Hukum Agraria Pertemuan Ke 9
Hukum Agraria Pertemuan Ke 9
SUBTEMA : Pendaftaran Tanah dengan Akta (deed) dan Pendaftaran Hak (title)
JENIS SISTEM PENDAFTARAN TANAH
1 Pendaftaran hak
Tanah yang didaftarkan adalah hak pemilik, lalu disimpan dalam bentuk pencatatan
(pada ruang mutasi) di buku tanah yang disajikan dalam bentuk sertifikat yang
aktanya berfungsi sebagai sumber data yuridis. Pejabat Pendaftaran Tanah bersifat
aktif untuk melakukan verifikasi atas data yang dimuat dalam akta.
2 Pendaftaran akta
Dalam sistem pendaftaraan tanah ini yang didaftarkan adalah akta (contoh: akta jual
beli, akta wakaf, akta waris, dan akta yang lainnya). Setiap ada perubahan terhadap
data yuridis itu, akan dibuat akta yang baru dan akta itu kemudian disajikan dalam
bentuk akta yang tidak berfungsi sebagai sumber data, tetapi hanya untuk menyimpan
dan menyajikan saja. Pejabat Pendaftaran Tanah dalam sistem ini bersifat pasif.
Indonesia menganut sistem pendaftaran tanah ini.
SISTEM PUBLIKASI (PEMBUKTIAN) TANAH
1 Publikasi negatif
Sistem pendaftaran tanah yang mendasarkan kepada sah atau tidaknya perbuatan
hukum yang terkait tanah sehingga tidak ada kepastian bagi pemegang hak tanah
karena setiap saat dapat digugat oleh pihak lain yang memiliki bukti yang lebih kuat
atas kepemilikan tanahnya.
2 Publikasi positif
Sistem pendaftaran tanah yang memberikan jaminan atau kepastian hukum
suatu hak atas tanah bagi pemiliknya yang sudah terdaftar.
Jika ada gugatan hak atas tanah yang sudah registered dan mampu
membuktikan bahwa pihak tersebut itu sebagai pemegang hak yang sah maka
negara akan memberi ganti kerugian kepada pihak penuntut.
PASAL 19 UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA TENTANG PENDAFTARAN
TANAH
Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan pendaftaran tanah di
seluruh wilayah Republik Indonesia.
Pendaftaran Tanah meliputi:
a. Pengukuran, perpetaan, dan pembukuan tanah.
b. Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut.
c. Pemberian surat-surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang
kuat.