terjadi macetnya persalinan. Bidang ini terbentang dari
aspeks sampai arkus subpubis melalui spina ischiadica ke sakrum, biasanya dekat
dengan perhubungan antara bertebra sakralis ke-4 dan ke-5.
2. Batas – batas :
a. Tepi bawah simfisis pubis.
b. Garis putih pada fasia yang menutupi foramen obturatorium.
c. Spina ischiadica.
d. Ligamentum sacrospinosum.
e. Tulang sakrum.
3. Diameter – diameter penting :
a. Diameter anteroposterior.
b. Dari tepi bawah simfisis pubis ke perhubungan antara vertebra sakralis ke-4
dan ke-5, memiliki ukuran 12 cm.
c. Diameter transversa.
d. Antara spina ischiadica kanan dan kiri, memiliki ukuran 10,5 cm.
e. Diameter sagitalis.
f. Dari distansia interspinarum ke perhubungan antar vertebra sakralis ke-4 dan
ke-5, memiliki ukuran 4,5 sampai 5cm.
BIDANG HODGE
Bidang – bidang hodge ini dipelajari untuk menentukan sampai di mana bagian terendah
janin turun ke panggul pada proses persalinan. Bidang hodge tersebut antara lain :
1. Hodge I : bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas simfisis dan
promontorium
2. Hodge II : bidang yang sejajar Hodge I setinggi bagian bawah simfisis.
3. Hodge III : bidang yang sejajar Hodge I setinggi spina ischiadica.
4. Hodge IV : bidang yang sejajar Hodge I setinggi tulang koksigis.
DASAR PANGGUL
Dasar panggul adalah diafragma muskular yang memisahkan antara kavum pelvik di
sebelah atas dengan ruang perineum di sebelah bawah. Sekat ini dibentuk oleh muskulus
levator ani dan muskulus koksigis, dan seluruhnya ditutupi oleh fasia parietalis. Hiatus
urogenitalis adalah celah di sebelah depan yang ditembus oleh uretra dan vagina. Hiatus
rektalis berada di sebelah belakang dan dilalui oleh rektum dan saluran anus.
Fungsi dasar panggul adalah menyangga oran – organ dalam panggul. Untuk
menghasilkan tekanan intra abdominal yang efektif, otot – otot diafragma, dinding perut dan
dasar panggul harus berkontraksi serentak. Selain itu dasar panggul juga membantu rotasi
bagian terbawah janin ke depan dan mengarahkannya ke bawah serta ke depan sesuai dengan
jalan lahir.
BAGIAN LUNAK DARI PANGGUL
Terdiri dari otot – otot dan ligamenta yang meliputi dinding panggul bagian dalam dan yang
menutupi panggul bagian bawah yang menutupi panggul dari bawah membentuk dasar
panggul dan disebut diafragma pelvis
Diafragma pelvis dari dalam keluar terdiri atas :
a. Musculus levator ani : letaknya sedikit ke belakang dan merupakan suatu sekat yang
ditembus oleh rectum.
b. Diafragma urogenitale : sekat yang menutupi pintu bawah panggul di bagian depan
dan pada wanita, sekat ini ditembus oleh uretra dan vagina.
Diafragma pelvis ini menahan genitalia interna pada tempatnya. Jika otot – otot rusak atau
lemah, misalnya karena persalinan yang sering dan berturut – turut maka kemungkinan
genitalia interna akan turun (prolaps).
3. VT (Vaginal Toucher)
Pemeriksaan dalam adalah pemeriksaan genetalia bagian dalam mulai dari vagina sampai
serviks menggunakan dua jari, yang salah satunya tekniknya adalah dengan menggunakan
skala ukuran jari (lebar satu jari berarti 1 cm) untuk menentukan diameter dilatasi serviks
(pembukaan seviks/portio).
Pemeriksaan dalam dilakukan untuk menilai :
a. Vagina (terutama dindingnya), apakah ada bagian yang menyempit
b. Keadaan serta pembukaan serviks
c. Kapasitas panggul
d. Ada atau tidaknya tumor pada jalan lahir
e. Sifat fluor albus dan apakah ada alat yang sakit, misalnya bartholinitis
f. Pecah tidaknya selaput ketuban
g. Presentasi janin
h. Turunnya kepala dalam panggul
i. Penilaian besarnya kepala terhadap panggul
j. Apakah proses persalinan telah dimulai serta kemajuan persalinan
Pemeriksaan dalam kontra indikasi dilakukan jika terdapat perdarahan pervagina,
karena kemungkinan terjadi plasenta previa atau solusio plasenta.
4. Teknik Mengejan
a. Buka mata ketika mengejan
Tekanan pada otot yang terlampau kuat serta keadaan mata yang tertutup dapat
menyebabkan pembuluh darah pada mata pecah.
b. Ketika melalukan proses persalinan, sebaiknya tidak mengangkat bokong guna
menghindari luka sobekan hingga mencapai anus.
c. Lakukan setelah pembukaan lengkap
Mengejan baru boleh dilakukan setelah pembukaan lengkap, yakni pembukaan 10. Hal
ini dilakukan untuk menghindari pembengkakan atau oedema pada mulut rahim.
d. Pilih posisi yang tepat
Pilihlah posisi yang memberikan keleluasaan pada ibu untuk mengejan supaya janin
lebih mudah lahir, seperti berbaring, miring ke sisi kanan atau kiri, dan jongkok.
e. Atur nafas
Bernafas harus teratur, tidak boleh serabutan karena tidak bermanfaat signifikan atau
bahkan mengganggu proses mengejan.
f. Ikuti Komando
Ikuti komando dari dokter atau bidan kapan ibu harus menarik nafas, menahan, dan
mengeluarkannya sambil mengejan. Ikuti komando tersebut supaya proses persalinan
berjalan teratur dan lebih mudah.
g. Ikuti Irama
Ibu harus mengikuti irama tubuh saat mengejan. Bila pembukaan sudah lengkap, ibu
harus segera mengejan, mengatur nafas, dan tidak boleh ditahan saat proses
pengejanan berlangsung agar tidak membuat robekan perineum lebih lebar sehingga
memerlukan lebih banyak jahitan.
h. Tenaga Harus Efektif
Hindari mengeluh dan berteriak – teriak, karena akan menguras tenaga, mengingat ibu
harus mengejan berkali – kali.
i. Pandangan ke Arah Perut
Arahkan pandangan ke perut supaya ibu dapat lebih konsentrasi terhadap persalinan.
j. Behenti Mengejan Saat Kepala Bayi Terlihat
Ketika kepala bayi mulai terlihat (crowning) sebaiknya hentikan mengejan. Biasanya
ditandai dengan rasa panas di vagina yang meregang, tujuannya supaya vagina dan
perineum meregang perlahan – lahan, juga untuk mengurangi robekan dan kelahiran
yang terlalu cepat.
5. HIS
His adalah kontraksi otot – otot rahim pada persalinan.
Penyebab terjadinya his adalah :
a. Kerja hormon oksitosin
b. Regangan dinding uterus oleh isi konsepsi
c. Rangsangan terhadap pleksus saraf frankenhauser yang tertekan masa konsepsi
Frekuensi his yaitu jumlah terjadinya his selama 10 menit.
Durasi his yaitu lamanya his yang terjadi setiap saat diukur dengan detik.
Interval his yaitu tenggang waktu antara kedua his. Pada permulaan persalinan his timbul
sekali dalam 10 menit, pada kala pengeluaran (kala II) muncul sekali dalam 2 menit.
Kekuatan his yaitu perkalian antara amplitudo dengan frekuensi yang ditetapkan dengan
satuan unit Montevideo.
His palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus, kandung
kencing dan otot – otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu timbul beberapa hari
hingga satu bulan sebelum kehamilan cukup bulan.