B. Reasonable Assurance
Asurans yang layak adalah asurans yang tinggi, tetapi bukan pada tingkat yang
tinggi mutlak (absolute level of assurance) Asurans yang layak dicapai ketika
auditor memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menekan resiko
audit. Risiko audit adalah risiko dimana auditor memberikan opini yang salah
ketika laporan keuangan disalahsajikan secara material. Auditor ingin menekan
risiko audit ini ke tingkat rendah yang dapat diterima (to an acceptably low
level)Dengan bukti audit yang cukup dan tepat, auditor sudah menekan risiko
audit, namun tidak mungkin sampai ke titik Nol, karena adanya kendala bawaan
dalam setiap audit.
Keyakinan mutlak tidak dapat dicapai karena sifat bukti audit dan karakteristik
kecurangan tersebut. Oleh karena itu, suatu audit yang dilaksanakan berdasarkan
standar auditing yang ditetapkan Ikantan Akuntan Indonesia mungkin tidak dapat
mendeteksi salah sajimaterial.
Selain itu dalam PSA No. 02 dinyatakan bahwa auditor bertanggung jawab
untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan
memadai tentang apakahlaporan keuangan bebas dari salah saji material, baik
yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Oleh karena sifat bukti audit
dan karakteristik kecurangan, auditor dapat memperoleh keyakinan memadai,
namun bukan mutlak, bahwa salah saji material terdeteksi.
Dalam Workshop dan Bedah Buku yang bertajuk Audit Berbasis ISA (31/5)
yang lalu, Theodorus M. Tuanakotta, MBA. selaku penulis buku yang berjudul
serupa menjelaskan seluk beluk audit berbasis ISA serta berbagai kelebihannya.
Pria yang telah berpengalaman menjadi akuntan publik selama 35 tahun ini
menuturkan bahwa ISA mengandung desakan yang lebih besar bagi auditor
untuk menemukan kecurigaan. ISA lebih menekankan pada identification
(pengidentifikasian hal yang belum dilihat), bukan assessment (penilaian sesuatu
yang dilihat).
Meski demikian, ia juga mengamini bahwa substansi ISA itu masih hampir sama
dengan standar yang digunakan sebelumnya. Selain itu Theo juga menekankan
bagaimana seharusnya peran seorang auditor. "Auditor pada dasarnya adalah
anjing penjaga, bukan pelacak. Artinya, auditor hanya bertugas memberitahu,"
tambahnya.
Sementara itu, Prof. Indra Bastian, MBA. menerangkan kesulitan penerapan ISA
di Indonesia. Indra menekankan bahwa ISA memang baik, akan tetapi
dibutuhkan kondisi-kondisi tertentu agar lebih siap diimplementasikan. Ia
menyarankan agar membuat ISA lebih user-friendly untuk Indonesia. "Caranya
adalah dengan mengadaptasi, bukan mengadopsi. Di Perancis hanya20% dari ISA
yang diikuti. Sedangkan Indonesia lebih bebas," terangnya.
Jurnal :
Harahap , Devianti Yunita, Suciati , NR Handiani, Puspitasari, Evita, Rachmianty
Sakina, 2017, “Pengaruh Pelaksanaan Standar Audit Berbasis International
Standards On Auditing (ISA) Terhadap Kualitas Audit”, Jurnal Aset, Jakarta,
ejournal.
Buku :
Hery, 2015, “Auditing 1 - Dasar-Dasar Pemeriksaan Akuntansi”, Surabaya ;
Prenada Media,.