Makalah Akuntansi Untuk Instrumen Keuang
Makalah Akuntansi Untuk Instrumen Keuang
Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kajian Khusus
Masalah Akuntansi
Disusun oleh:
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat,
rahmat, dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat
serta salam tidak lupa kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang
sunnahnya selalu hidup dan menyemangati penulis disaat menghadapi kesulitan
dan menjaga niat penulis ketika menjalani kemudahan. Akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Akuntansi untuk Instrumen Keuangan”,
sebagai salah satu tugas mata kuliah Kajian Khusus Masalah Akuntansi.
Dalam penulisan makalah ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
dihadapi penulis, namun berkat adanya dorongan yang kuat dari berbagai pihak,
akhirnya hambatan dan kesulitan yang dihadapi dapat diatasi. Maka dari itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
penulisan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Maksud dan Tujuan.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Instrumen Keuangan.....................................................................................3
B. Perkembangan Peraturan Instrumen Keuangan............................................4
C. Jenis Instrumen Keuangan............................................................................7
D. Klasifikasi Instrumen Keuangan...................................................................9
E. Kasus Pada Akuntansi untuk Instrumen Keuangan....................................16
BAB III SIMPULAN DAN SARAN.....................................................................19
A. Simpulan.....................................................................................................19
B. Saran............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2010, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) melakukan pemisahan antara standar
akuntansi yang mengatur antara penyajian dan pengungkapan atas instrumen
keuangan, yang dipisah kedalam PSAK No.50 (revisi 2010) tentang penyajian
instrumen keuangan dan PSAK No.60 tentang pengungkapan instrumen
keuangan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka permasalahan
dalam makalah ini dirumuskan menjadi beberapa pertanyaan berikut :
1. Apa itu instrumen keuangan?
2. Bagaimana perkembangan pengaturan instrumen keuangan?
3. Apa saja jenis atau klasifikasi instrumen keuangan?
4. Kasus mengenai akuntansi untuk instrumen keuangan apa yang pernah
terjadi di Indonesia?
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Instrumen Keuangan
3
a. Nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk
menerima sejumlah variabel dari instrumen yang diterbitkan entitas
b. Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan
mempertukarkan sejumlah kas atau aset keuangan dengan sejumlah
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. tidak termasuk instrumen
yang merupakan kontrak untuk penerimaan di masa depan atau
pengiriman instrumen ekuitas entitas sendiri atau instrumen keuangan
yang mempunyai opsi jual (Puttable Financial Instrument). Instrumen
opsi jual merupakan instrumen keuangan yang memberikan hak
kepada pemegangnya untuk menjual kembali instrumen kepada
penerbit dan memperoleh kas atau aset keuangan lainnya atau secara
otomatis menjual kembali kepada penerbit pada saat terjadinya
peristiwa yang tidak pasti dimasa depan.
4
PSAK 60 Pengungkapan
PSAK 50, 55, 60 Revisi 2014
PSAK eff Jan 2015
ED PSAK 71 Instrumen Keuangan
PSAK eff Jan 2019
Instrumen Keuangan
IAS 32 PSAK 50, membahas mengenai :
- Definisi
- Pemisahan liabilitas dan ekuitas
- Instrumen keuangan majemuk.
- Saham treasuri, bunga, dividen, kerugian/keunntungan
- Saling hapus atas aset dan liabilitas
PSAK 50
PSAK 50 merupakan adopsi dari IAS 32 Financial Instrument:
Presentation
PSAK revisi 2006 baru berlaku 2008 ditunda penerapan 2010
5
PSAK revisi 2010 merevisi PSAK 50 (sebelumnya mengenai instrumen
keuangan: penyajian dan pengungkapan yang diterbitkan tahun 2006).
PSAK 50 (revisi 2010) diadopsi dari IAS 32 versi Oktober 2009.
PSAK 50 (2014)
– Penghapusan pengaturan pajak penghasilan terkait dividen
– Penambahan persyaratan saling hapus aset dan liabilitas keuangan
– Penyesuaian definisi nilai wajar sesuai PSAK 68
Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak
material
Merubah PSAK 50 Akuntansi investasi efek tertentu mengatur
penyajian dan pengukuran
PSAK 50 (revisi 2006) mengatur tentang instrumen keuangan:
penyajian dan pengungkapan.
Perubahan menyeluruh instrumen keuangan karena sebelumnya hanya
mengatur investasi efek tertentu, tidak termasuk bentuk instrumen
keuangan yang lain.
PSAK 50 (revisi 2010) mengatur tentang penyajian instrumen
keuangan.
Pengaturan tentang pengungkapan instrumen keuangan diatur dalam
PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan.
• Ruang lingkup & Definisi (puttable instrument)
• Penyajian :
• Liabilitas dan ekuitas
• Instrumen keuangan majemuk
• Saham treasuri
• Bunga, dividen, keuntungan dan kerugian
• Saling hapus aset dan liabilitas keuangan
Pengaturan baru : puttable instrumen; Kewajiban menyerahkan bagian
aset neto secara prorata saat likuidasi; Reklasifikasi dari liabilitas
keuangan ke instrumen ekuitas dan sebaliknya.
PSAK 50 (revisi 2014), berisi tentang:
6
Tujuan, Ruang Lingkup dan Definisi
Penyajian
– Liabilitas dan Ekuitas
– Instrumen Keuangan Majemuk
– Saham yang Diperoleh Kembali
– Saham, Deviden, Kerugian dan Keuangan
– Saling Hapus antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (revisi
2013)
Pedoman Penerapan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari PSAK 50
Contoh Ilustrasi, melengkapi tetapi bukan merupakan bagian dari
PSAK 50
1. Instrumen Ekuitas
7
liabilitasnya. Contoh jenis instrumen ekuitas yang paling umum adalah saham
biasa perusahaan. Kewajiban keuangan mencakup :
a. Kewajiban Kontraktual:
- Untuk memberikan uang tunai atau aset keuangan lain kepada
entitas lain.
- Untuk menukar aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan
entitas lain dalam kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan
bagi entitas.
b. Kontrak yang akan atau dapat diselesaikan dalam instrumen ekuitas
entitas sendiri dan adalah:
- Non-derivatif yang entitasnya atau mungkin berkewajiban untuk
mengirimkan sejumlah variabel instrumen ekuitas entitas sendiri
- Suatu derivatif yang akan atau dapat diselesaikan selain oleh
pertukaran sejumlah uang tunai atau aset keuangan lain dengan
jumlah tetap dari instrumen ekuitas entitas sendiri. Untuk tujuan
ini, instrumen ekuitas sendiri entitas tidak termasuk instrumen
yang merupakan kontrak untuk penerimaan di masa depan atau
pengiriman instrumen ekuitas entitas sendiri.
8
Instrumen keuangan derivatif dikembangkan secara luas sebagai sarana
untuk mengelola risiko keuangan, terutama ketika volatilitas nilai-nilai
instrumen keuangan yang mendasarinya tinggi. Instrumen keuangan derivatif
tidak menghasilkan transfer dari instrumen keuangan utama yang mendasari
pada periode ketika instrumen keuangan derivatif tersebut jatuh tempo.
1. Aset Keuangan
a. Aset Keuangan Diukur dengan Nilai Wajar Melalui Laba Rugi
Aset keuangan diukur dengan nilai wajar melalui laba rugi adalah
aset keuangan yang dimaksudkan untuk tujuan dijual atau dibeli
kembali dalam waktu dekat. Aset keuangan ini merupakan komponen
utama aset perusahaan. Bagi entitas lainnya, aset keuangan ini
merupakan bentuk investasi sementara untuk memanfaatkan kelebihan
likuiditas perusahaan. Entitas dapat memanfaatkan kelebihan kas yang
dimiliki untuk membeli saham atau obligasi yang diharapkan dapat
memperoleh dividen, bunga, atau kenaikan nilai investasi (capital
gain). Menurut PSAK 55 (Revisi 2013) aset keuangan diklasifikasikan
jika memenuhi salah satu dari kondisi berikut :
- Diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, yaitu jika :
Diperoleh untuk dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat
Bagian dari portofolio instrumen keuangan teridenifikasi yang
dikelola bersama dan yang ada bukti dari pola aktual
pengambilan keuntungan jangka pendek (short tern profit
taking)
Merupakan derivatif (kecuali derivatif yang merupakan
instrumen lindung nilai yang ditetapkan dan efektif).
9
- Pada saat pengakuan awal telah diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi. Dalam melakukan penetapan ini akan menghasilkan
informasi yang relevan karena :
Melakukan selisih antara nilai tercatat dengan nilai wajar pada
tanggal pelaporan akan dilaporkan sebagai keuntungan atau
kerugian yang dilaporkan dalam laporan laba rugi
komprehensif. Untuk itu investasi ini disebut sebagai nilai
wajar melalui laba rugi, karena selisih perubahan nilai wajar
dilaporkan dalam laba rugi.
b. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity-HTM) adalah
aset nonkeuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah
ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dan kemampuan untuk
memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Investasi tersebut
termasuk obligasi pemerintah, obligasi perusahaan dan investasi dalam
komersial tagihan, catatan, dan surat utang. Investasi pada hold-to-
maturity ini mengecualikan investasi yang:
- Ditetapkan sebagai pada nilai wajar melalui laba atau rugi
- Ditetapkan entitas sebagai tersedia untuk dijual
- Memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
10
- Kejadian tertentu diluar kendali entitas, tidak berulang dan tidak
dapat diantisipasi secara wajar oleh entitas.
c. Pinjaman yang diberikan atau piutang
Pinjaman dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau dapat dipastikan yang tidak dikutip dalam pasar
aktif (paragraf 9). Kategori ini mencakup piutang dan pinjaman kepada
entitas lain tetapi tidak termasuk pinjaman dan piutang yang:
11
Piutang dagang muncul dari transaksi pendapatan dagang secara
tunai maupun secara kredit. Piutang dagang biasanya tidak ada bunga
dan jangka waktu pelunasan singkat tergantung kebijakan kredit yang
diberikan. Jika piutang yang tidak terkait dengan penjualan/pendapatan
disebut piutang lainnya (nontrade receivable) contoh : piutang
karyawan, pemegang saham, piutang pajak, piutang bunga, dividen dan
piutang jaminan pelanggan.
Wesel Tagih
12
Perbedaan obligasi dengan wesel tagih terletak pada
keberadaan pasar. Obligasi biasanya diterbitkan dalam jumlah yang
besar, karena diperjualbelikan dipasar modal, maka mensyaratkan
suatu ketentuan khusus. Sementara wesel tagih tidak ada regulasi
khusus karena dasarnya lebih pada perjanjian antara pihak penerbit,
penerima, dan pembayar. Wesel tagih dapat diterbitkan untuk
membayar penjualan atau diterbitkan dalam rangka memperoleh
pinjaman. Wesel tagih dapat diterima setelah tanggal penerbitan,
sehingga untuk wesel tagih berbunga harus diperhitungkan
pendapatan bunga dan perhitungannya akan menambah kas yang
harus dibayar pihak penerima.
Pengakuan Awal
Piutang diakui pada laporan posisi keuangan jika entitas
tersebut menjadi bagian dalam kontrak piutang. Sesuai dengan
PSAK 55, piutang diakui oleh entitas sebesar nilai wajar. Nilai
wajar merupakan harga perolehan atau nilai pertukaran antara
kedua belah pihak. Pada saat perolehan, entitas seharusnya
mengukur piutang sebesar nilai kini dari kas yang diterima di masa
depan. Untuk pengukuran piutang dagang dan piutang usaha jarang
sekali memperhitungkan komponen bunga. Jangka waktu antara
piutang dan pembayaran relatif pendek sehingga pendapatan bunga
relatif kecil. Misalnya :
Diskon Penjualan
Untuk transaksi penjualan, perusahaan seringkali memberikan
diskon atau potongan baik potongan harga maupun kuantitas.
13
Potongan kuantitas diberikan dengan memberikan bonus barang.
Misalnya : beli 2 gratis 1. Diskon dapat juga diberikan dalam
potongan penjualan karena pembayaran dilakukan pelanggan lebih
cepat dari tg yg sudah ditentukan, dinyatakan dalam bentuk 2/10,
n/30 artinya akan diberikan diskon penjualan sebesar 2% jika
membayar sampai dengan 10 hari dan harus dilunasi dalam waktu
30 hari.
Diskon penjualan dicatat dengan menggunakan 2 metode yaitu:
- Metode piutang neto (net method), pencatatan ini
diasumsikan diskon diambil sehingga ketika mencatat
penjualan dan piutang sudah dikurangi diskon tersebut.
- Metode piutang bruto (gross method), dalam pencatatan ini
nilai penjualan akan disajikan sebesar nilai penjualan bruto
dikurangi dengan nilai diskon penjualan.
14
sebelumnya. Dan tanpa akun cadangan, kredit piutang tidak jelas
akan mengurangi nilai piutang dari debitur yang mana. Perusahaan
dapat menghapuskan piutang yang benar-benar tidak dapat ditagih
dengan mengkredit piutang dan mendebit akun cadangan
penurunan nilai.
Penghentian Pengakuan
Penghentian pengakuan (derecognition) akan menyebabkan
nilai piutang dan pinjaman tidak lagi dicatat dalam laporan
keuangan. Untuk piutang atau pinjaman penghentian pengakuan
baik seluruhnya atau sebagian, terjadi saat piutang tersebut
dilunasi.
d. Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual
Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-
derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual dan tidak
diklasifikasikan sebagai salah satu kategori instrumen keuangan seperti
Aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi (Financial assets at
fair value through profit or loss), Investasi yang ditahan sampai jatuh
tempo (Held-to-maturity investments) dan Pinjaman dan Piutang
(Loans and receivables) . Kategori ini termasuk investasi dalam saham
biasa, saham preferensi dan efek konversi yang tidak ditetapkan sebagai
nilai wajar melalui laba atau rugi.
15
Paragraf 48 mewajibkan liabilitas keuangan, selain yang pada nilai
wajar melalui laba rugi, diakui pada awalnya pada nilai wajar ditambah
biaya transaksi, Paragraf 47 dari AASB 139 mensyaratkan bahwa,
setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan, selain yang ditetapkan
sebagai pada nilai wajar melalui laba rugi, harus diukur pada biaya
perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode bunga efektif.
16
2. Memahami beragam kebutuhan nasabah dan memberikan layanan
financial yang tepat demi tercapainya keputusan optimal bagi nasabah.
3. Meningkatkan nilai francais dan nilai stekholder BCA
17
Secara umum, PT. Bank BCA tbk telah menerapkan PSAK No. 60
tentang pengungkapan instrumen keuangan. Dalam PSAK ini diatur
bagaimaa pengungkapan instrumen keuangan dalam laporan keuangan.
PSAK 60 (2014) mensyaratkan pengungkapan mengenai instrume keuangan
yaitu aset dan liabilitas keuangan pada Laporan Posisi Keuangan, Laporan
Laba Rugi Komprehensif, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
Pengungkapan yang dilakukan BCA mengenai aset keuangan dan liabilitas
keuangan yang diungkapkan pada Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba
Rugi Komprehensif, dan Catatan Atas Laporan Keuangan menjelaskan
bagiamana kategori aset dan liabilitas keuangan tersebut diukur dan
bagaimana pendapatan dan beban, termasuk alab dan rugi atas nilai wajar
(perubahan nilai wajar instrumen keuangan) diakui.
PSAK 60 mensyaratkan setiap poin-poin yangn harus diuangkapan
mengenai instrumen keuangan dalam laporan keuangan. Bank BCA telah
mengungkapkan setiap poin-poin dan terdapat beberapa poin yang belum
diungkapkan secara jelas oleh perusahaan. Bank BCA tidak
mengungkapkan instrumen keuangan majemuk dengan bebrapa derivatif
melekat, gagl bayar dan pelanggaran, dan akuntansi lindung nilai dalam
Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) perusahaan.
18
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
19
reklasifikasi ke dan dari setiap kategori dan alasan reklasifikasi serta
pengungkapan pengukuran nilai wajar. Sehingga berdampak pada
meningkatkannya relevansi nilai dari informasi nilai wajar instrumen keuangan.
Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa relevansi nilai
dari informasi nilai wajar instrumen keuangan meningkat setelah penerapan revisi
PSAK 50, 55 dan 60 tentang instrumen keuangan pada perusahaan keuangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Oleh karena itu sebaiknya
regulator atau Dewan standar Akuntansi Keuangan (DSAK) menerapkan tentang
pengungkapan pengukuran nilai wajar pada PSAK lain selain PSAK yang
mengatur tentang instrumen keuangan.
20
DAFTAR PUSTAKA
21