Anda di halaman 1dari 62

PERANCANGAN

GEOMETRIK JALAN

PARAMETER PERANCANGAN
GEOMETRIK JALAN
Outline dari Tatap Muka ini

Pendahuluan • Pendahuluan
• Kendaraan Rencana (Design Vehicle)
• Kecepatan Rencana (Design Speed)
• Volume Lalu Lintas (Traffic Volume)
• Kapasitas Jalan dan Kinerja Lalu Lintas (Road Capacity and Traffic
Performance)
• Jarak Pandang (Sight Distance)
Referensi yang digunakan

Pendahuluan • AASHTO, A Policy on Geometric Design on Highways and Streets,


1994
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 tahun 2006
tentang Jalan
• Ditjen Bina Marga, Dept. Pekerjaan Umum, Tata Cara Perencanaan
Geometrik Jalan Antar Kota, 1997
• Ditjen Bina Marga, Dept. Pekerjaan Umum, Standar Perencanaan
Geometrik untuk Jalan Perkotaan, 1992
• Badan Standarisasi Nasional, Standar Geometrik Jalan Perkotaan,
RSNI T-14-2004
• Ditjen Bina Marga, Dept. Pekerjaan Umum, Geometri Jalan Bebas
Hambatan untuk Jalan Tol, 2009
• Sukirman, S., Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan, 1994.
Parameter Perancangan Geometrik Jalan

Pendahuluan • Beberapa parameter yang diperlukan untuk mendapatkan desain


bentuk geometrik jalan yang aman (safe), nyaman (comfort) dan
optimal untuk operasional lalu lintas.
• Parameter tersebut adalah:
– kendaraan rencana,
– kecepatan rencana,
– volume lalu lintas,
– kapasitas jalan dan kinerja lalu lintas,
– jarak pandang.
• Penetapan nilai dari setiap parameter di atas dipengaruhi oleh:
– klasifikasi jalan (sistem, fungsi, kelas),
– kondisi medan,
– kondisi lingkungan,
– biaya pembangunan,
– pembebasan lahan, dan sebagainya.
KENDARAAN RENCANA
Definisi Kendaraan Rencana

Parameter • Design vehicles are selected motor vehicles with the weight,
Perancangan
Geometrik
dimensions, and operating characteristics used to establish
Jalan: highway design control for accommodating vehicles of designated
Kendaraan classes
Rencana • Kendaraan rencana diperlukan karena terdapatnya berbagai jenis
kendaraan yang diperkirakan akan melalui jalan yang akan
dibangun, sehingga perlu dilakukan pengelompokan.
• Setiap kategori kendaraan rencana mempunyai ukuran standar,
yang merupakan ukuran maksimum dari kelompoknya.
Kendaraan Rencana
dalam Tatacara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota

Parameter • Kategori kendaraan rencana:


Perancangan
Geometrik – Kendaraan kecil: kendaraan mobil penumpang
Jalan: – Kendaraan sedang: Truk 3-as tandem atau bus besar 2-as
Kendaraan – Kendaraan besar: Truk semi trailer
Rencana

Sumber: Tatacara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (1997)


12.1
5.8
2.1 7.6 2.4
0.9 3.4 1.5

0.3
0.2

2.6
2.0
2.1
1.7

0.3
0.2
Kendaraan Kecil Kendaraan Sedang

21.0

1.2 6.1 12.8 0.9

0.3
2.6
2.0

0.3
Kendaraan Besar

Sumber: Tatacara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (1997)


Kendaraan Rencana
dalam Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan (1992)

Parameter Jenis Panjang Lebar Tinggi Depan Jarak Belakang Radius


Perancangan Kendaraan total total tergantung gandar tergantung putar min
Geometrik Kend. 4.7 1.7 2.0 0.8 2.7 1.2 6
Jalan: Penumpang
Kendaraan Truk/bus 12.0 2.5 4.5 1.5 6.5 4.0 12
Rencana tanpa
gandengan
kombinasi 16.5 2.5 4.0 1.3 4.0 * 2.2 12
9.0 **

* Depan
** Belakang

Sumber: Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan (1992)


Kendaraan Rencana
dalam Standar Perencanaan Geometrik Jalan Perkotaan (RSNI, 2004)

Parameter
Perancangan
Geometrik
Jalan:
Kendaraan
Rencana

Sumber: Standar Geometrik Jalan Perkotaan (RSNI, 2004)


Sumber: Standar Geometrik Jalan Perkotaan (RSNI, 2004)
Kendaraan Rencana
dalam Standar Geometrik Jalan Bebas Hambatan untuk Jalan Tol

Parameter
Perancangan
Geometrik
Jalan:
Kendaraan
Rencana

Sumber: Geometrik Jalan Bebas Hambatan untuk Jalan Tol (2009)


Radius Manuver Kendaraan Rencana

Parameter
Perancangan
Geometrik
Jalan:
Kendaraan
Rencana
Radius Manuver Kendaraan Rencana

Parameter
Perancangan
Geometrik
Jalan:
Kendaraan
Rencana
Karakteristik Kendaraan Rencana

Parameter • Karakteristik kendaraan rencana yang mempengaruhi perancangan


Perancangan geometrik jalan:
Geometrik
Jalan: – Ukuran lebar kendaraan rencana → lebar lajur
Kendaraan – Sifat membelok dan radius manuver kendaraan rencana →
Rencana pelebaran tikungan, pelebaran pada daerah persimpangan,
lebar median dan lebar bukaan median
– Kemampuan horse power → penentuan landai memanjang
maksimum
– Ketinggian tempat duduk pengemudi → jarak pandang
• Pemilihan kendaraan rencana untuk perancangan geometrik jalan
tergantung pada
– Klasifikasi fungsi jalan
– Jenis kendaraan yang dominan
– Biaya (?)
U – turn di jalan arteri primer
(Semarang – Demak)
KECEPATAN RENCANA
Definisi

Parameter • Kecepatan = jarak / waktu (km/jam atau m/det)


Perancangan
Geometrik
• Kecepatan rencana (VR)
Jalan: – Kecepatan yang dipilih untuk keperluan perencanaan setiap bagian
Kecepatan jalan raya, seperti tikungan, tanjakan, dll
Rencana – kecepatan maksimum menerus yang memungkinkan kendaraan
tersebut dapat bergerak dengan aman dan nyaman
• Penentuan kecepatan rencana tergantung dari:
– Medan yang dilalui (datar, bukit, gunung)
– Klasifikasi fungsi jalan (arteri, kolektor, lokal)
– Sifat dan penggunaan daerah (luar kota, perkotaan)
– Volume lalin (tinggi, rendah)
Penentuan medan

• Kecepatan truk
• Datar : kecepatan truk mendekati kecepatan mobil penumpang
• Bukit : kecepatan truk di bawah kecepatan mobil penumpang, tapi
belum merangkak
• Gunung : kecepatan truk berkurang banyak sampai merangkak dengan
frekuensi yang sering
• Kondisi kemiringan melintang rata-rata:
• Diukur dari potongan melintang tegak lurus sumbu jalan

CL
Faktor yang Mempengaruhi Penetapan
Kecepatan Rencana
Parameter • Klasifikasi medan
Perancangan
Geometrik
Jalan:
Kecepatan
Rencana

Sumber: Tata Cara Perencanaan Geometrik Antar Kota (1997)

• Klasifikasi fungsi jalan: VR tol > VR arteri > VR kolektor


• VR luar kota > VR dalam kota
Kecepatan Rencana untuk Jalan Antar
Kota
Parameter
Perancangan
Geometrik
Jalan:
Kecepatan
Rencana
Kecepatan Rencana untuk Jalan
Perkotaan
Parameter
Perancangan
Geometrik
Jalan:
Kecepatan
Rencana

Sumber: Standar Geometrik Jalan Perkotaan (2004)


• Hampir semua komponen perancangan geometrik jalan dipengaruhi
oleh kecepatan:
– Desain tikungan (alinyemen horizontal)
– Tanjakan/turunan (alinyemen vertikal)
Parameter – Jarak pandang
Perancangan
Geometrik
Jalan:
Kecepatan
Rencana
VOLUME LALU LINTAS
Definisi

Parameter • Volume lalu lintas = jumlah kendaraan yang melewati satu titik
Perancangan pengamatan dalam satuan waktu tertentu
Geometrik
Jalan:
Volume Lalu • Volume lalu lintas bisa dinyatakan dalam satuan mobil penumpang
Lintas (smp) per jam, setelah volume lalu lintas per jenis kendaraan
dikalikan dengan angka ekuivalensi mobil penumpang (emp) atau
passenger car equivalent (pce).

Qsmp =  Qj x empj
j

• Besaran emp tergantung pada dimensi kendaraan, kecepatan,


klasifikasi medan jalan, volume lalu lintas, dll.

• Volume lalu lintas yang nantinya akan digunakan dalam analisis


terkait kapasitas jalan adalah volume jam puncak pada akhir umur
rencana
VLHR

Antarkota
Perkotaan
Bebas Hambatan
Rumus Umum

Catatan terkait perbedaan penulisan rumus:


• Pada jalan antarkota, k sudah dalam %, jadi tidak perlu dibagi 100
• Dalam MKJI, untuk jalan luarkota/antarkota dengan median, analisisnya juga
per arah, sehingga juga dikali dengan Fsp (= faktor D)
• Pada jalan bebas hambatan, dengan volume lalu lintas yang relatif tinggi,
maka variasi lalu lintasnya relatif rendah, dengan demikian nilai variasi 15
menitan (= PHF = F) dapat dianggap = 1
• Untuk keselamatan, jalan bebas hambatan harus dilengkapi dengan median.
Dalam MKJI, untuk jalan bebas hambatan dengan median, analisisnya juga
per arah, sehingga juga dikali dengan Fsp (= faktor D)
• Untuk jalan terbagi, satuan Q adalah smp/jam (per arah), dan untuk jalan tidak
terbagi, satuannya smp/jam (2 arah)
Konversi Satuan

• Ubah menjadi smp/hari → x emp


kend/hari • Ubah menjadi smp/jam → x k x 1/f

• Ubah menjadi smp/jam → x emp


kend/jam

• Ubah menjadi smp/jam → x k x 1/f


smp/hari

Tanpa Total 2 arah


median

smp/jam Dengan Per arah xD→D<1


median
Awal tahun
perancangan

i?
n?
Masa
Akhir tahun

peran-
cangan
perancangan/
Awal tahun
konstruksi

i?
n?
Masa
Akhir tahun

konstruksi
konstruksi/
Awal tahun
pelayanan/
Awal Umur
Rencana

i?
n?
Contoh timeline (menggunakan data primer)

Umur Rencana
Masa pelayanan/
Proyeksi ke masa mendatang

Akhir tahun
pelayanan/
Akhir Umur
Rencana
Tahun
pengambilan
data

i?
n?
Awal tahun
perancangan

i?
n?
Masa
Akhir tahun

peran-
cangan
perancangan/
Awal tahun
konstruksi

i?
n?
Masa
Akhir tahun

konstruksi
konstruksi/
Awal tahun
pelayanan/
Awal Umur
Rencana
i?
n?
Contoh timeline (menggunakan data sekunder)

Umur Rencana
Masa pelayanan/

Akhir tahun
pelayanan/
Akhir Umur
Rencana
Rumus Umum

F = P (1 + i)n
Tingkat Pertumbuhan Lalu Lintas

• Belum tentu sepanjang periode timeline sama, apalagi jika


ada perubahan tata guna lahan yang signifikan
• Dipengaruhi juga oleh kondisi sosial-ekonomi, sehingga bisa
saja nilainya berbeda untuk jenis kendaraan yang berbeda.
• Cari data yang dibutuhkan selama beberapa tahun terakhir,
lalu hitung tingkat pertumbuhannya
• Data yang sering digunakan : data lalu lintas, jumlah
penduduk, pertumbuhan ekonomi dan/atau industri yang
ditetapkan pemerintah, pertumbuhan Kawasan wisata sesuai
target operasionalnya, dll
Analisis Volume Jam Rencana
(untuk kelayakan kapasitas)

• Periksa satuan data:


– kend/jam? smp/jam? kend/hari? smp/hari?
• Periksa tahun data dan timeline analisis
• Periksa tingkat pertumbuhan
• Tentukan nilai faktor koreksi yang sesuai
KAPASITAS DAN KINERJA RUAS
Perencanaan Lebar dan Jumlah Lajur

• Data-data yang dibutuhkan untuk perencanaan lebar dan jumlah


lajur:
– Prediksi lalu lintas yang akan dilayani
– Prediksi kapasitas jalan yang akan dibuat
– Kinerja lalu lintas yang diinginkan
Definisi

Parameter • Besarnya kapasitas suatu jalan dipengaruhi oleh:


Perancangan
Geometrik
– Tipe jalan dan kondisi medan
Jalan: – Lebar jalan
Kapasitas – Lebar bahu/jarak kereb dengan penghalang
Jalan
– Besarnya hambatan samping
– Persentase arah kendaraan (utk jalan 2 arah tanpa median)
– Jumlah penduduk suatu kota (untuk jalan perkotaan)
RUMUS UMUM KAPASITAS RUAS JALAN
(MKJI, 1997)

C = C0 x FCw x FCsf x FCsp x FCcs


C = C0 x FCw x FCsf x FCsp
C = C0 x FCw x FCsp

Untuk jalan terbagi, C dalam smp/jam (per arah)


Untuk jalan tidak terbagi, C dalam smp/jam (2 arah)

Untuk jalan dengan kelandaian khusus, mohon cek kembali dalam MKJI
C = C0 x FCw x FCsf x FCsp x FCcs

Tergantung pada tipe jalan dan kondisi medan


C = C0 x FCw x FCsf x FCsp x FCcs

Tergantung pada tipe jalan dan lebar lajur/jalur


C = C0 x FCw x FCsf x FCsp x FCcs

Tergantung pada:
• Kelas hambatan
samping
• lebar bahu atau jarak
kereb dengan
penghalang
• Tipe jalan
Pada jalan bebas hambatan,
nilai faktor koreksi akibat
hambatan samping dianggap 1,
artinya tidak berpengaruh pada
kapasitas → tidak ada hambatan
samping
C = C0 x FCw x FCsf x FCsp x FCcs

Tergantung pada ada tidaknya median dan proporsi arah lalu lintas
C = C0 x FCw x FCsf x FCsp x FCcs

Tergantung pada ukuran kota (jumlah penduduk)


Definisi

Parameter
Perancangan
• Dilihat dari nilai derajat kejenuhan (degree of
Geometrik
Jalan: saturation = DS)
Kinerja Lalu • DS rendah berarti kinerja lalu lintas tersebut baik dan
Lintas sebaliknya.

DS = Q/C
Q = volume lalu lintas rencana
C = kapasitas jalan
Pastikan satuan Q sudah sama dengan satuan C, sbb:
• Jalan 2/2 UD: • Jalan dengan median:
– Satuan Q : smp/jam (2 arah) – Satuan Q : smp/jam (per arah)
– Satuan C : smp/jam (2 arah) – Satuan C : smp/jam (per arah)
JARAK PANDANG
Definisi

Parameter • Jarak pandang adalah panjang bagian jalan di depan pengemudi


Perancangan yang masih dapat dilihat dengan jelas, diukur dari tempat
Geometrik
kedudukan mata pengemudi sampai benda di depan kendaraan
Jalan:
tersebut sedemikian sehingga dapat menentukan tindakan untuk
Jarak
menghentikan kendaraan atau menyalip kendaraan lain.
Pandang
• Faktor keamanan merupakan faktor yang ditekankan dalam
perancangan geometrik jalan, dan faktor keamanan dan
kenyamanan dalam mengoperasikan kendaraan di jalan sangat
tergantung pada ketersediaan jarak pandang.
• Semakin panjang jarak pandang, semakin aman jalan tersebut.
• Kecelakaan sering terjadi karena:
– Kecepatan kendaraan melebihi kecepatan rencana sehingga
jarak pandang tidak terpenuhi
– Kondisi terrain yang tidak menguntungkan.
Jarak Pandang Henti (JPH) atau
Stopping Sight Distance (SSD)
Parameter • Yaitu panjang bagian jalan yang diperlukan oleh pengemudi untuk
Perancangan menghentikan kendaraannya setelah melihat rintangan di jalur
Geometrik
lintasannya tanpa menabrak rintangan tersebut.
Jalan:
Jarak
Pandang JPH = jarak reaksi (dr)+ jarak pengereman (db)

dr db
Jarak Pandang Henti (JPH): Jarak Reaksi

Parameter • Jarak reaksi ditentukan oleh waktu reaksi, yaitu waktu untuk PIEV
Perancangan (melihat/perception, berpikir/intellection, menyadari dan timbul
Geometrik
dorongan/emotion, dan memutuskan/vollition).
Jalan:
Jarak • Besarnya waktu PIEV = 1,5 detik (menurut AASHTO dan Bina
Pandang Marga).
• Selain waktu untuk PIEV, jarak reaksi juga ditentukan oleh waktu
untuk bereaksi menginjak pedal rem = 0,5-1 detik.
• Jadi total waktu reaksi = 2,5 detik.
• Waktu PIEV ditentukan oleh: mental, usia,
kebiasaan/keterampilan, keadaan cuaca.
• Kecepatan (mph) dan jarak (feet)
dr = 1,47 x V x t
• Kecepatan (m/s) dan jarak (meter)
dr = V x t
• Kecepatan (km/jam) dan jarak (meter)
dr = 0,278 x V x t
Jarak Pandang Henti (JPH):
Jarak Pengereman
Parameter • Yaitu jarak yang diperlukan pengemudi untuk menghentikan
Perancangan kendaraannya diukur dari saat menginjak rem sampai dengan
Geometrik
kendaraan berhenti.
Jalan:
Jarak
Pandang

• W = berat kendaraan
f = koefisien gesekan memanjang
 = sudut jalan terhadap arah horizontal
a = perlambatan
Jarak Pandang Henti (JPH):
Jarak Pengereman
Parameter
Perancangan V2
db =
Geometrik
2g(f  G )
Jalan:
Jarak V2
db =
Pandang 254(f  G )

• V = kecepatan saat mengerem


f = koefisien gesekan memanjang
g = percepatan gravitasi = 9,81 m2/det
G = kemiringan memanjang
Jarak Pandang Henti (JPH):
Jarak Pengereman
Parameter • Faktor f sangat tergantung pada:
Perancangan
Geometrik
– Faktor ban
Jalan:
Jarak
Pandang

– Kondisi permukaan perkerasan jalan

Makrotekstur = 0.5 – 50 mm
Mikrotesktur = kurang dari 0.5 mm
– Kondisi lingkungan
– Kecepatan kendaraan
– Sistem mekanis pengereman
Jarak Pandang Henti (JPH):
Jarak Pengereman
Parameter
Perancangan
Geometrik
Jalan:
Jarak
Pandang
Jarak Pandang Henti (JPH)

Parameter • Jarak pandang henti sangat ditentukan oleh tinggi mata pengemudi
Perancangan terhadap tinggi rintangan pada permukaan jalan.
Geometrik
Jalan: • Berdasarkan hal tersebut, penetapan jarak pandang henti
Jarak didasarkan pada kendaraan penumpang. Hal ini karena:
Pandang – Kedudukan tinggi mata pengemudi truk/bis yang lebih besar
– Kecepatan kendaraan truk/bus yang lebih rendah.
• Jarak pandang henti minimum
Jarak Pandang Menyiap (JPM) atau
Passing Sight Distance (PSD)
Parameter • Yaitu panjang bagian jalan yang diperlukan oleh pengemudi suatu
Perancangan kendaraan untuk melakukan gerakan menyiap kendaraan lain yang
Geometrik
bergerak lebih lambat, dengan menggunakan lajur lawan, secara
Jalan:
aman.
Jarak
Pandang • JPM perlu diberikan pada jalan 2 lajur 2 arah tidak terbagi.
Jarak Pandang Menyiap (JPM):
Asumsi yang Digunakan
Parameter • Kendaraan yang disiap berjalan dengan kecepatan konstan
Perancangan
Geometrik
• Menjelang menyiap, kendaraan yang akan menyiap telah
Jalan: menyamakan kecepatannya dengan kendaraan yang akan disiap
Jarak dan bergerak mengikutinya.
Pandang • Bila kendaraan yang menyiap telah berada pada lajur lawan maka
pengemudi harus segera memutuskan apakah penyiapan akan
diteruskan atau tidak
• Apabila diputuskan menyiap, kendaraan yang menyiap sebaiknya
menaikkan kecepatannya minimal 15 km/jam dibandingkan dengan
kendaraan yang disiap
• Ketika kendaraan telah berada pada lajurnya kembali, harus
tersedia jarak yang cukup antara kendaraan yang menyiap dengan
kendaraan dari arah lawan.
• Kendaraan dari arah lawan diasumsikan sama dengan kecepatan
kendaraan yang menyiap
Jarak Pandang Menyiap (JPM):
Asumsi yang Digunakan
Parameter
Perancangan
Geometrik
Jalan:
Jarak
Pandang
Jarak Pandang Menyiap (JPM)

Parameter • Dp = d1 + d2 + d3 + d4
Perancangan
Geometrik
Jalan: d1 = jarak PIEV = 0,278 x t1 (V – m + 0,5 x a x t1)
Jarak t1 = 2,12 + 0,026 V
Pandang
m = perbedaan kecepatan kendaraan menyiap dan yang disiap,
min. 15 km/jam
a = percepatan rata-rata kendaraan yang menyiap
= 2,052 + 0,0036 V
d2 = jarak penyiapan = 0,278 x V x t2
t2 = 6,56 + 0,048 V
d3 = 30 – 100 m
d4 = jarak kendaraan lawan mendekat = 2/3 d2
V = kecepatan kendaraan yang menyiap
Jarak Pandang Menyiap (JPM)

Parameter • JPM Minimum


Perancangan
Geometrik
Jalan:
Jarak
Pandang
• Untuk kebutuhan perancangan geometrik jalan:
– Setiap bagian jalan harus memenuhi jarak pandang henti
– Pada seluruh segmen jalan, sebaiknya diberikan jarak pandang
menyiap minimum 10%
– Semakin banyak JPH dan JPM, kapasitas jalan akan semakin
besar
Akhir dari materi ini..

Terima kasih atas perhatiannya..

Anda mungkin juga menyukai