Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH LATIHAN DUMBBEEL DAN LATIHAN BEBAN KARET TERHADAP

KEMAMPUAN PUKULAN SMASH DALAM PERMAINAN BULU TANGKIS

PADA BKMF BULU TANGKIS FIK UNM

A. WE UNGA CANI

1732041032

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN 2020

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar belakang ...................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .............................................................................................5
C. Tujuan Penelitian ..............................................................................................5
D. Manfaat penelitian .............................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................7

A. Kajian Pustaka ...................................................................................................7


1. Pengaruh ......................................................................................................7
2. Latihan .......................................................................................................8
3. Latihan dumbbell.........................................................................................9
4. Latihan beban karet ………………………………………………………10
5. Pukulan smash ……………………………………………………………11

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................17

A. variabel dan desain penelitian......................................................................17


B. Defenisi operasional variabel penelitian …………………………………...17
C. Populasi dan sampel …………………………………………………………18
D. Teknik pengumpulan data …………………………………………………..19
E. Teknik analisis data ………………………………………………………….21

DAFTAR PUSTAKA

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pengaruh latihan dumbbell dan latihan beban karet terhadap

kemampuan pukulan smash dalam permainan bulutangkis pada

BKMF FIK UNM.

Nama : A. We Unga Cani

NIM : 1732041032

Program Studi : Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui:

Ketua Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Fakultas Imu Keolahragaan

NIP.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bulutangkis adalah olahraga yang dapat dikatakan olahraga yang terkenal atau

memasyarat. Olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur, berbagai tingkat

keterampilan dan pria maupun wanita memaikan olahraga bulutangkis ini.

Bulutangkis dapat di mainkan di dalam atau di luar ruangan guna untuk rekreasi atau

sebagai ajang persaingan. Lapangan bulutangkis dibagi menjadi dua sama besar dan

dipisahkan oleh net yang ditanam di pinggir lapangan. Alat yang dipergunakan adalah

sebuah raket sebagai alat pemukul serta shutlecock sebagai bola yang dipukul.

Bulutangkis adalah suatu permainan yang tidak dipantulkan dan harus dimainkan

di udarah sehingga permainan ini merupakan permainan cepat yang membutuhkan

gerak reflek yang baik dan tingkat kebugaran yang tinggi. Pemain bulutangkis juga

dapat mengambil keuntungan dari permainan ini dari segi sosial, hiburan dan mental

(Tony Grice, 2007).

Tujuan semula bermain bulutangkis adalah rekreasi dan mencari keringat. Tetapi

setelah mendalami dan mengadakan pertandingan pada cabang olahraga ini maka

tujuan itu tidak saja untuk rekreasi dan mengeluarkan keringat saja, melainkan untuk

meningkatkan prestasi serta mengharumkan nama nama bangsa dan negara.

Permainan bulutangkis merupakan permainan yang membutuhkan kemampuan fisik

yang baik, kemampuan teknik dan mental bertanding yang baik. Permainan ini

bertujuan untuk mencetak poin dan mencegah lawan untuk mencetak poin. Mencetak

poin dalam permainan bulutangkis tidak dapat dipisahkan dengan kemampuan pemain

1
dalam penguasaan teknik permainan bulutangkis. Kemampuan pemain sangat

dipengaruhi oleh pengusaan teknik, fisik, dan mental. (Kurniawan Tritiana, 2015)

Untuk menjadi pemain bulutangkis yang baik dan berprestasi dituntut menguasai

teknik dasar bulutangkis. “ teknik dasar bulutangkis adalah penguasan pokok yang

harus di kuasai oleh setiap pemain dalam bermain bulutangkis” (Tohar, 1992).

Teknik dasar bulutangkis merupakan penguasaan pokok yang harus di kuasai oleh

tiap pemain bulutangkis dalam melakukan kegiatan bermain bulutangkis. Pengusaan

teknik dasar tersebut mencakup: cara memegang raket, gerakan pergelangan tangan,

gerakan melangkahkan kaki dan pemusatan pikiran atau konsentrasi.

Secara umum keempat teknik tersebut harus dikuasai dengan baik agar dapat

bermain bulutangkis secara benar. Setelah penguasaan teknik dasar tersebut dikuasai

seperti pegangan raket yang sesuai, langkah kaki lincah, menerima shutlecock dengan

baik dan memukul shutlecock terarah. Setelahnya pemain harus teknik pukulan yaitu

cara-cara melakukan pukulan dalam bulutangkis dengan tujuan menerbangankan

shutlecock ke bidang lapangan pihak lawan Tohar (1992). Teknik pukulan meliputi

pukulan servis, lob, drop drive dan smash.

Pukulan smash adalah pukulan yang keras dan tajam kebawah mengarah ke

bidang lapangan lawan. Pukulan smash berfungsi sebagai perusak pertahanan lawan

serta serana untuk mengumpulkan angka. Ada lima macam pukulan smash

bulutangkis, yaitu pukulan smash penuh, potong, melingkar, flick dan backhand

smash. Satu diantara lima macam pukulan smsah tersebut adalah pukulan smash yang

dilakukan dengan daun raket sepenuhnya (Tohar, 1992). Untuk memperdalam

pukulan smash penuh perluh latihan khusus terhadap pukulan tersebut.

Yang utama dalam mempelajari pukulan smash penuh adalah memberikan

kesempatan yang banyak kepada pemain untuk melakukan pukulan ini. Pertama-tama

2
seorang pemain memberi umpan dan pemain lain melakukan pukulan smash

kemudian pukulan tersebut dirangkai dengan pukulan yang lain sehingga menjadi

pukulan pola pukulan. (Tohar, 1992).

Dengan kelentukan yang baik seorang pemain akan dapat menggerakan

pergelangan tangan dengan lebih lincah. Kelentukan atau fleksibilitas adalah

kemampuan gerak dalam ruang gerak sendi yang seluas-luasnya. Ruang gerak sendi

pada setiap tubuh tergantung pada struktur sendi, elastistas otot, tendo, dan ligmen.

Latihan kelentukan atau fleksibilitas dapat mengurangi resiko cedera dengan

meningkatkan jangkauan gerak sendi. Dengan demikian kelentukan sangat berat

perannya dalam menentukan kualitas pukulan kecepatan smash dalam bermain

bulutangkis. Kelentukan pergelengan tangan akan memberikan kemampuan kepada

pemain untuk melakukan pukulan dengan gerakan teknik yang benar, pukulan yang

tepat, arah bola yang tepat, dan mampu memukul bola dengan cepat dan keras.

(Imanudddin, I, 2008).

Latihan dumbbell merupakan salah satu variasi dari latihan beban yang memiliki

tujuan untuk meningkatkan kekuatan otot lengan dan bahu, terutama otot biceps.

Latihan menggunakan alat yang merupakan dumbbell. (Wulandari, 2012).

Hampir setiap orang, tanpa memandang usia, menghargai kemampuan fisik untuk

berfungsi secara mandiri selama aktifitas kehidupan sehari-hari. Kesehatan seseorang

biasanya mencari atau dirujuk untuk layanan fisikoterapi karena dari gangguan fisik

yang terkait dengan gangguan fisik yang terkait dengan gangguan gerak disebabkan

oleh cedera, penyakit, atau kondisi yang berhubungan dengan kesehatan yang

membatasi kemampuan mereka untuk berpartisipasi dalam sejumlah kegiatan yang

perluh atau penting bagi mereka. Layanan fisioterpi mungkin juga dicari oleh individu

yang tidak memiliki gangguan atau defisit fungsional tetapi yang ingin meningkatkan

3
tingkat keseluruhan kebugaran dan kuliatas hidup atau mengurangi risiko cedera atau

penyakit. (Colby, 2013).

Power adalah kekuatan otot yang bekerja dalam waktu singkat. Menurut

(Sudewa, 2015). Power adalah kemampuan otot untuk mengeluarkan kekuatan

maksimal dalam waktu yang amat singkat. Rumus yang digunakan untuk power

adalah: power atau gaya daya ledak otot = kerja atau waktu = kekuatan x jarak

tempuh.

Kekuatan adalah istilah luas yang mengacu pada kemampuan jaringan kontraktil

untuk menghasilkan ketegangan dan gaya resultan berdasarkan permintaan pada suatu

lokasi otot. Lebih khusus, kekuatan otot adalah kekuatan terbesar yang dapat

diberikan oleh kelompok otot atau otot untuk melawan suatu tahanan. Kekuatan

fungsional berkaitan dengan kemampuan sistem neuromuskuler untuk menghasilkan,

mengurangi, atau mengontrol kekuatan otot tidak hanya dapat berkontribusi dalam

aktifitas fungsional utama bahkan kegiatan yang paling dasar dari kehidupan sehari-

hari (Cobly, 2013).

Kecepatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk menjawab

rangsangan dalam waktu secepat dan sesingkat mungkin (Shadiqin, 2011). Untuk

menghasilkan kecepatan dengan baik dibutuhkan latihan-latihan yang mendukkung

latihan fisik tersebut yang diberikan kepada altet setelah memiliki komponen

kekuatan. Latihan yang bisa meningkatkan daya ledak otot lengan salah satunya

adalah latihan dumbbell dan beban karet.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti efektifitas

latihan beban yang menggunakan dumbbell dan beban karet, karena dumbbell atau

beban karet merupakan beban yang praktis dan aman untuk meningkatkan kekuatan,

daya ledak, dan daya tahan otot terutama bagi pemula atau atlet muda. Untuk itu,

4
peneliti mengangkat judul “Pengaruh latihan Bumbbell & Beban karet Terhadap

Kemampuan Pukulan Smash Dalam Permainan Bulu Tangkis Pada BKMF Bulu

Tangkis FIK UNM”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengaruh latihan dumbbell terhadap kemampuan pukulan smash

dalam permainan bulu tangkis pada BKMF Bulu Tangkis FIK UNM?

2. Apakah pengaruh latihan beban karet terhadap kemampuan pukulan smash

dalam permainan bulu tangkis pada BKMF Bulu Tangkis FIK UNM?

3. Manakah yang lebih baik latihan dumbbell atau latihan beban karet terhadap

kemampuan pukulan smash dalam permainan bulu tangkis pada BKMF Bulu

Tangkis FIK UNM?

C. Tujuan penelitian

Untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan dumbbell beban dan latihan beban

karet terhadap daya ledak otot lengan pemain bulu tangkis pada BKMF FIK UNM.

5
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan atau

pun

mengembangkan lebih lanjut sehingga dapat bermanfaat bagi kita khususnya

mahasiswa yang dalam kategori kurangnya daya ledak otot lengan. Bagi peneliti

sendiri, peneliti ini sangat bermanfaat dalam menambah pengalaman dan

pengetahuan peneliti.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapakan dapat informasi tentang pengaruh latihan

mengangkat dumbbell dan beban karet terhadap peningkatan daya ledak otot

lengan pemain bulutangkis pada BKMF Bulutangkis FIK UNM. Informasi tersebut

dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.

BAB II
6
TINJAUAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

1. Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849), “Pengaruh adalah daya

yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak,

kepercayaan atau perbuatan seseorang.” Sementara itu, Surakhmad (1982:7)

menyatakan bahwa  pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda atau

orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa

yang ada di sekelilingnya. Jadi, dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik

itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada di alam  sehingga

mempengaruhi apa-apa yang ada di sekitarnya.

Pengaruh adalah “daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang

ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang” (Depdikbud,

2001:845).

WJS.Poerwardaminta berpendapat bahwa pengaruh adalah daya yang ada atau

timbul dari sesuatu, baik orang maupun benda dan sebagainya yang berkuasa atau

yang berkekuatan dan berpengaruh terhadap orang lain (Poerwardaminta:731).

Menurut Hugiono dan Poerwantana “pengaruh merupakan dorongan atau

bujukan dan bersifat membentuk atau merupakan suatu efek”, sedangkan menurut

Badudu dan Zain “Pengaruh adalah daya yang menyebabkan sesuatu terjadi, sesuatu

yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain dan tunduk atau mengikuti

karena kuasa atau kekuasaan orang lain”. Sedangkan Louis Gottschalk mendefinisikan

7
pengaruh sebagai suatu efek yang tegardan membentuk terhadap pikiran dan prilaku

manusia baik sendiri-sendiri maupun kolektif.

Bila ditinjau dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh

adalah sebagai suatu daya yang ada atau timbul dari suatu hal yang memiliki akibat

atau hasil dan dampak yang ada.

2. Latihan

Latihan adalah proses untuk pengembangan penampilan olahraga yang kompleks

dengan memakai isi latihan, metode latihan, tindakan organisasional yang sesuai

dengan tujuan (Nossek, 1982:3)

Latihan adalah aktifitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama,

ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi

psikologi dan fisiologis manusia untuk mencapai sasaran yang ditentukan (Bompa,

1994:4)

Menerangkan bahwa pada prinsipnya latihan merupakan suatu proses perubahan

ke arah yang lebih baik, yaitu untuk meningkatkan kualitas fisik kemampuan

fungsional peralatan tubuh dan kualitas psikis anak latih ( Sukadiyanto, 2005:1)

Bahwa latihan juga bisa dikatakan sebagai sesuatu proses berlatih yang sistematik

yang dilakukan secara berulang-ulang yang kian hari jumlah beban latihannya kian

bertambah (Harsono, 1988:102)

Berdasarkan pendapat berbagai pakar prinsip latihan yang dapat di jadikan

pegangan pelatih antara lain (Rubianto Hadi 2007:57) : 1) Prinsip individualisasi, 2)

Prinsip variasi latihan, 3) Prinsip pedagogig, 4) Prinsip keterlibatan aktif, 5) Prinsip

recovery, 6) Prinsip pulih asal, 7) Prinsip pemanasan, 8) Prinsip pendinginan.

Proses latihan merupakan sebuah proses yang tidak terhindarkan untuk menganut

hukum tertentu secara empiric dan keilmuan yang telah terbukti dan teruji secara jelas

8
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu hasil latihan tidak

selalu positif dan optimal bila pembebanan tidak dilakukan dengan kaidah hukum dan

prinsip latihan yang benar (Ria Lumintuarso, 2006) dalam (Rubianto Hadi, 2007:53).

Tujuan latihan adalah untuk membantu seorang atlet atau satu tim olahraga dalam

meningkatkan ketrampilan atau prestasinya semaksimal mungkin dengan

mempertimbangkan berbagai aspek latihan yang harus diperhatikan, meliputi latihan

fisik, teknik, taktik dan latihan mental. Berbagai informasi atau ilmu pengetahuan

harus diketahui dan dipelajari oleh setiap pelatih maupun atletnya.Banyak hal yang

harus diperhatikan oleh seorang pelatih jika ingin menjadikan atletnya mencapai

prestasi yang diharapkan.Pelatih juga harus tahu tentang prinsip-prinsip latihan serta

bagaimana melaksanakannya sesuai teori dan metedologi pelatihan (Rubianto Hadi,

2007:55).

3. Latihan Dumbbell

Latihan dumbbell merupakan salah satu variasi dari latihan beban yang memiliki

tujuan untuk meningkatkan kekuatan otot lengan dan bahu, terutama otot biceps.

Latihan menggunakan alat yang merupakan dumbbell. (Wulandari, 2012).

Hampir setiap orang, tanpa memandang usia, menghargai kemampuan fisik untuk

berfungsi secara mandiri selama aktifitas kehidupan sehari-hari. Kesehatan seseorang

biasanya mencari atau dirujuk untuk layanan fisikoterapi karena dari gangguan fisik

yang terkait dengan gangguan fisik yang terkait dengan gangguan gerak disebabkan

oleh cedera, penyakit, atau kondisi yang berhubungan dengan kesehatan yang

membatasi kemampuan mereka untuk berpartisipasi dalam sejumlah kegiatan yang

perluh atau penting bagi mereka. Layanan fisioterpi mungkin juga dicari oleh individu

yang tidak memiliki gangguan atau defisit fungsional tetapi yang ingin meningkatkan

9
tingkat keseluruhan kebugaran dan kuliatas hidup atau mengurangi risiko cedera atau

penyakit. (Colby, 2013).

Manfaat latihan dumbbell dapat digunakan pada seluruh otot alat fitnes biasanya

memiliki cara tertuntu untuk melakukannya dan biasanya hanya dilakukan dengan

beberapa gerakan saja dan otot yang di bentuknya pun dibagian tertentu saja, yang

sesuai dengan tujuan alat itu dibuat. Untuk dumbbell itu sendiri lebih fleksiabel dan

hampir bisa digunakan dalam pembentukan setiap otot, bisa digunakan dari

pembentukan otot bagian atas hingga otot bagian bawah.

Manfaat latihan dumbbell juga dapat melatih keseibangan otot, latihan dengan

menggunakan dumbbell bisa digunakan dalam pembentukan setiap otot, jika setiap

otot tubuh terlatih, maka keseimbangan otot akan terbentuk dengan baik, makanya

dengan melakukan latihan dumbbell ini membantu dalam setiap program

pembentukan otot.

Manfaat latihan dumbbell banyak variasi gerakannya, misalnya ingin membentuk

bagian lengan, maka banyak varian gerakan untuk di aplikasikan, sehingga banyak

otot di bagian lengan yang terlatih, contohnya gerakan yang bisa dilakukan dengan

menggunakan dumbbell ini seperti bicep curl, hemmer curl dan masih banyak gerakan

lainnya, kurang lebih sekitar 30 gerakan fitnes dari atas hingga bawah.

4. Latihan Beban Karet

Latihan beban weight training apa bila dilakukan dengan benar akan

memperbaiki latihan fisik, kukatan kecepatan, power, daya tahan otot yakni faktor

yang sangat penting yang dimiliki oleh seorang atlet. Latihan beban harus cukup

10
memberikan tekanan terhadap tubuh atlet, bila beban latihan tidak cukup memberikan

tekanan bagi organ tubuh, maka akan terjadi perubahan dalam organ tubuh.

Latihan beban karet adalah suatu bentuk latihan yang menggunakan karet sebagai

bahan latihan, tujuannya untuk mengembangkan kekuatan otot. Dalam pelaksanaan

latihan beban karet ini, salah satu ujung karet diikatkan pada sebuah tiang yang tidak

goyang atau kuat, dan ujung karet dipegang kemudian ditarik sekuat mungkin secara

maju dan mundur. Pada pelaksanaan latihan beban karet, menggunakan karey dengan

panjang 1 m dengan ketebalan 5 cm. Untuk mengembangankan kontraksi otot secara

maksimal, maka salah satu bentuk latihan yang dapat digunakan adalah latihan beban

karet. Telah ditemukan sebelumnya latihan-latihan yang cocok untuk

memperkembangkan kekuatan adalah latihan-latihan tahanan, dimana kita seharusnya

mengangkat, mendorong, atau menarik suatu beban.

Dengan demikian latihan berbeban karet merupakan latihan yang dapat

meningkatkan kualitas serebut otot.

5. Pukulan smash dalam permaina bulu tangkis

Gerakan awal untuk pukulan smash hampir sama dengan pukulan lob, perbedaan

utama adalah pada saat akan impact, yaitu pada pukulan lob shuttlecock diarahkan

keatas, sedangkan pada pukulan smash shuttlecock diarahkan tajam curam ke bawah

mengarah kebidang lapangan pihak lawan. Pukulan ini dapat dilaksanakan dengan

secara tepat apabila penerbangan shuttlecock di depan atas kepala dan diarahkan

dengan ditukikkan serta diterjunkan ke bawah. Pukulan drive atau mendarat.

Pukulan drive adalah pukulan yang dilakukan dengan menerbangkan shuttlecock

secara mendarat. Ketinggiannya menyusul diatas net dan penerbangannya sejajar

dengan lantai (Tohar, 2005: 65).

1) Jenis-jenis pukulan smash Bulutangkis

11
Dalam permainan bulutangkis kecakapan seseoarang turut mempengaruhi pola

permainan, perubahan gerakan yang secepat mungkin dapat berguna untuk

mengecoh prediksi lawan sehingga tidak dapat mengantisipasi pengembalian

shuttlecock. Pukulan smash dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1) Pukulan smash penuh

Pukulan smash penuh adalah melakukan pukulan smash dengan mengayunkan

pukulan-pukulan raket yang perkenaanya tegak lurus antara daun raket dengan

datangnya shutlecock sehingga pukulan itu dilakukan dengan tenaga penuh.

Ketepatan sasaran dalam pukulan ini harus diperhitungkan dengan sebagaimana

mungkin agar menyulitkan gerakan pengambilan smash. Penempatan shuttlecock

yang jauh dari posisi lawan memang merupakan titik sasaran yang tepat, tapi itu

bukan merupakan satu-satunya cara yang digunakan. Kesulitan mekanika gerak

lawan yang lebih condong untuk mematikan pemainan (Tohar, 2005, 60).

Gambar 1. Gerakan melakukan pukulan smash penuh

2) Pukulan smash dipotong

12
Pukulan smash dipotong adalah melakukan pukulan smash pada saat impact atau

perkenaannya antara ayunan raket dan penerbangan shuttlecock dilakukan

dengancara dipotong atau diiris dengan kecepatan jalannya shuttlecock agar kurang

cepat tetapi daya luncur shuttlecock tajam (Tohar, 2005, 60). Pendapat lain

menyatakan, pukulan smash potong dilakukan dengan cara memotong (slice)

terhadap shuttlecock menurut sudut miring pada permukaan raket. Semakin kecil

permukaan raket yang dibentuk shuttlecock semakin berkurang kecepatan

shuttlecock itu. Oleh sebab itu , menggunakan sepenuhnya ayunan yang sangat cepat

menurut pola pukulan smash yang biasa akan menghasilkan pukulan yang lebih

lambat dari biasa (M.L.Johnson, 1990: 134).

13
Gambar 2. Gerakan melakukan pukulan smash potong

3) Pukulan smash melingkar

Pukulan smash melingkar adalah melakukan gerakan dengan mengayunkan

tangan yang memegang rekat kemudian dilingkarkan melewati atas kepala

dilanjutkan dengan mengarahkan pergelangan shuttlecock mengarahkan ke seberang

lapangan lawan (Tohar, 2005, 63). Perluh diingat bahwa dalam pukulan smash

melingkar ini dibutuhkan kelentukan dan koordinasi gerak badan serta sangat

membutuhkan keterampilan gerakan pergelengan tangan untuk mengantisipasi

ketepatan pukulan, menjaga keseimbangan badan dalam meraih pengambalian

shuttlecock, dan gerakan lanjutan untuk menjaga agar tetap berdiri tegak serta tidak

goyah untuk menerima pengembalian shuttlecock dari lawan.

14
Gambar 3. Gerakan melakukan pukulan smash Melingkar

4) Pukulan smash cambukan (Flicsk smash)

Cara pukulan ini adalah dengan mengaktifkan pergelangan tangan untuk

melakukan cambukan dengan cara ditekan kebawah. Kelajuan penerbangan

shuttlecock dari hasil pukulan ini tidak cepat kecuraman penerbangan shuttlecock

inilah yang diharaapkan (Tohar, 2005, 63). Pada jenis pukulan smash ini paling

sedikit mengeluarkan tanaga dibandingkan jenis pukulan smash yang lain. Gerakan

pukulan ini tepat sekali untuk gerakan menipu lawan dengan koordinasi yang tepat

apalagi bila ditambah dengan gerakan jumping, maka hasil pukulan akan lebih

curam dan lebih mudah untuk penempatan shuttlecock.

Gambar 4. Gerakan

melakukan smash Cambukan

15
5) Pukulan Backhand Smash

Pukulan backhand smash adalah melakukan pukulan smash dengan menggunakan

daun raket bagian belakang sebagai alat pemukul. Sedang biasanya yang digunakan

untuk memukul adalah daun raket bagian depan yang disebut dengan pukulan

forehand. Pada saat memukul smash dengan cara backhand ini posisi badan

membelakangi net. Pukulan smash yang dilakukan terutama mengutamakan gerakan

cambukan pergelangan tangan yang diarahkan atau digerakkan menukik kebelakang

(Tohar, 2005, 64).

Gambar 5. Gerakan melakukan pukulan Backhand Smash

Dari uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pukulan smash

merupakan pukulan yang banyak digunakan untuk mematikan permainan lawan.

Teknik pukulan smash ini secara berharap setiap pemain harus menguasainya

dengan sempurna melalui serangkaian latihan yang sistematis dan dengan

berpedoman pada prinsip-prinsip latihan, karena hal ini sangat besar manfaatnya

untuk meningkatkan kualitas permainan.

16
BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitia adalah ilmu tentang metode-metode yang akan digunakan dalam
melakukan suatu penelitian, sebagai ilmu yang mempelajari metode-metode untuk
melakukan penelitian, ruang lingkup pembahasannya meliputi metode penelitian,
metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data, metode penyajian data, dan
metode analisis data (Abdurrahmat Fathoni, 2006:98).
Metode penelitian data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitian. Metode diperlukan dalam melaksanakan suatu
penelitian. Metode penelitian memberikan garis-garis yang cermat dan mengajukan
syarat-syarat yang benar, maksudnya untuk menjaga agar memperoleh hasil yang
sesuai dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah (Suharsimi Arikunto,
2006:160).
A. variabel dan desain penelitian
1. Variabel penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu
penelitian (Suharmi Arikunto, 2006:118). Variabel dalam penelitian ini terdiri
atas dua jenis yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
a. Variabel bebas
 Latihan dumbell (X1)
 Latihan beban karet (X2)

17
b. Variabel terikat
 Kemampuan pukulan smash
2. Desain penelitian
Desain atau pola yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
subjek desing, dengan pengertian “Matched subjek design”, yaitu eksperimen
yang menggunakan dua kelompok yang sudah disamakan adalah satu variabel
atau lebih yang telah diketahui pengaruh terhadap hasil eksperimen yaitu
variabel diluar atau faktor yaang dieksperimenkan. Tujuan pengumpulan data
adalah untuk menguji dan buka mutlak membuktikan kebenaran atau ketidak
benaran suatu hipotensi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode ekspiremen.
Metode eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab
akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh
peneliti dengan mengimplementasikan atau mengurangi faktor-faktor lain yang
mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat
akibat suatu perlakuan.
B. Defenisi operasional variabel penelitian
Variabel-variabel penelitian yang perlu didefinisikan secara operasional adalah
meluputi :
1. latihan dumbbell
Latihan dumbbell merupakan salah satu variasi dari latihan beban yang
memiliki tujuan untuk meningkatkan kekuatan otot lengan dan bahu,
terutama otot biceps. Latihan menggunakan alat yang merupakan
dumbbell.
2. Latihan beban karet
Latihan beban weight training apa bila dilakukan dengan benar akan
memperbaiki latihan fisik, kukatan kecepatan, power, daya tahan otot
faktor yang sangat penting yang dimiliki oleh seorang atlet. Latihan
beban harus cukup memberikan tekanan terhadap tubuh atlet, bila
beban latihan tidak cukup memberikan tekanan bagi organ tubuh, maka
akan terjadi perubahan dalam organ tubuh.
3. Kemampuan pukulan smash

18
Pukulan smash adalah melakukan pukulan smash dengan
mengayunkan pukulan-pukulan raket yang perkenaanya tegak lurus
antara daun raket dengan datangnya shutlecock sehingga pukulan itu
dilakukan dengan tenaga penuh. Ketepatan sasaran dalam pukulan ini
harus diperhitungkan dengan sebagaimana mungkin agar menyulitkan
gerakan pengambilan smash.
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhsn individu yang akan dijadikan objek dalam
suatau penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah anggota BKMF Bulutangkis FIK UNM.

2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan sample
Rendom smapling. Smple Rendom Sampling merupakan pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
D. Teknik pengumpulan data
Untuk pemperoleh data empirik sebagai bahan untuk menguji kebenaran
hipotesis, maka dilakukan pengumpulan data berdasarkan variabel-variabel
yang terlibat.
Data yang perlu dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi; data latihan
beban dumbble dan latihan beban kater serta kemampuaan pukulan smash
dalam permainan bulutangkis.
1. Latihan dumbble
a. Tujuan : untuk meningkatkan kekuatan otot lengan
b. Alat dan fasilitas
 Dumbble
 Stopwatch
 Formulir tes
 Alat tulis menulis
c. Pelaksanaan

19
 Peserta tes berdiri
 Kemudian pesetra tes mulai memegang dumbble
 Gerakkan lengan ke atas untuk mengangkat dan
kebawah menurunkan dumbble
 Tarik nafas untuk menaikkan beban dan hembuskan
untuk menurunkan beban
 Kesempatan diberikan 3 kali
 Yang dicatata adalah berapa lama kemampuan peserta
tes

2. Latihan beban karet

a. Tujuan : memperbaiki latihan fisik, kukatan kecepatan, power,

daya tahan otot faktor yang sangat penting yang dimiliki oleh

seorang pemain.

b. Alat dan perlengkapan

 Karet

 Formulir tes

 Alat tulis

c. Pelakasanaanya

 Peserta tes berdiri kemudian menginjak karet tersebut

 Kemudian peserta tes menarik karet keatas dan

kebawah

 Yang akan dicatat adalah berapa lama peserta tes

bertahan lama melakukan tes tersebut

3. Kemampuan pukulan smash

20
a. Tujuan : pukulan ini adalah untuk mematikan suttlecock
secepat-cepatnya.
b. Alat dan perlengkapan
 Lapangan
 Raket
 Shuttlecock
 Formulir tes
c. Pelaksanaannya
 Peserta tes berdiri dilapangan dengan memegang raket
 Peserta tes kemudian melakukan smash yang telah
diberikan kepada peneliti
 Cock harus melewati atas net dan cock harus jatuh pada
bidang sasaran yang dituju dengan kekuatan yang
maksimal

E. Teknik analisis data

Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini akan diuji berdasarkan data
empirik yang diperoleh di lapangan. Data yang terkumpul tersebut selanjutnya
akan dianalisis dengan menggunakan teknik statistik yang sesuai jenis statistik
yang digunakan dalam penelitian, meliputi statistik deskripsi untuk mendapatkan
gambaran umum data penelitian seperti nilai rata-rata, standar deviasi, varians,
data maksimal, dan data minimal.
Seluruh rangkaian analisis data statistik yang digunakan dalam penelitian
adalah menggunakan program pengolahan data penelitian yang paten, yaitu
program SPSS.

21
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan Tristiana, (2015). Hubungan antara Fleksibilitas Pergelangan Tangan dan

Power Otot Lengan dengan Kecepatan Smash dalam Olahraga Bulu Tangkis.

Universitas Pendidikan Indonesia.

Tony Grice. (1999). Bulutangkis. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Tohar, 1992. Olahraga Pilihan Bulutangkis. Semarang: UPT MKK UNNES. Jurnal Online

http://lib.unnes.ac.id/150/1/6114.pdf.

Imanudin, Iman. (2008). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung : Universitas Pendidikan

Indonesia

Surakhmad, Winarno. (1982). Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, Dasar dan Teknik

Metodologi Pengajaran. Bandung: Tarsito.

Nossek, J. 1982. General Teori Of Training, (Terjemahan M. Furqon H). Surakarta: Sebelas Maret

University Perss.

Abdurrahmat, Fathoni. 2006. Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta:

PT Rineka Cipta.

22
Sukandarrumidi. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif (Petunjuk Praktis untuk Peneliti

Pemula). Yogyakarta: UGM Pres

23

Anda mungkin juga menyukai