Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK

UNIT 4

MOTOR DC PENGUAT TERPISAH

LABORATORIUM TENAGA

Disusun oleh:
MOHAMMAD DANDI SETIADI
3332180035
ML - 4

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2021
BAB 1
METODOLOGI PRAKTIKUM

1.1 Prosedur Percobaan


Berikut merupakan prosedur percobaan pada praktikum kali ini.
1.1.1 MOTOR DC PENGUAT TERPISAH TANPA BEBAN
a. Bukalah Simulink pada MATLAB
b. Buatlah lembar kerja baru dengan cara klik icon “New” → klik “Blank
Model”.
c. Pada jendela Simulink Library Browser, pilihlah SimPowerSystem →
Machines kemudian drag “DC Machine” ke lembar kerja. Cara cepat :
ketikkan “DC Machine” pada kotak pencarian Simulink Library Browser,
tekan ENTER, lalu setelah pilih “DC Machine”, tekan Ctrl + I.
d. Klik 2x pada DC Machine
e. Pada tab configuration, pilih preset model nomer 2 dan pada Mechanical
Input pilih Torque TL, kemudian klik OK
f. Buka Simulink Library Browser kembali,
1. Masukkan Constant dengan cara klik Simulink → Commonly Used
Blocks
2. Masukkan Gain dengan cara klik Simulink → Commonly Used Blocks
3. Klik 2x Gain, kemudian isikan rumus Rad to RPM
60/(2*3.14)…………………………….(1)
4. Masukkan Bus Selector dengan cara klik Simulink → Commonly Used
Blocks
5. Sambungkan Bus Selector ke output pada DC Machine (m), kemudian
Klik 2x Bus Selector
6. Pada Jendela Bus Selector, hapus signal1 dan signal2 dengan cara klik
signal1 dan signal2, klik “remove” (lakukan satu persatu). Setelah itu
pilih dua parameter yang terdapat pada kolom sebelah kiri yaitu

1
2

7. “speed wm (rad/s) dan “Armature Curent ia (A)”, kemudian klik


select.
8. Masukkan DC Voltage Source dengan cara klik SimPowerSystem →
Electrical Source → DC Voltage Source
9. Masukkan Voltage Measurement dengan cara klik SimPowerSystem
→ Measurement → Voltage Measurement
10. Masukkan Current Measurement dengan cara klik SimPowerSystem
→ Measurement → Current Measurement
11. Masukkan Display dengan cara klik Simulink → Sinks → Display
12. Masukkan Scope dengan cara klik Simulink → Sinks → Scope
g. Masukkan Power GUI dan rubahlah jenis sinyal menjadi diskrit dengan
cara klik “VariableStepAuto” pada pojok kanan bawah → klik ikon
setting → pada kotak pilihan “solver” sebelah kanan, pilih discrete.
Setelah itu klik 2x Power GUI, pada kotak pilihan “Simulation type”,
pilih ”discrete”.

Gambar 1.1 Percobaan Motor DC Penguat Terpisah Tanpa Beban.[1]

3.1.2 MOTOR DC PENGUAT TERPISAH DENGAN BEBAN


a. Bukalah Simulink pada MATLAB
b. Buatlah lembar kerja baru dengan cara klik icon “New” → klik “Blank
Model”.
3

c. Pada jendela Simulink Library Browser, pilihlah SimPowerSystem →


Machines kemudian drag “DC Machine” ke lembar kerja. Cara cepat :
ketikkan “DC Machine” pada kotak pencarian Simulink Library Browser,
tekan ENTER, lalu setelah pilih “DC Machine”, tekan Ctrl + I.
d. Klik 2x pada DC Machine
e. Pada tab configuration, pilih preset model nomer 2 dan pada Mechanical
Input pilih Torque TL, kemudian klik OK
f. Buka Simulink Library Browser kembali,
1. Masukkan Constant (dapat di-rename “Load”) dengan cara klik
Simulink → Commonly Used Blocks
2. Masukkan Gain dengan cara klik Simulink → Commonly Used Blocks
3. Klik 2x Gain, kemudian isikan rumus Rad to RPM
60/(2*3.14)…………………………….(1)
4. Masukkan Bus Selector dengan cara klik Simulink → Commonly Used
Blocks
5. Sambungkan Bus Selector ke output pada DC Machine (m), kemudian
Klik 2x Bus Selector.
6. Pada Jendela Bus Selector, hapus signal1 dan signal2 dengan cara klik
signal1 dan signal2, klik “remove” (lakukan satu persatu). Setelah itu
pilih tiga parameter yang terdapat pada kolom sebelah kiri yaitu
“speed wm (rad/s), “Armature Curent ia (A)” dan “Field Current if
(A)”, kemudian klik select.
7. Masukkan DC Voltage Source dengan cara klik SimPowerSystem →
Electrical Source → DC Voltage Source (Dapat di-rename VT / VF).
8. Masukkan Voltage Measurement dengan cara klik SimPowerSystem
→ Measurement → Voltage Measurement
9. Masukkan Current Measurement dengan cara klik SimPowerSystem
→ Measurement → Current Measurement
10. Masukkan Display dengan cara klik Simulink → Sinks → Display
11. Masukkan Scope dengan cara klik Simulink → Sinks → Scope
g. Masukkan Power GUI dan rubahlah jenis sinyal menjadi diskrit.
4

Gambar 1.2 Percobaan Motor DC Penguat Terpisah Dengan Beban.[1]


BAB II
TUGAS
2.1 Tugas Pendahuluan
1. Apa perbedaan motor AC dan DC?
Jawab:
Perbedaan yang paling mendasar adalah sumber tenaga. Motor AC
bertenaga dari arus bolak-balik (AC) sementara motor DC bertenaga dari
arus searah (DC), seperti baterai, catu daya DC atau konverter daya AC-ke-
DC. Motor medan luka DC dibangun dengan sikat dan komutator, yang
menambah perawatan, membatasi kecepatan dan biasanya mengurangi
harapan hidup motor DC yang disikat. Motor induksi AC tidak
menggunakan sikat; Mereka sangat kasar dan memiliki harapan hidup yang
panjang. Perbedaan mendasar akhir adalah kontrol kecepatan. Kecepatan
motor DC dikendalikan oleh berbagai arus lilitan armatur saat kecepatan
motor AC dikontrol dengan memvariasikan frekuensi, yang biasanya
dilakukan dengan kontrol drive frekuensi yang dapat diatur.[2]
2. Apa yang dimaksud motor DC penguat terpisah?
Jawab:
Jenis motor DC penguatan terpisah mempunyai kumparan medan yang
disuplai oleh sumber lain yang bebas. Motor DC penguatan terpisah, kinerja
dari motor ini yaitu menambah kemampuan daya dan kecepatan karena
memiliki fluks medan yang dihasilkan oleh kumparan medan, yang terletak
secara terpisah dan mempunyai sumber tersendiri berupa tegangan DC.[3]
3. Gambarkan rangkaian ekivalen motor DC penguat terpisah.
Jawab:

5
6

Gambar 2.1 Rangkaian Ekuivalen Motor DC Penguat Terpisah.[4]


4. Sebutkan komponen apa saja yang digunakan untuk membuat rangkaian
motor DC penguat terpisah di simulink Matlab?
Jawab:
- DC Machine
- Constant
- Gain
- Current Measurement
- Voltage Measurement
- Scope
- Display
- Power GUI
- Bus Selector
- DC Voltage Source
BAB III
ANALISIS
3.1 Dasar Teori
Jenis motor DC penguatan terpisah mempunyai kumparan medan yang
disuplai oleh sumber lain yang bebas. Motor DC penguatan terpisah, kinerja dari
motor ini yaitu menambah kemampuan daya dan kecepatan karena memiliki fluks
medan yang dihasilkan oleh kumparan medan, yang terletak secara terpisah dan
mempunyai sumber tersendiri berupa tegangan DC.[3]
3.2 Analisa Percobaan
Berikut merupakan percobaan yang dilakukan pada praktikum kali ini.
3.2.1 Motor DC Penguat Terpisah Tanpa Beban
Pada percobaan pertama bagian pertama kali ini yakni Motor DC Penguat
Terpisah Tanpa Beban. Sebelum memulai analisa, buat rangkaian terlebih dahulu
seperti gambar 1.1 diatas. Untuk membuat rangkaian tersebut, pertama – tama buka
software Simulink pada Matlab. Kemudian, mengikuti langkah – langkah sesuai
prosedur percobaan sampai akhir percobaan pertama ini.
Setelah yakin dirangkai dengan baik pada Simulink Matlab, hal yang perlu
diperhatikan selanjutnya adalah nilai VT dan VF. Sesuai pada tabel blanko
percobaan, nilai VT berubah-ubah / semakin naik sedangkan nilai VF tetap sebesar
50. Kemudian, untuk mengetahui nilai dari Ia, If, dan RPM dilakukan simulasi
dengan cara klik “Run”. Sehingga didapatkan hasil seperti tabel dibawah ini.
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Untuk VF Tetap dan VT Berubah.
VT (Volt) Ia (A) VF (Volt) If (A) N (RPM)
70 3,95 50 0,3333 1554
80 4,52 50 0,3333 1776
90 5,085 50 0,3333 1998
100 5,65 50 0,3333 2220
110 6,215 50 0,3333 2442

7
8

Setelah dimasukkan nilai VT dan VF tertentu pada rangkaian, didapatkan


data seperti tabel 3.1 diatas. Untuk mendapat kesimpulan pada percobaan kali ini
maka di buatlah grafik hubungan antara VT, Ia, dan RPM di bawah ini.

Hubungan VT, Ia, dan RPM


3000

2500

2000

1500

1000

500

VT Ia RPM

Gambar 3.1 Grafik Hubungan VT, Ia, dan RPM.

Dari grafik hubungan VT, Ia, dan RPM diatas, terlihat bahwa nilai Ia dan
RPM semakin tinggi. Hal tersebut bisa terjadi karena pengaruh pengaturan nilai VT
yang semakin tinggi dan juga nilai VF yang tetap. Akibat eksitasi VF sebagai Gain
atau penguatan menghasilkan nilai Ia yang semakin besar. Oleh karena itu,
kesimupulan pada percobaan pertama ini adalah hubungan antara VT, Ia, dan RPM
berbanding lurus.
Pada percobaan pertama bagian kedua kali ini masih sama yakni Motor DC
Penguat Terpisah Tanpa Beban. Namun perbedaannya adalah nilai VT dan VF.
Sesuai pada tabel blanko percobaan, nilai VT tetap sebesar 90 sedangkan nilai VF
berubah-ubah. Kemudian, untuk mengetahui nilai dari Ia, If, dan RPM dilakukan
simulasi dengan cara klik “Run”. Sehingga didapatkan hasil seperti tabel dibawah
ini.
9

Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Untuk VF Berubah dan VT Tetap.


VT (Volt) Ia (A) VF (Volt) If (A) N (RPM)
90 7,753 40 0,2667 2437
90 5,085 50 0,3333 1998
90 3,579 60 0,4 1688
90 2,652 70 0,4667 1459
90 2,041 80 0,533 1283

Setelah dimasukkan nilai VT dan VF tertentu pada rangkaian, didapatkan


data seperti tabel 3.2 diatas. Untuk mendapat kesimpulan pada percobaan kali ini
maka di buatlah grafik hubungan antara VF dengan If dan juga Ia dengan RPM.

Hubungan VF Dengan If
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

VF If

Gambar 3.2 Grafik Hubungan VF Dengan If.

Dari grafik hubungan VF dengan If diatas, terlihat bahwa nilai keduanya


semakin tinggi. Hal tersebut berbeda dengan percobaan sebelumnya karena,
pengaruh nilai VF yang mempunyai efek eksitasi sebagai penguatan. Pada
percobaan sebelumnya nilai VF tetap sehingga If pun tetap. Namun, pada percobaan
10

ini nilai VF berubah/naik sehingga berpengaruh juga pada nilai If yang berubah/ikut
semakin naik.

Hubungan Ia Dengan RPM


3000

2500

2000

1500

1000

500

Ia RPM

Gambar 3.3 Grafik Hubungan Ia Dengan RPM.

Dari grafik hubungan Ia dengan RPM diatas, terlihat bahwa nilai keduanya
semakin menurun. Hal tersebut berbeda dengan percobaan sebelumnya yang
menghasilkan kedua nilai semakin tinggi. Tidak luput dari pengaruh nilai VF yang
mempunyai efek eksitasi sebagai penguatan, pada percobaan ini mengakibatkan
penurunan pada RPM. Sehingga RPM mempengaruhi nilai Ia yang menurun juga.

3.2.2 Motor DC Penguat Terpisah Dengan Beban


Pada percobaan kedua ini yakni Motor DC Penguat Terpisah Dengan Beban.
Sebelum memulai analisa, buat rangkaian terlebih dahulu seperti gambar 1.2 diatas.
Untuk membuat rangkaian tersebut, pertama – tama buka software Simulink pada
Matlab. Kemudian, mengikuti langkah – langkah sesuai prosedur percobaan sampai
akhir percobaan kedua ini.
Setelah yakin dirangkai dengan baik pada Simulink Matlab, hal yang perlu
diperhatikan selanjutnya adalah besarnya beban serta nilai VT dan VF. Besarnya
11

beban sudah ditentukan sesuai pada tabel blanko percobaan. Kemudian, nilai VT
sebesar 70 sedangkan nilai VF sebesar 50 disepakati pada saat praktikum. Lalu,
untuk mengetahui nilai dari Ia, If, dan RPM dilakukan simulasi dengan cara klik
“Run”. Sehingga didapatkan hasil seperti tabel dibawah ini.
Tabel 3.3 Hasil Pengamatan.
Beban (N.m) n (RPM) If (mA) Ia (A)
1.0 1512 0,3333 6,279
1.2 1504 0,3333 6,744
1.4 1495 0,3333 7,208
1.6 1487 0,3333 7,673
1.8 1478 0,3333 8.138
2.0 1470 0,3333 8,603

Setelah dimasukkan besaran beban tertentu serta nilai VT dan VF pada


rangkaian, didapatkan data seperti tabel 3.3 diatas. Untuk mendapat kesimpulan
pada percobaan kali ini maka di buatlah grafik hubungan antara Beban, RPM dan
Ia.

Hubungan Beban, RPM dan Ia


00.00

00.00

00.00

00.00

00.00

00.00

00.00

00.00

00.00

Beban RPM Ia

Gambar 3.4 Grafik Hubungan Beban, RPM dan Ia.


12

Dari grafik hubungan Beban, RPM dan Ia diatas, terlihat bahwa ketika nilai
Beban/torsi meningkat, maka nilai RPM semakin menurun sedangkan nilai Ia
semakin besar. Hal tersebut dapat terjadi karena, RPM berbanding terbalik dengan
beban, sehingga jika beban makin besar maka RPM makin kecil. Sedangkan, jika
bebannya semakin besar maka membutuhkan arus yang besar pula. Sehingga, arus
berbanding lurus dengan beban. Oleh karena itu, RPM dan Ia berbanding terbalik,
makin besar Ia maka RPM semakin kecil.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berikut ini adalah kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini :

1. Dari grafik hubungan VT, Ia, dan RPM, terlihat bahwa nilai Ia dan
RPM semakin tinggi. Hal tersebut bisa terjadi karena pengaruh pengaturan
nilai VT yang semakin tinggi dan juga nilai VF yang tetap. Akibat eksitasi
VF sebagai Gain atau penguatan menghasilkan nilai Ia yang semakin besar.
Oleh karena itu, kesimupulan pada percobaan pertama ini adalah hubungan
antara VT, Ia, dan RPM berbanding lurus.
2. Dari grafik hubungan VF dengan If, terlihat bahwa nilai keduanya semakin
tinggi. Hal tersebut berbeda dengan percobaan sebelumnya karena,
pengaruh nilai VF yang mempunyai efek eksitasi sebagai penguatan. Pada
percobaan sebelumnya nilai VF tetap sehingga If pun tetap. Namun, pada
percobaan ini nilai VF berubah/naik sehingga berpengaruh juga pada nilai
If yang berubah/ikut semakin naik.
3. Dari grafik hubungan Ia dengan RPM, terlihat bahwa nilai keduanya
semakin menurun. Hal tersebut berbeda dengan percobaan sebelumnya
yang menghasilkan kedua nilai semakin tinggi. Tidak luput dari pengaruh
nilai VF yang mempunyai efek eksitasi sebagai penguatan, pada percobaan
ini mengakibatkan penurunan pada RPM. Sehingga RPM mempengaruhi
nilai Ia yang menurun juga.

4. Dari grafik hubungan Beban, RPM dan Ia, terlihat bahwa ketika nilai
Beban/torsi meningkat, maka nilai RPM semakin menurun sedangkan nilai
Ia semakin besar. Hal tersebut dapat terjadi karena, RPM berbanding
terbalik dengan beban, sehingga jika beban makin besar maka RPM makin
kecil. Sedangkan, jika bebannya semakin besar maka membutuhkan arus
yang besar pula. Sehingga, arus berbanding lurus dengan beban.

13
DAFTAR PUSTAKA

[1] Tim Asisten Laboratorium Tenaga, Modul Praktikum Mesin Listrik, Cilegon:
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,
2021.

[2] TT MOTOR, "Apa Perbedaan Antara Motor AC Dan Motor DC?," 20 Maret
2017. [Online]. Available: http://id.usattmotor.com/news/what-is-the-
difference-between-an-ac-motor-and-6191008.html. [Accessed 24 Mei 2021].

[3] e.journal.unp, "Kendali Kecepatan Motor DC Penguat Terpisah Berbeban,"


17 April 2020. [Online]. Available:
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jtev/article/download/108395/103412.
[Accessed 24 Mei 2021].

[4] SlidePlayer, "MOTOR DC EKSITASI TERPISAH," 28 November 2018.


[Online]. Available: https://slideplayer.info/slide/14855701/. [Accessed 24
Mei 2021].
LAMPIRAN

Gambar Lampiran 1. RPM Constanta 1 Gambar Lampiran 2. RPM Constanta 1.2

Gambar Lampiran 3. RPM Constanta 1.4 Gambar Lampiran 4. Ia Constanta 1.6

Gambar Lampiran 5. Ia Constanta 1.8 Gambar Lampiran 6. Ia Constanta 2

Anda mungkin juga menyukai