Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem pemindah tenaga

Sistem transmisi manual,cara kerja,macam macam roda


gigi,prinsip kerja

Disusun oleh :

Warisman 193030210020

Program Studi Pendidikan Teknik Mesin


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Palangkaraya
KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

B.Batasan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Sistem Transmisi

B.Prinsip Kerja Transmisi

C.Macam-Macam Roda gigi

D. Prinsip Kerja Transmisi Manual

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Transmisi Pada Mobil ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga MakalahTransmisi Pada Mobil ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
pendidikan dalam otomotif.Harapan kami semoga Makalah Transmisi Manual Pada Mobil ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami
dapatmemperbaiki bentuk maupun isi Makalah Transmisi Manual Pada Mobil ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.Makalah Transmisi Manual Pada Mobil ini kami akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan Makalah Transmisi Pada Mobil ini.
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kebutuhan akan sarana transportasi yang dapat menunjang kelancaran arus lalulintas
belakangan ini telah meningkat dengan pesat. Hal ini mengakibatkandibutuhkannya kendaraan-
kendaraan dengan karakteristik mesin yang mampu menghasilkan traksi yang besar untuk dapat
memberikan percepatan pada kendaraan. Untuk mendapatkan karakteristik traksi yang lebih
baik, akan dicoba denganmelakukan analisa terhadap kendaraan yang dimodifikasi sistem
driveline, khususnya sistem transmisinya dengan metode Progresi Geometri. Analisa juga
dilakukan untuksistem tanpa gigi (gearless), kemudian dilihat karakteristiknya. Dari analisa yang
dilakukan, modifikasi terhadap sistem transmisi baik system gear maupun gearless memberikan
beberapa keuntungan dibandingkan dengan kendaraan pada kondisi standarnya. Sistem transmisi
adalah salah satu komponen penting pada sistem drive train, yang fungsi utamanya adalah
mentramsmisikan atau mentransformasikan torsi yang keluar dari mesin sampai ke torsi yang
terjadi padaroda penggerak. Ratio transmisi berpengaruh terhadap besarnya torsi yang
dapatditransmisikan, sedangkan jumlah tingkat kecepatannya berpengaruh terhadap kehalusan
(smoothness) proses transmisi dan transformasi daya pada sistem transmisi tersebut.

B.Batasan Masalah

-Sistem Transmisi Manual

-Cara Kerja Transmisi Manual

-Macam-Macam Roda Gigi

-Prinsip Kerja Transmisi Manual

C.Tujuan

-Menjelaskan Sistem Transmisi Manual

-Mengetahui Cara Kerja Transmisi Manual

-Mempelajari Macam-Macam Roda Gigi

-Menjelaskan Prinsip Kerja Transmisi Manual


BAB II PEMBAHASAN

A.Sistem Transmisi Manual

1. Pengertian Transmisi Manual

Perlu diketahui dahulu bahwa secara umum, transmisi merupakan komponen pada mesin yang
memiliki tujuan untuk merubah kecepatan dan tenaga putar dari mesin yang tertuju pada roda
yang nantinya bisa digunakan untuk menggerakkan kendaraan. Disamping itu, sistem pemindah
tenaga ini meliputi unit kopling, transmisi, deferensial, poros serta roda kendaraan. Seluruh
bagian tersebut akan saling berhubungan satu sama lain.

Berdasarkan cara pemindahan gigi maka transmisi manual dibedakan menjadi 3 yaitu :

1. Tipe Sliding mesh.

2. Tipe Constant mesh.

3. Tipe Sincromesh.

1.Transmisi Tipe Sliding Mesh.

Transmisi Tipe Sliding Mesh adalah jenis transmisi manual yang cara kerja dalam pemindahan
gigi dengan cara menggeser langsung roda gigi input dan out putnya. Transmsi jenis ini jarang
digunakan, karena mempunyai kekurangan–kekurangan :

Perpindahan gigi tidak dapat dilakukan secara langsung/memerlukan waktu beberapa saat untuk
melakukan perpindahan gigi.

Hanya dapat menggunakan salah satu jenis roda gigi.

Suara yang kasar saat terjadi perpindahan gigi.

2.Transmisi Tipe Constant Mesh.

Transmisi tipe constant mesh adalah jenis transmisi manual yang cara kerja dalam pemindahan
giginya memerlukan bantuan kopling geser agar terjadi perpindahan tenaga dari poros input ke
poros out put. Transmisi jenis constant mesh antara roda gigi input dan out put nya selalu
berkaitan, tetapi roda gigi out put tidak satu poros dengan poros out put transmisi. Tenaga akan
diteruskan ke poros out put melalui mekanisme kopling geser. Transmisi jenis ini
memungkinkan untuk menggunakan roda gigi lebih dari satu jenis.

3.Transmisi Tipe Sincromesh.

Transmisi jenis sincromesh dapat menyamakan putaran antara roda gigi penggerak (in put) dan
roda gigi yang digerakkan (out put). Kelebihan yang dimiliki transmisi jenis sincromesh yaitu :

Pemindahan gigi dapat dilakukan secara langsung tanpa nenunggu waktu yang lama.

Suara saat terjadi perpindahan gigi halus.

Memungkinkan menggunakan berbagai jenis roda gigi.

Mengenal Sincromesh.

Sincromesh berarti menyinkronkan atau menyamakan. Sincromeh terdiri dari berbagai


komponen yang menjadi satu (unit) yang dapat menyamakan putaran antara roda gigi input dan
out put pada transmisi.

Mekanisme sincromesh (hub assy) berfungsi untuk menghubungkan dan memindahkan putaran
input shaft ke output shaft melalui counter gear dan gigi percepatan. Mekanisme sincromesh
terdiri dari lima bagian, di antaranya adalah :

1.Clutch hub, berhubungan dengan output shaft melalui splin (alur), sehingga apabila clutch hub
berputar maka output shaft juga ikut berputar.

2.Hub sleeve, dapat bergerak maju mundur pada alur bagian luar clutch hub, sedangkan hub
sleeve berkaitan dengan garpu pemindah (shift fork). Hub sleeve berfungsi untuk
menghubungkan clutch hub dengan gigi percepatan melalui synchronizering dan gigi konis yang
terpasang pada tiap-tiap gigi sikap.

3.Sincromeh , terpasang pada bagian samping clutch hub yang berfungsi untuk menyamakan
putaran gigi percepatan dan hub sleeve dengan jalan mengadakan pengereman terhadap gigi
percepatan saat hub sleeve digeserkan (dihubungkan) oleh garpu pemindah pada salah satu sikap.

4.Shifting key, dipasang pada tiga buah tempat yang terdapat pada sincromesh dan clutch hub,
seperti terlihat pada gambar. Fungsi shifting key untuk meneruskan gaya tekan dari hub sleeve
selanjutnya ditekan ke sincromesh agar terjadi pengereman pada bagian tirus gigi percepatan
(dudukan sincromesh).
5.Key spring, berfungsi untuk mengunci dan menekan shifting key agar tetap tertekan kearah
hub sleeve.

Cara Kerja Sincromesh.

-Posisi Netral.

Saat posisi netral mekanisme sincromesh tidak berhubungan dengan salah satu gigi tingkat,
sehingga tidak terjadi perpindahan tenaga dari gigi tingkat ke mekanisme sincromesh yang berati
poros out put tidak berputar (bebas).

-Posisi Pengereman.

Jika hub slevee digeser kearah roda gigi tingkat maka akan terjadi pengereman, sehingga
kecepatan roda gigi tingkat berangsur – angsur menurun dan setelah sesuai (sinkron) maka akan
segera terhubung antara roda gigi tingkat dengan mekanisme sinkromesh .

-Posisi Menghubung.

Pada akhir langkah pengereman akan terjadi hubungan antara gigi tingkat dengan mekanisme
sincromesh. Pada saat ini tenaga dari gigi tingkat dapat dihubungkan ke poros out put transmisi
melalui mekanisme sincromesh.

B.Cara Kerja Transmisi Manual

cara kerja transmisi manual yang didasarkan atas posisi gigi persneling. Berikut penjelasannya:

Cara kerja transmisi manual 4 kecepatan.

Posisi Netral (N).

Saat posisi netral tenaga dari mesin tidak diteruskan ke poros out put, karena sincromesh dalam
keadaan bebas atau tidak terhubung dengan roda gigi tingkat.

Posisi Gigi 1.

Jika tuas ditekan ke arah kiri kemudian ditarik ke belakang maka gear selection fork akan
menghubungkan unit sincromesh untuk berkaitan dengan gigi tingkat 1. Posisi 1 akan
menghasilkan putaran yang lambat tetapi momen pada poros out put besar.

Posisi Gigi 2.
Tuas ditekan kearah kiri kemudian didorong ke depan maka selector fork akan menggerakan hub
sleave sehingga unit sincromesh berhubungan dengan roda gigi tingkat no 2. Posisi 2 putaran
poros out put lebih cepat dibanding pada posisi 1.

Posisi Gigi 3.

Jika tuas ditarik lurus ke belakang maka selector fork akan menggerakan hub sleave sehingga
menghubungkan unit sincromesh untuk berkaitan dengan gigi tingkat 3. Posisi 3 akan
menghasilkan putaran yang cepat dibanding posisi 2.

Posisi Gigi 4.

Tuas didorong lurus ke depan maka selector fork akan menggerakan hub sleave sehingga unit
sincromesh berhubungan dengan roda gigi tingkat no 4. Posisi 4 putaran poros out put lebih
cepat dibanding pada posisi 3.

Posisi Gigi R.

Tuas ditekan kearah kanan kemudian ditarik ke belakang maka akan menggerakkan gear
selection fork sehingga unit sincromesh berhubungan dengan roda gigi R. Antara roda gigi R dan
roda gigi pembanding dipasangkan roda gigi idel (idler gear)yang menyebabkan putaran poros
input berlawanan arah dengan poros out put.

Memang, jika dilihat sepintas bisa dikatakan bahwa cara kerja transmisi manual tersebut cukup
rumit dan sulit dipahami. Namun, dari langkah-langkah pada kinerja transmisi manual di atas
bisa diambil kseimpulan ringkas bahwa dalam proses perpindahan gigi, tentunya ada komponen
pemindah gigi dari percepatan 1 hingga 4 di mana ketika menginjak salah satu dari percepatan
tersebut, gigi geser akan terkunci dan berputar pada porosnya masing-masing.

C.Macam-Macam Roda Gigi

-Jenis - Jenis Roda Gigi

1. Roda Gigi Lurus (Spur Gear)

Roda Gigi Lurus merupakan roda gigi yang paling sederhana. Terdiri dari silinder atau piringan
dengan gigi-gigi yang terbentuk secara radial/berporos. Ujung dari gigi-gigi tersebut berbentuk
lurus dan tersusun paralel terhadap aksis rotasi. Roda gigi ini hanya dapat dihubungkan secara
paralel. Contoh spur ini terdapat di gear box pada mesin

2. Roda Gigi Luar dan Roda Gigi Dalam (Internal and External Gear)
Merupakan roda gigi yang gigi-giginya terletak dibagian dalam silinder roda gigi. Berbeda
dengan roda gigi eksternal yang memiliki gigi-gigi di luar sillindernya, roda gigi internal tidak
akan mengubah arah putarannya. Contoh penerapan roda gigi dalam adalah terdapat di lift

3. Roda Gigi Heliks (Helical Gear)

Roda gigi heliks adalah roda gigi yang diciptakan untuk menyempurnakan spur gear. Bentuk
ujung dari gigi-giginya tidak paralel terhadap aksis rotasi, melainkan miring pada derajat
tertentu. Karena bagian giginya bersudut, maka roda gigi ini terlihat seperti heliks

4. Roda Gigi Heliks Ganda (double helical gear / Herringbone Gear)

Roda gigi heliks ganda atau roda gigi herringbone muncul karena masalah dorongan aksial (axial
thrust) dari roda gigi heliks tunggal. Double helical gear mempunyai dua pasang gigi yang
berbentuk V sehingga terlihat seperti dua roda gigi heliks yang disatukan. Hal ini akan
membentuk dorongan aksial saling meniadakan. Roda gigi heliks ganda memiliki kerumitan
bentuk yang lebih sulit dari roda gigi lainnya

5. Roda Gigi Bevel (Bevel Gear)

Roda gigi bevel berbentuk seperti kerucut terpotong dengan gigi-gigi yang terbentuk di
permukaannya. Ketika dua roda gigi bevel bersinggungan, titik ujung kerucut yang imajiner akan
berada pada satu titik dan aksis poros yang akan saling berpotongan. Sudut antara kedua roda
bisa berapa saja kecuali 0 dan 180 derajat. Roda gigi bevel bisa berbentuk lurus seperti spur
ataupun spiral seperti roda gigi heliks. Untuk sama seperti perbandingan antara spur dan roda
gigi heliks.

Roda Gigi Bevel Spiral (Spiral Bevel Gear): dibandingkan dengan Roda Gigi Bevel, Roda Gigi
Bevel Spiral lebih tenang (tidak berisik) dan mampu menahan beban yang lebih besar

6. Roda Gigi Hypoid (Hypoid Gear)

Mempunyai jalur gigi berbentuk spiral pada bidang kerucut yang sumbunya bersilang. Dan
pemindahan gaya pada permukaan gigi berlangsung secara meluncur dan menggelinding. Contoh
pemakaiannya seperti yang dipakai pada roda gigi difrensial otomobil. Sebenarnya roda gigi
hypoid mirip dengan roda gigi bevel, namun kedua aksisnya tidak berpotongan

7. Roda gigi mahkota (Crown Gear)

Roda gigi ini berbentuk roda gigi yang sejajar dan tidak bersudut terhadap aksis. Bentuk giginya
mirip seperti mahkota. Roda gigi mahkota ini hanya bisa dipasangkan secara akurat dengan roda
gigi bevel atau roda gigi lurus
8. Roda Gigi Cacing (Worm Gear)

Roda gigi cacing menyerupai screw berbentuk batang yang dipasangkan dengan roda gigi biasa
atau spur. Roda gigi cacing merupakan salah satu gigi termudah yang digunakan untuk
mendapatkan rasio torsi yang tinggi namun kecepatan putar gigi rendah. Pada umumnya,
pasangan roda gigi spur atau heliks memiliki rasio maksimum 10:1, sedangkan rasio dari roda
gigi cacing sendiri mampu mencapai 500:1. Namun, kerugian dari pemakaian roda gigi cacing
adalah adanya gesekan pada roda gigi cacing yang mengakibatkan efisiensi yang rendah
sehingga roda gigi harus diberi pelumas

9. Roda Gigi Non-Sirkular (Non Circular Gear)

Roda Gigi Non-Sikular dirancang untuk tujuan tertentu. Roda gigi biasa dirancang untuk
mengoptimisasikan transmisi daya dengan minim getaran dan keausan, roda gigi non sikular
dirancang untuk variasi radio, osilasi, dan sebagainya

10. Roda Gigi Pinion (Rack and Pinion Gear)

Pasangan roda gigi pinion terdiri atas roda gigi yang disebut dengan pinion dan batang bergerigi
yang disebut dengan rack. Perpaduan dari rack dan pinion menghasilkan mekanisme transmisi
torsi yang berbeda. Torsi ditransmisikan dari gaya putar menuju gaya translasi atau sebaliknya.
Ketika roda gigi pinion berputar, batang rack akan bergerak lurus. Mekanisme ini digunakan
pada berberapa jenis kendaraan untuk mengubah rotasi dan setir kendaraan menjadi pergerakan
ke kanan dan ke kiri dari rack sehingga roda berubah arah

11. Roda gigi episiklik (Planetary Gear)

Roda gigi episiklik (planetary gear atau epicyclic gear) adalah kombinasi roda gig yang
menyerupai pergerakan planet dan matahari. Roda gigi episiklik digunakan untuk mengubah
rasio putaran poros secara aksial, bukan paralel

12. Roda gigi cacing globoid (globoid worm gear)

Mempunyai perbandingan kontak yang lebih besar, dipakai untuk beban yang lebih besar.
Contoh pemakaiannya seperti yang dipakai pada roda gigi difirensial otomobil

D. Prinsip Kerja Transmisi Manual

Fungsi dasar dari transmisi adalah mengatur kecepatan dan torsi yang cocok untuk roda
penggerak pada beberapa kondisi berkendara. Secara umum transmisi berdasarkan cara kerjanya
dibedakan menjadi dua yaitu manual transmission (transmisi manual) dan automatic transmission
(transmisi otomatis). Secara singkat perbedaannya terletak cara pemindahan transmisi (pindah
gigi). Pada transmisi manual memindahkan transimisi atau gigi dilakukan oleh pengemudi secara
manual melalui perseneling. Sementara untuk transmisi otomatis, pengemudi tidak perlu repot-
repot memindah transmisi menggunakan perseneling karena perpindahan transmisi sudah
diprogram secara otomatis pada mobil.

Transimisi manual bekerja pada prinsip yang sederhana dengan menggunakan rasio roda gigi.
Sebuah perbedaan output kecepatan dapat dilakukan dengan mengubah rasio roda gigi pada
sistem transmisinya. Rasio kecepatan dapat di-representasikan pada persamaan berikut:

BAB III KESIMPULAN

-Transmisi merupakan komponen pada mesin yang memiliki tujuan untuk merubah kecepatan
dan tenaga putar dari mesin yang tertuju pada roda yang nantinya bisa digunakan untuk
menggerakkan kendaraan.

- Berdasarkan cara pemindahan gigi maka transmisi manual dibedakan menjadi 3 yaitu :

1. Tipe Sliding mesh.

2. Tipe Constant mesh.


3. Tipe Sincromesh

-Macam-Macam Roda Gigi Yaitu:

Roda Gigi Lurus (Spur Gear),Roda Gigi Luar dan Roda Gigi Dalam (Internal and External
Gear),Roda Gigi Heliks (Helical Gear),Roda Gigi Heliks Ganda (double helical gear /
Herringbone Gear),Roda Gigi Bevel (Bevel Gear),Roda Gigi Hypoid (Hypoid Gear),Roda gigi
mahkota (Crown Gear),Roda Gigi Cacing (Worm Gear),Roda Gigi Non-Sirkular (Non Circular
Gear),Roda Gigi Pinion (Rack and Pinion Gear),Roda gigi episiklik (Planetary Gear),Roda gigi
cacing globoid (globoid worm gear)

- Transimisi manual bekerja pada prinsip yang sederhana dengan menggunakan rasio roda gigi.
Sebuah perbedaan output kecepatan dapat dilakukan dengan mengubah rasio roda gigi pada
sistem transmisinya.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sigit P, I. Nyoman Sutantra, Iwan Fauzan, Design and Performance of Gearless Variable
Transmission Applied for Automotive, Proc.FISITA 2001, Korea selatan. I Nyoman Sutantra,
Teknologi Otomatif, Teori dan Aplikasinya, Guna Widya 2001. J.Y. Wong, PhD., Theory of
Ground Vehicles, Jhon Wiley & Sons Inc. Ketut Wira K, Pengaruh Ratio Gigi terhadap
Kemampuan Traksi Toyota Kijang, Tugas Akhir 1994.

Anda mungkin juga menyukai