Anda di halaman 1dari 13

RESUME

PERENCANAAN DAN PERANGKAT PENUGASAN

AUDIT MANAJEMEN (FA)

Kelompok 4:

1. Innaya Rizki Arsanti (2018310268)


2. Anisah Rachmawati (2018310477)
3. Nadya Zulfa Nafira (2018310483)
4. Isnaini Nur Fadhilah (2018310485)
5. Novi Aulia Rizky (2018310491)
6. Novidda Ayu Elita (2018310573)
7. Muhammad Armansyah R. (2018310706)

STIE PERBANAS SURABAYA


2021
SURVEI PENDAHULUAN
Survei dilakukan oleh auditor untuk memperoleh gambaran awal auditor terhadap entitas
yang diaudit. Studi awal meliputi penelaahan kertas kerja tahun sebelumnya, temuan audit, bagai
organisasi, dan dokumen-dokumen lain yang dapat membantu memahami subyek audit.
A. Melakukan Studi Awal
Studi awal dilakukan untuk memperoleh gambaran secara umum mengenai entitas yang
akan diaudit. Studi ini meliputi penelaahan kertas kerja, temuan audit, bagan organisasi,
dan dokumen lain yang membantu untuk memahami subyek audit.
B. Kuesioner
Pembuatan kuesioner diusahakan untuk mudah dipahami bagi responden yang diminta
untuk mengisi kuesioner. Selain itu, kuesioner yang baik tidak terlalu panjang dan tidak
terlalu tebal.
C. Bertemu Klien
Auditor internal harus mempunyai keahlian dalam berkomunikasi dengan klien secara
efektif. Auditor internal juga harus mempunyai keahlian dalam berkomunikasi baik lisan
dan tertulis, sehingga dapat menyampaikan tujuan audit, evaluasi, kesimpulan dan
rekomendasi secara jelas dan efektif.
D. Mengumpulkan Bahan Bukti, Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan, dan
Pengendalian
Survei pendahuluan akan berjalan lancar dan sistematis jika auditor mempunyai tujuan
yang jelas apa yang ingin dicapai. Dalam rangka mengumpulkan bahan bukti, informasi
penting dapat diklasifikasikan ke empat fungsi manajemen, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.

PROGRAM AUDIT
Program audit merupakan alat yang menghubungkan survei pendahuluan dengan pekerjaan
lapangan. Dalam survei pendahuluan dengan pekerjaan lapangan. Dalam survei pendahuluan,
audit internal menidentifikasi tujuan operasi, risiko, kondisi-kondisi operasi, dan kontrol yang
diterapkan. Dalam perkerjaan lapangan, auditor mengumpulkan bahan bukti tentang efektivitas
sistem pengendalian, efisiensi operasi, pencapaian tujuan dan dampak risiko terhadap
perusahaan. Dengan demikian program audit internal digunakan sebagai peoman bagi auditor
untuk melaksanakan auditnya dan mengumpulkan bahan bukti.

Tujuan dan Manfaat


Program audit dirancang untuk menjadi pedoman bagi auditor mengenai: apa yang akan
dilakukan, kapan akan dilakukan, bagaimana melakukannya, siapa yang akan melakukannya dan
berapa lama waktu yang dibutuhkan.
Program audit yang disusun dengan baik bisa memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan rencana sistematis untuk setiap tahap pekerjaan audit, yang merupakan
suatu rencana yang dapat dikomunikasikan baik kepada supervisor audit maupun kepada
staff audit.
2. Menjadi dasar penugasan
3. Menjadi sarana pengawasan dan evaluasi kemajuan pekerjaan audit karena memuat
waktu audit yang dianggarkan.
4. Memungkinkan supervisor audit dan manajer membandingkan apa yang dikerjakan
dengan apa yang dikerjakan.
5. Memberi ringkasan catatan pekerjaan yang dilakukan.
6. Menjadi awal bagi penilai fungsi audit internal untuk mengevaluasi upaya audit yang
telah dilakukan.
Tanggung Jawab dan Lingkup Audit
Audit intenal harus bertanggung jawab untuk merencanakan penugasan audit. Perencanaan
harus didokumentasikan dan harus mencakup:
1. Penetapan tujuan audit dan lingkup pekerja
2. Perolehan latar belakang informasi tentang aktivitas yang akan diaudit
3. Penentuan sumber daya yang diperlakukan untuk melakukan audit
4. Penulisan program audit
5. Penentuan bagaimana, kapan, dan kepada siapa hasil audit akan dikomunikasikan

Mendefinsikan Ekonomisasi, Efisiensi dan Efektivitas


Economy merupakan sesuatu dengan biaya yang murah, tetapi sebenernya implikasi
utamanya adalah adanya manajemen yang berhati-hati atau penggunaann sumber daya untuk
mendapatkan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu. Istilah efisien ini bisa diterapkan ke
orang atau operasi yang berkompeten dan cakap memproduksi hasil yang diinginkan dengan
upaya minimum. Efektivitas (Effectiveness) yaitu menekankan hasil aktual dari dampak atau
kekuatan untuk menghasilkan dampak tertentu. Sesuatu bisa jadi efektif tetapi tidak efisien atau
ekonomis. Program untuk memuat sistem menjadi lebih efisien atau ekonomis juga bisa menjadi
lebih efektif.

Tujuan dan Prosedur Audit


Tujuan audit umum diupayakan untuk mencapainya semua penugasan dalam lingkup
audit yang diberikan manajemen dan dewan komisaris kepada kepala bagian audit. Proses audit
adalah teknik yang diterapkan auditor untuk menentukan apakah tujuan operasi telah dicapai.
Contoh, program audit akan berisi pemeriksaan auditor atas sempel pesanan pembelian dan
melihat apakah pesanan tersebut dilengakapi dengan permintaan pembelian.

Pendektan Profesional yang Diambil Auditor


Dalam audit, kontrol atas aktiva yang dilepas, auditor umumnya tidak bisa menentukan
sendiri apakah pelepasan aktiva telah dilakukan dengan layak. Hanya dengan menelaah
persetujuan tertulis yang diberikan orang yang bertanggung jawab atas pelepasan tersebut, sesuai
dengan prosedur yang diterapkan, atau menentukan apakah pelepasan mengikuti prosedur yang
ditetapkan akan memenuhi tujuan audit.

F. PROGRAM PRO FORMA


Program pro forma sangat penting dan berguna jika audit akan dilaksanakan oleh auditor-auditor
yang kurang berpengalaman yang pekerjaannya oleh auditor-auditor yang kurang berpengalaman
yang pekerjaannya harus diawasi. Berikut ini adalah program pro forma :

Program Audit untuk Brankas

Perjanjian Sewa Guna Usaha


Penyimpangan yang ditemukan pada audit terakhir harus ditelaah. Semua nomor
penanganan komputer harus didaftar dan daftar tersebut dimasukkan ke dalam kertas kerja.
Pemeriksaan visual dilakukan untuk memverifikasi nomor-nomor yang ada. Perjanjian sewa
guna usaha untuk brankas yang disewa harus ditelaah. Beri tanda audit disamping nomor pada
daftar setiap perjanjian yang ada. Jika ada perjanjian baru, periksa kelengkapan dan
kebenarannya. Beri tanda inisial dan tanggal di kiri nomor brankas yang tertera di perjanjian.
Suatu perubahan nomor brankas pada perjanjian sewa harus dilakukan oleh penyewa. Periksa
semua perwalian hukum untuk perjanjian-perjanjian baru. Jika sebuah brankas dibatasi
aksesnya karena si penyewa meninggal dunia, maka pengoperasian komputer hanya oleh dua
orang atau lebih yang diberi kepercayaan, jika ada lampiran, catat nomornya di kertas kerja.
1. Periksa kartu perjanjian yang ada
G. MEKANISME PROGRAM

Pedoman Alasan
Telaah laporan program audit dan kertas kerja, Untuk mendapatkan informasi dan latar
serta dokumen lainnya dari audit terdahulu, belakang perusahaan. Untuk menentukan hasil-
dan buat daftar masalah yang membutuhkan hasil penelaahan sebelumnya dan untuk
tindakan perbaikan memutuskan lingkup audit sekarang dengan
lebih baik
Lakukan survei pendahuluan Untuk menentukan tujuan aktivitas yang akan
diperiksa, risiko aktual atau potensial , dan
sistem pengendalian yang ada
Telaah kebijakan dan prosedur fungsi yang Untuk menentukan hal-hal yang bisa diukur
diaudit, manual operasinya , bagan organisasi, dan dinilai apakah fungsi tersebut berfungsi
wewenang , tujuan serta sasaran jangka sesuai keinginan manajemen
panjang dan pendek
Telaah literatur terbaru di bidang audit internal Untuk mendapatkan informasi terbaru tentang
tentang masalah yang diaudit teknik-teknis audit untuk aktivitas yang
diperiksa
Siapkan bagan alir operasi-operasi kunci dari Untuk mengidentifikasi kelemahan
fungsi yang diaudit pengendalian dan mendapatkan analisis visual
aliran transaksi
Telaah standar kinerja yang telah ditetapkan Untuk memperoleh tolok ukur dalam
oleh manajemen , dan jika mungkin , mengukur dan mengevaluasi efisiensi dan
bandingkan dengan standar industri efektivitas operasi dan menentukan
pencapaiannya terhadap standar yang wajar
Tanya jawab dengan klien dan diskusikan Untuk mendapatkan kesepakatan dari klien dan
lingkup audit dan tujuan yang ingin dicapai untuk menghindari salah paham mengenai
auditor tujuan dan lingkup audit
Siapkan anggaran yang merinci sumber daya Untuk membuat estimasi jumlah auditor dan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan waktu yang dibutuhkan guna memastikan
penugasan audit efisiensi proses audit
Wawancara dengan karyawan kunci yang Untuk memahami operasi dan efisiensi serta
memiliki keterkaitan dengan fungsi audit efektivitas operasi dan mengidentifikasi
masalah-masalah dalam kerjasama dan
koordinasi
Data ssemua risiko material yang harus Untuk memahami bahwa masalah-masalah
dipertimbangkan rawan telah diketahui dan mendapatkan
perhatian layak
Untuk setiap risiko yang diidentifikasi, Untuk mengetahui apakah pengendalian yang
tentukan kontrol yang diterapkan dan apakah ada bisa mengurangi atau menghilangkan
sudah mencukupi risiko-risiko yang diidentifikasi
Tentukan substansi masalah-masalah utama Untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan
dan peluang-peluang yang ada utama dan menentukan penyebab serta
perbaikan yang mungkin dilakukan

H. PEDOMAN PENYIAPAN PROGRAM AUDIT


Penyiapan program audit terkait dengan informasi yang diperoleh selama survei
pendahuluan. Pedoman penyiapan program akan mempertimbangkan hasil dari survei
pendahuluan

Proses dan Tujuan Pekerjaan Lapangan


a. Proses Pekerjaan Lapangan

Pekerjaan Lapangan (field work) merupakan proses untuk mendapatkan


keyakinan secara sistematis dengan mengumpulkan bahan bukti secara obyektif. Bahan
bukti secara obyektif. Bahan bukti obyektif dikumpulkan merupakan bahan bukti yang
berkaitan dengan operasi entitas. Operasi entitas dievaluasi, dilihat apakah operasi telah
memenuhi standar yang diterima, mencapai tujuan – tujuan yang telah ditetapkan, dan
menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan oleh manajemen.
Istilah proses sitematis mengimplikasikan langkah – langkah audit terencana yang
dirancang untuk memenuhi tujuan – tujuan audit. Istilah tersebut juga dimiliki makna
bahwa auditor internal akan menerapkan persyaratan profesional dalam melakukan audit,
serta menerapkan penelaahan yang tepat saat mengumpulkan, menyusun, dan
mngevaluasi bahan bukti.
Auditor internal menguji semua asersi dengan ketidakpastian dengan pikiran tidak
begitu saja percaya dan senantiasa mempertanyakan untuk memberikan opini profesional,
auditor internal harus mengumpulkan bahan bukti yang obyektif. Hanya bahan bukti
seperti ini yang bisa memindahkan mereka dari ketidakpastian menuju keyakinan yang
kuat.
b. Tujuan Pekerjaan lapangan
Tujuan pekerjaan lapangan adalah untuk membantu peemberian keyakinan
dengan melaksanakan prosedur – prosedur audit yang ada di program audit yang ada di
program audit, sesuai tujuan audit yang ingin dicapai. Pekerjaan lapangan seorang auditor
adalah pengumpulan bahan bukti untuk pengukuran dan evaluasi.
Hal yang harus dipahami oleh auditor:
1) Tidak dapat memberikan keyakinan tanpa mengaudit operasi secara luas,
2) Tidak dapat mengamati sebuah proses dengan memutuskan bahwa proses tersebut
baik atau buruk tanpa melakukan pengamatan yang mendalam,
3) Harus membandingkan operasi tersebut adalah tersebut telah sesuai dengan unit- unit
pengukuran dan standar

Pembuatan Strategi Untuk Melakukan Pekerjaan Lapangan


Tahap persiapan untuk melakukan pekerjaan lapangan membutuhkan perhatian dan
perencanaan yang sama seperti halnya persiapan audit keseluruhan. Auditor harus mengarahkan
perhatian mereka ke pekerjaan itu sendiri dan bagaimana melakukannya. Bagian – bagian dari
rencana strategis dalam pekerjaan lapangan meliputi:
1) Perencanaan staf atau pegawai, perencanaan sumber daya dari luar,
2) Pengorganisasian staf audit,
3) Menugaskan wewenang dan tanggung jawab,
4) Membuat struktur pekerjaan lapangan,
5) Menentukan metode pekerjaan lapangan meliputi observasi, konfirmasi, verifakasi,
investigasi, analisis, dan evaluasi,
6) Menentukan metode pendokumentasian,
7) Membuat penyiapan laporan,
8) Rencana kontinjensi, merupakan rencana yang memuat kondisi terbaik yang dicapai,
yang biasa dan yang terburuk.

Audit Berhenti Kemudian Lanjut


Teknik audit berhenti kemudian lanjut membantu menghilangkan audit dengan
pengembalian yang rendah yang melewati proses penyaringan awal. Konsep dasar dibalik
pendekayan berhenti kemudian lanjut adalah untuk memberdayakan audiotor lapangan untuk
menghentikan audit selama survey pendahuluan, atau pada waktu lainya, jika tidak ada indikasi
adanya risiko risiko yang substansial atau tidak ada temuan penyimpangan potensial.

Control self-Assesment
Control self Assesment merupakan innovasi yang relatif baru yang sedang diterapkan
oleh banyak organisasi besar untuk mendukung proses audit internal. Dan, dalam beberapa kasus
digunakan untuk mengggantikan proses audit internal mereka. Control Self Assesment
merupakan salah satu jenis audit partisipatif, dan jenis ini digunakan untuk memeperbaiki
kekurangan dengan menggunakan staf untuk mengevaluasi aspek pengendalian internal yang
berdasarkan apa yang mereka lihat, alami, dan praktikkan.
Bagian – bagian Pekerjaan Lapangan
a) Tujuan – Tujuan Audit
Tujuan audit berbeda dengan tujuan operasi, sebagaimana prosedur dari masing –
masing juga berbeda. Tujuan audit dirancang untuk menentukan apakah tujuan – tujuan
operasi telah dicapai. Tujuan audit dicapai dengan menerapkan prosedur auditnya. Tujuan
operasi ditentukan oleh manajemen sedangkan tujuan audit ditetapkan oleh auditor.
Prosedur audit adalah sarana yang digunkan oleh auditor untuk memenuhi tujuan
auditnya. Prosedur audit juga merupakan langkah dari proses audit yang menjadi
pedoman bagi auditor dalam melaksankan penelaahan.
b) Teknik – Tenik Pemeriksaan Transaksi – Transaksi atau Proses – Proses Terpilih
Auditor memeriksa dokumen transaksi, kondisi dan proses untuk mendapatkan
fakta dan untuk memberikan kesimpulan. Istilah pemeriksaan meliputi baik pengukuran
maupun evaluasi.
Dari enam bentuk pekerjaan lapangan, lima teknik adalah pengukuran dan satu
diantaranya adaah evaluasi.
1) Teknik pengamatan berarti melihat, memperhatikan, tidak melewatkan hal – hal yang
dianggap penting.
2) Mengajukan pertanyaan merupakan teknik yang paling pervasif bagi auditor dalam
menelaah operasi.
3) Menganalisis berarti memeriksa secara rinci, artinya kita memecah entitas yang
kompleks ke dalam bagian kecil untuk menentukan karakteristik sebenarnya.
4) Memverifikasi berarti mengonfirmasi kebenaran, akurasi, keaslian, atau validitas
sesuatu.
5) Menginvestigasi merupakan istilah untuk penerapan tanya jawab untuk menemukan
fakta.
6) Mengevaluasi berarti melibatkan estimasi nilai.

b. Audit Organisasional dan Evaluasi Produktiivitas

Audit organisasional tidak hanya memperhatikan aktivitas yang dilakukan dalam organisasi
tetapi juga kontrol administrasif yang digunakan untuk memastikan bahwa aktivitas tersebut
dilaksanakan.Auditor tertarik pada seberapa jauh manajer organisasi memenuhi tujuan organisasi
dengan sumber daya yang ada.
c. Studi dan Konsultasi Manajemen

Setiap organisasi yang membutuhkan konsultan luar untuk melakukan studi


manajemen,membuat evaluasi,dan menawarkan rekomendasi untuk memperbaiki masalah
organisasi.Auditor internal telah benar-benar mengetahui teknik yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah,mengumpulkan fakta,melakukan analisis dan mengevaluasi tujuan.
d. Audit atas Program

Tujuan audit program adalah memberika manajemen informasi mengenai biaya,pelaksanaan dan
hasil-hasil program dan membuat evaluasi yang normative,bermanfaat dan obyektif.
e. Audit Kontrak

Kontrak kontruksi atau operasi seringkali melibatkan uang dalam jumlah besar,kontrak kontruksi
biasanya bukan merupakan bagian dari bisnis rutin organisasi.Kontrak operassi bisa memberikan
jasa atau operasi terprogram.Kontrak umumnya terdiri dari tiga kategori,yakni biaya sekaligus
(lump-sum),biaya tambahan (cost-plus),harga per unit (unit-price).

f. Audit Terintegrasi

Audit terintegrasi dianggap sebagai bagian utama dari fungsi audit internal.Audit awal ini
mengombinasikan aspek audit keuangan dengan audit kinerja,sebuah prosedur yang
menghasilkan sebagian audit keuangan akhir tahun diselesaikan sebelum audit operasional.

g. Penelaah Analitis

penelaah analitis telah lama digunakan untuk menentukan kewajaran data tertentu.Beberapa
metodologi yang digunakan untuk melaksanakan penelaah ini adalah:

1. Analisis tren yang dilakukan dengan membandingkan data sekarang dengan data
sebelumnya
2. Analisis rasio keuangan,seperti profitabiltas,solvensi dan efisiensi,bisa digunakan untuk
menentukan kewajaran informasi saat ini
3. Analisis regresi mengukur sejauh mana variabel meningkat bersamaan atau peningkattan
satu variabel saat variabel lainnya menurun.

BAB 8

TEMUAN AUDIT DAN KERTAS KERJA

A. SIFAT TEMUAN AUDIT

Selama pelaksanaan pekerjaan,auditor internal mengidentifikasi kondisi-kondisi yang


membutuhkan tindakan perbaikan.Penyimpanggan-penyimpangan dari norma-norma atau
kinerja yang dapat diterima disebut temuan audit.Temuan audit bisa memiliki bermacam-
macam bentuuk dan ukuran.Secara rinci temuan-temuan audit yang dapat dilaporkan
dijelaskan sebagai berikut :

a. Tingkat Signifikansi
Tidak ada dua temuan yang benar-benar sama.Setiap temuan mencerminkan tingkat
kerugian atau risiko actual atau potensialnya masing-masing.Audit internal harus
mempertimbangkan tingkat kerusakan yang bisa atau telah disebabkan oleh suatu kondisi
kelemahan sebelum mengomunikasikan dengan manajemen.Temuan audit bisa
diklasifikasikan menjadi temuan yang tidak signifikan,kecil atau besar.
b. Temuan-temuan Tidak Signifikan
Temuan tidak signifikan seperti kesalahan klerikal yang dialami organisasi tidak
memerlukan tindadkan formal.Dalam kenyataannya,memasukkan temuan ini ke dalam
laporan audit formal akan menjadi tidak produktif karena akan mengaburkan temuan
signifikan yang sebenarnya pada laporan.
c. Temuan-temuan Kecil
Temuan-temuan kecil perlu dilaporkan karena semata-mata kesalahan manusiawi yang
bersifat acak.Jika tidak diperbaiki,maka akan berlanjut sehingga merugikan,dan
walaupun tidak mengganggu tujuan operasi organisasi,namun cukup signifikan untuk
diperhatikan oleh manajemen.
d. Temuan-temuan Besar
Temuan-temuan besar adalah temuan yang akan menghalangi pencapaian tujuan utama
suatu organisasi atau suatu unit dalam organisasi,misalnya salah satu tujuan utama
departemen utang usaha adalah hanya membayar utang-utang yang benar-benar sah.
B. ELEMEN-ELEMEN TEMUAN AUDIT
a. Kriteria
Pengembangan temuan audit harus mencakup dua elemen penting, yaitu tujuan dan
sasaran, dan kualitas pencapaian mengenai apa yang ingin dicapai oleh organisasi.
Auditor internal harus memiliki tolok ukur standar pengukuran untuk menentukan
seberapa layak, efisian, ekonomis, dan efektifnya suatu operasi. Standar terkait
dengan prosedur dan praktik, maka auditor internal harus berupaya untuk menentukan
prosedur dan praktik apa yang diterapkan atau yang seharusnya.
b. Penyebab
Penyebab menjelaskan mengapa terjadi deviasi dari kriteria yang ada, mengapa
sasaran tidak tercapai, dan mnegapa tujuan tidak terpenuhi. Identifikasi penyebab
merupakan hal penting untuk mengatasi masalah.
c. Dampak
Dampak merupakan elemen yang dibutuhkan untuk meyakinkan klien dan
manajemen pada tingkat kondisi yang lebih tinggi. Dampak biasanya diukur dalam
rupiah. Dampak adalah hal yang membuat yakin dan sangat diperlukan untuk suatu
temuan audit.

C. PENCATATAN TEMUAN AUDIT DAN KEAHLIAN KOMUNIKASI


Auditor internal yang ingin memastikan bahwa mereka telah sepenuhnya
mempertimbangkan elemen temuan audit bisa mengandalkan pada suatu bentuk laporan
atau sarana lainnya agar mereka tetap bisa menelusurinya. Aktivitas pencatatan temuan
audit merupakan contoh laporan. Laporan pencatatan temuan audit memberikan
fleksibilitas karena RAF bisa diurutkan atau disurut ulang untuk memfasilitasi pelaporan
normal. RAF harus ditulis dengan jelas menggunakan istilah singkat dan tepat.

D. PENGERTIAN KERTAS KERJA


Kertas kerja mendokumentasikan audit yang berisi catatan informasi yang diperoleh dan
analisis yang dilakukan selama proses audit. Kertas kerja berisi dokumentasi atas
Langkah-langkah dalam proses audit sebagai berikut:
1. Rencana audit, termasuk program audit
2. Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas system control internal
3. Prosedur audit yang dilakukan, informasi dan kesimpulan yang dicapai
4. Penelaahan kertas kerja oleh penyelia
5. Laporan audit
6. Tindak lanjut dari tindakan perbaikan

Contoh kertas kerja adalah program audit, analisis, memorandum, surat konfirmasi,
representasi, ikhtisar dari dokumen-dokumen perusahaan, daftar atau komentar yang
dibuat atau diperoleh oleh auditor, data yang disimpan dalam pita magnetic, film, atau
media yang lain. Bukti yang dikumpulkan dalam preliminary survey dalam tujuan
tentative adalah relevan dan material, tetapi tidak memerlukan kecukupan ataupun
kompetensi. Auditor dapat mengetahui apakah suatu kebijakan sudah terbentuk atau
belum, sudah tepat atau belum, sudah dapat diterima atau belum hanya dengan melalui
pengujian system pengendalian manajemen.

a. Fungsi Kertas Kerja


1. Untuk mendukung laporan audit
2. Untuk menyimpan informasi yang diperoleh melalui wawancara, penelaahan
instruksi dan arahan, analisis system dan proses, pengamatan kondisi,
pemeriksaan transaksi
3. Untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan temuan-temuan audit,
mengumpulkan bukti yang diperlukan untuk menentukan terjadi dan luasnya
kondisi yang mengandung kelemahan
4. Untuk mendukung pembahasan dengan karyawan operasi
5. Untuk menjadi dasar bagi penyelia dalam menelaah kemajuan dan penyelesaian
audit
6. Untuk memberi dukungan dan bukti untuk masalah-masalah yang melibatkan
kecurangan, tuntutan hukum dan klaim asuransi
7. Untuk menjadi sarana bagi auditor eksternal dalam mengevaluasi pekerjaan audit
internal dan kemudian menggunakannya dalam penilaian mereka sendiri atas
system pengendalian internal organisasi
8. Untuk menjadi latar belakang dan data referensi untuk penelaahan selanjutnya
9. Untuk membantu memfasilitasi penelaahan rekan sejawat
b. Tujuan Utama Kertas Kerja dan Tujuan Lain Kertas Kerja
Tujuan utama membuat kertas kerja menurut Herbert (1979:163) adalah:
1. Untuk menyediakan sebuah catatan mengenai informasi dan bukti dalam tujuan
audit dari masing-masing tahap pemeriksaan
2. Untuk menyediakan sebuah catatan bukti dalam tingkat suatu kompetensi bukti
yang diperlukan dalam tujuan audit
3. Untuk menyediakan dasar bagi:
a. Audit program untuk tinjauan ulang dan pengujian pengendalian manajemen
dari kertas kerja preliminary survey
b. Audit program untuk pemeriksaan mendetail dari tinjauan ulang dan
pengujian pengendalian manajemen dalam kertas kerja
c. Laporan akhir dari pemeriksaan mendetail kertas kerja

E. KERTAS KERJA ELEKTRONIK


Penggunaan kertas kerja elektronik membantu mengurangi kompleksitas dan meningkatkan
fleksibilitas pendokumentasian.Kertas kerja yang dihasilkan sistem memungkinkan kapasitas
yang lebih besar untuk menelaah rancangan,pengembangan yang lebih cepat saat digunakan
dengan perangkat Teknik Audit Berbantuan Komputer dan Rekayasa Sistem Berbantuan
Komputer.

F. PENELAAHAN KERTAS KERJA OLEH PENYELIA


Regulasi terbaik adalah pengawasan oleh atasan yang lebih berpengetahuan. Nama pengawas
atau inisial, serta tanggal pemeriksaan harus dicatat pada setiap kertas kerja. Saat meninjau
kertas kerja, supervisor harus memastikan bahwa :

1. Program audit diikuti, serta pedoman auditor yang terperinci.


2. Kertas kerja dapat diandalkan dan dapat diandalkan, yang menunjukkan bahwa pekerjaan
telah dilakukan dengan cukup dan bahwa hasil audit didukung.
3. Kesimpulan yang diambil rasional, adil, dan benar.
4. Semua tindakan telah dicek ulang.
5. Analisis klien telah dilaporkan sebagaimana mestinya, dan konflik telah diselesaikan.
6. Aturan kertas kerja departemen audit diikuti.

G. MENULIS KERTAS KERJA SAAT AUDIT BERLANGSUNG DAN


PENYIMPANAN KERTAS KERJA
Penulisan awal tentang tujuan, latar belakang, sasaran, pengendalian, dan ruang lingkup dapat
disiapkan segera setelah auditor melakukan penelaahan awal atas operasi. Lembar kerja yang
memenuhi standar profesional harus menunjukkan bahwa auditor internal melakukan yang
terbaik dalam membuat kertas kerja tentang apa yang mereka lakukan, dari mana sumber data
berasal, dan langkah audit apa yang mereka ambil, apa yang mereka temukan, dan apa yang
mereka temukan. Jika audit tindak lanjut hasil operasi, auditor harus membuat keputusan,
disetujui oleh supervisor mereka, tentang apakah kertas kerja sebelumnya harus disimpan atau
dimusnahkan. Jika kertas kerja berisi dokumentasi atau bahan lain yang akan terus digunakan,
maka kertas kerja tersebut harus dibawa ke kertas kerja tahun ini.

H. KEPEMILIKAN KERTAS KERJA DAN KERTAS KERJA SEBAGAI CATATAN


BUKTI
Hak pihak luar atas kertas kerja audit internal tidak pernah didefinisikan dengan jelas secara
hukum. Umumnya permintaan oleh badan hukum yang mengatur oleh pengadilan atau
sebenarnya dalam kontrak. Selain itu, sifat bukti yang mempengaruhi akan mempengaruhi
apakah kertas kerja dilihat oleh pihak luar atau tidak.

Standar Profesional Akuntan Publik SA Pasal 339 tentang kertas kerja menyatakan bahwa kertas
kerja tersebut adalah milik auditor. Auditor harus menerapkan sistem yang memadai untuk
menjaga keamanan kertas kerja dan harus melewati periode yang memenuhi persyaratan
praktiknya dan persyaratan hukum yang berlaku terkait penyimpanan dokumen. Kertas kerja
memberikan catatan informasi yang diperoleh dan bukti yang dikembangkan untuk kesimpulan
dalam tujuan audit.

I. PROSES PENGEMBANGAN KERTAS KERJA DIPERTIMBANGKAN DALAM


TIGA ELEMEN
Proses pengembangan kertas kerja dipertimbangkan dalam tiga elemen berikut ini:
1. Elemen Criteria. Prinsip dapat dinyatakan sebagai persyaratan auditor harus membuat
pedoman sendiri versi hipotetis (undang-undang, peraturan, standar yang lemah,
anggaran operasi atau standar yang dikembangkan dengan tepat).
2. Elemen Causes. Jika auditor melakukan pekerjaan yang efektif, dia harus menunjukkan
dan mempertimbangkan di mana masalah dalam proses atau sistem organisasi terjadi.
Dengan menemukan penyimpangan spesifik orang tersebut, auditor menemukan
mengapa hal itu diizinkan untuk bertahan, serta bagaimana memperbaikinya. Tanggung
jawab terbesar adalah kurangnya program / kegiatan / pengawasan. Manajemen yang
efisien membutuhkan distribusi tugas dan wewenang yang konsisten.
3. Elemen Effects. Efek dapat diukur dengan kerugian uang Oleh karena itu, kerugian
keuangan tidak dapat dihitung atau dinilai dengan kegagalan auditor untuk
mengungkapkan ketidaksempurnaan dalam sistem. Sebuah bangunan yang tidak dapat
diandalkan sama berharganya dengan kerugian finansial yang besar. Fakta ini harus
dinyatakan secara eksplisit dan ringkas.
4. Rekomendasi. Tugas auditor ditunjukkan dengan membawa hasil temuan auditnya ke
pengadilan. "Selanjutnya, analisis memungkinkan dilakukannya tindakan korektif atau
pengukuran agar tetap teratur. Auditor harus memberikan perubahan.
J. KERTAS KERJA SEBAGAI SEBUAH CATATAN KOMPETENSI BUKTI DAN
DASAR PELAPORAN

Banyak pengetahuan berasal dari luar perusahaan dalam audit manajemen atau audit program.
Memberikan komentar tentang wawancara, dokumen pemeriksaan, atau orang atau hal yang
diamati adalah cara yang umum untuk menetapkan kompetensi bukti audit. Auditor harus secara
eksplisit menyatakan di mana dan kapan informasi dikumpulkan untuk memastikan kompetensi
fakta yang diperoleh dari dokumen.

Ketika auditor menarik kesimpulan untuk tujuan audit, sebaiknya kertas kerja memuat semua
fakta yang diperlukan untuk mendukung opini atau kesimpulan tersebut. Laporan akan
didasarkan pada pendapat atau asumsi tentang maksud audit, serta fakta dan konteks yang
relevan.

K. STANDAR GAO (GENERAL ACCOUNTING OFFICE) MENGENAI


PERSIAPAN KERTAS KERJA
GAO (General Accounting Office) memberikan standar mengenai persiapan kertas kerja sebagai
berikut :

1. Kelengkapan dan keakuratan (Completeness and Accuracy)


Kertas kerja harus lengkap dan akurat dalam rangka menyediakan dukungan yang tepat untuk
kesimpulan dan rekomendasi dan untuk kemampuannya menunjukkan dasar dan ruang lingkup
pemeriksaan.

2. Kejelasan dan kemampuan untuk dipahami (Clarity and Understability)


Kertas kerja harus jelas dan mudah dipahami tanpa harus menggunakan penjelasan tambahan.
Informasi yang disusun sebaiknya jelas, lengkap dan ringkas. Seseorang yang menggu nakan
kertas kerja sebaiknya mampu membaca penentuan tujuan mereka, ruang lingkup kerja dan
kesimpulan karyawan.

3. Legalitas dan Kerapian (Legibility and Neatness)


Kertas kerja harus mudah dibaca dan rapi. Kertas kerja yang buruk atau tidak rapi mungkin akan
kehilangan nilai buktinya. Kerapian dapat diusahakan dengan antisipasi kebutuhan ruang kosong
dan menyusun sebelum menulis.

4. Relevansi (Relevance)
Informasi yang termuat dalam kertas kerja sebaiknya dibatasi hal-hal yang material, relevan, dan
bermanfaat dengan reko- mendasi dibentuknya tujuan untuk perjanjian.

5. Penghindaran terhadap perincian yang berlebihan.


Perincian yang berlebihan sebaiknya dihindari. Ringkasan dan gambaran singkat untuk langkah
audit, tingkatan pekerjaan, temuan-temuan dan kesimpulan jauh lebih penting dan informatif.

6. Review terhadap kertas kerja.


Standar utama yang dapat diterapkan untuk semua pemeriksaan audit adalah bukti akan diperiksa
oleh penanggungjawab. Dalam melakukan review kertas kerja akan timbul pertanyaan yang
sebaiknya tergabung dalam file kertas kerja. Kertas kerja sebaiknya direview oleh seorang
pengawas tetap yang dengan cepat melakukannya setelah kinerja dilaksanakan.
7. Standar lainnya. Ada beberapa standar yang bisa digunakan yaitu:
a. Kertas kerja sebaiknya disiapkan dengan pensil atau pulpen
b. Untuk menghemat waktu, salinan tulisan tangan dari reko mendasi bahan sebaiknya
dikurangi dengan menggunakan stenografi.
c. Sumber-sumber yang tampak dalam kertas kerja sebaiknya dapat dikenali dengan
jelas dan spesifik.
d. Kertas kerja sebaiknya disiapkan hanya dalam satu sisi saja.
e. Tujuan untuk masing-masing kertas kerja sebaiknya jelas disebutkan dalam kertas
kerja atau sebagai rekomendasi program.
f. Sebuah sistem index sebaiknya dibentuk untuk masing masing audit.
L. TUJUAN, MANFAAT DAN ELEMEN DASAR RINGKASAN AUDIT
Tujuan utama membuat ringkasan adalah untuk memberikan deskripsi mendalam tentang
pekerjaan, temuan, serta metode yang digunakan untuk sampai ke sana, dan rekomendasi
lainnya. Selain itu, dalam Herbert (1979: 174), keuntungan penuh adalah:

Ringkasan klinis membantu membuat representasi yang ringkas dan jelas dari hasil kerja klinis
yang relevan. Indeks khusus dan saling terkait, data yang disorot dan mekanis, bertindak sebagai
poin dalam spreadsheet untuk area kerja yang berbeda. dalam setiap kasus, berikan justifikasi
dalam laporan keuangan
Elemen dasar untuk ringkasan audit dalam Herbert (1979:175) meliputi sebagai berikut :

1. Tujuan. Bagian ini, memberikan pernyataan yang jelas akan tujuan kerja audit dan
merupakan penjelasan mengapa tujuan tersebut digunakan, dan apakah audit telah
dilakukan dengan baik.
2. Kinerja yang dilakukan. Bagian ini, menyediakan dengan singkat apa saja hal yang
telah dilakukan sesuai dengan yang dimaksudkan. Jika kerja yang pasti telah dilakukan,
fakta sebaliknya dibentuk dengan alasan yang ada.
3. Hasil yang dicapai. Bagian ini, menyediakan ringkasan faktual mengenai bukti yang
diperoleh yang berhubungan dengan tujuan. Dan sebaiknya tidak mencakup kesimpulan.
Bukti itu sebaiknya disajikan secara ringkas dan faktual.
4. Kesimpulan. Secara rasional kesimpulan sebaiknya disampaikanvdan dapat dihubungkan
dengan kinerja yang dicapai dan hasil yang diperoleh ataupun informasi yang
dikembangkan.
5. Rekomendasi. Rekomendasi untuk tindakan korektif sebaiknya dilakukan secara logis.

Anda mungkin juga menyukai