Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Pentingnya Pendidikan Bela Negara Bagi Generasi Muda Bangsa

Disusun Oleh :

NAMA : AYU RIZKY AMALIA


NIM : 195410008
JURUSAN : INFORMATIKA
JENJANG : S1

Sekolah Tinggi Management Informatika Komputer


AKAKOM
YOGYAKARTA
2021
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Generasi muda merupakan generasi penerus cita-cita perjuangan yang memiliki potensi
strategis, dinamis, kreatif, inovatif dan produktif sangat diperlukan dalam kaitannya untuk
mewujudkan pengetahuan kebangsaan dan sumber daya manusia guna mengantisipasi arus
globalisasi, dengan menumbuhkan sikap optimisme dalam menatap masa depan bangsa dan negara,
serta sikap proaktif dalam menghadapi tantangan dan peluang di era global untuk menghantar
negara Indonesia dalam arus utama dunia.
Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang
Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Pembelaan negara bukan
semata-mata tugas TNI, tetapi merupakan juga tanggung jawab segenap warga negara sesuai
kemampuan dan profesinya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Bela negara
merupakan sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara
yang mencerminkan patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen untuk
kepentingan mempertahankan eksistensi negara. Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha
pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara.
Sedangkan secara non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam
memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan
kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.
Dewasa ini suasana keterbukaan pasca pemerintahan orde baru menyebabkan arus
informasi dari segala penjuru dunia seolah tidak terbendung. Berbagai ideologi, mulai dari ekstrim
kiri sampai ke ekstrim kanan, menarik perhatian bangsa kita, khususnya generasi muda untuk
dipelajari, dipahami dan diterapkan dalam upaya mencari jati diri bangsa setelah selama lebih dari
30 tahun merasa terbelenggu oleh sistem pemerintahan yang otoriter. Salah satu dampak buruk dari
reformasi adalah memudarnya semangat nasionalisme dan kecintaan pada negara.
Semangat untuk membela negara seolah telah memudar, perbedaan pendapat antar
golongan atau ketidaksetujuan dengan kebijakan pemerintah adalah suatu hal yang wajar dalam
suatu sistem politik yang demokratis namun berbagai tindakan anarkis, konflik sara dan
separatisme yang sering terjadi dengan mengatas namakan demokrasi menimbulkan kesan bahwa
tidak ada lagi semangat kebersamaan sebagai suatu bangsa, kepentingan kelompok, bahkan
kepentingan pribadi, telah menjadi tujuan utama. Ketidaksiapan masyarakat bangsa akan sebuah
perubahan sosial yang terjadi pada era reformasi ini menjadikan pengaruh-pengaruh asing mudah
masuk dan mudah menggoyahkan sendi sendi kehidupan berbangsa, diantaranya adalah semangat
dan nilai nilai untuk membela bangsanya seperti, cinta pada tanah air, kewaspadaan terhadap
ancaman, dan kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara lambat laun akan menjadi luntur.
Kondisi ini menjadi makin rentan karena bela negara yang dilakukan oleh pemerintah masih dinilai
oleh masyarakat belum memiliki tujuan positif bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Untuk itu
pada makalah ini akan mencoba menguraikan definisi bela negara, bentuk-bentuk usaha pembelaan
negara, peran generasi muda dalam bela negara, dan penanaman bela negara pada generasi muda.

Rumusan Masalah
Masalah dan topik pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana definisi bela negara ?
2. Bagaimana bentuk-bentuk usaha pembelaan negara ?
3. Bagaimana cara meningkatkatkan kesadaran bela negara untuk generasi muda ?
ISI

A. Pengertia Bela Negara


Membela Negara Indonesia adalah hak dan kewajiban dari pada setiap warga negara
Indonesia. Dikutip dalam Pasal 27 Ayat 3 UUD 1945 bahwa “Setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Setiap warga negara juga berhak dan wajib ikut
serta dalam pembelaan negara. Selanjutnya dalam Pasal 30 Ayat 1 UUD 1945 bahwa “Tiap-tiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”.
Berdasarkan kutipan kedua pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha pembelaan dan
pertahanan negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara Indonesia. Produk
turunannya adalah peraturan Perundang-undangan No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
Pasal 9 Ayat 1 menyebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara”.

Penjelasan UU No. 3 Tahun 2002 tentang pembelaan negara menyatakan bahwa upaya
bela negara adalah sikap dam perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
dan negara. Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban dasar menusia, juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung
jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.

Berikut ini adalah beberapa bentuk-bentuk usaha pembelaan negara :

1. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan


Bentuk usaha pembelaan Negara yang pertama adalah pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan. Ya, anda pasti sudah sangat akrab dengan pendidikan yang satu ini.
bagaimana tidak, mata pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan ini, atau yang
disingkan PPKn ini merupakan mata kuliah yang setia menemani anda semua dari jaman
SD hingga jaman SMA, dan masih bertahan hingga saat ini. apabila ditlisik, mungkin mata
pelajaran PPKn ini merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat membosankan, karena
anda dituntut untuk menghafal, menghafal, dan menghafal. Berbeda dengan mata pelajaran
lain yang memiliki kelas praktek ataupun menuntut kemampuan pemahaman.
Namun demikian, ternyata mata pelajaran PPKn ini menyimpan rahasia. Rahasia dari
pelajaran PPKn ini adalah bahwa mata pelajaran ini emrupakan mata pelajaran yang
merupakan salah satu usaha Negara dalam membina warganya agar lebih mencintai,
menghargai, dan tentu saja merupakan usaha agar warganya mampu menunjukkan sikap
pembelaan Negara. Ya, komponen dan juga materi pelajaran PPKn ini berisi mengenai
dasar-dasar Negara Indonesia, seperti fungsi pancasila dan juga peraturan perundang-
undangan. Ada beberapa hal yang bisa kita ambil dari hubungan antara mata pelajaran
PPKn degnan pembelaan Negara, yaitu :
 Ketika seseorang mampu mengenal struktur negaranya, maka mereka akan
mengenal negaranya lebih baik lagi
 Dengan mengenal dasar-dasar falasafah pendirian dan pelaksanaagn pemerintahan
negera republik Indonesia, maka hal ini akan membuat mereka menjadi lebih cinta
dengan Negara Indonesia
 Hal ini akan menimbulkan rasa kecintaan terhadap Negara yang tinggi, yang akan
membuat warga Negara mau secara sukarela melakukan tindakan pembelaan
terhadap Negara.
2. Wajib Militer
Wajib militer pada era perang dunia merupakan salah satu hal yang dipaksakan untuk
meningkatkan rasa kepedulian dan kecntaan terhadap Negara. Wajib militer mengharuskan
masyarakat dan warga Negara mengikuti pelatihan militer, sehingga dengan pelatihan
militer ini, masyarakat bisa turut melakukan pembelaan terhadap Negara dengan membawa
senjata.
Saat ini, wajib militer memang sudah tidak digalakkan lagi, namun demikian wacana
mengenai bela Negara masih terus bergulir. Hal ini pada dasarnya akan membantu tiap
masyarakat agar menjadi lebih memiliki kepedulian terhadap negaranya, dan mau
melakukan pembelaan terhadap Negara karena kecintaannya.
3. Pengabdian Sebagai Anggota TNI
Salah satu cara paling mudah untuk melakukan upaya-upaya dalam pembelaan Negara
adalah bergabung ke dalam anggota TNI atau tentara Nasional Indonesia. Bergabung
dengan anggota TNI, berarti secara sukrela ataupun tidak anda akan dituntut untuk
mencintai Indonesia, dan mau berjuang serta berkorban hingga titik darah penghabisan
untuk membela Negara ini. hal ini merupakan salah satu cara melakukan pembelaan
terhadap Negara yang paling banyak dilakukan oleh orang-orang, dimana mereka
mendaftarkan diri sebagai anggota TNI, baik anggota TNI AD, AL, ataupun AU. (baca
: tugas dan fungsi TNI Polri)
Dengan bergabung dengan satuan Tentara Nasional Indonesia, maka banyak manfaat yang
akan diperoleh, seperti :
 Pembelaan terhadap Negara secara real, dengan mengangkat senjata
 Menjadi lebih cinta, dan juga peduli terhadap Negara
 Mampu berkomitmen dalam membela Negara
 Selain mengabdi kepada Negara, anggota jga turut mengabdi dan mengayomi
masyarakat, sehingga dapat menciptakan rasa aman dari serangan-serangan musuh
4. Pengabdian Profesi
Pengabdian berikutnya yang merupakan salah satu upaya-upaya dalam pembelaan Negara
adalah pengabdian profesi. Pengabdian profesi merupakan bentuk atau upaya dalam
mengabdikan diri terhadap pembelaan Negara melalui profesi-profesi tertentu. profesi-
profesi yang berkaitan erat dengan pembelaan Negara kebanyakan merupakan profesi yang
bukan merupakan profesi sebagai tentara, namun tetap membela Negara dalam garis depan.
Berikut ini adalah beberapa contoh pengabdian profesi sebagai upaya dalam melakukan
pembelaan terhadap Negara :
 Satuan Kepolisian Republik Indonesia (POLRI)
 Tim SAR (Search and Rescue)
 Pemadam Kebakaran (Fire Fighters)
 Satuan pengamanan (Satpam)
 Linmas (satuan perlindungan Masyarakat)
 Dan berbagai macam satuan pengamanan dan pembelaan Negara lainnya, yang
merupakan profesi secara resmi dan juga sah
5. Pengabdian Masyarakat
6. Berikutnya, individu yang berperan dalam pembelaan Negara pun bisa diikut sertakan.
Tidak perlu harus selalu mengangkat senjata dan juga masuk ke dalam satuan militer,
kepolisian dan juga satuan keamanan. Namun dari sisi Individu itu sendiri pun memiliki
suatu pengabdian tersendiri terhadap masyarakat. Banyak pekerjaan masyarakat, yang tidak
berhubungan dengan kegiatan keamanan dan mengangkat senjata, namun masih berkaitan
dengan pengabdian kepada masyarakat.
Misalnya saja pekerjaan sebagai seorang dokter atau perawat, yang akan selalu siap
membantu ketika harus melakukan pengobatan terhadap siapa saja. Ini juga merupakan
salah satu bagian dari upaya-upaya dalam rangka meningkatkan pembelaan Negara.

Pembelaan Negara dalam bentuk organisasi dan kelompok


Selain menjadi bagian dari angkatan militer, satuan pengamanan, kepolisian dan juga
mengabdi terhadap masyarakat, terdapat pula upaya-upaya lainnya yang mrupakan bagian
dari upaya pembelaan terhadap Negara. ORMAS atau organisasi masyarakat merupakan
salah satu contoh bentuk dan juga upaya yang dilakukan oleh sekelompok orang tertentu
yang sengaja berkumpul dan membentuk organisasi, untuk berbagai tujuan. Ada beberapa
tujuan terbentuknya ormas, seperti :
- Tujuan keagamaan, yaitu utuk memastikan bahwa Negara bebas dari paham-paham
keagamaan yang bertentangan degan sila-sila yang ada di dalam Pancasila
- Tujuan Sosial, yang merupakan organisasi yang memiliki tujuan untuk membantu
masyarakat yang mengalami kesulian, korban perang, dan berbagai bentuk masalah
lainnya, secara sosial, tanpa pamrih
- Tujuan militer, merupakan organisasi masyarakat yang memiliki peran dalam
mendukung tugas aparat militer dan juga keamanan, yang berisi masyarakat sipil yang
sudah terlatih secara militer.
- Dan organisasi masyarakat lainya, yang memiliki tujuan untuk menjaga kesatuan dan
juga keutuhan dari NKRI agar tetap berdaulat, satu dan adil.

B. Konsep Bela Negara


Konsep bela negara dapat diuraikan secara fisik dan nonfisik. Secara fisik yaitu dengan
cara mengangkat senjata mengahdapi serangan atau agresi musuh. Bela negara secara fisik
dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Sementara, bela negara secara nonfisik dapat
didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia
dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap
tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.
Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga negara untuk
berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia, keutuhan wilayah nusantara, kelangsungan hidup dan yuridiksi nasional, serta
nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Sikap dan perilaku bela negara dilandasi oleh nasionalisme
dan patriotisme dari setiap warga negara.
Sesuai Undang-Undang No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, keikutsertaan
warga negara dalam bela negara secara fisik dapat dilakukan dengan menjadi anggota Tentara
Nasional Indonesia dan Pelatihan Dasar kemiliteran. Saat ini pelatihan dasar kemiliteran
diselenggarakan melalui program Rakyat Terlatih (Ratih), meskipun konsep Rakyat Terlatih
(Ratih) adalah amanat dari Undang-Undang No. 20 Tahun 1982.
Rakyat Terlatih (Ratih) terdiri dari berbagai unsur, seperti Resimen Mahasiswa (Menwa),
Perlawanan Rakyat (Wanra), Pertahanan Sipil (Hansip), Mitra Babinsa, dan Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang telah mengikuti Pendidikan Dasar Militer, dan lainnya.
Rakyat terlatih mempunyai empat fungsi, yaitu ketertiban Umum, Perlindungan Masyarakat,
Keamanan Rakyat, dan Perlawanan Rakyat. Tiga fungsi yang disebut pertama umumnya
dilakukan pada masa damai atau pada saat terjadinya bencana alam atau darurat sipil, di mana
unsur-unsur Rakyat Terlatih membantu pemerintah daerah dalam menangani Keamanan dan
Ketertiban Masyarakat, sementara fungsi Perlawanan Rakyat dilakukan dalam keadaan darurat
perang di mana Rakyat Terlatih merupakan unsur bantuan tempur bagi pasukan regular TNI dan
terlibat langsung di medan perang.
Disisi nonfisik, merujuk Undang-Undang No.3 Tahun 2002, keikutsertaan warga negara
dalam bela negara dapat diselenggarakan melalui Pendidikan Kewarganegaraan dan pengabdian
sesuai dengan profesi. Berdasar hal itu, maka keterlibatan warga negara dalam bela negara secara
nonfisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa dan dalam segala situasi,
misalnya dengan cara:
1) Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati demokrasi
dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak, menanamkan
kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus kepada masyarakat,
2) Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata (bukan
retorika),
3) Kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan menjunjung tinggi Hak
Azazi Manusia, dan
4) Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh-
pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa
Indonesia dengan lebih bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui ibadah sesuai
agama/kepercayaannya masing-masing.
Hingga saat ini belum ada undang-undang tersendiri yang mengatur mengenai
Pendidikan Kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, dan pengabdian sesuai
dengan profesi sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No.3 Tahun 2002. Apabila
nantinya telah keluar undang-undang mengenai Pendidikan Kewarganegaraan, pelatihan dasar
kemiliteran secara wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi maka akan semakin jelas bentuk
keikutsertaan warga negara dalam upaya pembelaan negara.

C. Peraturan Perundang-undangan tentang Bela Negara


Dasar hukum mengenai bela negara dapat ditemukan dalam perundang-undangan,
sebagai berikut:
a. Pasal 27 Ayat 3 UUD 1945:
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”
b. Pasal 30 UUD 1945
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara
(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.
(3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara sebagai alat Negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara
keutuhan dan kedaulatan Negara.
(4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat Negara yang menjaga keamanan
dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat,
serta menegakkan hokum.
(5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik
Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga
negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait
dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.
Produk turunan dalam Perundang-undangan yang merupakan tata laksana dari Pasal 30
UUD 1945 yang telah disusun adalah;
a. Undang-Undang No.2 Tahun 2001 tentang Kepolisisan Negara Republik Indonesia
b. Undang-Undang No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
c. Undang-Undang No.34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia
Pengaturan peran warga negara dalam bela negara disebutkan dalam Pasal 9 UU No.3
Tahun 2002, sebagai berikut:
(1) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.
(2) Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara, sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), diselenggarakan melalui:
a. Pendidikan Kewarganegaraan;
b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;
c. Sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib;
d. Pengabdian sesuai dengan profesi
(3) Ketentuan mengenai pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara
wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi diatur dengan undang-undang.

Sebagai perbandingan pelaksanaan keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara
menurut Undang-Undang No.20 Tahun 1982, dinyatakan pada Pasal 18 sebagai berikut. Hak dan
kewajiban warga negara yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya bela negara
diselenggarakan melalui:
a. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara sebagai bagian tidak terpisah dalam sistem
pendidikan nasional;
b. Keanggotaan Rakyat Terlatih secara wajib;
c. Keanggotaan Angkatan Bersenjata secara sukarela atau secara wajib;
d. Keanggotaan Cadangan Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib
e. Keanggotaan Perlindungan masyarakat secara sukarela.
D. Identifikasi Ancaman terhadap Bangsa dan Negara
Menurut UU No. 20 Tahun 1982, istilah ancaman meliputi ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG). Merujuk UU No.3 Tahun 2002,
Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan baik dari dalam maupun luar
negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
negara, dan keselamatan segenap bangsa. Konsep ancaman mencakup hal
yang sangat luas dan spektrum yang senantiasa berkembang berubah dari
waktu ke waktu.
Dewasa ini, ancaman terhadap kedaulatan negara yang bersifat
konvensional (fisik) berkembang menjadi multidimensional (fisik dan non
fisik), baik yang berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Ancaman
yang bersifat multidimensional tersebut dapat bersumber baik dari
permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, maupun permasalahan
keamanan yang terkait dengan kejahatan internasional, antara lain terorisme,
imigran gelap, bahaya narkotika, pencurian kekayaan alam, bajak laut, dan
perusakan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai