Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Abstrak
Stunting merupakan kondisi gagalnya pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi
kronis terutama selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Pengetahuan sejak dini pada ibu hamil
dan remaja putri sebagai calon ibu dapat berperan dalam pencegahan peningkatan angka kejadian
stunting. Kondisi Pandemi covid-19 saat ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan kondisi sosial
dan mempengaruhi status gizi anak. PKL Terpadu ini dilakukan untuk mengetahui dampak pandemi
covid-19 terhadap prevalensi anak berisiko stunting di Desa Mekkala, Kecamatan Curio, Kabupaten
Enrekang. Data status gizi anak diperoleh melalui sistem Pencatatan dan Pelaporan Gizi dari Puskesmas.
Hasil yang diperoleh menunjukkan pembatasan kegiatan sosial masyarakat berakibat pada perubahan
pola sosial ekonomi. Pembatasan terhadap akses konsumsi dan pelayanan kesehatan akan
mempengaruhi status gizi anak. Penurunan status gizi anak dapat berdampak pada peningkatan
prevalensi anak berisiko stunting di Desa Mekkala, Kecamatan Curio, Kabupaten Enrekang selama
pandemi covid-19.
Kata Kunci : Stunting, Covid-19
LATAR BELAKANG
Salah satu upaya yang dilakukan Poltekkes Kemenkes Makassar adalah dengan
mengembangkan strategi pelaksanaan PKL dari intraprofesional menjadi interprofesional.
Strategi PKL interprofesional merupakan salah satu bentuk implementasi dari strategi
pendidikan interprofesional atau interprofesisonal education (IPE) yaitu suatu model proses
pendidikan yang melibatkan dua atau lebih jenis profesi. Pendidikan interprofesional
mengandung makna “learning about, from, with,each other” atau belajar tentang, dari, dengan
satu sama lain untuk menciptakan kolaborasi efektif sehingga diharapkan dapat
meningkatkan outcome kesehatan.
Strategi model PKL terpadu IPE yang berfokus pada pencegahan stunting dan covid-
19 ini mengutamakan praktek kolaborasi yang dilandasi oleh kompetensi interprofesional
agar dapat belajar mengenai profesi lain dan membangun kerjasama yang efektif dengan
menerapkan ilmu yang dipelajari sekaligus belajar berinteraksi dan berkolaborasi dengan
profesi kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal.
Diharapkan beberapa permasalahan kesehatan terkait pencegahan stunting yang ditemukan
pada tahun sebelumnya dengan pendekatan full daring dapat ditindak lanjuti melalui
intervensi langsung yang relevan sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat akan layanan
kesehatan yang lebih baik. Melalui pengalaman belajar secara langsung dilapangan
diharapkan dapat mengimplementasikan proses bekerja secara tim dalam mengidentifikasi
masalah, menetapkan skala prioritas masalah, menyusun rencana intervensi, serta melakukan
monitoring dan evaluasi sebagai alternatif solusi pemecahan masalah kesehatan pada
stunting dan masalah kesehatan lainnya di masyarakat.
Covid-19 ditransmisikan melalui droplet (percikan air liur) yang dihasilkan saat orang
yang terinfeksi batuk, bersin, atau mengembuskan nafas. Droplet ini terlalu berat dan tidak
bisa bertahan di udara, sehingga dengan cepat jatuh dan menempel pada lantai atau
permukaan lainnya. Pencegahan yang dilakukan adalah meningkatkan daya tahan tubuh
melalui asupan makanan sehat, meperbanyak cuci tangan, menggunakan masker bila berada
di daerah berisiko atau padat, melakukan olah raga, istirahat cukup serta makan makanan
yang dimasak hingga matang dan bila sakit segera berobat ke RS rujukan untuk dievaluasi.
Diharapkan konsep PKL Terpadu IPE yang berfokus pada pencegahan stunting dan
covid-19 ini dapat meningkatkan kesadaran diri mahasiswa untuk lebih memahami dan
menghargai peran masing-masing profesi kesehatan agar tidak terjadi tumpang tindih
ataupun ketidakselarasan dalam memberikan pelayanan kesehatan, sehingga dapat memacu
motivasi mahasiswa untuk mengabdi secara lebih berkualitas seluruh dipelosok atau daerah
terpencil di Indonesia sehingga dapat menunjang pembangunan bidang kesehatan.
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Geografi
a. Letak
Kampung Dusun Pekajo terletak dalam wilaya adminitrasi Desa Mekkala Kecamatan Curio
Kabupaten Enrekang dengan batas wilayah sbb :
- Sebelah Utara berbatasan dengan dusun karuru Desa Buntu pema
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Dusun Bere
- Sebelah Barat berbatasan dengan Dusun Pekajo
- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sumbang
- Jarak tempuh dari ibu kota Kabupataen ke Kecamatan Curio 49 km, dari ibu kota
Kecamatan Curio ke Desa Mekkala 7 km, dari Desa Mekkala ke Dusun Pekajo 0 km.
b. Topografi
Kampung Pekajo mempunyai wilayah Daerah yang sebagian besar berbukit.
a. Kelembagaan
Dalam wilayah kampung KB memiliki kelembagaan diantaranya : PPKBD,Sub-PPKBD,
LKMD dan Kelompok KB
b. Pencaharian
Penduduk Kampung Pekajo memiliki mata pencaharian sebagai petani dan peternak, khususnya
dalam bidang bertani kopi,cengkeh,lada dan Kebanyakan dari masyarakat kampung Pekajo
menanam tanaman jangka pendek seperti kol, tomat dan cabe ( holtikultura ). serta beternak
sapi, kambing ,dan unggas.
c. Sosial Budaya
Pada Penduduk Kampung Pekajo menganut Agama Islam. pada sektor pendidikan Kampung
Pekajo memiliki sasaran berupa : Taman Kanak-kanak. Sedangkan pada sektor Kesehatan di
Desa Mekkala memiliki sarana Kesehatan berupa posyandu dan puskesdes
d. Luas Wilayah
Kampung Pekajo merupakan bagian wilayah dari Desa Mekkala yang memiliki Luas
1000x1000 m.
B. Gambaran Demografi
Jumlah warga di Desa Kolai ini sebanyak 1.168 dan memiliki 243 Kepala Keluarga.
Mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani. Urusan Kepemerintahan di Desa Kolai
ini dipimpin oleh Kepala Desa Kolai.
TUJUAN
Tujuan Umum
Optimalisasi intervensi IPE pada sasaran strategis pencegahan stunting dengan pendekatan
keluarga dan komunitas
Tujuan Khusus
1. Mengetahui masalah sasaran strategis pencegahan stunting di Desa/Kelurahan Kolai ,
Kecamatan Malua, Kabupaten Enrekang
2. Mengetahui intervensi IPE pada KK Prioritas pencegahan stunting
3. Mengetahui solusi masalah intervensi pada KK Prioritas Pencegahan stunting
METODE
PKL ini dilaksanakan di Kabupaten Enrekang pada tanggal 17 Maret-1 April 2021
(Gelombang I) dan tanggal 25 Maret - 9 April (Gelombang II) dengan menggunakan metode
IPE dengan pendekatan keluarga dan komunitas. Pada pendekatan keluarga dikoordinasikan
dengan aparat desa untuk menentukan KK prioritas berdasarkan % masalah dari hasil
kuesioner. Sedangkan komunitas mengacu pada hasil observasi dan koordinasi dengan aparat
desa. Kegiatan PKL ini melibatkan 8 Jurusan, yaitu Jurusan Analis Kesehatan, Fisioterapi,
Farmasi, Gizi, Keperawatan, Kebidanan, Keperawatan Gigi, dan Kesehatan Lingkungan.
HASIL
1. Sasaran Strategis
Table 1. Sasaran Strategis
NO SASARAN n %
1 Ibu Hamil 5 31.3
2 Ibu Nifas 2 12.5
3 Ibu Menyusui 3 18.8
4 Bayi Baru Lahir 2 12.5
5 Baduta 4 25.0
3 Balita 6 37.5
4 Remaja Putri 0 0.0
5 Rumah Tangga 16 100.0
3. Intervensi
Intervensi 4 KK
Prioritas KK I
1. Sasaran Intervensi
- Ibu menyusui
- Anak Baduta
- Anak balita
- Rumah Tangga
2. Bentuk Intervensi
- edukasi tentang pencegahan masalah gigi dan mulut (KG), dan edukasi
tentang pencegahan gangguan anggota gerak pada ibu menyusui
(Fisioterapi
- edukasi mengenai pemberian susu formula pada anak Baduta (Bidan), edukasi
penyebab dan pencegahan cacingan(Analis), edukasi tentang perlunya pemberian
makanan tambahan(Gizi).
- edukasi tentang perlunya mengonsumsi susu secara rutin (Bidan) dan
edukasi pencegahan masalah gigi dan mulut(KG).
- Promkes dampak merokok bagi kesehatan keluarga (KG) edukasi tentang
pengolahan air minum atau air bersih yang memenuhi syarat kesehatan (Tidak
berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna). (Kesling)
3. Tujuan
- Ibu menyusui tidak mengalami masalah gigi dan mulut dan gangguan anggota
gerak pada ibu menyusui berkurang.
- anak BADUTA tidak meminum susu formula sebelum mencapai usia 2 tahun keatas,
- Anak BADUTA harus diperiksa cacingan dan mendapatkan makanan tambahan.
- Anak BALITA rutin mengonsumsi susu dan tidak mengalami masalah pada gigi
dan mulut
- Anggota Rumah Tangga tahu bahaya rokok, dan sumber air minum dan air
bersih memenuhi syarat kesehatan (tidak berasa,tidak berbau, dan tidak
berwarna)
4. Metode
1. Penyuluhan
2. Demonstrasi
3. Promkes
5. Waktu dan Tempat
Rabu, 24-03-2021, Desa Kolai, Kecamatan Malua, Kabupaten Enrekang.
6. Profesi yang terlibat
1. Kesling
2. Gizi
3. Keperawatan Gigi
4. Kebidanan
5. Fisioterapi
6. Analis Kesehatan
KK II
1. Sasaran Intervensi
- Ibu Hamil
- Anak balita
- Rumah Tangga
2. Bentuk Intervensi
- Edukasi tentang pencegahan gangguan anggota gerak(Fisioterapi) dan
edukasi mengenai pentingnya mendapat bimbingan sebagai suami siaga
atau keluarga siaga(Bidan).
- Edukasi manfaat posyandu terhadap tumbuh kembang BALITA(bidan) edukasi
tentang perlunya mengonsumsi susu secara rutin(Bidan), Edukasi hubungan
keterkaitan antara PAUD dan fenomena Stunting(Gizi), edukasi tentang penyebab
dan pencegahan
cacingan(Analis) dan edukasi pencegahan gangguan anggota gerak(Fisioterapi).
- Edukasi tentang pentingnya peningkatan pengetahuan dalam pengasuhan
anak(Bidan), promkes dampak bahaya rokok bagi kesehatan(KG), dan edukasi
tentang pentingya memiliki jamban keluarga (Kesling).
3. Tujuan
- Nyeri pinggang atau gangguan anggota gerak berkurang pada ibu hamil, dan suami
atau keluarga ibu hamil mendapat bimbingan sebagai suami siaga atau keluarga
siaga.
- Anak BALITA rutin dibawah ke Posyandu,Ibu Balita tahu manfaat BALITA
dibawah ke posyandu, anak balita rutin mengonsumsi susu, anak BALITA perlu
terdaftar di PAUD, anak BALITA diperiksa cacingan dan anak balita tidak
mengalami gangguan anggota gerak
- Anggota Rumah tangga perlu mengikuti Bina Keluarga BALITA oleh kader
untuk meningkatkan pengetahuan dalam pengasuhan anak, anggota rumah
tangga tidak ada yang merokok, dan anggota rumah tangga harus memiliki
jamban.
4. Metode
1. Penyuluhan
2. Demonstrasi
3. Promkes
5. Waktu dan Tempat
Rabu, 24-03-2021, Desa Kolai, Kecamatan Malua, Kabupaten Enrekang.
6. Profesi yang terlibat
1. Kesling
2. Gizi
3. Keperawatan Gigi
4. Kebidanan
5. Fisioterapi
6. Analis Kesehatan
KK III
1. Sasaran Intervensi
- BADUTA
- Rumah Tangga
2. Bentuk Intervensi
- Edukasi penyebab dan pencegahan cacingan (analis), edukasi tentang
perlunya pemberian makanan tambahan(Gizi), dan edukasi tentang
pencegahan gangguan anggota gerak(Fisioterapi).
- Edukasi tentang pentingnya peingkatan pengetahuan dalam pengasuhan anak(Bidan),
Promkes tentang PHBS(Kesling), Promkes bahaya rokok bagi kesehatan gigi dan
mulut(KG), edukasi tentang pengolahan air minum atau air bersih yang memenuhi
syarat kesehatan (Tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna). serta edukasi
tentang pentingnya tempat sampah dan pengelolaan sampah.(Kesling)
3. Tujuan
- Anak BADUTA perlu diperiksa cacingan, mendapat makanan tambahan, dan
tidak mengalami gangguan anggota gerak.
- Anggota Rumah Tangga perlu mengikuti Bina Keluarga BALITA oleh kader untuk
meningkatkan pengetahuan dalam pengasuhan anak, perlu mendapatkan
penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat, mengetahui bahaya rokok, sumber air
minum dan air bersih memenuhi syarat kesehatan (tidak berasa, tidak berbau dan
tidak berwarna), dan rumah tangga harus memiliki tempat pembuangan sampah.
4. Metode
1. Penyuluhan
2. Demonstrasi
3. Promkes
5. Waktu dan Tempat
Kamis, 25-03-2021 Desa Kolai, Kecamatan Malua, Kabupaten Enrekang.
6. Profesi yang terlibat
1. Kesling
2. Gizi
3. Keperawatan Gigi
4. Kebidanan
5. Analis Kesehatan
KK IV
1. Sasaran Intervensi
- BALITA
- Rumah Tangga
2. Bentuk Intervensi
- Edukasi tentang perlunya mengonsumsi susu secara rutin dan mendapat suplemen
antara lain B komplek, calsiu, Vit.D (Gizi), edukasi hubungan keterkaitan antara
PAUD dan fenomena Stunting(Gizi), edukasi tentang bahaya merokok bagi
kesehatan gigi dan mulut(KG), edukasi tentang penyebab dan pencegahan
cacingan(Analis), dan edukasi tentang mencegah terjadinya diare dan demam
berdarah(Kesling).
- Promkes dampak merokok bagi kesehatan keluarga(KG) edukasi tentang
pengolahan air minum yang memenuhi syarat kesehatan (Tidak berasa, tidak berbau,
dan tidak
berwarna). (Kesling).
3. Tujuan
- Anak BALITA rutin mengonsumsi susu, mendapat suplemen antara lain B komplek,
calsium, Vit. D, anak balita perlu terdaftar di PAUD, tidak mengalami masalah gigi
dan mulut, perlu diperiksa cacingan.
- Anggota Rumah tangga tahu bahaya merokok dan sumber air minum memenuhi
syarat kesehatan (tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna)
4. Metode
1. Penyuluhan
2. Demonstrasi
3. Promkes
5. Waktu dan Tempat
Kamis, 25-03-2021 Desa Kolai, Kecamatan Malua, Kabupaten Enrekang.
6. Profesi yang terlibat
1. Kesling
2. Gizi
3. Keperawatan Gigi
4. Kebidanan
5. Analis Kesehatan
Solusi
a. KK yang terpilih sebaiknya dikonfirmasi sehari sebelum dilakukan intervensi
b. Diadakannya sarana transportasi untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengumpulan data kuisioner yang telah dilakukan di Desa Kolai,
Kecamatan Malua, Kabupaten Enrekang, yaitu didapatkan data dari sasaran strategis seluruh
jumlah KK (16 KK) pada Ibu hamil berjumlah 5 dengan persentase total 31.25%, ibu nifas
berjumlah 2 orang dengan persentase 12.5%, ibu menyusui berjumlah 3 orang dengan
persentase 18.75%, bayi baru lahir berjumlah 2 dengan persentase 12.5%, Baduta berjumlah
4 orang dengan persentase 25%, Balita berjumlah 6 orang dengan persentase 37.5%, Remaja
Putri berjumlah 0, dan Rumah tangga berjumlah 16 dengan persentase 100%. Dari 16 KK
yang dilakukan
wawancara didapatkan 4 KK prioritas yang dimana KK I memiliki 4 sasaran masalah, yaitu
ibu menyususi Anak Balita, Anak Baduta, dan Rumah tangga, di KK II memiliki 3 sasaran
masalah, yaitu Ibu hamil , Anak Balita, dan Rumah tangga, kemudian pada KK III memiliki 2
sasaran masalah, yaitu Anak Baduta da Rumah tangga, dan pda KK IV memiliki 2 sasaran
masalah, yaitu Anak Balita dan Rumah tangga. Dari KK prioritas ini dilakukan intervensi
dengan beberapa metode seperti penyuluhan, demonstrasi, edukasi dan lain sebagainya yang
melibatkan seluruh profesi yang terdiri dari 6 jurusan yang ada di POLTEKKES
KEMENKES MAKASSAR yang bergabung dalam kegiatan PKL Terpadu dengan tema “
Intervensi PKL Terpadu IPE pada Sasaran Strategis Pencegahan Stunting dan Covid-19 di
Kabupaten Enrekang dengan Pendekatan Keluarga dan Komunitas”.
Pada sasaran Komunitas jumlah komunitas yang dilakukan intervensi yaitu sebanyak
2 komunitas, yang terdiri dari komunitas SD dengan sasaran Remaja Putri dan Komunitas
Posyandu dengan sasaran Ibu hamil. Adapun Target masalah dari komunitas SD yaitu
adanya remaja putri yang tidak mengonsumsi tablet tambah darah yang beresiko mengalami
anemia pada komunitas ini profesi yang terlibat adalah Gizi dan Analis Kesehatan, sehingga
dilakukan pembagian tablet tambah darah bekerja sama dengan poskesdes Kolai dan target
masalah pada komunitas Posyandu yang melibatkan seluruh profesi yaitu meningkatkan
pencegahan stunting seperti pemeberian penyuluhan, makanan tambahan, pemeriksaan ibu
hamil, demonstrasi PHBS dan senam ibu hamil.
Faktor penghambat dalam kegiatan PKL ini yaitu adanya KK yang tidak berada
ditempat saat akan dilakukan intervensi dan kurangnya sarana transportasi.
Adapun solusinya yaitu mengonfirmasi sehari sebelum intervensi pada KK yang terpilih
dan menyediakan sarana transportasi sebagai salah satu penunjang pada kegiatan PKL
KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil pengumpulan data kuisioner yang telah dilakukan di Desa Kolai,
Kecamatan Malua, Kabupaten Enrekang, yaitu didapatkan data dari sasaran strategis
seluruh jumlah KK (16 KK) pada Ibu hamil berjumlah 5 dengan persentase total 31.25%,
ibu nifas berjumlah 2 orang dengan persentase 12.5%, ibu menyusui berjumlah 3 orang
dengan persentase 18.75%, bayi baru lahir berjumlah 2 dengan persentase 12.5%,
Baduta berjumlah 4 orang dengan persentase 25%, Balita berjumlah 6 orang dengan
persentase 37.5%, Remaja Putri berjumlah 0, dan Rumah tangga berjumlah 16 dengan
persentase 100%.
2. Dari pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa di Desa Kolai, Kecamatan
Malua, Kabupaten Enrekang, telah dilakukan intervensi 4 KK prioritas yang telah terpilih
dengan berbagai masalah yang ditemukan maka dilakukan berbagai metode kegiatan
untuk mengatasi masalah tersebut seperti, profesi Gizi , Keperawatan Gigi , Kebidanan,
Kesehatan Lingkungan dan Analis kesehatan menggunakan metode penyuluhan atau
Edukasi, dan Fisioterapi melakukan demonstrasi cara mengatasi gangguan anggota gerak.
3. Adapun faktor penghambat dalam intervensi yaitu, adanya KK yang terpilih yang tidak
berada ditempat saat akan melakukan intervensi dan Kurangnya respon dari sasaran
saat dilakukan intervensi seperti ketidak aktifan dalam menjawab pertanyaan yang
diberikan. Sehingga solusi yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah tersebut yaitu
dengan mengonfirmasi kembali responden sehari sebelum dilakukannya kegiatan
intervensi dan dalam pemberian edukasi harus disampaikan secara menarik, sopan, dan
tidak menyinggung responden.
DAFTAR PUSTAKA
1. Poltekkes Kemenkes Makassar.(2021).Buku Panduan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Terpadu Interprofessional Education (IPE).Makassar:Pusat Pengembangan Pendidikan
2. Efrizal, W. (2020). Berdampakkah Pandemi Covid-19 Terhadap Stunting Di Bangka
Belitung. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, 09, 154-157.
3. Handayani, D., Hadi, D. R., Isbaniyah, F., Burhan, E., & Agustin, H. (2020, April).
Penyakit Virus Corona 2019. Jurnal Respirologi, 40(02), 66-119.
4. Tamrin, M. H. (2019). Strategi Nasional Pencegahan Stunting. Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan, 1-41.
5. Yoga, I. T., & rokhaidah. (2020). Pengetahuan Ibu Tentang Stunting Pada Balita Di
Posyandu Desa. Indonesian Journal of Health Development, 02(03), 183-192.