Dinamika Ketersediaan Beras Sebuah Studi
Dinamika Ketersediaan Beras Sebuah Studi
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 2, Juni 2016 Halaman 242-249 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545
ABSTRACT
The availability of rice have an impact on the stability of the economic, social, and security
of a region, further rice as a staple food has a strategic position. Therefore, it needs to be managed
properly to ensure their availability in order to maintain the regional stability. This paper aims to
investigate the leverage point in rice production model, where the leverage point will serve as the
basis for the availability of rice policies model development which will support food security
protocols. System dynamics approach is used in this study, while Kalimantan Selatan is selected as
case study. As the result, productivity and land management became a major leverage point in order
to escalate rice production in Kalimantan Selatan.
komprehensif terkait penjaminan ketersediaan Pendekatan ini telah banyak dilakukan untuk
bahan pangan pokok di Indonesia. menggambarkan sistem produksi beras,
Penelitian ini bertujuan untuk diantaranya dilakukan oleh Somantri dan
mendapatkan variabel penting yang berperan Thahir (2007) dalam melakukan proyeksi
sebagai variable daya ungkit yang dapat ketersediaan beras di Merauke, Kumar dan
digunakan sebagai variabel dasar Nigmatullin (2011) mempelajari perilaku dan
pengembangan model kebijakan ketersediaan hubungan dalam struktur rantai pasok bahan
beras berkelanjutan dalam kerangka menjamin pangan yang mudah rusak (perishable),
ketersediaan beras di suatu daerah. Suriani et al. (2013) mempelajari ketersediaan
Kalimantan Selatan dipilih sebagai beras dalam perspektif pra-panen dengan
studi kasus penelitian ini. Kalimantan Selatan pendekatan simulasi berbasis jenis lahan
sebagai daerah yang memiliki lahan basah kering.
memiliki tingkat kerawanan pangan relatif Penelitian ini dilaksanakan dalam 5
lebih tinggi dibandingkan daerah lain yang tahap. Tahap pertama adalah membangun
memiliki lahan kering. Hal ini disebabkan model konseptual yang akan disajikan dalam
karena tidak semua lahan dapat ditanami padi. bentuk causal loop diagram (CLD).
Disamping itu, ketersediaan air untuk Dilanjutkan pada tahap kedua yaitu
kebutuhan irigasi pun sulit untuk disediakan, mengembangkan sistem diagram. Diagram ini
terlebih lagi tanah berjenis gambut yang akan memperjelas objek, subjek, dan alternatif
memiliki tingkat keasaman lebih tinggi perangkat kebijakan yang dapat digunakan.
dibutuhkan perlakukan khusus dalam Tahap ketiga adalah pengembangan model
pengelolaannya. Berdasarkan penelitian yang dinamis yang akan diintegrasikan dengan
dilakukan Somantri dan Thahir (2007) analisis statistik guna mempelajari hubungan
Kalimantan Selatan mengalami surplus beras, antar variable yang saling terkait. Hasil tahap
dengan ini Kalimantan Selatan berpotensi tiga akan disajikan dalam bentuk stock and
untuk berperan sebagai pemasok beras di flow diagram (SFD). Tahap keempat adalah
daerah lain. Secara geografis, Kalimantan verifikasi dan validasi model. Tahapan ini
Selatan memiliki lokasi wilayah yang strategis diperlukan guna memastikan bahwa model
sebagai daerah pemasok beras karena berada yang telah berhasil dibangun dapat
pada sentral kepulauan Indonesia. Hal tersebut merepresentasikan kondisi aktual. Tahap
terkendala pada Kalimantan Selatan belum terakhir yang dilakukan dalam penelitian ini
mampu mencapai swasembada beras yang adalah simulasi. Hasil akhir dari penelitian ini
berkelanjutan, walau dalam Rencana adalah mendapatkan beberapa variabel sensitif
Pembangunan Jangka Panjang Indonesia yang mampu memberikan dampak besar
hingga tahun 2025 Kalimantan Selatan terhadap sistem persediaan beras. Variabel
termasuk daerah yang akan dijadikan sebagai dengan tingkat sensitivitas tinggi itulah yang
pemasok beras nasional. kemudian akan dijadikan basis pengembangan
model kebijakan penyediaan beras yang
METODE PENELITIAN berkelanjutan.
Validasi model yang digunakan dalam
Pendekatan yang dilakukan dalam
penelitian ini menggunakan (3) tiga
penelitian ini adalah menggunakan simulasi
pendekatan yaitu, uji kesesuaian historis
berbasis model sistem dinamis. Tahapan
(historical fit), uji kondisi ekstrim, dan analisis
kajian yang dilakukan menggunakan
sensitivitas. Validasi model dengan
pendekatan metode analisis model kebijakan
menggunkan metode uji kesesuaian historis
yang dikembangkan oleh Walker (2000).
dilakukan dengan membandingkan kondisi
Analisis model kebijakan akan menjelaskan
aktual dan hasil simulasi berbasis model yang
secara detail konstruksi model berhasil
telah dikembangkan. Model dinyatakan valid
dikembangkan untuk produksi beras.
244
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 2, Juni 2016 Halaman 242-249 ISSN CETAK 1412-1468
Causal loop diagram tersebut dikembangkan diagram (SFD). Hasil dari pengembangan
menjadi model berbasis sistem dinamis yang model produksi beras di Kalimantan Selatan
lebih kompleks dalam bentuk stock and flow disajikan pada Gambar 2.
produktivitas lahan
persediaan benih padi RATE_SUSUT
suplai benih
produksi GKG bruto TERCECER neraca
produksi beras beras_surplus
bruto_ketersediaan defisit kalsel
beras produksi beras
netto_untuk stok beras
RATE BENIH SUPLAI pangan kalimantan selatan
530.823,02 ha
laju cetak sawah laju konversi lahan
konsumsi beras
RATE_CETAK SAWAH
RATE KONVERSI stlh_diversifikasi
aktivasi_potensi
permintaan lahan INITIAL LUAS RATE_LAJU
sawah_neraca SAWAH PERTUMBUHAN
PENDUDUK
aktivasi_potensi
permintaan lahan delay time konsumsi beras per
sawah_cadangan konversi non- kapita_diversifikasi
pertanian pangan
potensi permintaan
lahan
sawah_neraca neraca
potensi permintaan beras_surplus
lahan Sub-Sistem Lahan Padi
cadangan beras defisit kalsel
masyarakat sawah_cadangan
KONVERSI
KEBUTUHAN LAHAN
2,500,000 3,800,000
3,700,000
Produksi GKG (Ton)
2,000,000
3,600,000
Populasi (Orang)
3,500,000
1,500,000
3,400,000
3,300,000
1,000,000
3,200,000
500,000 3,100,000
3,000,000
-
2,900,000
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Tahun 2,800,000
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
(a) Historical Fit Variabel Produksi GKG (b) Historical Fit Variabel Populasi
Uji Kondisi Ekstrim cetak sawah yang diujikan pada variabel luas
Uji kondisi ekstrim dilakukan pada sawah dan produksi GKG. Berdasarkan hasil
kondisi ekstrim bawah dan ekstrim atas. Untuk uji yang dilakukan tidak menunjukkan
validasi model ini dilakukan pada variabel perilaku yang irasional, oleh karena itu
247
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 2, Juni 2016 Halaman 242-249 ISSN CETAK 1412-1468
berdasarkan uji ekstrim ini model dapat 4 dan perilaku pada kondisi ekstrim atas
dinyatakan valid. Perilaku yang terjadi pada disajikan pada Gambar 5.
kondisi ekstrim bawah disajikan pada Gambar
ton
ha
1.500.000
Luas Lahan Padi Tanam_Sawah
450.000
1.400.000
1.200.000
350.000
1.100.000
300.000
1.000.000
250.000
900.000
0 5 10 15 20 25
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
For evaluation purposes only! For evaluation purposes only!
(a). Perilaku luas sawah pada cetak sawah = 0 ha (b) Perilaku Produksi pada cetak sawah=0 ha
ton
ha 40.000.000
Luas Lahan Padi Tanam_Sawah
8.000.000
30.000.000
produksi GKG bruto
6.000.000
20.000.000
4.000.000
10.000.000
2.000.000
0 5 10 15 20 25 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
For evaluation purposes only!
For evaluation purposes only!
(a). Perilaku luas sawah pada ekstrim atas cetak sawah (b) Perilaku produksi pada ekstrim atas cetak sawah
800,000
700,000
600,000
500,000
400,000
300,000
200,000
100,000
-
year year year year year year year year year year year year year year year year year year year year year year year
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Berdasarkan uji yang telah dilakukan Berdasarkan uji dan analisis yang telah
dapat dinyatakan bahwa model yang dilakukan bahwa variabel produktivitas dan
dikembangkan adalah valid dan dapat ketersediaan lahan sawah menjadi dua variabel
merepresentasikan kondisi nyata untuk model penting yang dapat memberikan dampak
ketersediaan beras di Kalimantan Selatan. secara signifikan terhadap sistem produksi
Selanjutnya simulasi dilakukan sampai pada beras secara keseluruhan. Kedua variabel ini
tahun 2025 disesuaikan dengan Rencana Kerja dapat menjadi acuan sebagai dasar kajian
Jangka Panjang Provinsi Kalimantan Selatan. pengembangan model kebijakan dalam
Hasil dari simulasi yang telah dilakukan kerangka menjamin ketersediaan beras di
memberikan hasil bahwa pada tahun 2025 Kalimantan Selatan.
populasi Kalimantan Selatan mencapai
4.753.012 orang dengan pertumbuhan DAFTAR PUSTAKA
penduduk sebesar 1,9%. Produktivitas padi Ahumada, O. dan Villalobos, J. R. 2009.
sampai tahun 2025 adalah 4,21 ton / ha. Untuk
Application of Planning Models in
lahan gagal panen diprediksi masih cukup luas Agri-Food Supply Chain : A Review.
yaitu mencapai 27.000 ha. Produksi GKG European Journal of Operational
masih berada pada kisaran 2 juta ton, namun Research 195. 1-20.
tidak terjadi peningkatan yang signifikan.
Neraca beras menunjukkan penurunan yang Georgiadis, P. dan Vlachos, D. dan Iakovou,
cukup signifikan pada akhir tahun 2025. Untuk E. 2004. A System Dynamics
itu perlu dilakukan pendekatan evaluasi Modeling Framework for the Strategic
kebijakan dan penyusunan alternatif kebijakan Supply Chain Management of Food
guna menghindari penurunan neraca beras dan Chains. Journal of Food Engineering
defisit beras di Kalimantan Selatan. 70. 351-364.
KESIMPULAN Irawan. 2005. Analisis Ketersediaan Beras
Pengembangan model penyediaan Nasional: Suatu Kajian Simulasi
beras diperlukan sebagai salah satu alat Pendekatan Sistem Dinamis. Prosiding
pendukung pengambil keputusan dalam Multifungsi Pertanian.
mengembangkan kebijakan untuk menjamin
ketersediaan beras di Kalimantan Selatan. Kumar, S dan Nigmatullin, A. 2011. A system
dynamics analysis of food supply chain
249
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 2, Juni 2016 Halaman 242-249 ISSN CETAK 1412-1468