Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Post Sectio C
Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Post Sectio C
Disusun Oleh:
WAHYANI
201210105244
Disusun oleh:
WAHYANI
201210105244
i
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS POST SECTIO CAESARIA (SC)
iv
AN ORPHANAGE OBSTETRICS MOTHER PARTURITION POST
SCTIO CAESARIA ON MRS. M THE AGE 43 YEARS WITH
TUBECTOMY IN THE HOSPINTAL
PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2 3
Wahyani , Fathiyatur Rohmah
ABSTRAC
The background : Birth rate section sesaria in Yogjakarta in 2012 there are
1256 childbirth of 3586 all kinds of childbirth ( dept. diy, 2012 ) and PKU
Muhammadiyah Yogjakarta, at the hospital. The number of mother
parturition post schi 2012 a total of 177 people ( 49,7 % ), of 356 the whole
number of mother parturition normal as well as post section caesaria. The
number of mother parturition post schi with hemorrhage there are three guys
( 1.6 % ), and the mother of parturition post schi with infection of the scars
incision is there are 5 persons ( 1.1 % ).
Research purposes: Upgrading, the knowledge skill, and experience to
carry out an orphanage obstetrics on the parturition post sectio caesaria on
mrs. M the age of 43 years through the approach of an orphanage 7 step
varney documentation, with soap writer able to analyze the gap between
theory and real case in the field.
A method of the study: The drafting of the case study research is using the
method of descriptive. With the collection of data used data of primary
covering observation, interview physical examination and data secondary
documentation covers the study and the study of preface.
Yield : Obstetric mother parturition post sectio caesaria on ny.m the age of
43 years with a normal state and mobilization that rises in every day.
Conclusion: In the case of parturition post section caesaria with tubectomy
in the hospital PKU Muhammadiyah Yogjakarta there are gaps between sop
hospital in tunjang with the theory of which there are about lent patient pre
operation schi that is listed in sop and the theory of ( Kasdu, 2003 ) that
contains lent pasian pre operation schi which is at least six hours while in
the case in patients mrs. M in the hospital patient PKU Muhammadiyah
Yogjakarta fasting more or less 4 hours.
Keywords: Obstetric parturition post section caesaria
Literature : 21 book + 2 journal + 1 of the web
Page : ix + 125 page + 15 enclosure
v
KATA PENGANTAR
vii
Penyusun menyadari, sebagai bagian dari proses pembelajaran,
penyusun case study research ini belum sempurna. Oleh karna itu, saran dan
kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap
semoga case study research ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai
mana mestinya Penulis menyadari segala kekurangan dan keterbatasan
dalam penyusunan case study research ini. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan masukan, kritikan yang bersifat membangun dari semua
pihak.
Semoga penulisan case study research ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya, profesi, instansi, dan adik-adik di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan „Aisyiyah Yogyakarta.
Wassalamu‟alaikumWr.Wb
Wahyani
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................iii
HALAMAN PERYATAAN..........................................................................iv
INTISARI.............................................................................................................v
KATA PENGANTAR.....................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang..................................................................................1
II. Rumusan Masalah............................................................................4
III. Tujuan Penelitian.............................................................................4
IV. Manfaat Penelitian...........................................................................5
V. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................6
VI. Relevansi Al-Quran.........................................................................7
ix
F. Teknik Pengumpulan Data..........................................................78
G. Analisa Data....................................................................................80
H. Alat yang digunakan.....................................................................81
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil...................................................................................................84
B. Pembahasan....................................................................................112
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................123
B. Saran.....................................................................................................124
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
pada tahun 2003 dan 56% pada tahun 2000 menjadi 31% pada tahun 2006.
peningkatan setiap tahunnya. Data SDKI yang pertama yaitu tahun 1987
persalinan.
2000 sebesar 47,22%, tahun 2001 sebesar 45,19%, tahun 2002 sebesar
1
2
47,13%, tahun 2003 sebesar 46,87%, tahun 2004 sebesar 53,22%, tahun
2012 terdapat 1256 persalinan dari 3586 seluruh jenis persalinan (Dinkes
DIY, 2012).
dengan berat diatas 500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang
masih utuh (intact). Istilah dalam sectio caesarea adalah primer, sekunder,
hambatan jalan lahir, kelainan kontraksi rahim, ketuban pecah dini, rasa
kepala panggul (CPD), disfungsi uterus, distosia, janin besar, gawat janin,
2012).
meningkatkan konsep diri, serta tidak terjadi infeksi pada luka post
dini.
3
yang berbunyi :
ً ْ ْ َُُُْْْ َٰ َ ْ ُّ َ َْ ََّّْْLَّْ ْ َ َ ْ ََ
ًسن ايسّنم اي ينتيل لَب ْق اذهَ تنكو
َ تم ءاجأف ايَتالق ةلخنال عذج ٰىإل ضاُخمال
َ َاه
َِ َ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ َ
pada pangkal pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku
mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi
karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayi. Diperkirakan 60%
2012 sebanyak 177 orang (49,7%), dari 356 seluruh jumlah ibu nifas
normal maupun post sc. Jumlah ibu nifas post SC dengan perdarahan
terdapat 3 orang (1,6%), dan ibu nifas post SC dengan infeksi pada bekas
penyelesaian.
kasus ini adalah “ Bagaimana Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Post Sectio
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
yang diperlukan.
5
Yogyakarta.
Muhammadiyah Yogyakarta.
perencanaan.
Yogyakarta.
A. Bagi profesi
B. Bagi Institusi
V. Ruang Lingkup
meliputi :
A. Lingkup Materi
Materi dari penelitian studi kasus ini adalah lingkup asuhan kebidanan
ibu nifas yaitu asuhan kebidanan ibu nifas post sectio sesaria di RS
B. Lingkup Responden
Responden dalam penelitian studi kasus ini yaitu Ny. X nifas post
section caesaria.
C. Lingkup Waktu
dimulai sejak studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Juli 2013,
hasil studi kasus yaitu dimulai dari bulan Januari 2013 sampai bulan
Juli 2013.
D. Lingkup Tempat
NAHL/16:72
Artinya:
nikmat allah:”
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Pengrtian Medis
A. Masa nifas
B. Sectio Caesaria
8
9
2013).
diketahui.
b. Panggul sempit
sekunder.
d. Ruptur uteri
visceral.
caesaria.
12
g. Distosia serviks
h. Pre-eklamsia
i. Hipertensi
j. Malpresentasi janin
1) Letak lintang
2) Letak bokong
d) Panggul sempit
e) Primigravida
distal. Kekurangan :
rupturuteri spontan.
C. Tubektomi
1. Pengertian tubektomi
2. Mekanisme kerja
3. Manfaat
a. Kontasepsi
tahunpertama pengguanaan)
local
b. Non kontrasepsi
4. Ketebatasan
anastesi umum)
setelah tindakan
kehendaknya
c. Pasca persalinan
d. Pasca keguguran
harus dievakuasi)
16
dimasa depan
7. Kapan dilakukan
b. Pasca persalinan
c. Pasca keguguran
8. Informasi umum
Sectio Caesaria
operasi.
17
tertolong selamat.
1. Persiapan
HBsAG, GDS)
b. K/P USG
lahir )
operasi/tindakan.
(penyerahan pkb)
18
perabdominan dengan membuat sayatan pada dinding perut dan rahim atas
indikasi tertentu.
>3500gram.
e. Presentasi kaki
h. Presentasi dahi
bagian belakang
5. Persiapan pasien
sudah tepat
persetujuan tindakan
transfuse
e. Pasang kateter
asi ekslusif
menyususi.
control ulang
(zat pewarna dalam sel darah merah), leukosit (sel darah putih),
ada).
dikamar operasi.
dan aman bagi dokter anastesi dan dokter obstetrik, dan para
memudahkan pernafasan.
24
suhu tubh, jumlah uurin ang tertampug dikantong urin, jumlah darah
dala tubuh, serta jumlah darah dan bentuk cairan lokhea. Ini untuk
tadi, termasuk apakah ibu dapat menyusui bayinya atau tidak. Oleh
25
setiap empat jam sekali pada hari pertama dan kedua, dan dua kali
kerumah.
Setelah operasi, ibu juga tidak boeh langsung minum atau makan,
kedua hal itu baru boleh dilakukan, jika fungsi organ pencernaan sudah
operasi membutuhkan rawat inap yang lama dirumah sakit. Hal ini
pulang kerumah.
d. Bidan juga akan mencatat dan memeriksa air seni yang keluar dan
sudah buang air besar. Kateter untuk membuang air kecil akan
Pada umunya buang air besar pada ibu post SC terjadi pada hari
obat pencahar dari rumah sakit dan menu makanan yang berserat
baik dan bangun dari tempat tidurnya. Pada enam jam setelah
minum stelah ibu buang gas. Setelah itu ibu dapat minum sedikit
dalam tubuh.
kemih, paling tidak ibu bisa buang gas. Pada enam jam pertama
sini ibu mulai duduk pada jam ke delapan sampai jam ke duabelas
stelah operasi.
sempoyongan. Pada hari kedua ibu masih akan terasa lelah dan
tempat tidur.
l. Pada hari kedua dan ketiga jika ibu sudah dapat berjalan ibu
ibu.
tali pusat bayi yang belum putus. Pada beberapa rumah sakit
baru melahirkan.
setelah melahirkan.
1. Perubahan fisiologis
a. Tanda vital
1) Suhu badan
30
selanjutnya.
2) Denyut nadi
3) Tekanan darah
2012).
31
4) Suhu tubuh
5) Respirasi
b. Alat reproduksi
yaitu :
1) Uterus
lancar. c. Ligamen-ligamen
2. Perubahan psikologi
ibu nifas
2) Perubah hormonal
yaitu:
35
a) Periode Taking-in
istirahat.
bidan.
36
partum.
terhadap bayi.
ketahan tunuhnya.
keperawatan bayinya.
tersebut.
sangat sensitive.
37
c) Periode Leting Go
ini.
lain:
Proses sterilisasi yang baik pada alat-alat operasi dan kamar bedah,
operasi menjadi jauh lebih mudah. Luka pasca operasi dapat diolesi salep
Secara umum, luka operasi yang ditata laksana secara adekuat jarang
semua darah, eksudat ataupun nanah yang masih ada dibawah kulit.
Setelah tidak ada lagi cairan yang keluar, luka operasi yang basah
menarik cairan bawah kulit yang tersisa. Kasa diganti 2x sehari atau
Apabila masih ada cairan darah atau nanah, luka yang berlubang
Jenis tindakan anastesi yang lazim dilakukan pada pasien seksio sesaria
a. Anastesi umum
Keuntungn teknik tadi adalah pasien lebih tenang dan pergerakan usus
3) Mual muntah
b. Anastesi spinal
hanya dari pinggang kebawah dan pasien tetap sadar. Teknik ini kini
sangat populer.
berlangsung lama
bertahap
Kerugian adalah :
unit perawatan intensif dan keadaan pasien mulai pulih, barulah pasien
anastesi yang telah dilakukan pada pasien. Pada pasien yang dibius
dengan anastesi spinal, tidak ada aturan khusus untuk memberikan cairan
dan diet karena pada prinsipnya, pasien dapat segera minum dan makan
terdengar. Selama puasa itu, asupan kalori dan jumlah kalori harus
tinggi serat. Pemberian makanan sering kali tidak diperlukan karena pada
6. Penatalaksanaan nyeri
diberikan analgetik yang adekuat. Rasa nyeri pada pasien yang mendapat
7. Kateterisasi
sama denga persalinan biasa jika tidak ada luka robekan yang luas pada
jalan lahir. Jika terdapat luka robekan yang luas, untuk mencegah iritasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri yang tidak enak
Karena itu, dianjurkan pemasangan kateter tetap dauer atau kateter belon
yang dipasang selama 24-48 jam tau lebih, tergantung jenis operasi dan
keadaan pasien. Dengan cara tersebut, urin dapat ditampung dan diukur
buang air kecil sendiri sebanyak 100 cc atau lebih dalam satu jangka
8. Pemberian obat-obatan
yang tidak terdaftar dan dikirim dari luar. Sebelum dikirim oleh
sebagai berikut.
lebih baik.
penyembuhan pasien.
pascabedah.
f. Obat-obatan lainya
J. Mobilisasi
1. Pengertian mobilasi
2. Mobilisai dini
(Setyowati, 2012).
diri bahwa pasien dia mulai sembuh. Perubahan gerakan dan posisi
kekuatan.
a. Otot skeletal.
b. Skeletal
c. Sendi
fibula).
d. Ligament
e. Tendon
f. Kartilago
g. System saraf
h. Propripsepsi
a. System muscular
b. Gaya hidup
c. Ketidakmampuan
d. Tingkat energy
e. Tingkat perkembangan
pada:
metabolisme kalsium.
pencernaan (konstipasi).
anoksia jaringan.
5. Respon psikososial
6. Rencana asuhan
f. Menaga sosialisasi
1. Tromboemboli
a. Pengertian tromboemboli
setelah persalinan.
dengan:
3) Sianosis local
53
vena.
1) Bedah kebidanan
7) Penyakit jantung
9) Obesitas
11) Multipara
54
12) Farises
13) Preeklamsi
15) Anemia
16) Perdarahan
d. Klasifikasi tromboemboli
vena iliaka dan dapat diikikuti terjadinya emboli paru yang fatal.
2. Tromboflebitis
a. Pengertian Tromboflebitis
(Manuaba,2010).
55
1) Tromboflebitis Pelvik
panas.
400◦c).
2) Tromboflebitis Femoralis
kaki lainnya.
menurun.
atas.
terjadi tromboflebitis.
2) Pembedahan obstetric
3) Kelahiran
4) Obesitas
5) Imobilisasi
57
6) Trauma vaskular
7) Varises
8) Multiparietas
d. Klasifikasi Tromboflebitis
1) Tromboflebitis Femoralis
2) Tromboflebitis Pelvik
yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien
(Varney, 2007).
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap
melalui data subjektif dan objektif dari semua sumber yang berkaitan dengan
Pemeriksaan penunjang.
1. Pengumpulan Data
1) Biodata / Identitas
59
2) Riwayat penyakit
tidur/istirahat.
sebelum sakit.
operasi.
1) Pemeriksaan umum
a. Kepala
bibir.
61
b. Leher
c. Abdomen
massa/tidak.
d. Kulit
e. Genitalia
f. Ekstremitas
kiri.
1) Pemeriksaan laboratorium
2) Perawatan luka
spesifik.
Data dasar :
Data subjektif : pasien belum bisa mobilisasi dini selama 2-3hari pasca
operasi SC.
Data objektif : tampak as jahitan, cepat lelah, sesak nafas, tekanan darah
Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman. Pada
tangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan
masalah.
dan protein.
lanjut.
efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan
atau sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau
dalam pelaksanaannya.
perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif.
Tanggal….jam….paraf
b. Vital sign
Respirasi : 16 – 24 x/ menit
dan berdiri..
66
dilakukan.
S : Subjektif
O : Objektif
fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostic yang dirumuskan dalam
A : Analisa
P : Penatalaksanaan
objektif berubah atau tidak tergantung. Data yang sudah ada selanjutnya
diberikan.
( KepMenKes RI No.938/menkes/SK/VII/2007 )
pelayanan. Bila hal tersebut dapat diwujutkan, maka angka kematian ibu
hipotermia.
69
Hasil:
Hasil:
persalinan.
c. Standar 15: Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
Peryataan standar:
70
dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar; penemuan dini,
berencana/penjarangan kelahiran
pasal 16).
jaman, dan kita memasuki era globaisasi, dimana akses informasi bagi
A. Tujuan Penelitian
pelayanan
B. Prinsip Penelitian
objek penelitian.
sebagai berikut:
penelitian?
1. Skarela/Voluntary
cacat mental, atau tidak sadar, maka harus mendapat ijin dari
3. Kerahasiaan
nama biak aspek hokum dan psikologis, secara langsung atau tidak
4. Privacy
pribadi dalam hal rasa hormat dan harga diri, aspek social budaya
pribadi.
5. Kelompok Rawan
lanjut, orang sakit berat, orang sakit mental, orang cacat yang tidak
2007).
melihat yang terjadi selanjutnya diluar dugaan oleh karena itu, bidan
selalu dituntut untuk berbuat yang terbaik untuk pasiennya sesuai kondisi
(IBI, 2008)
BAB III
METODE PENELITIAN
deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama
(Notoadmojo, 2010). Studi kasus yaitu suatu studi atau penelitian yang
digunakan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang
terdiri dari unit ganda yaitu nifas post SC dengan judul studi kasus asuhan
kebidanan nifas post sectio caesaria (SC) pada Ny. „M‟ umur 43 tahun
(Notoadmojo, 2010). Laporan karya tulis ilmiah ini disusun berdasarkan studi
studi kasus asuhan kebidanan nifas post sectio caesaria (SC) pada Ny. „M‟
pelaksanaan studi kasus (Notoadmojo, 2010). Subyek dalam studi kasus ini
Yogyakarta.
77
78
Waktu studi kasus merupakan rentang waktu yang digunakan penulis untuk
nifas post SC dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai dengan selesai.
digunakan untuk pengumpulan data (Notoadmojo, 2010). Pada ibu nifas post
1. Data Primer
a. Wawancara
b. Observasi
c. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
ujung kepala sampai ujung kaki. Pada kasus nifas post SC dengan
2) Palpasi
3) Auskultasi
tekanan darah.
80
4) Perkusi
patella.
2. Data Sekunder
2005).
a. Studi Dokumentasi
dokumentasi yang dapat berupa list pasien atau status pasien, dalam
hal ini berupa list pasien dan data dari rekam medik.
b. Studi Kepustakaan
G. Analisa Data
b. Buku tulis
a. Spygmomanometer
b. Stetoskop
c. Termometer
d. Hanscoend steril
f. Kom kecil
g. Bengkok
h. Pinset anatomi
i. Bethadine
3. Persiapan ruangan
f. Meja pasien
k. Kamar mandi
a. Buku tulis
b. Ballpoint
c. Buku
d. Askeb
BAB VI
A. PENGKAJIAN DATA
b. Keluhan utama
83
84
bayinya.
TBC sebelumnya.
penyakit HIV/AIDS
tidur.
riwayat kembar.
f. Riwayat perkawinan
g. Riwayat obstetric
1) Riwayat menstruasi
saat menstruasi.
h. Riwayat kontrasepsi
kembali.
1. Pola nutrisi
- Sebelum melahirkan
- Sesudah melahirkan
operasi.
2. Pola eliminasi
- Miksi
- Defekasi
- Sebelum melahirkan
- Sesudah melahirkan
89
- Sebelum melahirkan
ada keluhan.
- Sesudah melahirkan
selama dirawat.
a. Pemerikasaan umum
O
84 x/menit, RR 21 x/menit, suhu 36 C.
b. Pemeriksaan fisik
- Wajah
- Leher
pressure).
- Dada
91
- Abdomen
- Genetalia
- Tungkai
c. Pemeriksaan laboratorium.
09:25:07 WIB
anak 9-12
Tx 2,0 – 3,0
P:0,6-1,1
25 : 07 WIB
tubektomi.
93
lemah, dan ibu merasa kaki serta tungkai masih belum bisa
0
nadi 84 x/menit, RR : 21 x/menit dan suhu :36 C
vulva hygienis ibu post sc dilakukan pada sore hari saat ibu
hari.
oprasi SC.
kepada ibu.
bersedia.
berjalan.
Data Perkembangan I
S: Data subjektif
Ibu mengatakan nyeri pada luka bekas operasi, pusing, dan lemas.
Ibu dapat menggerakan kaki kekiri dan ke kanan tetapi belum bisa
bayinya dalam keadaan sehat dan ibu juga senang karena suami
O: Objektif
a. Pemerikasaan umum
O
C.
b. Pemeriksaan fisik
- wajah
- Leher
- Dada
97
- Abdomen
- Genetalia
- Tungkai
c. Pemeriksaan lain
260cc.
P: Penatalaksanaan
0
suhu :36 C
oprasi SC.
kepada ibu.
Tanda tangan
Wahyani
100
Data Perkembangan II
S: Data subjektif
Ibu mengatakan nyeri pada luka bekas operasi. Ibu dapat miring
kanan dan miring kiri. Ibu dapat beristirahat dengan baik dan ibu
makanan yaitu nasi, lauk sayur dan buah dengan porsi sedang. Ibu
sudah dapat menyususi bayinya dan ibu juga senang karena banyak
O: Objektif
a. Pemerikasaan umum
O
x/menit, suhu 36,6 C.
b. Pemeriksaan fisik
- Wajah
- Leher
- Dada
- Abdomen
- Genetalia
- Tungkai
- Pemeriksaan lain
560cc.
P: Penatalaksanaan
0
suhu :36,6 C
dengan berjalan.
Tanda tangan
Wahyani
104
S: Data subjektif
Ibu mengatakan sedikit nyeri pada luka bekas operasi. Ibu sudah
dapat duduk dari tempat tidur. Ibu dapat beristirahat dengan baik
memakan makanan yaitu nasi, lauk sayur dan buah secara teratur 3
dan tidak rewel sehingga ibu bisa beristirahat lebih lama. Ibu selalu
O: Objektif
a. Pemerikasaan umum
O
x/menit, suhu 36 C.
b. Pemeriksaan fisik
tidak rontok.
- Wajah
- Leher
- Dada
- Abdomen
- Genetalia
- Tungkai
c. Pemeriksaan lain
100cc.
P: Penatalaksanaan
0
mmhg, nadi 8 x/menit, RR : 21 x/menit dan suhu :36 C
melihat nyeri tekan dan hasilnya ibu merasa sedikit nyeri pada
WIB
bayinya.
Tanda tangan
Wahyani
108
Data Perkembangan IV
S: Data subjektif
dengan memakan makanan yaitu nasi, lauk, sayur dan buah secara
teratur serta mminum obat per oral dengan teratur. Ibu sudah dapat
bayi. Ibu berharap hari ini dapat pulang kerumah karena ibu sudah
O: Objektif
a. Pemerikasaan umum
O
x/menit, suhu 36,2 C.
b. Pemeriksaan fisik
tidak rontok.
- Wajah
- Leher
- Dada
- Abdomen
- Genetalia
- Tungkai
caesaria.
P: Penatalaksanaan
0
88x/menit, RR : 20 x/menit dan suhu :36,2 C. Perban pada
melihat nyeri tekan dan hasilnya ibu merasa sedikit nyeri pada
WIB.
letih.
Tanda tangan
Wahyani
B. PEMBAHASAN KASUS
Yogyakarta
Data subjektif adalah data yang diperoleh dari klien sebagai suatu
setelah operasi SC pasien akn merasa letih dan bingung, dan timbul
nyeri pada luka oprasi, badan lemas, kaki ibu belum isa digerakan dan
bayinya. Pada 7 jam post SC keluhan yang dirasakan ibu adalah nyeri
pada luka bekas operasi, pusing, lemas dan ibu cemas karena belum
rasakan adalah nyeri luka post SC, ibu sudah tidak lemas dan pusing
lagi, ibu sudah dapat miring kanan dan miring kiri. Pada hari kedua
post SC ibu mengeluh masih terasa sedikit nyeri dan ibu sudah dapat
bangun dan duduk ditempat tidur. Pada hari ketiga ibu sudah dapat
berdiri dan berjalan, dan ingin segera pulang karena ingin merawat
bayinya dirumah.
114
dari hari ke nol sampai hari ke tiga pasca operasi sectio caesaria.
antara teori dan kasus yang ada karena mobilisasi ibu meningkat pada
setiap hari.
Data objektif adalah data yang didapat melalui observasi dan dapat
tekanan darah didapatkan hasil 110 0 mmHg nadi 4 kali menit respirasi
sampai kaki pasien didapatkan hasil ibu dalam keadaan normal. Pada
Dri hasil pengkajian data objektif tidak ada kesenjangn antara teori
Pada analisi data ada beberapa teori yang harus diperhatikan yaitu,
dan juga data penunjang yang dapat menegakan diagnose pada kasus
bayi tidak bisa lahir dengan persalinan pervaginam dengan syarat berat
peregangan. Mobilisasi dini segera tahap demi tahap sangat berguna untuk
(Setyowati, 2012).
4 kali, belum pernah abortus, memiliki 4 anak hidup, serta anak yang
fisik ibu dalam keadaan umum yang stabil dan mobilisasi yang
4. Pembahasan penatalaksanaan
labolatorium.
tanda vital pada setiap 2 jam dan selanjutnya setiap 4 jam hari pertama
dan pada hari kedua sampi ke lima setiap 8 jam bila tidak ada
lemah, dan ibu merasa kaki serta tungkai masih belum bisa
0
nadi 84 x/menit, RR : 21 x/menit dan suhu :36 C
oprasi SC.
kepada ibu.
119
bersedia.
berjalan.
keadaan stabil, kesadaran lemah, tanda vital dalam batas normal, kaki
belum bisa digerakan. Pada 07 jam post Sc didapatkan ibu sudah mulai
sadar sepenuhnya, tanda vital dalam bata normal dan kaki, tungkai dan
jari-jari kaki dapat digerakan. Pada hari pertama ibu dalam kesadaran
batas normal dan mobilisasi suda dapat miring kanan dan miring kiri
serta asupan gizi yang baik. Pada hari ketiga pertama ibu dalam
dalam batas normal dan mobilisasi suda dapat miring kanan dan miring
kiri serta asupan gizi yang baik dan teratur. Pada hari ketiga kesadaran
dan keadaan umum ibu dalam keadaan yang stabil dan ibu sudah dapat
duduk ditempat tidur. Pada hari keempat kesadaran dan keadaan umum
ibu dalam keadaan yang stabil dan ibu sudah dapat berjalan.
121
sakit ditunjang dengan teori yang ada mengenai masa puasa pasien pre
operasi SC yang tercantum dalam SOP dan teori (Kasdu, 2003) yang
penurunan kejadian infeksi pada ibu dan bayi baru lahir, penurunan
nifas normal dan ibu nifas abnormal yang meliputi retensio plasenta,
PENUTUP
A. Kesimpulan
kebidanan pada ibu nifas post sectio caesaria (sc) dengan tubektomi
Dalam kasus Ibu Nifas Post Sectio Caesaria pada Ny. M Umur 43
kesadaran ibu yang menurun drastis serta mobilisasi ibu yang tidak tidak
semakin membaik.
dalam batas normal, kesadaran ibu dalam yang stabil, dan mobilisasi ibu
yang membaik dari hari ke nol sampai hari keempat yaitu pada hari ke nol
ibu baru bisa menggerkan kaki, tungkai serta jari-jari kaki, pada hari
pertama ibu sudah dapat miring kanan dan miring kiri. Pada hari ke dua
ibu sudah dapat duduk. Pada hari keempat ibu sudah dapat berjalan.
ditunjang dengan teori yang ada mengenai masa puasa pasien pre operasi
SC yang tercantum dalam SOP dan teori (Kasdu, 2003) yang berisi masa
puasa pasian pre operasi Sc yaitu minimal 6 jam sedangkan dalam kasus
± 4 jam.
adalah terjalinnya kerja sama yang baik antara penulis, klien, keluarga dan
tim kesehatan yang lain, factor yang menghambat adalah keterbatasan
B. Saran
1. Bagi pasien
agar proses penyembuhan sapat berjalan dengan baik serta ibu harus
menjaga personal hygiene ibu terutama pada daerah luka post SC agar
tidak terjadi infeksi, bila ibu merasa ada keluhan segera datang
2. Bagi bidan
Jakarta.
Helen & Hell, 2012, Midwifery Essential – Postnatal, Volume 4, EGC, Jakarta.
Kasdu. D., 2003, Operasi Caesar ; Masalah dan Solusinya, Cetakan Pertama,
Manuaba, Ida Bagus Gde, 2010. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Medforth. J & dkk, 2012, Kebidanan Oxford : dari Bidan Untuk Bidan, EGC,
Jakarta.
Moctar, R., 2013, Sinopsis Obstetri Edisi 3, Cetakan Pertama, EGC, Jakarta.
Moctar, R., 2013, Sinopsis Obstetri Edisi 3, Cetakan Pertama, EGC, Jakarta.
Luka dan Lama Hari Rawat Pada Pasien Post Pembedahan Sectio
Saleha, S., 2009, Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas, Slaemba Medika, Jakarta.
Dini pada Ibu Nifas Post Sectio Caesaria (Di Ruang Merpati RSUD Dr.
Sulistyawati Ari, 2009, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas, Penerbit
Andi, Yogyakarta.
Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, Volume 2,EGC, Jakarta.
Winkjosastro, H., 2006, Ilmu Bedah Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta