Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SAHAM
1. SAHAM PREFEREN
Saham preferen merupakan saham saham yang memiliki hak-hak prioritas yang lebih
dari saham biasa dan mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Hak-hak
tersebut dapat berupa hak atas dividen yang tetap (hak untuk menerima dividen terlebih
dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa) dan hak atas aktiva tetap apabila
1
perusahaan mengalami likuidasi (hak mendapat pembayaran terlebih dahulu jika terjadi
likuidasi). Saham preferen adalah saham dengan kelas khusus yang memiliki beberapa
preferensi atau kelebihan yang tidak dimiliki oleh saham biasa, karekteristik berikut
adalah yang paling sering berkaitan dengan penertiban saham preferen: preferensi atas
deviden, preferensi atas aktiva pada saat likuidasi, dapat dikonvensi menjadi saham biasa,
dan dapat ditebus pada opsi perseroan.
2
Jenis-jenis saham preferen yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik minat para
investor, diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Convertible Prefered Stock
Merupakan jenis saham preferen yang memungkinkan pemegangnya untuk
menukar saham ini dengan saham biasa dengan rasio penukaran yang sudah ditentukan.
Contoh, PT. X menerbitkan 10.000 lembar saham preferen dengan nilai nominal Rp
10.000. Saham preferen itu dapat dikonversersi dengan saham biasa dengan
perbandingan (1:5), artinya selembar saham preferen ini dapat dikonversikan menjadi 5
lembar saham biasa yang nilai nominalnya sebesar Rp 1.000. Jika nilai pasar saham
preferen sekarang Rp 11.000 dan nilai pasar saham biasa sekarang adalah Rp 1.500,
maka pemegang saham preferen tidak akan mengkonversikannya karena nilai pasar
saham preferen per lembar sebesar Rp. 11.000 ditukarkan dengan 5 lembar saham biasa
yang mempunyai total nilai pasar lebih kecil, yaitu sebesar Rp 7.500 (5 x Rp. 1.500).
Jika harga pasar saham biasa tersebut misalnya Rp 2.500, maka pemegang saham
preferen akan menukarkannya, karena akan mendapatkan nilai pasar saham biasa
sebesar Rp. 12.500 (5 x Rp. 2.500), yang lebih besar dari nilai pasar sebuah saham
preferen, yaitu Rp. 11.000.
Penukaran dari saham preferen ke saham biasa tidak menimbulkan keuntungan
(gain) atau kerugian (loss) di perusahaan emiten. Nilai yang dicatat untuk saham-saham
ini adalah sebesar nilai nominalnya dan selisih yang diterima yang berbeda dengan nilai
nominalnya dicatat sebagai rekening Agio Saham (Paid-in Capital in Excess of Par
Value). Nilai pasar saat penukaran tidak diperhitungkan karena alasannya adalah
pertukaran saham tersebut dilakukan langsung dengan perusahaan
2) Callable Prefered Stock (Saham Preferen yang dapat Ditebus)
Merupakan jenis saham preferen yang memberikan hak kepada perusahaan yang
mengeluarkan untuk membeli kembali saham tersebut dari pemegang saham di waktu
mendatang dengan nilai tertentu (biasanya lebih tinggi dari nilai nominal sahamnya).
3) Floating atau Adjustable-rate Prefered Stock (ARP)
Merupakan jenis saham preferen inovasi di Amerika Serikat pada tahun 1982
yang pembayaran dividennya tidak tetap tetapi sesuai dengan tingkat return dari
sekuritas aktiva bebas risiko. Saham preferen ini populer sebagai investasi jangka
pendek untuk investor yang mempunyai kelebihan kas.
2. SAHAM BIASA
3
Saham biasa (common stock) merupakan saham yang dikeluarkan oleh perusahaan
hanya dalam satu kelas saham saja. Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang
mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan.
4
Saham treasuri merupakan saham perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan
beredar di pasar modal yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan
sebagai treasuri untuk nantinya dapat dijual kembali. Adapun alasan-alasan perusahaan
emiten membeli kembali saham yang beredar sebagai saham treasuri yaitu sebagai berikut:
1) Akan digunakan dan diberikan kepada manajer-manajer atau karyawan-karyawan di
dalam perusahaan sebagai bonus dan kompensasi dalam bentuk saham.
2) Meningkatkan volume perdagangan di pasar modal dengan harapan meningkatkan
nilai pasarnya.
3) Menambahkan jumlah lembar saham yang tersedia untuk digunakan menguasai
perusahaan lain.
4) Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar untuk menaikkan laba per lembarnya.
5) Alasan khusus lainnya yaitu dengan mengurangi jumlah saham yang beredar sehingga
dapat mengurangi kemungkinan perusahaan lain untuk menguasai jumlah saham
secara mayoritas dalam rangka pengambilan alih tidak bersahabat (hostile takeover)
REFERENSI
5
Akbar, Alif Richky, Hidayat, dan Sulasmiyati. 2017. Analisis Kinerja Investasi Saham
dengan Metode Sharpe Model di beberapa Bursa Efek Asean (Studi Pasar Modal Pada
Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Dan Thailand Tahun 2012 – 2015). Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB) Universitas Airlangga, 50 (6).
Aruma, Tyas dan Sudana, I Made. 2013. Diversifikasi Investasi Saham: Perbandingan Risiko
Total Portofolio melalui Diversifikasi Domestik dan Internasional. E-Journal
Universitas Airlangga, 6 (1).
Erlinawati, Ira. 2015. Pengaruh Jumlah Saham Beredar, Harga Saham Dan Persentase
Saham Publik Terhadap Likuiditas Saham Perusahaan yang Listing di JII Periode
2013. Jurnal Ekonomi Syariah (JESTT) Universitas Airlangga, 2 (2).
Jogiyanto, H.M. 2014. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 11. BPFE: Yogyakarta.