PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Pentingnya Pendidikan Bela Negara Bagi Generasi Muda Bangsa
Disusun Oleh :
Generasi muda merupakan generasi penerus cita-cita perjuangan yang memiliki potensi
strategis, dinamis, kreatif, inovatif dan produktif sangat diperlukan dalam kaitannya untuk
mewujudkan pengetahuan kebangsaan dan sumber daya manusia guna mengantisipasi arus
globalisasi, dengan menumbuhkan sikap optimisme dalam menatap masa depan bangsa dan negara,
serta sikap proaktif dalam menghadapi tantangan dan peluang di era global untuk menghantar
negara Indonesia dalam arus utama dunia.
Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang
Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Pembelaan negara bukan
semata-mata tugas TNI, tetapi merupakan juga tanggung jawab segenap warga negara sesuai
kemampuan dan profesinya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Bela negara
merupakan sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara
yang mencerminkan patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen untuk
kepentingan mempertahankan eksistensi negara. Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha
pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara.
Sedangkan secara non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam
memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan
kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.
Dewasa ini suasana keterbukaan pasca pemerintahan orde baru menyebabkan arus
informasi dari segala penjuru dunia seolah tidak terbendung. Berbagai ideologi, mulai dari ekstrim
kiri sampai ke ekstrim kanan, menarik perhatian bangsa kita, khususnya generasi muda untuk
dipelajari, dipahami dan diterapkan dalam upaya mencari jati diri bangsa setelah selama lebih dari
30 tahun merasa terbelenggu oleh sistem pemerintahan yang otoriter. Salah satu dampak buruk dari
reformasi adalah memudarnya semangat nasionalisme dan kecintaan pada negara.
Semangat untuk membela negara seolah telah memudar, perbedaan pendapat antar
golongan atau ketidaksetujuan dengan kebijakan pemerintah adalah suatu hal yang wajar dalam
suatu sistem politik yang demokratis namun berbagai tindakan anarkis, konflik sara dan
separatisme yang sering terjadi dengan mengatas namakan demokrasi menimbulkan kesan bahwa
tidak ada lagi semangat kebersamaan sebagai suatu bangsa, kepentingan kelompok, bahkan
kepentingan pribadi, telah menjadi tujuan utama. Ketidaksiapan masyarakat bangsa akan sebuah
perubahan sosial yang terjadi pada era reformasi ini menjadikan pengaruh-pengaruh asing mudah
masuk dan mudah menggoyahkan sendi sendi kehidupan berbangsa, diantaranya adalah semangat
dan nilai nilai untuk membela bangsanya seperti, cinta pada tanah air, kewaspadaan terhadap
ancaman, dan kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara lambat laun akan menjadi luntur.
Kondisi ini menjadi makin rentan karena bela negara yang dilakukan oleh pemerintah masih dinilai
oleh masyarakat belum memiliki tujuan positif bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Untuk itu
pada makalah ini akan mencoba menguraikan definisi bela negara, bentuk-bentuk usaha pembelaan
negara, peran generasi muda dalam bela negara, dan penanaman bela negara pada generasi muda.
Rumusan Masalah
Masalah dan topik pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana definisi bela negara ?
2. Bagaimana bentuk-bentuk usaha pembelaan negara ?
3. Bagaimana cara meningkatkatkan kesadaran bela negara untuk generasi muda ?
ISI
Penjelasan UU No. 3 Tahun 2002 tentang pembelaan negara menyatakan bahwa upaya
bela negara adalah sikap dam perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
dan negara. Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban dasar menusia, juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung
jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Sebagai perbandingan pelaksanaan keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara
menurut Undang-Undang No.20 Tahun 1982, dinyatakan pada Pasal 18 sebagai berikut. Hak dan
kewajiban warga negara yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya bela negara
diselenggarakan melalui:
a. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara sebagai bagian tidak terpisah dalam sistem
pendidikan nasional;
b. Keanggotaan Rakyat Terlatih secara wajib;
c. Keanggotaan Angkatan Bersenjata secara sukarela atau secara wajib;
d. Keanggotaan Cadangan Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib
e. Keanggotaan Perlindungan masyarakat secara sukarela.
D. Identifikasi Ancaman terhadap Bangsa dan Negara
Menurut UU No. 20 Tahun 1982, istilah ancaman meliputi ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG). Merujuk UU No.3 Tahun 2002,
Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan baik dari dalam maupun luar
negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
negara, dan keselamatan segenap bangsa. Konsep ancaman mencakup hal
yang sangat luas dan spektrum yang senantiasa berkembang berubah dari
waktu ke waktu.
Dewasa ini, ancaman terhadap kedaulatan negara yang bersifat
konvensional (fisik) berkembang menjadi multidimensional (fisik dan non
fisik), baik yang berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Ancaman
yang bersifat multidimensional tersebut dapat bersumber baik dari
permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, maupun permasalahan
keamanan yang terkait dengan kejahatan internasional, antara lain terorisme,
imigran gelap, bahaya narkotika, pencurian kekayaan alam, bajak laut, dan
perusakan lingkungan.