Anda di halaman 1dari 48

PEDOMAN PENILAIAN PEMBELAJARAN

KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT
DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DAN KESETARAAN
2019
KATA PENGANTAR

Peningkatan kualitas layanan pendidikan merupakan salah satu agenda prioritas


pembangunan pendidikan nasional. Disamping tersedianya kurikulum yang handal, salah satu
aspek terpenting dalam upaya menjamin kualitas layananan pendidikan adalah menyediakan
sistem penilaian yang komprehensif sesuai dengan standar nasional pendidikan yang telah
ditetapkan. Untuk itulah Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan
Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas menyusun Pedoman Penilaian Pembelajaran
Pendidikan Kesetaraan.

Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi para tutor pendidikan kesetaraan pendidikan
kesetaraan dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik yang
komprehensif dan objektif meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan
berdasarkan Kurikulum 2013. Pedoman ini juga sekaligus pedoman praktis untuk mengolah
dan membuat laporan hasil penilaian tersebut secara akutabel dan informatif. Buku pedoman
ini diharapkan dapat membantu para tutor pendidikan kesetaraan melaksanakan tugasnya
sehari-hari secara lebih profesional sehingga pada akhirnya mutu pendidikan kesetaraan dapat
lebih terjaga dan terus meningkat.

Akhirnya ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada semua pihak
atas peran sertanya dalam menyusun pedoman ini. Namun demikian, beberapa kekurangan
tentu masih terdapat di dalam pedoman ini sehingga masukan dan saran terutama dari pimpinan
satuan pendidikan (SKB/PKBM), tutor pendidikan kesetaraan, dan orang tua peserta didik
sangat diharapkan agar pedoman ini dapat terus disempurnakan di masa yang akan datang.

Jakarta, Desember 2019


Direktur Pembinaan Pendidikan
Keaksaraan dan Kesetaraan

Dr. Abdul Kahar


NIP 196402071985031005

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan ii


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Landasan Hukum 2
C. Tujuan 2
D. Sasaran Pengguna 3
4
BAB II Penilaian Hasil Belajar Pendidikan Kesetaraan
A. Pengertian 4
B. Pendekatan Penilaian Pendidikan Kesetaraan 5
C. Prinsip Penilaian 6
D. Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 7
10
BAB III Penilaian Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan
A. Penilaian Sikap 10
B. Penilaian Pengetahuan 12
C. Penilaian Keterampilan 14
20
Bab IV Pelaksanaan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan
A. Pelaksanaan Penilaian oleh Pendidik 20
B. Pelaksanaan Penilaian oleh Satuan Pendidikan 25
28
BAB V Pemanfaatan dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
A. Program Remedial dan Pengayaan 28
B. Rapor 30
C. Kriteria Kenaikan Tingkatan 31
33
BAB VI Penutup
Lampiran

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan iii


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Selama ini masih banyak persoalan dalam pelaksanaan penilaian pada
pendidikan kesetaraan Program Paket A, Paket B, dan Paket C. Penilaian belum
dilaksanakan secara prosedural dan terukur sehingga diduga hasil penilaian belum
menghasilkan nilai yang valid dan reliabel sesuai dengan kompetensi peserta didik
sesungguhnya. Sementara itu ketertiban prosedur penilaian pada pendidikan
kesetaraan akan berdampak pada apresiasi positif masyarakat terhadap keberadaan
pendidikan kesetaraan serta lulusannya.
Ketiadaan pedoman tentang penilaian hasil pendidikan kesetaraan
menyebabkan kurang valid dan reliabel dalam mengukur, menilai dan melaporkan
kemajuan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu perlu disusun pedoman
penilaian pada pendidikan kesetaraan agar penilaian sebagai proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik
dapat dilakukan dengan baik dan benar.
Penilaian pendidikan pada pendidikan kesetaraan terdiri atas penilaian hasil
belajar oleh pendidik (tutor pendidikan kesetaraan), penilaian hasil belajar oleh
satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Pedoman ini
membahas penilaian hasil belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan. Penilaian
hasil belajar oleh pemerintah berupa uji penyetaraan dalam bentuk ujian nasional
diatur tersendiri oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai penyelenggara
ujian nasional.
Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar tutor pendidikan kesetaraan dan
satuan pendidikan memerlukan referensi. Oleh karena itu perlu disusun rambu-rambu
sebagai acuan dalam melaksanakan penilaian hasil belajar. Pedoman ini diharapkan
dalam membantu tutor dan satuan pendidikan nonformal penyelenggara pendidikan
kesetaraan dalam merencanakan, melaksanakan, melaporkan dan memanfaatkan
hasil penilaian dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan kesetaraan.

B. Landasan Hukum

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 1


1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019.
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum Tahun 2013.
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2017 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah dan Penilaian Hasil
Belajar oleh Satuan Pendidikan.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor XX
Tahun 2019 tentang Standar Pendidikan Kesetaraan

C. Tujuan
Pedoman Penilaian Pendidikan Kesetaraan ini disusun untuk membantu:
1. Tutor pendidikan kesetaraan dalam merencanakan, membuat, mengembangkan
instrumen, dan melaksanakan penilaian hasil belajar;
2. Tutor pendidikan kesetaraan dalam menganalisis dan menyusun laporan,
termasuk memanfaatkan hasil penilaian dan mengisi rapor;
3. Tutor pendidikan kesetaraan dalam menerapkan program remedial bagi peserta
didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), dan program
pengayaan bagi peserta didik yang telah mencapai KKM;
4. Kepala SKB, Ketua PKBM atau pimpinan satuan pendidikan nonformal
penyelenggara pendidikan kesetaraan dan penilik dalam menyusun program dan
melaksanakan supervisi akademik bidang penilaian; dan
5. Orang tua dalam memahami sistem dan mekanisme penilaian serta laporan hasil
belajar peserta didik.

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 2


D. Sasaran Pengguna
Pedoman Penilaian Pendidikan Kesetaraan diperuntukkan bagi:
1. tutor pendidikan kesetaraan;
2. satuan pendidikan nonformal penyelenggara pendidikan kesetaraan;
3. Kepala SKB, Ketua PKBM atau pimpinan satuan pendidikan nonformal
penyelenggara pendidikan kesetaraan;
4. Penilik yang membidangi pendidikan kesetaraan; dan
5. orang tua peserta didik.

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 3


BAB II

PENILAIAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KESETARAAN

A. Pengertian
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Pelaksanaan penilaian peserta didik
pendidikan kesetaraan Program Paket A, Paket B, dan Paket C mengacu pada
standar penilaian pendidikan dan peraturan-peraturan penilaian lain yang relevan
yaitu kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam
penilaian hasil belajar peserta didik.
Berkaitan dengan penilaian terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain sebagai berikut.
1. Penilaian yang dilakukan oleh tutor pendidikan kesetaraan hendaknya tidak
hanya penilaian atas pembelajaran (assessment of learning), melainkan juga
penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning) dan penilaian sebagai
pembelajaran (assessment as learning).
2. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar (KD)
pada Kompetensi Inti (KI), yaitu KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4.
3. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu penilaian yang membandingkan
capaian peserta didik dengan kriteria kompetensi yang ditetapkan. Hasil penilaian
seorang peserta didik, baik formatif maupun sumatif, tidak dibandingkan dengan
hasil peserta didik lainnya namun dibandingkan dengan penguasaan kompetensi
yang ditetapkan. Kompetensi yang ditetapkan merupakan ketuntasan belajar
minimal yang disebut juga dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM).
4. Penilaian dilakukan secara terencana dan berkelanjutan, artinya semua indikator
diukur, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dan yang
belum dikuasai peserta didik, serta untuk mengetahui kesulitan belajar peserta
didik.
5. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, berupa program
remedial bagi peserta didik dengan pencapaian kompetensi di bawah ketuntasan

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 4


dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan.
Hasil penilaian juga digunakan sebagai umpan balik bagi tutor pendidikan
kesetaraan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

B. Pendekatan Penilaian Pendidikan Kesetaraan


Dalam perkembangannya penilaian tidak hanya mengukur hasil belajar,
namun yang lebih penting adalah bagaimana penilaian mampu meningkatkan
kompetensi peserta didik dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu penilaian perlu
dilaksanakan melalui melalui tiga pendekatan, yaitu penilaian atas pembelajaran
(assessment of learning), penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning),
dan penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning). Penilaian atas
pembelajaran dilakukan untuk mengukur capaian peserta didik terhadap kompetensi
yang telah ditetapkan. Penilaian untuk pembelajaran memungkinkan tutor
pendidikan kesetaraan menggunakan informasi kondisi peserta didik untuk
memperbaiki pembelajaran, sedangkan penilaian sebagai pembelajaran
memungkinkan peserta didik melihat capaian dan kemajuan belajarnya untuk
menentukan target belajar.
Penilaian atas pembelajaran (assessment of learning) merupakan penilaian
yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai. Penilaian ini dimaksudkan
untuk mengetahui pencapaian hasil belajar setelah peserta didik selesai mengikuti
proses pembelajaran. Berbagai bentuk penilaian sumatif seperti ujian modul, Ujian
Sekolah Berstandar Nasional, dan ujian nasional merupakan contoh penilaian atas
pembelajaran (assessment of learning).
Penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning) dilakukan selama
proses pembelajaran berlangsung dan digunakan sebagai dasar untuk melakukan
perbaikan proses pembelajaran. Dengan penilaian untuk pembelajaran (assessment
for learning) tutor pendidikan kesetaraan dapat memberikan umpan balik terhadap
proses belajar peserta didik, memantau kemajuan, dan menentukan kemajuan
belajarnya. Penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning) merupakan
penilaian proses yang dapat dimanfaatkan oleh tutor pendidikan kesetaraan untuk
meningkatkan kinerjanya dalam memfasilitasi peserta didik. Berbagai bentuk

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 5


penilaian formatif, misalnya tugas-tugas di kelas, presentasi, dan kuis, merupakan
contoh penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning).
Penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning) mirip dengan
penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning), karena juga dilaksanakan
selama proses pembelajaran berlangsung. Bedanya, penilaian sebagai pembelajaran
(assessment as learning) melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan
penilaian. Peserta didik diberi pengalaman untuk belajar menilai dirinya sendiri atau
memberikan penilaian terhadap temannya secara jujur. Penilaian diri (self
assessment) dan penilaian antarteman (peer assessment) merupakan contoh penilaian
sebagai pembelajaran (assessment as learning). Dalam penilaian sebagai
pembelajaran (assessment as learning) peserta didik juga dapat dilibatkan dalam
merumuskan prosedur penilaian, kriteria, maupun rubrik/pedoman penilaian
sehingga mereka mengetahui dengan pasti apa yang harus dilakukan agar
memperoleh capaian belajar yang maksimal.
Pembelajaran pendidikan kesetaraan dapat dilaksanakan dengan cara tatap
muka, tutorial, mandiri terstruktur, atau dalam jaringan (online). Memperhatikan
bentuk pembelajaran pendidikan kesetaraan tersebut maka penilaian lebih ditekankan
pada penilaian atas pembelajaran (assessment of learning). Namun tidak menutup
kemungkinan dilaksanakan penilaian penilaian untuk pembelajaran (assessment for
learning) dan penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning).

C. Prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik Paket A, Paket B, dan Paket C
didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.
1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur.
2. Reliabel, berarti penilaian didasarkan pada data yang konsisten.
3. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.
4. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 6


5. Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan
dari kegiatan pembelajaran.
6. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
7. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai untuk
menilai perkembangan kemampuan peserta didik.
8. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
9. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
10. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
mekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.

D. Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan


Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi dengan
kompetensi dasar (KD) sebagai kompetensi minimal yang harus dicapai oleh peserta
didik. Kurikulum 2013 pendidikan kesetaraan mengunakan modul sebagai delivery
system pembelajaran, oleh karena itu penilaian hasil belajar dilakukan untuk setiap
modul. Peserta didik dinyatakan bisa melanjutkan belajar ke modul selanjutnya jika
dinyatakan tuntas belajar modul sebelumnya. Pengertian ketuntasan modul meliputi
capaian aspek pengetahuan yaitu kompetensi dasar pengetahuan (KD 3) dan
kompetensi dasar keterampilan KD 4).
Setiap modul disusun meliputi satu pasangan KD atau lebih. Untuk itu tutor
perlu melakukan analisis modul sebelum menyusun silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Analisis modul dilakukan untuk mengetahui muatan
kompetensi dasar yang tercantum di dalam modul sehingga tutor dapat merumuskan
indikator pencapaian kompetensi sebagai acuan penilaian.
Untuk mengetahui ketercapaian KD, tutor pendidikan kesetaraan di samping
merumuskan sejumlah indikator sebagai acuan penilaian dan satuan pendidikan juga
harus menentukan ketuntasan belajar minimal atau kriteria ketuntasan minimal
(KKM) untuk memutuskan seorang peserta didik sudah tuntas atau belum. KKM

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 7


menggambarkan mutu satuan pendidikan, oleh karena itu KKM setiap tahun perlu
dievaluasi dan diharapkan secara bertahap terjadi peningkatan KKM. Adapun untuk
menentukan KKM dipengaruhi oleh ketiga aspek berikut.
1. Aspek karakteristik materi/kompetensi yaitu memperhatikan kompleksitas KD
dengan mencermati kata kerja yang terdapat pada KD tersebut dan berdasarkan
data empiris dari pengalaman tutor pendidikan kesetaraan dalam membelajarkan
KD tersebut pada waktu sebelumnya. Semakin tinggi aspek kompleksitas
materi/kompetensi, semakin menantang tutor pendidikan kesetaraan untuk
meningkatkan kompetensinya.
2. Aspek intake yaitu memperhatikan kualitas peserta didik yang dapat
diidentifikasi antara lain berdasarkan hasil ujian nasional pada jenjang
pendidikan sebelumnya, hasil tes awal yang dilakukan oleh satuan pendidikan,
atau nilai rapor sebelumnya. Semakin tinggi aspek intake, semakin tinggi pula
nilai KKM-nya.
3. Aspek tutor pendidikan kesetaraan dan daya dukung antara lain memperhatikan
ketersediaan tutor pendidikan kesetaraan, kesesuaian latar belakang pendidikan
tutor pendidikan kesetaraan dengan mata pelajaran yang diampu, kompetensi
tutor pendidikan kesetaraan, rasio jumlah peserta didik dalam satu kelas, sarana
prasarana pembelajaran, dukungan dana, dan kebijakan satuan pendidikan.
Semakin tinggi aspek tutor pendidikan kesetaraan dan daya dukung, semakin
tinggi pula nilai KKM-nya.
KKM dibuat untuk semua mata pelajaran pada setiap paket kompetensi. Nilai
KKM ditulis dalam dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
disosialisasikan kepada semua komponen satuan pendidikan.
Selanjutnya beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian pendidikan
kesetaraan mengacu pada kurikulum 2013 adalah sebagai berikut.
1. Penilaian yang dilakukan oleh tutor pendidikan kesetaraan hendaknya tidak
hanya penilaian atas pembelajaran (assessment of learning), melainkan juga
penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning) dan penilaian sebagai
pembelajaran (assessment as learning).

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 8


2. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar (KD)
pengetahuan dan keterampilan setiap modul. Di samping itu melakukan penilaian
capaian sikap spiritual dan sikap sosial yang disajikan setiap paket kompetensi.
3. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu penilaian yang membandingkan
capaian peserta didik dengan kriteria kompetensi yang ditetapkan. Hasil penilaian
seorang peserta didik, baik formatif maupun sumatif, tidak dibandingkan dengan
hasil peserta didik lainnya namun dibandingkan dengan penguasaan kompetensi
yang ditetapkan. Kompetensi yang ditetapkan merupakan ketuntasan belajar
minimal yang disebut juga dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
4. Penilaian dilakukan secara terencana dan berkelanjutan, artinya semua indikator
diukur, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dan yang
belum dikuasai peserta didik, serta untuk mengetahui kesulitan belajar peserta
didik.
5. Peserta didik tidak bisa melanjutkan belajar modul berikutnya jika belum
memenuhi KKM pada modul yang bersangkutan.
6. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, berupa program
remedial bagi peserta didik dengan pencapaian kompetensi di bawah ketuntasan
dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan.
Hasil penilaian juga digunakan sebagai umpan balik bagi tutor pendidikan
kesetaraan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 9


BAB III
PENILAIAN SIKAP, PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN

A. Penilaian Sikap
Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku peserta didik
dalam proses pembelajaran kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler, yang
meliputi sikap spiritual dan sosial. Penilaian sikap memiliki karakteristik yang
berbeda dari penilaian pengetahuan dan keterampilan, sehingga teknik penilaian
yang digunakan juga berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap lebih ditujukan untuk
mengetahui perilaku sesuai budi pekerti dalam rangka pembentukan karakter peserta
didik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
1. Sikap Spiritual
Penilaian sikap spiritual (KI-1), antara lain: (1) ketaatan beribadah; (2)
berperilaku syukur; (3) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan; dan (4)
toleransi antar umat beragama. Sikap spiritual tersebut dapat ditambah sesuai
karakteristik satuan pendidikan.
2. Sikap Sosial
Penilaian sikap sosial (KI-2) meliputi: (1) jujur yaitu perilaku yang didasarkan
pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan; (2) disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan; (3) tanggung
jawab yaitu sikap dan perilaku peserta didik untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa; (4) santun yaitu perilaku hormat
pada orang lain dengan bahasa yang baik; (5) peduli yaitu sikap dan tindakan
yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain atau masyarakat yang
membutuhkan; dan (6) percaya diri yaitu suatu keyakinan atas kemampuannya
sendiri untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Sikap sosial tersebut dapat
ditambah oleh satuan pendidikan sesuai kebutuhan.
3. Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap di satuan pendidikan nonformal dilakukan oleh tutor kelas,
tutor pendidikan kesetaraan mata pelajaran agama, dan tutor Pendidkan

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 10


Kewarganegaraan (PKn). Teknik penilaian yang digunakan meliputi: observasi,
wawancara, catatan anekdot (anecdotal record), catatan kejadian tertent
(incidental record) sebagai unsur penilaian utama. Sedangkan teknik penilaian
diri dan penilaian antar-teman dapat dilakukan dalam rangka pembinaan dan
pembentukan karakter peserta didik, sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai
salah satu alat konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik.
1. Dalam penilaian sikap, diasumsikan setiap peserta didik memiliki karakter dan
perilaku yang baik, sehingga jika tidak dijumpai perilaku yang menonjol maka nilai
sikap peserta didik tersebut adalah baik, dan sesuai dengan indikator yang
diharapkan. Perilaku menonjol (sangat baik/kurang baik) yang dijumpai selama
proses pembelajaran dimasukkan ke dalam catatan pendidik. Selanjutnya, untuk
menambah informasi, tutor pendidikan kesetaraan kelas mengumpulkan data dari
hasil penilaian sikap yang dilakukan oleh tutor pendidikan kesetaraan muatan
pelajaran lainnya, kemudian merangkum menjadi deskripsi (bukan angka atau skala).
Penilaian yang utama dilakukan oleh tutor pendidikan kesetaraan kelas melalui
observasi selama periode tertentu dan penilaian sikap tidak dilaksanakan pada setiap
kompetensi dasar (KD). Sikap spiritual dan sikap sosial diisi dengan predikat (Sangat
Baik, Baik, Cukup, atau Kurang) dan dilengkapi dengan deskripsi berdasarkan
rangkuman hasil penilaian sikap dari tutor mata pelajaran Agama dan PKn.
Penilaian sikap dapat dilakukan melalui teknik observasi, wawancara,
penilaian diri, dan penilaian antarteman, selama proses pembelajaran berlangsung,
dan tidak hanya di dalam kelas. Hasil penilaian sikap berupa deskripsi yang
menggambarkan perilaku peserta didik. Hasil akhir penilaian sikap diolah menjadi
deskripsi sikap yang dituliskan di dalam rapor peserta didik. Penilaian sikap spiritual
dan sosial dilaporkan kepada orangtua dan pelaku kepentingan sekurang-kurangnya
dua kali dalam satu paket kompetensi. Laporan berdasarkan catatan pendidik hasil
musyawarah tutor, tutor pendidikan kesetaraan mata pelajaran, dan tutor pendidikan
kesetaraan Pendidikan Agama Budi Pekerti serta Pendidikan Kewarganegaraan.
Pelaksanaan penilaian sikap spiritual dan sosial dilakukan setiap hari pada saat
pembelajaran dan di luar pembelajaran dengan menggunakan stimulus yang
disiapkan tutor pendidikan kesetaraan. Respon atau jawaban yang diberikan peserta
didik dicatat dalam lembar observasi disiapkan oleh tutor pendidikan kesetaraan.

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 11


Penilaian sikap spiritual dan sosial juga dapat dilakukan dengan menggunakan
penilaian diri dan penilaian antarteman. Hasil penilaian diri dan penilaian antarteman
digunakan tutor pendidikan kesetaraan sebagai penguat atau konfirmasi hasil catatan
observasi yang dilakukan oleh tutor pendidikan kesetaraan.
Stimulus atau lontaran kasus yang diberikan tutor pendidikan kesetaraan
hendaknya dalam rangka pembentukan sikap dan perilaku baik sesuai agama peserta
didik, hubungan dengan Tuhan (akhlak mulia), hubungan dengan sesama serta
hubungan dengan lingkungan. Melalui aspek tersebut diharapkan peserta didik
memiliki sikap budi pekerti luhur, sikap sosial yang baik, toleransi beragama, dan
peduli lingkungan.

B. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan (KI-3) dilakukan dengan cara mengukur penguasaan
peserta didik yang mencakup pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam
berbagai tingkatan proses berpikir. Penilaian dalam proses pembelajaran berfungsi
sebagai alat untuk mendeteksi kesulitan belajar (assesment as learning), penilaian
sebagai proses pembelajaran (assessment for learning), dan penilaian sebagai alat
untuk mengukur pencapaian dalam proses pembelajaran (assessment of learning).
Melalui penilaian tersebut diharapkan peserta didik dapat menguasai kompetensi
yang diharapkan. Untuk itu, digunakan teknik penilaian yang bervariasi sesuai
dengan kompetensi yang akan dinilai, yaitu tes tulis, lisan, dan penugasan. Prosedur
penilaian pengetahuan dimulai dari penyusunan perencanaan, pengembangan
instrumen penilaian, pelaksanaan penilaian, pengolahan, dan pelaporan, serta
pemanfaatan hasil penilaian.
Untuk mengetahui ketuntasan belajar (mastery learning), penilaian ditujukan
untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan (diagnostic) proses pembelajaran.
Hasil tes diagnostik, ditindaklanjuti dengan pemberian umpan balik (feedback)
kepada peserta didik, sehingga hasil penilaian dapat segera digunakan untuk
perbaikan mutu pembelajaran.
Penilaian capaian pengetahuan menggunakan angka dengan rentang
capaian/nilai 0 sampai dengan 100 disertai predikat (Baik Sekali, Baik, Cukup dan
Kurang).

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 12


Teknik penilaian pengetahuan menggunakan tes tulis, lisan, dan penugasan.
1. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawabannya secara tertulis, berupa pilihan
ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen tes tertulis
dikembangkan atau disiapkan dengan mengikuti langkah-langkah berikut.
a. Melakukan analisis KD sesuai dengan muatan pelajaran. Analisis KD
dilakukan pada Tema, Subtema, dan pembelajaran. Hal ini dilakukan agar
semua kompetensi yang ingin dicapai dalam KD dapat terwakili dalam
instrumen yang akan disusun.
b. Menyusun kisi-kisi yang akan menjadi pedoman dalam penulisan soal. Kisi-
kisi yang lengkap memiliki KD, materi, indikator soal, bentuk soal, jumlah
soal, dan semua kriteria lain yang diperlukan dalam penyusunan soalnya.
Kisi-kisi ini berbentuk format yang disesuaikan dengan kebutuhan. Kisi-kisi
untuk penilaian harian bisa lebih sederhana daripada kisi-kisi untuk penilaian
tengah paket kompetensi atau penilaian akhir paket kompetensi.
c. Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan mengacu pada kaidah-kaidah
penulisan soal. Soal-soal yang telah disusun kemudian dirakit untuk menjadi
perangkat tes. Soal dapat dikelompokkan sesuai muatan pelajaran dalam satu
perangkat terdapat juga disajikan secara terintegrasi sesuai dengan situasi
dan kondisi satuan pendidikan nonformal.
d. Melakukan penskoran berdasarkan pedoman penskoran, hasil penskoran
dianalisis tutor pendidikan kesetaraan dipergunakan sesuai dengan bentuk
penilaian. Misalnya, hasil analisis penilaian hariandigunakan untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan peserta didik. Melalui analisis ini
pendidik akan mendapatkan informasi yang digunakan untuk menentukan
perlu tidaknya remedial atau pengayaan.
2. Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan, perintah, kuis yang diberikan pendidik
secara lisan dan peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara lisan.
Jawaban tes lisan dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf. Tes lisan
bertujuan menumbuhkan sikap berani berpendapat, mengecek penguasaan
pengetahuan untuk perbaikan pembelajaran, percaya diri, kemampuan

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 13


berkomunikasi secara efektif dan atau digunakan untuk mengukur capaian hasil
pembelajaran. Dengan demikian, tes lisan dilakukan pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Tes lisan juga dapat digunakan untuk melihat
ketertarikan peserta didik terhadap materi yang diajarkan dan motivasi peserta
didik dalam belajar. Langkah-langkah pelaksanaan tes lisan sebagai berikut:
a. Melakukan analisis KD sesuai dengan muatan pelajaran. Analisis KD
dilakukan pada tema, subtema, dan pembelajaran. Hal ini dilakukan agar
semua kompetensi yang ingin dicapai dalam KD dapat terwakili dalam
instrumen yang akan disusun.
b. Menyusun kisi-kisi yang akan menjadi pedoman dalam pembuatan
pertanyaan, perintah yang harus dijawab peserta didik secara lisan.
c. Menyiapkan pertanyaan, perintah yang akan disampaikan secara lisan.
d. Melakukan tes dan analisis untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
peserta didik. Melalui analisis ini tutor pendidikan kesetaraan akan
mendapatkan informasi yang digunakan untuk menentukan perlu tidaknya
remedial atau pengayaan.
3. Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur
dan/atau memfasilitasi peserta didik memperoleh atau meningkatkan
pengetahuan. Penugasan yang berfungsi untuk penilaian dilakukan setelah
proses pembelajaran (assessment of learning). Sedangkan penugasan sebagai
metode penugasan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan yang diberikan
sebelum dan/atau selama proses pembelajaran (assessment for learning). Tugas
dapat dikerjakan baik secara individu maupun kelompok sesuai karakteristik
tugas yang diberikan, yang dilakukan di SKB/PKBM, di rumah, dan di luar
SKB/PKBM.

C. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan dengan mengidentifikasi karateristik
kompetensi dasar aspek keterampilan untuk menentukan teknik penilaian yang
sesuai. Tidak semua kompetensi dasar dapat diukur dengan penilaian kinerja,
penilaian proyek, atau portofolio. Penentuan teknik penilaian didasarkan pada

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 14


karakteristik kompetensi keterampilan yang hendak diukur. Penilaian keterampilan
dimaksudkan untuk mengetahui penguasaan keterampilan peserta didik dapat
digunakan untuk mengenal dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan
sesungguhnya (dunia nyata). Penilaian keterampilan menggunakan angka dengan
rentang skor 0 sampai dengan 100. Teknik penilaian yang digunakan sebagai berikut.
1. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta peserta didik untuk
melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya dengan mengaplikasikan
atau mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Pada
penilaian kinerja, penekanan penilaiannya dapat dilakukan pada proses atau
produk. Penilaian kinerja yang menekankan pada produk disebut penilaian
produk, sedangkan penilaian kinerja yang menekankan pada proses disebut
penilaian praktik (praktik). Penilaian praktik, misalnya; memainkan alat musik,
melakukan pengamatan suatu obyek dengan menggunakan mikroskop,
menyanyi, bermain peran, menari, dan sebagainya. Penilaian produk, misalnya:
poster, kerajinan, puisi, laporan dan sebagainya.
Langkah penilaian kinerja mencakup tiga tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan pengolahan. Dalam perencanaan perlu diperhatikan
keterampilan yang akan diukur, kesesuaian dengan kemampuan peserta didik,
kegiatan yang dilakukan, dan dapat dikerjakan peserta didik. Dalam pelaksanaan
kinerja perlu menyiapkan rubrik yang dituangkan dalam format observasi.
2. Penilaian Proyek atau Produk
Penilaian proyek atau produk merupakan kegiatan penilaian terhadap
suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas
tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan, penyajian data, dan pelaporan. Penilaian proyek
dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan pengumpulan data,
kemampuan mengaplikasikan, kemampuan inovasi dan kreativitas serta
kemampuan menginformasikan peserta didik pada muatan tertentu secara jelas.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 4 (empat) hal yang perlu dipertimbangkan,
yaitu sebagai berikut:
a. Kemampuan pengelolaan

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 15


Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi,
mengelola waktu pengumpulan data, dan penulisan laporan yang
dilaksanakan secara kelompok.
b. Relevansi
Kesesuaian tugas proyek dengan muatan mata pelajaran, dengan
mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan
dalam pembelajaran.
c. Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya sendiri
bukan plagiat atau mengambil karya orang lain dan apabila menggunakan
bahan dari orang lain harus dengan kode etik yang berlaku, dengan
mempertimbangkan kontribusi tutor pendidikan kesetaraan berupa petunjuk
dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
d. Inovasi dan kreativitas
Hasil penilaian proyek yang dilakukan peserta didik terdapat unsur-unsur
kebaruan, menemukan sesuatu yang berbeda dari biasanya atau
memodifikasi yang sudah ada menjadi lebih baik.
3. Portofolio
Portofolio dapat berupa kumpulan dokumen dan teknik penilaian.
Portofolio sebagai dokumen merupakan kumpulan dokumen yang berisi hasil
penilaian prestasi belajar, penghargaan, karya peserta didik dalam bidang
tertentu yang bersifat reflektif-integratif dalam kurun waktu tertentu. Pada akhir
periode, portofolio tersebut diserahkan kepada tutor pendidikan kesetaraan pada
setara kelas berikutnya dan orang tua sebagai bukti otentik perkembangan
peserta didik.
Portofolio sebagai teknik penilaian dilakukan untuk menilai karya peserta
didik dan mengetahui perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta
didik. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh
tutor pendidikan kesetaraan bersama-sama dengan peserta didik. Berkaitan
dengan tujuan penilaian portofolio, tiap item dalam portofolio harus memiliki
suatu nilai atau kegunaan bagi peserta didik dan bagi orang yang mengamatinya.
Tutor pendidikan kesetaraan dan peserta didik harus sama-sama memahami

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 16


maksud, mengapa suatu item (dokumen) dimasukkan ke koleksi portofolio.
Selain itu, sangat diperlukan komentar dan refleksi dari tutor pendidikan
kesetaraan atas karya yang dikoleksi.
Berdasarkan informasi perkembangan kemampuan peserta didik yang
dibuat oleh tutor pendidikan kesetaraan bersama peserta didik yang
bersangkutan, dapat dilakukan perbaikan secara terus menerus. Dengan
demikian portofolio dapat memperlihatkan perkembangan belajar peserta didik
melalui karyanya. Adapun karya peserta didik yang dapat dijadikan dokumen
portofolio, antara lain: karangan, puisi, surat, gambar/lukisan, dan komposisi
musik.
Di dalam Kurikulum 2013, dokumen portofolio dapat dipergunakan
sebagai salah satu bahan penilaian untuk kompetensi keterampilan. Hasil
penilaian portofolio bersama dengan penilaian yang lain dipertimbangkan untuk
pengisian rapor peserta didik/laporan penilaian kompetensi peserta didik.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta
didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta
didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik.
Portofolio merupakan bagian dari penilaian otentik, yang langsung dapat
menyentuh sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Hal ini berkaitan
pula dengan rasa bangga yang mendorong peserta didik mencapai hasil belajar
yang lebih baik. Tutor pendidikan kesetaraan dapat memanfaatkan portofolio
untuk mendorong peserta didik mencapai sukses dan membangun harga dirinya.
Secara tak langsung, hal ini mengakibatkan peserta didik dapat membuat
kemajuan lebih cepat untuk mencapai tujuan individualnya. Dengan demikian
tutor pendidikan kesetaraan akan merasa lebih puas dalam mengambil keputusan
penilaian karena didukung oleh bukti-bukti autentik yang telah dicapai dan
dikumpulkan para peserta didiknya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan panduan dalam penggunaan
penilaian portofolio di satuan pendidikan nonformal adalah sebagai berikut:

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 17


a. Karya asli peserta didik
Tutor pendidikan kesetaraan melakukan penilaian atas hasil karya peserta
didik yang dijadikan bahan penilaian portofolio agar diketahui bahwa karya
tersebut merupakan hasil karya yang benar-benar dibuat oleh peserta didik.
b. Saling percaya antara tutor pendidikan kesetaraan dan peserta didik
Dalam proses penilaian, tutor pendidikan kesetaraan dan peserta didik harus
memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan, dan saling membantu
sehingga berlangsung proses pendidikan dengan baik.
c. Kerahasiaan bersama antara tutor pendidikan kesetaraan dan peserta didik
Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu
dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak
berkepentingan agar tidak berdampak negatif terhadap proses pendidikan.
d. Milik bersama antara peserta didik dan tutor pendidikan kesetaraan
Tutor pendidikan kesetaraan dan peserta didik perlu mempunyai rasa
memiliki terhadap dokumen portofolio sehingga peserta didik akan berusaha
menjaga dan merawat karya yang dikumpulkannya dan akhirnya berupaya
terus meningkatkan kemampuannya.
e. Kepuasan
Dokumen portofolio merupakan bukti kumpulan perkembangan hasil karya
peserta didik sampai mencapai hasil yang terbaik. Dengan demikian dapat
memberikan kepuasan pada diri peserta didik, dan keberhasilan tutor
pendidikan kesetaraan dalam proses pembelajaran sehingga memberikan
dorongan kepada peserta didik untuk lebih meningkatkan diri.
f. Kesesuaian
Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan
kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.
g. Penilaian proses dan hasil
Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar
yang dinilai, misalnya diperoleh dari catatan tutor pendidikan kesetaraan
tentang kinerja dan karya peserta didik.

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 18


h. Penilaian dan pembelajaran
Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat
berarti bagi tutor pendidikan kesetaraan untuk melihat kelebihan dan
kekurangan peserta didik. Agar penilaian portofolio berjalan efektif, tutor
pendidikan kesetaraan beserta peserta didik perlu menentukan hal-hal yang
harus dilakukan dalam menggunakan portofolio sebagai berikut:
1) masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di
dalamnya memuat hasil belajar peserta didik pada setiap muatan
pelajaran atau setiap kompetensi.
2) menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulkan/disimpan.
3) sewaktu-waktu peserta didik diharuskan membaca catatan tutor
pendidikan kesetaraan yang berisi komentar, masukan, dan tindakan
lebih lanjut yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka
memperbaiki hasil kerja dan sikap.
4) peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan tutor
pendidikan kesetaraan.
5) catatan tutor pendidikan kesetaraan dan perbaikan hasil kerja yang
dilakukan peserta didik perlu diberi tanggal, sehingga perkembangan
kemajuan belajar peserta didik dapat terlihat.
i. Bentuk Portofolio
1) Buku ukuran besar yang bisa dilihat peserta didik sebagai lapbook.
Lapbook ini bisa dimasukkan berbagai hasil karya terkait dengan produk
seni (gambar, kerajinan tangan, dan sebagainya).
2) Album berisi foto, video, audio.
3) Stopmap/bantex berisi tugas-tugas imla/dikte dan tulisan (karangan,
catatan) dan sebagainya.
4) Buku peserta didik yang disusun berdasarkan Kurikulum 2013, juga
merupakan portofolio peserta didik.
Pada satuan pendidikan nonformal, tutor pendidikan kesetaraan dapat
memilih portofolio sebagai dokumen atau portofolio sebagai proses.

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 19


BAB IV
PELAKSANAAN PENILAIAN
OLEH PENDIDIK DAN SATUAN PENDIDIKAN

A. Pelaksanaan Penilaian oleh Pendidik


Penilaian hasil belajar oleh tutor pendidikan kesetaraan dilakukan dalam
bentuk penilaian penugasan, dan penilaian akhir modul berupa ujian modul. Tutor
pendidikan kesetaraan melakukan penilaian hasil belajar dengan berbasis modular
yang diorientasikan pada pencapaian satuan kredit kompetensi setiap mata pelajaran.
Setiap modul bisa terdiri dari satu pasangan kompetensi dasar atau lebih.
1. Perumusan Indikator
Pelaksanaan penilaian diawali dengan tutor pendidikan kesetaraan
merumuskan indikator pencapaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan
yang dijabarkan dari kompetensi dasar (KD) pada setiap mata pelajaran. Indikator
pencapaian kompetensi untuk KD pada KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk
perilaku spesifik yang dapat terukur dan/atau diobservasi termasuk pada mata
pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikan
Kewarganegaraan perumusan indikator sikap dari KD-KD pada KI-1 dan KI-2.
Indikator pencapaian kompetensi dikembangkan menjadi indikator soal yang
diperlukan untuk penyusunan instrumen penilaian. Indikator tersebut digunakan
sebagai rambu-rambu dalam penyusunan butir soal atau tugas.
Instrumen penilaian memenuhi persyaratan substansi/materi, konstruksi,
dan bahasa. Persyaratan substansi merepresentasikan kompetensi yang dinilai,
persyaratan konstruksi memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan, dan persyaratan bahasa adalah penggunaan bahasa
yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan
peserta didik.
Indikator pencapaian pengetahuan dan keterampilan merupakan ukuran,
karakteristik, atau ciri-ciri yang menunjukkan ketercapaian suatu KD tertentu dan
menjadi acuan dalam penilaian KD mata pelajaran. Setiap Indikator pencapaian
kompetensi dapat dikembangkan menjadi satu atau lebih indikator soal

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 20


pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan untuk mengukur pencapaian sikap
digunakan indikator penilaian sikap yang dapat diamati.

2. Pelaksanaan Penilaian
a. Penilaian Sikap Spritual
Pelaksanaan penilaian sikap spiritual dilakukan selama proses pembelajaran
satu paket kompetensi. Penilaian terutama dilakukan oleh tutor kelas, tutor
mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan. Di samping itu dapat meminta masukan dari
tutor mata pelajaran lainnya serta peserta didik. Penilaian sikap spiritual di
dalam kelas dilakukan oleh tutor pendidikan kesetaraan mata pelajaran. Sikap
peserta didik di luar jam pelajaran diamati/dicatat tutor pendidikan kesetaraan
kelas dan tutor mata pelajaran lainnya. Tutor pendidikan kesetaraan mata
pelajaran dan tutor pendidikan kesetaraan muatan khusus, dan tutor kelas
mencatat perilaku peserta didik yang sangat baik atau kurang baik dalam
jurnal segera setelah perilaku tersebut teramati atau menerima laporan tentang
perilaku tersebut.
Nilai capaian sikap spritual disajikan di rapor untuk setiap paket kompetensi.
Hasil penilaian capaian sikap spiritual di dalam rapor disampaikan dalam
bentuk predikat dan deskripsi.
b. Penilaian Sikap Sosial
Pelaksanaan penilaian sikap sosial dilakukan selama proses pembelajaran
satu paket kompetensi. Penilaian terutama dilakukan oleh tutor kelas, tutor
mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan. Di samping itu dapat meminta masukan dari
tutor mata pelajaran lainnya, sedangkan penilaian diri dan penilaian
antarpeserta didik dilakukan sebagai penunjang. Penilaian sikap sosial
dilakukan secara terus-menerus selama satu paket kompetensi.
Tutor pendidikan kesetaraan mata pelajaran, dan tutor kelas mencatat perilaku
peserta didik yang sangat baik atau kurang baik dalam jurnal segera setelah
perilaku tersebut teramati atau menerima laporan tentang perilaku tersebut.

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 21


Nilai capaian sikap sosial disajikan di rapor untuk setiap paket kompetensi.
Hasil penilaian capaian sikap sosial di dalam rapor disampaikan dalam bentuk
predikat dan deskripsi.
c. Penilaian Pengetahuan
Pelaksanaan penilaian pengetahuan dilakukan untuk menilai proses dan hasil
belajar peserta didik. Penilaian proses dilakukan dalam bentuk penilaian
penugasan. Cakupan penilaian penugasan disesuaikan dengan karakteristik
kompetensi dasar. Di akhir modul tutor melaksanakan ujian modul untuk
mengetahui capaian pengatahuan. Ujian modul dilaksanakan dalam bentuk
tes.
Nilai capaian pengetahuan disajikan di rapor untuk setiap modul. Nilai modul
pengetahuan merupakan nilai gabungan antara nilai penugasan dan nilai ujian
modul. Tutor menetapkan bobot (persentase) nilai penugasan dan nilai ujian
modul. Nilai ujian modul memiliki bobot lebih besar dibandingkan dengan
nilai penugasan. Misalnya satu modul terdapat dua penugasan, maka bobot
nilai dapat ditetapkan 20% nilai penugasan I, 20% nilai penugasan II dan ujian
modul 60%.
Hasil penilaian capaian pengetahuan di dalam rapor disampaikan dalam
bentuk angka dalam skala 0-100 dan predikat.
d. Penilaian Keterampilan
Pelaksanaan penilaian keterampilan dilakukan untuk menilai proses dan hasil
belajar peserta didik. Penilaian proses dilakukan melalui penilaian praktik
selama proses pembelajaran. Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui
penilaian produk, penilaian proyek, dan penilaian portofolio yang diberikan
setelah pembelajaran.
Nilai capaian pengetahuan disajikan di rapor untuk setiap modul. Nilai modul
keterampilan merupakan nilai rerata penugasan jika dalam satu modul
terdapat lebih dari satu penugasan keterampilan. Tidak ada ujian modul untuk
penilaian keterampilan.
Hasil penilaian capaian keterampilan di dalam rapor disampaikan dalam
bentuk angka dalam skala 0-100 dan predikat.

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 22


1) Penilaian kinerja
Pelaksanaan penilaian kinerja ditentukan tutor pendidikan kesetaraan
berdasarkan tuntutan KD dan dapat dilakukan untuk satu atau beberapa
KD. Beberapa langkah dalam melaksanakan penilaian kinerja meliputi:
a) menjelaskan rubrik penilaian kepada peserta didik sebelum
pelaksanaan penilaian.
b) memberikan tugas secara rinci kepada peserta didik.
c) memastikan ketersediaan dan kelengkapan alat serta bahan yang
digunakan.
d) melaksanakan penilaian selama rentang waktu yang direncanakan.
e) membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian.
f) melakukan penilaian secara individual.
g) mencatat hasil penilaian. dan
h) mendokumentasikan hasil penilaian.
2) Penilaian proyek
Penilaian proyek dilakukan untuk satu atau beberapa KD pada satu mata
pelajaran atau lintas mata pelajaran. Beberapa langkah dalam
melaksanakan penilaian proyek:
a) menjelaskan rubrik penilaian kepada peserta didik sebelum
pelaksanaan penilaian;
b) memberikan tugas kepada peserta didik;
c) memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang
tugas yang harus dikerjakan;
d) melakukan penilaian selama perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
proyek;
e) memonitor pengerjaan proyek peserta didik dan memberikan umpan
balik pada setiap tahapan pengerjaan proyek;
f) membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian;
g) memetakan kemampuan peserta didik terhadap pencapaian
kompetensi minimal;
h) memberikan umpan balik terhadap laporan yang disusun peserta
didik; dan

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 23


i) mendokumentasikan hasil penilaian.
3) Penilaian portofolio
Penilaian portofolio dilakukan untuk melihat perkembangan pencapaian
kompetensi dan capaian akhir serta dapat digunakan untuk
mendeskripsikan capaian keterampilan dalam satu paket kompetensi.
Beberapa langkah dalam melaksanakan penilaian portofolio:
a) melaksanakan proses pembelajaran terkait tugas portofolio dan
menilai pada saat kegiatan tatap muka, tutorial, mandiri terstruktur
disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran;
b) melakukan penilaian portofolio berdasarkan kriteria penilaian yang
telah ditetapkan atau disepakati bersama dengan peserta didik;
c) peserta didik mencatat hasil penilaian portofolionya untuk bahan
refleksi diri;
d) mendokumentasikan hasil penilaian portofolio sesuai format yang
telah ditentukan;
e) memberi umpan balik terhadap karya peserta didik secara
berkesinambungan dengan cara memberi keterangan kelebihan dan
kekurangan karya tersebut, dan perbaikannya;
f) memberi identitas (nama dan waktu penyelesaian tugas),
mengumpulkan dan menyimpan portofolio masing-masing peserta
didik dalam satu map atau folder;
g) memberi kesempatan peserta didik untuk memperbaiki karya yang
dinilai belum memuaskan dan perlu perbaikan;.
h) membuat “kontrak” atau perjanjian jangka waktu perbaikan dan
penyerahan karya hasil perbaikan kepada tutor pendidikan kesetaraan;
i) memamerkan dokumentasi kinerja dan atau hasil karya terbaik
portofolio dengan cara menempel di kelas;
j) mendokumentasikan dan menyimpan semua portofolio ke dalam map
yang telah diberi identitas masing-masing peserta didik untuk bahan
laporan kepada satuan pendidikan dan orang tua peserta didik;
k) mencantumkan tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi
perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 24


kualitas dari waktu ke waktu sebagai bahan laporan kepada satuan
pendidikan dan/atau orang tua peserta didik; dan
l) memberikan nilai akhir portofolio masing-masing peserta didik
disertai umpan balik.

3. Ketuntasan Modul
Pembelajaran pendidikan kesetaraan diselenggarakan dengan
menggunakan modul, baik melalui belajar mandiri terstruktur maupun
pembelajaran daring (online). Modul untuk setiap mata pelajaran dikembangkan
oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan bekerjasama
dengan Puskurbel. Pada setiap modul sudah disediakan penilaian untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik baik pengetahuan dan
keterampilan termasuk sikap spiritual dan sikap sosial untuk mata pelajaran
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan.
Penentuan ketuntasan modul dilakukan dengan cara dibandingkan nilai
modul dengan nilai KKM. Nilai modul yang dibandingkan adalah nilai capaian
pengetahuan dan capaian keterampilan. Ketentuan ketuntasan modul diatur
sebagai berikut.
a. Kriteria modul tuntas adalah nilai capaian pengetahuan dan nilai capaian
keterampilan sama atau lebih dengan nilai KKM.
b. Jika nilai capaian pengetahuan dinyatakan tuntas artinya sama atau lebih dari
nilai KKM sedangkan nilai capaian keterampilan belum mencapai nilai
KKM, maka dinyatakan belum tuntas untuk modul tersebut. Tutor bisa
melakukan remedial dengan memberikan penugasan.
c. Jika nilai capaian keterampilan dinyatakan tuntas artinya sama atau lebih dari
nilai KKM sedangkan nilai capaian pengetahuan belum mencapai nilai KKM,
maka dinyatakan belum tuntas untuk modul tersebut. Tutor bisa memberikan
remidial dengan memberikan penugasan dan atau melakukan ujian modul
ulang.

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 25


B. Pelaksanaan Penilaian oleh Satuan Pendidikan
Penilaian hasil belajar pendidikan kesetaraan oleh satuan pendidikan
dilakukan dalam bentuk penilaian kenaikan tingkatan dan Ujian Sekolah Berstandar
Nasional. Ujian tersebut diselenggarakan oleh satuan pendidikan nonformal yang
terakreditasi dan dikordinasikan dengan dinas pendidikan.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai
pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran sebagai capaian
pembelajaran.
1. Mekanisme penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan sebagai berikut.
a. Menyusun perencanaan penilaian tingkat satuan pendidikan meliputi:
penilaian kenaikan tingkatan, dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional.
b. Penilaian kenaikan tingkatan adalah kegiatan yang dilakukan oleh satuan
pendidikan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir
tingkatan 1, tingkatan 3 dan tingkatan 5. Cakupan penilaian meliputi indikator
yang merepresentasikan KD pada derajat kompetensi yang harus dilalui.
c. Ujian Sekolah Berstandar Nasional adalah kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu
persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan
adalah seluruh mata pelajaran kelompok umum berdasarkan struktur
kurikulum pendidikan kesetaraan sesuai dengan jenjangnya. Penilaian mata
pelajaran kelompok khusus dapat dilakukan pada setiap akhir program mata
pelajaran tersebut.
d. Menentukan KKM dengan memperhatikan standar kompetensi lulusan,
karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan
pendidikan melalui rapat tutor pendidikan kesetaraan.
e. Menentukan kriteria kenaikan tingkatan kompetensi melalui rapat tutor
pendidikan kesetaraan.
f. Menentukan nilai akhir sikap spiritual dan sosial sebagai bahan pertimbangan
kelulusan melalui rapat tutor pendidikan kesetaraan.

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 26


g. Melaporkan hasil penilaian semua mata pelajaran pada setiap akhir paket
kompetensi kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan
pendidikan (rapor).
h. Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas
kabupaten/kota.
i. Menentukan kriteria kelulusan Ujian Sekolah Berstandar Nasional dan
kriteria kelulusan dari satuan pendidikan melalui rapat tutor pendidikan
kesetaraan.
j. Menentukan kelulusan peserta didik dari Ujian Sekolah Berstandar Nasional
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan satuan pendidikan
k. Menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat
dewan tutor pendidikan kesetaraan sesuai dengan kriteria berikut.
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2) Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik;
3) Mengikuti ujian nasional;
4) Lulus Ujian Sekolah Berstandar Nasional.
l. Menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan.

2. Prosedur Penilaian Kenaikan Tingkatan dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional


a. Penilaian kenaikan tingkatan dilakukan dengan langkah-langkah:
1) menyusun kisi-kisi penilaian/ujian;
2) mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen;
3) melaksanakan penilaian/ujian;
4) mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kenaikan
kelas/kelulusan peserta didik; dan
5) melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian/ujian.
b. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran.
c. Instrumen penilaian kenaikan tingkatan kompetensi dapat dibuat oleh tim
tutor pendidikan kesetaraan atau musyawarah tutor pendidikan kesetaraan
mata pelajaran yang memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa
serta memiliki bukti validitas empirik;

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 27


d. Ujian kenaikan tingkatan diselenggarakan oleh setiap satuan pendidikan
nonformal penyelenggara pendidikan kesetaraan;
e. Ujian Sekolah Berstandar Nasional yang selanjutnya disebut USBN adalah
kegiatan pengukuran capaian kompetensi peserta didik yang dilakukan
sekolah untuk seluruh mata pelajaran dengan mengacu pada Standar
Kompetensi Lulusan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar,
kecuali mata pelajaran kelompok khusus.
f. Kisi-kisi USBN yang mencakup lingkup materi kognitif disusun oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan;
g. Ketentuan kisi-kisi dan persentase butir soal yang disiapkan pemerintah dan
satuan pendidikan dan atau Forum Tutor Pendidikan Kesetaraan diatur lebih
lanjut dalam POS USBN.
h. USBN diselenggarakan oleh satuan pendidikan terakreditasi di bawah
pengawasan dinas pendidikan kabupaten/kota. Satuan pendidikan yang
belum terakreditasi tidak berhak melaksanakan USBN dan secara
administrasi harus menginduk kepada satuan pendidikan lain yang
terakreditasi. Penetapan satuan pendidikan penyelenggara USBN dan satuan
pendidikan nonformal yang menginduk ditetapkan oleh Dinas Pendidikan
kabupaten/kota;
i. Pelaksanaan USBN secara lebih terperinci akan diatur dalam POS USBN.

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 28


BAB V
PEMANFAATAN DAN TINDAK LANJUT HASIL PENILAIAN

A. Program Remedial dan Pengayaan


Bagi peserta didik yang belum mencapai KKM pada setiap modul maka
dilakukan tindakan remedial dan bagi peserta didik yang sudah mencapai atau
melampaui ketuntasan belajar diberikan pengayaan. Pembelajaran remedial dan
pengayaan dilaksanakan untuk kompetensi pengetahuan dan keterampilan,
sedangkan sikap tidak ada remedial atau pengayaan namun merupakan penumbuh-
kembangan sikap, perilaku, dan pembinaan karakter setiap peserta didik.

1. Bentuk Pelaksanaan Remedial


Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah
berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-
bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain.
a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.
Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan variasi cara penyajian,
penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana
sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar
atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan penjelasan
kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat.
b. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam
hal pembelajaran klasikal peserta didik tertentu mengalami kesulitan, perlu
dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual.
Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik
sebagai tutor pendidikan kesetaraan. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana
terdapat satu atau beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai
ketuntasan.
c. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka pelaksanaan
remedial, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak
mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi
pelatihan intensif untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan.

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 29


d. Pemanfaatan tutor pendidikan kesetaraan sebaya. Tutor pendidikan
kesetaraan sebaya adalah teman sekelas atau kakak kelas yang memiliki
kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan
tutorial kepada rekan atau adik kelas yang mengalami kesulitan belajar.
Melalui tutor pendidikan kesetaraan sebaya diharapkan peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.
e. Memberi motivasi pada peserta didik untuk dalam mengikuti setara daring.

2. Bentuk Pelaksanaan Pengayaan


Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain
melalui:
a. belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat
tertentu diberikan pembelajaran bersama di luar jam pelajaran satuan
pendidikan;
b. belajar mandiri terstruktur, yaitu secara mandiri peserta didik belajar
mengenai sesuatu yang belum dipahami/dimengerti; dan
c. pembelajaran berbasis tema, yaitu memadukan kurikulum di bawah tema
besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan antara berbagai
disiplin ilmu.

3. Hasil Penilaian
a. Nilai remedial yang diperoleh diolah menjadi nilai modul.
b. Nilai modul setelah remedial untuk aspek pengetahuan dihitung dengan
mengganti nilai penugasan atau nilai ujian modul.
c. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan tidak sama dengan kegiatan
pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai
sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang normal.

B. Rapor
Penilaian oleh pendidik digunakan untuk mengetahui pencapaian kompetensi
peserta didik sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar (rapor) peserta didik. Hasil pencapaian
kompetensi peserta didik tersebut disimpan dalam bentuk portofolio perkembangan

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 30


peserta didik. Dokumen tersebut dianalisis untuk mengetahui perkembangan capaian
kompetensi peserta didik dan digunakan untuk menentukan tindakan yang perlu
dilakukan pada peserta didik (program remedial atau program pengayaan).
Berikut ini beberapa ketentuan dalam penulisan capaian hasil belajar dalam
buku rapor.
1. Hasil penilaian oleh pendidik meliputi pencapaian kompetensi peserta didik pada
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan
secara terpisah karena karakternya berbeda.
2. Laporan hasil penilaian sikap spiritual dan sikap sosial berupa deskripsi yang
menggambarkan sikap yang menonjol dalam satu paket kompetensi. Nilai
capaian sikap spiritual dan sikap sosial disampaikan untuk setiap paket
kompetensi dan dituliskan predikat dan deskripsi.
3. Laporan hasil penilaian mata pelajaran kelompok umum memiliki penilaian
pengetahuan dan keterampilan. Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan
keterampilan mata pelajaran kelompok umum dilaporkan dalam bentuk bilangan
bulat (skala 0 – 100) dan predikat untuk setiap modul yaitu predikat sangat baik,
baik, cukup, kurang dan buruk
4. Laporan hasil penilaian kelompok khusus, yaitu mata pelajaran Pemberdayaan,
Keterampilan Wajib dan Keterampilan Pilihan, terdiri dari penilaian pengetahuan
dan keterampilan. Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan
mata pelajaran kelompok khusus dilaporkan dalam bentuk bilangan bulat (skala
0 – 100) dan predikat dan disampaikan pada setiap paket kompetensi.
5. Predikat pada pengetahuan dan keterampilan dinyatakan dengan angka bulat
dengan skala 0-100, ditentukan berdasarkan interval predikat yang disusun dan
ditetapkan oleh satuan pendidikan.

C. Kriteria Kenaikan tingkatan


Peserta didik dinyatakan naik tingkatan apabila memenuhi persyaratan sebagai
berikut.
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran modular dalam enam paket
kompetensi pada tingkatan 1 untuk Paket A, empat paket kompetensi pada
tingkatan 3 Paket B dan tingkatan 5 Paket C.

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 31


2. Deskripsi sikap sekurang-kurangnya minimal BAIK yaitu memenuhi indikator
kompetensi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
3. Hasil penilaian ujian kenaikan tingkatan tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata
pelajaran yang berada di bawah KKM.
4. Satuan pendidikan dapat menambahkan kriteria lain sesuai dengan kebutuhan
masing-masing.
Keputusan kenaikan tingkatan bagi peserta didik dilakukan berdasarkan hasil
rapat tutor pendidikan kesetaraan dengan mempertimbangkan kebijakan satuan
pendidikan, seperti minimal kehadiran, tata tertib, dan peraturan lainnya yang berlaku
di satuan pendidikan tersebut.

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 32


BAB VI
PENUTUP

Salah satu parameter utama keberhasilan implementasi kurikulum adalah


tercapainya efektivitas pembelajaran, yaitu dengan dicapainya tujuan pembelajaran oleh
peserta didik secara optimal sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan. Untuk
mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran tersebut diperlukan penilaian pencapaian
kompetensi peserta didik.
Melalui pedoman ini diharapkan para pendidik dapat melaksanakan penilaian dan
menyusun laporan pencapaian kompetensi peserta didik meliputi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Semoga para pendidik diberi kemudahan dalam memahami pedoman
ini dan dapat diterapkan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan penilaian.
Pada akhirnya, semua peserta didik dapat menguasai kompetensi secara bermakna, luas
dan mendalam serta dapat menerapkan pada berbagai konteks kehidupan. Pada akhirnya,
upaya peningkatan mutu pendidikan yang berkeadilan akan dapat tercapai.

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 33


LAMPIRAN

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 34


Lampiran 1. Contoh Cover Rapor Pendidikan Kesetaraan

RAPOR
PAKET C SETARA SMA
PEMINATAN ILMU-ILMU SOSIAL

LOGO SATUAN PENDIDIKAN

NAMA PESERTA DIDIK

NISN

PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT PINTAR BERSAMA


Jalan Bahagia Gembira 29 Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 35


Lampiran 2. Contoh Rapor Halaman Identitas Satuan Pendidikan

RAPOR
PAKET C SETARA SMA
PEMINATAN ILMU-ILMU SOSIAL

Nama Satuan Pendidikan :

NPSN :

Alamat Satuan Pendidikan :

: Telp.

Desa/Kelurahan :

Kecamatan :

Kabupaten/Kota :

Provinsi :

Website :

Email :

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 36


Lampiran 3. Contoh Rapor Halaman Identitas Peserta Didik

IDENTITAS PESERTA DIDIK

1 Nama Lengkap Peserta Didik :


2 NIS dan NISN :
3 Tempat, Tanggal Lahir :
4 Jenis Kelamin :
5 Agama :
6 Status dalam Keluarga :
7 Anak ke :
8 Alamat Peserta Didik :

9 Nomor Telepon Rumah :


10 Satuan Pendidikan Asal :
11 Diterima di PKBM/SKB ini
a. Tingkatan/Kelas :
b. Pada tanggal :
12 Orang Tua
a. Nama Ayah :
b. Nama Ibu :
c. Alamat :

d. Nomor Telepon/HP :
13 Pekerjaan Orang Tua
a. Ayah :
b. Ibu :
14 Wali Peserta Didik
a. Nama :
b. Nomor Telepon/HP :
c. Alamat :

d. Pekerjaan :

………………, ……………………………. 20
Ketua PKBM/Kepala SKB,

Pas Foto 3 X 4 cm

…………………………………………………

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 37


Lampiran 4. Contoh Halaman Rapor Penilaian Sikap

Nama Satuan Pendidikan : Paket C Setara SMA


Alamat : Tingkatan/Setara Kelas : 5/X
Nama Peserta Didik : Paket Kompetensi : 5.1
Nomor Induk/NISN : Tahun Pelajaran :

CAPAIAN HASIL BELAJAR


A. Sikap

1. Sikap Spiritual

Predikat Deskripsi

2. Sikap Sosial

Predikat Deskripsi

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 38


Lampiran 5. Contoh Halaman Rapor Penilaian Pengetahuan

Nama Satuan Pendidikan : Paket C Setara SMA


Alamat : Tingkatan/Setara Kelas : 5/X
Nama Peserta Didik : Paket Kompetensi : 5.1
Nomor Induk/NISN : Tahun Pelajaran :

B. Pengetahuan
Nilai Predikat
No Mata Pelajaran SKK KKM
Modul 1 Modul 2 Modul 3 Modul 1 Modul 2 Modul 3

Kelompok Umum
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

2 Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan

3 Bahasa Indonesia

4 Matematika

5 Sejarah Indonesia

6 Bahasa Inggris

Peminatan Ilmu-ilmu Sosial

7 Geografi

8 Sejarah

9 Sosiologi

10 Ekonomi

Kelompok Khusus

11 Pemberdayaan

a. ……………………………………………….

b. ……………………………………………….

12 Keterampilan

a. Keterampilan Wajib

b. Keterampilan Pilihan

………………………………………………

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 39


Lampiran 6. Contoh Halaman Rapor Penilaian Keterampilan

Nama Satuan Pendidikan : Paket C Setara SMA


Alamat : Tingkatan/Setara Kelas : 5/X
Nama Peserta Didik : Paket Kompetensi : 5.1
Nomor Induk/NISN : Tahun Pelajaran :

C. Keterampilan
Nilai Predikat
No Mata Pelajaran SKK KKM
Modul 1 Modul 2 Modul 3 Modul 1 Modul 2 Modul 3

Kelompok Umum
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

2 Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan

3 Bahasa Indonesia

4 Matematika

5 Sejarah Indonesia

6 Bahasa Inggris

Peminatan Ilmu-ilmu Sosial

7 Geografi

8 Sejarah

9 Sosiologi

10 Ekonomi

Kelompok Khusus

11 Pemberdayaan

a. ……………………………………………….

b. ……………………………………………….

12 Keterampilan

a. Keterampilan Wajib

b. Keterampilan Pilihan

………………………………………………

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 40


Lampiran 7. Contoh Halaman Penandatanganan

Nama Satuan Pendidikan : Paket C Setara SMA


Alamat : Tingkatan/Setara Kelas : 5/X
Nama Peserta Didik : Paket Kompetensi : 5.1
Nomor Induk/NISN : Tahun Pelajaran :

D. Ekstra Kurikuler
No Kegiatan Ekstrakurikuler Predikat Deskripsi
1
2
3

E. Kegiatan
No Jenis Kegiatan Prestasi
1

G. Catatan Penanggungjawab Rombel

H. Tanggapan Orang Tua/Wali

………………….., ………………………..
Mengetahui Orang Tua/Wali Penanggungjawab Rombel,

………………………………………….. …………………………………………..
Mengetahui:
Ketua PKBM/Kepala SKB,

………………………………………………………

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 41


Lampiran 8. Petunjuk Pengisian Rapor

PETUNJUK PENGISIAN
Rapor merupakan ringkasan hasil penilaian terhadap seluruh aktivitas pembelajaran yang
dilakukan peserta didik dalam satu paket kompetensi. Rapor dipergunakan selama
peserta didik mengikuti seluruh program pembelajaran pendidikan kesetaraan.
Berikut petunjuk pengisian rapor.

2. Identitas satuan pendidikan diisi dengan data yang sesuai dengan keberadaan satuan
pendidikan nonformal penyelenggara pendidikan kesetaraan.
3. Keterangan tentang diri peserta didik diisi lengkap.
4. Rapor harus dilengkapi dengan pas foto berwarna (3 x 4).
5. Sikap spiritual dan sikap sosial diisi dengan predikat (Sangat Baik, Baik, Cukup, atau
Kurang) dan dilengkapi dengan deskripsi berdasarkan rangkuman hasil penilaian
sikap dari semua tutor mata pelajaran, dan tutor penanggungjawab rombongan
belajar.
6. Deskripsi sikap spiritual dan sikap sosial ditulis menggunakan kalimat positif yang
memotivasi untuk butir-butir nilai sikap yang sangat baik dan/atau kurang baik.
7. Nilai KKM diisikan pada setiap mata pelajaran. KKM telah ditetapkan dalam
dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
8. Kolom SKK diisi bobot SKK sesuai dengan pengalokasian atau distribusi SKK yang
ditetapkan oleh satuan pendidikan dalam dokumen KTSP.
9. Kolom nilai modul pada pengetahuan dan keterampilan ditulis dalam bentuk bilangan
bulat pada skala 0-100. Nilai modul pengetahuan merupakan nilai gabungan dari
penugasan capaian pengetahuan dan ujian modul. Sedangkan nilai modul
keterampilan merupakan nilai rata-rata penugasan capaian keterampilan.
10. Kolom predikat pada pengetahuan dan keterampilan diisi berdasarkan interval
predikat (D, C, B atau A) yang ditetapkan satuan pendidikan.
11. Kolom predikat pada ekstrakurikuler (bagi satuan pendidikan yang
menyelenggarakan) diisi dengan Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang, yang kriterianya
ditetapkan oleh satuan pendidikan. Kolom deskripsi diisi dengan penjelasan sikap
dan kecakapan yang dicapai.

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 42


12. Kolom jenis kegiatan diisi dengan kegiatan yang diikuti oleh peserta didik dalam
bidang akademik dan non akademik pada kegiatan yang berkaitan dengan satuan
pendidikan pada semester berjalan. Contoh: Lomba Cerdas Cermat Warga Belajar,
Jambore Pendidikan Kesetaraan. Kolom prestasi diisi dengan prestasi tingkat
wilayah. Contoh: Juara II Tingkat Kabupaten, Juara I Tingkat Provinsi, sebagai
peserta, sebagai panitia, dll.
13. Catatan penanggungjawab rombongan belajar (rombel) diisi dengan saran-saran bagi
peserta didik dan orang tua untuk diperhatikan.
14. Tanggapan orang tua/wali adalah komentar atas pencapaian hasil belajar peserta
didik.

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 43


Lampiran 9. Contoh Perhitungan Nilai Modul Capaian Pengetahuan

PAKET C SETARA SMA


MATA PELAJARAN : SEJARAH INDONESIA
SATUAN PENDIDIKAN : PKBM HAMEMAYU, KABUPATEN SLEMAN
TINGKATAN : V Setara Kelas X Tahun 2019/2020
NILAI MODUL : 1 Penelusuran Konsep Sejarah

LEGGER NILAI CAPAIAN PENGETAHUAN

JENIS DAN BOBOT PENILAIAN


NILAI MODUL 1
NAMA PESERTA DIDIK PENUGASAN 1 PENUGASAN 2 UJIAN MODUL
20% 20% 60% 100%
ANA ANITA 87 78 81 82
PRANOWO 82 87 88 86
LAKSMINI DEWI 81 85 82 82
HARYADI 80 85 87 85
Nilai modul = nilai kompilasi pembobotan

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 44


Lampiran 10. Contoh Perhitungan Nilai Modul Capaian Keterampilan

PAKET C SETARA SMA


SATUAN PENDIDIKAN : PKBM HAMEMAYU, KABUPATEN SLEMAN
MATA PELAJARAN : SEJARAH INDONESIA
TINGKATAN : V Setara Kelas X Tahun 2019/2020
NILAI MODUL : 2 Rekam Jejak Peradaban Indonesia

LEGGER NILAI CAPAIAN KETERAMPILAN

NAMA PESERTA DIDIK PENUGASAN 1 PENUGASAN 2 NILAI MODUL 1

ANA ANITA 78 84 81
PRANOWO 87 82 85
LAKSMINI DEWI 82 84 83
HARYADI 81 86 84

Nilai modul keterampilan = rata-rata nilai penugasan.


Keterampilan tidak ada ujian modul.
Jumlah penugasan tergantung isi modul.

Pedoman Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Kesetaraan 45

Anda mungkin juga menyukai