Anda di halaman 1dari 87

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kerja Praktek

Kerja praktek merupakan kewajiban setiap mahasiswa jurusan Teknik

Mesin Institut Teknologi Medan (ITM) untuk program strata satu, yang harus

dilaksanakan dengan sebaik - baiknya agar mahasiswa memperoleh penambahan

pengetahuan dan pengalaman kerja praktis sebelum menyelesaikan studi.


Dengan adanya kerja pratek ini mahasiswa diharapkan, mendapatkan

pengetahuan dan pengalaman yang akan menjadi bekal mahasiswa untuk

memasuki dunia kerja setelah menyelesaikan studi. Serta dapat mengaplikasikan

ilmu dan pengalaman yang telah diperoleh sebelumnya.

1.2. Tujuan Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek pada jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi

Medan adalah bertujuan untuk :

1. Melihat dan mengenal lapangan kerja secara langsung serta memperdalam

teori yang di peroleh selama kuliah.

2. Melatih mahasiswa bekerja disiplin dan bertanggung jawab.

3. Dapat memperoleh keterampilan dalam penguasaan pekerjaan.

4. Sebagai landasan untuk penyusunan laporan kerja praktek.

5. Mengetahui secara langsung apa yang sudah dipelajari dan dilakukan pada

saat mengikuti mata kuliah dan menjalankan praktikum di laboratorium.

1
1.3. Manfaat Kerja Praktek

Dengan dilaksanakan kerja praktek bagi mahasiswa yang akan

menyelesaikan studinya, ini merupakan hal yang berguna, dimana pada saat

pelaksanaan keja praktek tersebut diperlukan sikap dan tingkah laku mahasiswa

agar patuh dan taat pada peraturan yang berlaku di perusahaan, baik disiplin kerja,

waktu istirahat dan waktu pulang. Adapun manfaat dari kerja praktek ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagi mahasiswa

a. Dapat memahami berbagai aspek perusahaan misalnya ;aspek teknologi,

aspek teknik, aspek organisasi dan manajemen, aspek ekonomi dan aspek

pemasaran.

b. Dapat memahami proses pengolahan TBS sampai menjadi CPO.

c. Memperoleh kesempatan berlatih dan bekerja di lingkungan perusahaan.

d. Membandingkan teori - teori yang diperoleh pada saat mengikuti kuliah

dengan praktek di lapangan.

e. Dapat memahami cara melakukan penelitian didalam menghasilkan suatu

karya ilmiah.

f. Dapat mengumpulkan data dari lapangan untuk penulisan Tugas Sarjana.

2. Bagi fakultas

a. Memperluas pengenalan jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri

Institut Teknologi Medan khususnya pada pihak perusahaan.

b. Mempererat kerja sama dengan instansi atau perusahaan, baik perusahaan

negeri atau swasta.

2
3. Bagi perusahaan

a. Laporan kerja praktek ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau

usulan perbaikan atau pemecahan masalah - masalah yang ada pada

perusahaan.

b. Sebagai bahan untuk mengetahui keberadaan perusahaan dari segi

pandangan masyarakat khususnya mahasiswa yang melaksanakan kerja

praktek.

c. Sebagai salah satu bentuk media sosial perusahaan dalam bidang

pendidikan.

1.4. Ruang Lingkup Kerja Praktek

Ruang lingkup kerja praktek yang dilaksanakan adalah :

1. Setiap mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan harus melakukan kerja

praktek pada perusahaan atau lembaga / instansi pemerintah ataupun swasta.

2. Kerja praktek dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) PKS

SEI MANGKEI Kecamatan Bosar Maligas. Kerja praktek ini meliputi bidang

- bidang yang berkaitan dengan disiplin ilmu teknik industri antara lain

a. Organisasi dan manajemen

b. Proses produksi

c. Teknologi / AlatProduksi

3. Kerja praktek yang dilakukan ini harus besifat :

a. Latihan kerja yang berdisiplin dan bertanggung - jawab sesuai dengan para

pekerja dalam perusahaan yang bersangkutan.

b. Mengajukan asal – usul perbaikan seperti dalam sistem kerja / proses yang

dianut dalam laporan.

3
c. Membuat laporan kerja praktek yang harus dilegalisir oleh perusahaan atau

badan yang bersangkutan.

1.5. Metodologi Kerja Praktek

Dalam usaha memperoleh manfaat kerja praktek maka dituntut

kemampuan dalam mengkonversikan teori – teori yang ada di bangku kuliah

menjadi suatu bentuk analisis pemikiran yang dapat memotivasi mahasiswa agar

dapat menyesuaikan dengan kondisi di lapangan. Dalam melaksanakan kerja

praktek ini ada beberapa metodologi yang dilakukan yaitu meliputi :

1. Tahap Persiapan

Mempersiapkan hal-hal yang perlu untuk kegiatan penelitian seperti

pengenalan perusahaan, membuat permohonan kerja praktek pada jurusan

dan perusahaan, konsultasi dengan coordinator kerja praktek dan dosen

pembimbing serta membuat proposal.

2. Studi Literatur

Mempelajari buku – buku, karangan ilmiah dan majalah yang berhubungan

dengan masalah yang dihadapi di lapangan.

3. Peninjauan Lapangan Melihat secara langsung perusahaan, pengenalan dengan

pimpinan, dan karyawan.

4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data – data untuk menyusun laporan kerja praktek dari

perusahaan data – data yang dikumpulkan yaitu mengenai aspek perusahaan,

organisasi dan manajemen, tenaga kerja, proses produksi, dan data lain yang

bersangkutan dengan tugas khusus.

4
5. Analisa dan Evaluasi

Data yang diperoleh dikumpulkan, dianalisa dan dievaluasi dengan

menggunakan metode yang telah ditetapkan.

6. Pembuatan Draft Laporan Kerja Praktek

Membuat penulisan draft kerja praktek sehubungan dengan data – data dari

perusahaan.

7. Diskusi Dengan Pembimbing

Mengasistensikan draft kerja praktek kepada dosen pembimbing serta di

diskusikan dengan coordinator kerja praktek.

8. Penulisan Laporan Kerja Praktek

Draft kerja praktek yang sudah di asistensi kemudian diketik dan dijilid.

9. Expos Laporan Kerja Praktek

Hasil laporan Kerja praktek diexpos pada Jurusan Teknik Mesin Institut

Teknologi Medan.

1.6. Metode Pengumpulan Data dan Informasi

Data yang diperoleh dari perusahaan dapat dikumpulkan dengan cara :

a. Wawancara

Yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada pihak

pabrik.

b. Pengamatan

5
Yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung pada objek masalah yang

dituju dengan jalan mengamati dan mencatat segala sesuatu yang

berhubungan dengan pokok permasalahan.

c. Studi Literatur/ Pustaka

Yaitu mencatat langsung data-data perusahaan secara langsung dari

litratur-literatur yag berkaitan dengan masalah yang akan dibahas.

Data yang dikumpulkan melalui cara – cara di atas meliputi sebagai

berikut :

1. Data gambaran umum perusahaan menyangkut :


- Sejarah berdirinya perusahaan
- Lokasi perusahaan
- Sarana dan prasarana perusahaan
2. Data tentang proses produksi.
3. Data tentang organisasi dan manajemen meliputi :
- Struktur organisasi perusahaan dan hubungan kerja
- Jumlah tenaga kerja dan jam kerja

1.7. Aspek – Aspek yang Ditinjau

Adapun aspek – aspek yang di tinjau adalah sebagai berikut :

1. Aspek Teknologi

Mempelajari pengetahuan – pengetahuan tentang proses

pengolahan ditinjau dari sifat – sifat kimia dan fisis.

2. Aspek Teknik

Mempelajari pengetahuan – pengetahuan tentang :

- Peralatan – peralatan proses industri dan pemindahan bahan

- Neraca bahan, neraca panas / energi

6
- Sistem pemeliharaan

- Layout Pabrik

3. Aspek Organisasi dan Manajemen

Mempelajari struktur organisasi perusahaan, persoalan perburuhan

dan lain – lain yang berhubungan dengan kemajuan perusahaan / pabrik.

4. Aspek Ekonomi
- Perhitungan Biaya Produksi
- Rencana Biaya dan Anggaran
5. Aspek Pemasaran
Kegiatan pemasaran dan kemungkinan perluasan pasar.

1.8. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kerja praktek dilakukan selama 1 minggu, yaitu pada tanggal 21

Nopember 2016 - 26 Nopember 2016. Kerja praktek ini dilakukan PT

Perkebunan Nusantara III (Persero) PKS Sei Mangkei Kecamatan Bosar Maligas.

Secara khusus kerja praktek yang dilakukan pada bagian proses yaitu Proses

Pengolahan TBS sampai menjadi CPO.

BAB II

KEADAAN UMUM PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III

( PERSERO ) PKS SEI MANGKEI

SIMALUNGUN – SUMATERA UTARA

7
2.1 VISI DAN MISI

Visi :

Menjadi Perusahaan Agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dengan tata

kelola bisnis terbaik.

Misi :

1. Mengembangkan Industri Hilir berbasis perkebunan secara

berkesinambungan.

2. Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan.

3. Memperlakukan karyawan sebagai aset stategis dan mengembangkannya

secara optimal

4. Berupaya menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil

terbaik bagi para investor

5. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis

6. Memotivasi karyawan untuk berparti sipasi aktif dalam pengembangan

komunitas

7. Melaksanakan seluruh aktifitas perusahaan yang berwawasan lingkungan

2.2 Sejarah Perusahaan

Pabrik kelapa sawit Sei Mangkei adalah salah satu unit kerja PT.

Perkebunan Nusantara III yang terletak di nagori Sei Mangkei Kecamatan Bosar

8
Maligas Kabupaten Simaungun Propinsi Sumatera Utara ± 140 km arah tenggara

kota Medan.

PT. Perkebunan Nusantara III adalah salah satu badan usaha milik Negara

( BUMN ) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan ( Plantation ) dan

pengolahan hasil perkebunan. Pada awalnya merupakan perusahaan perkebunan

Belanda yang beroperasi di Indonesia sejak zaman colonial Belanda yang

beroperasi di Indonesia sejak zaman colonial pada masa pemerintahan Hindia

Belanda mulai dari :

1. NV. Rubber Cultur Matchcpij Amsterdam ( RMCA )

2. Handels Vereeningnig Amsterdam ( HVA )

3. Vereenigde Deli Matchcpij ( VDM )

4. NV > Cultur mij`de Oekust ( CMO ) dan lainnya

Pada awal proses nasionalisasi, PTPN III dikenal sebagai peusahaan

perkebunan asing ( PPA ) selanjutnya menjadi Perseoan Perkebunan Negara (

PPN ).

Langkah awal PTP Nusantara III dimulai pada tahun 1958 dengan nama

perusahaan Negara baru Cabang Sumatera Utara ( PPN Baru ) berdasarkan PP No.

24/1958 JO, keputusan menteri pertanian No, 229/UM/1957 JO UU No.86/1958.

Setelah mengalami beberapa kali perubahan bentuk atau status badan

hukum, sejalan dengan Undang – Undang ( UU ) dan peraturan pemerintah, maka

pada tahun 1968 PPN baru menjadi Kesatuan Negara Perkebuanan ( PNP )

berdasarkan surat Keputusan Menteri Pertanian No. 55/KPT/OP/1968 dan pada

tahun 1971 ditetapkan pengalihan bentuk menjadi PT. Perkebunan ( Persero )

9
dengan keluarnya PP No. 17/1917 dan surat keputusan Menteri Keuangan No.

258/SK/IV/3/1976. Tahun 1994 diadakan pembangunan Manajemen PT.

Perkebunan III, IV dan V Persero yang dikelola oleh Direksis PT. Perkebunan III.

Selanjutnya melalui peraturan pemerintah No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari

1996 menjadi PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero ).

PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero ) didirikan dengan akte Notaris

Harun Kamil SH No. 36 tanggal 11 Maret 1996, untuk selanjutnya mendapat

pengesahan dari menteri lama kehakiman Indonesia dengan surat keputusan No.

C2-8331.HT.01 tanggal 8 Agustus 1996.

Pabrik kelapa sawit Sei Mangkei milik PT. Perkebunan Nusantara III telah

dirintis sjak awal tahun 1996 oleh manajemen dalam pelaksanaan ( PTP V ).

Dengan perubahan manajemen dari PTP V menjadi PTP III maka rencana

pembangunan PKS Sei Mangkei dilanjutkan PTPN III Sei Sikambing Medan.

Setelah dilakukan survey atau calon lokasi pabrik kelapa sawit, maka akan

operasi pabrik kelapa sawit tersebut akan dibangun di blok 113 afeling 2 kebun

Sei Mangkei kabupaten Simalungun Sumatera Utara Pembangunan PKS kapasitas

30 ton dimulai tanggal 21 April 1997 dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana PT.

Kesco Teguh Prakarsa dan didesain/diawasi oleh konsultan Trikarya Presindo.

PKS selesai dibangun tanggal 21 Januari 1999 dan pembangunan pabrik kelapa

sawit kapasitas 45 ton dilaksanakan oleh kontaraktor PT. Indiyah Karya tanggal

14 Juli 2009 Comisioning tanggal 23 Nopember 2010. Jarak tempuh PKS Sei

Mangkei ke Medan ± 140 km.

2.3 Lokasi Dan Letak Geografis

10
PKS Sei Mangkei terletak di blok 113 afdeling III Kebun Sei Mangkei,

kecamatan Bosar Maligas, kabupaten Simalungun Propinsi Sumatra Utara. PKS

Sei Mangkei (DSIMA) berdiri diatas areal ± 17.50 Ha, dimana sumber bahan olah

berasal dari kebun seinduk dan pihak ke III.

Keadaan topografis kebun Sei Mangkei datar, bergelombang, sampai

berbukit. Jenis tanah berupa popsolid merah kuning yang sangat cocok untuk

budidaya tanaman kelapa sawit. Elevasi pabrik berada 18 m diatas permukaan laut

dengan suhu minimum dan maksimum berkisar antara 22ºC -32ºC.

Kebun seinduk terdiri dari;

 Kebun Dusun Hulu

 Kebun Bangun

 Kebun Gunung Para

 Kebun Pamela

 Kebun Monoko

 Kebun Rambutan

 Kebun Sei Dadap

 Kebun Selamat

Kebun Pihak Ke III ;

 UD.Bensali

 CV.Longgur Mananggei

 CV.Ramayana

 UD. Gintar

11
 CV.Sama Suka

 UD.Anastasia

 UD.Lastari

2.4 Fasilitas dan penghargaan

1. Fasilitas :

a. SPMN ISO 9002 : 14001

Telah diaudit oleh pihak internal pada bulan oktober 2008 dan pada bulan

juni 2011 oleh atas rekomendasi PT. TUV bahwa pabrik kelapa sawit Sei

Mangkei berhak memperoleh “SERTIFIKAT”

b. Sistem manejemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK 3)

Telah diaudit oleh pihak internal pada bulan oktober 2008 atas

rekomendasi PT, Sucopindo bahwa pabrik kelapa sawit Sei Mangkei

berhak memperoleh,”SERTIFIKAT DAN BENDERAH MAS”

c. Penghargaan :

 PIAGAM PENGHARGAAN ZERO ACCIDENT AWARD untuk

1.500.500 jam 01 Januari 1997 s/d 30 Desember 1999 ( sesuai

SK.Manaker Nomor : /Men/2000 tanggal 25 Januari 2000).

 Kebersihaan pabrik tingkat PT. Perkebunan Nusantara III

( persero ) dengan predikat juara III yang diserahkan oleh Direksi

utama PT. Perkebunan Nusantara III ( persero ) pada tanggal 17

Agustus 2004.

12
 Sawit Nusantara Award 2008 dengan kategori terbaik III yang

diserahkan oleh kementerian badan usaha milik Neara ( BUMN )

di Jakarta.

 Sawit Nusantara Award 2010 juara II se Indonesia yang diserahkan

oleh kementrian badan usaha milik Negara ( BUMN ).

 Telah diaudit oleh pihak internal pada tanggal 16September 2013

oleh PT. TUV bahwa pabrik kelapa sawit Sei Mangkei.

 Piagam penghargaan cerfikat ISO 9001 : 2008

 Piagam pengharggan RSPO.

 Piagam penghargaan certifikat CSPO.

2.5 Inovasi PT. Perkebunan Nusantara III

Piagam penghargaan KREATIFITAS bidang teknik / teknologi terbaik

memanfaatkan roda Lori bekas sebagai pengganti sprocket pada conveyor.

2.5.1 Pengadaan Karyawan / Operator

Calon –calon karyawan / operator telah tersedia, maka perlu diadakan

pelatihan agar mereka dapat menjalankan peralatan mesin – mesin maupun

keamanan manusia yang berada disekitarnya dan harus mencapai performance

yang telah ditentukan antara lain yang menyangkut kapasitas, kualitas dan

efesiensi.

Pelatihan tersebut akan meliputi berbagai bidang kegiatan antara lain :

 Pengenalan peralatan mesin – mesin dan instalasi pabrik

 Mendidik para operator supaya mampu menjalankan pabrik sesuai dengan

norma –norma yang ditentukan WI dan IK yang ditetapkan.

13
 Melatih para operator supaya dapat melakukan perawatan mesin/ peralatan

dan tindakan perbaikan.

 Member pelajaran teori dan praktek lapangan mulai dari persiapan operasi,

pengawasan operasi termasuk penyetean mesin /peralatan, pekerjaan nalisa

laboratorium dan menanamkan pengertian tentang proses produksi.

 Mendidik para karyawan teori SKM3 dan job training bakortiba dan ISO

9001:2008 dibidang teori dan praktek.

 Mensosialisasikan secara lisan dilapangan dibidang mutu produksi,

lingkungan, Visi dan Misi, para digma baru dan peraturan perundang –

unfangan perusahaan.

 Mendidik karyawan / diklat operator dan pembantu operator secara teori

dan praktek lapangan sesuai dengan perusahaan.

2.6 Sturuktur Organisasi dan Ketenaga Kerjaan

Pimpinan tertinggi PKS berda ditangan seorang manajer yang dibantu oleh 1

orang Masinis kepala, 3 orang asisten pengolahan, 1 orang asisten teknik, 1 orang

asisten tata usaha/personalia, 1orang asisten laboratorium dan 222 orang

karyawan pelaksana. Adapun personalia karyawan pimpinan PKS Seimangkei

adalah :

1. Manajer PSMKI : M. Malemta Sebayang, ST, QIA

2. Masinis Kepala : Obet Mula Tua Sipayung, ST,QIA

3. Asisten TU/Personalia : Pamri Parmonangan Situmorang, SE,QIA

4. Asisten teknik : Samin Sembiring

5. Asisten Laboratorium : Rahmat Saleh Harahap, ST

14
6. Asisten Pengolahan : Wendy Amin Sugianto, ST

7. Asisten Pengolahan : Lucky Imanuel Sianturi, ST

8. Asisten Pengolahan : Hendra Kusuma, ST

2.7 Sumber Daya Manusia

Untuk mendukung kelancaran pengoperasian pabrik kelapa sawit Sei Mangkei

mempunyai tenga kerja /karyawan sebanyak 222 orang sebagai berikut :

1. Karyawan Pimpinan :8 Orang

2. Karyawan Pengolahan ( 2 shift ) : 94 Orang

3. Karyawan Laboratorium/ Sortasi : 28 Orang

4. Karyawan Bengkel / Dinas Sipil : 51 Orang

5. Karyawan Tata Usaha : 13 Orang

6. Karyawan Bhgn. Umum/ satpam : 21 Orang

7. Karyawan Bhgn. Produksi :8 Orang

Jumlah : 223 Orang

BAB III

15
STRUKTUR ORGANISASI DAN

MANAJEMEM SUMBER DAYA MANUSIA

3.1. Pendahuluan

Setiap perusahaan mempunyai tujuan tertentu dan berusaha untuk

mencapainya. Tujuan tersebut akan menjadi sangat penting bagi setiap perusahaan

demi peningkatan produktivitas perusahaaannya. Oleh karena itu penyusunan

organisasi sangat perlu dilakukan untuk perusahaan demi menciptakan struktur

kerja yang sistematis dan tidak asal – asalan. Namun setiap orang akan memiliki

kepribadian berbeda dan cirri khas masing - masing. Maka dengan demikian di

perlukannya seorang pemimipin yang bijaksana dan berpengetahuan tinggi

3.2.Bentuk Organisasi

Perusahaan berbentuk badan usaha milik Negara dalam bentuk perseroan

terbatas.

A. Nama, tempat kedudukan dan tanggal berdirinya perseroan


Perseroan terbatas ini bernama PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

yang memiliki kantor Direksi di Jln SeiBatanghari.


B. Jangka waktu dan berdirinya perseroan
Perseroan ini berubah menjadi perseroan dan mendapat badan hokum dari

mentri kehakiman pada tahun 1997.

3.3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan perwujudan yang menunjukkan hubungan

di antara fungsi-fungsi dalam suatu organisasi serta wewenang dan tanggung

16
jawab setiap anggota organisasi yang menjalankan masing-masing

tugasnya.Sikap, pengalaman dan peranan para anggota organisasi juga

berhubungan dengan struktur organisasi.

Wewenang adalah hak melakukan sesuatu atau memerintah orang lain

untuk melakukan sesuatu. Wewenang merupakan kunci jabatan manajerial.

Wewenang ada karena ada manajer yang mempunyai hak untuk memberi perintah

dan tugas, serta menilai pelaksanaan kerja karyawan yang bekerja untuknya,

sedangkan tanggung jawab adalah kewajiban untuk melakukan sesuatu, dalam

organisasi tanggung jawab adalah kewajiban seseorang untuk melaksanakan tugas

atau fungsi organisasi. Jadi tanggung jawab adalah kewajiban seseorang bawahan,

yang diberi tugas oleh atasannya.

Struktur organisasi perusahaan pada PT Perkebunan Nusantara III

(Persero) PKS Sei Mangkei ini memiliki hubungan fungsional yang artinya

bentuk organisasi di mana kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat

yang memimpin satuan di bawahnya dalam satuan bidang pekerjaan tertentu.

Setiap kepala dari satuan mempunyai kekuasaan untuk memerintah dan

mengawasi semua pejabat bawahan sepanjang mengenai bidangnya.

Pada tipe organisasi fungsi onalini masalah pembagian kerja mendapat

perhatian yang sungguh-sungguh.Pembagian kerja didasarkan pada “spesialisasi”

yang sangat mendalam dan setiap pejabat hanya mengerjakan suatu tugas /

pekerjaan sesuai dengan spesialisasinya

Adapun ciri-ciri tipe ini adalah sebagai berikut:.

17
1. Dapat di bedakan pembidangan tugas secara tegas dan jelas.

2. Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan.

3. Penempatan jabatan berdasarkan spesialisasinya.

4. Kordinasi menyeluruh biasanya hanya di perlukan pada tingkat

atas.

Keuntungan dari organisasi dalam bentuk fungsional adalah:

1. Tidak terjadinya timpa tindinya dalam suatu pekerjaan.

2. Dapat di capai tingkat spesialisasi yang baik.

3. Solidaritas antara orang-orang yang menjalan kanfungsi yang

samatinggi.

4. Moral serta disiplin kerja yang tinggi.

5. Koordinasi antara orang-orang yang ada dalam satu fungsi dapat

lebih mudah.

Keburukan dari organisasi bentuk fungsional adalah:

1. Inisiatif perseorangan sering tertekan karena sudah dibatasi pada

satu fungsi.

18
2. Sulit mengadakan pertukaran tugas, karena terlalu menspesiali

sasikan diri dalam satu bidang saja.

3. Koordinasi yang sifatnya menyeluruh sulit diadakan karena orang-

orang yang bergerak dalam satu bidang mementingkan fungsinya

saja.

Gambaran struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) PKS

Sei Mangkei dapat dilihat pada Gambar 3.1di bawah ini :

Gambar 3.1 Struktur organisasi PKS Sei Mangkei

3.4. Wewenang dan Tanggung Jawab.

Uraian Tugas dan wewenang serta tanggung jawab dari setiap

anggota organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:

3.4.1.Manajer

19
Tanggung jawab:
1. Memimpin dan membina perusahaan secara efektif dan efisien

untuk kelangsungan hidup perusahaan.


2. Mengawasi pekerjaan bawahan,serta memberikan saran-saran dan

petunjuk yang baik.


3. Membina kemampuan bawahan melalui training,diskusi dan rapat

kerja supaya di peroleh produktifitas yang tinggi demi menjamin

tercapainya sasaran yang menjadi tanggung jawab.


4. Membina dan meningkatkan hubungan masyarakat, kesejahteraan

sosial karyawan,staf dan keluarga.


5. Melaporkan penyimpangan yang terjadi yang di sebabkan hal-hal

yang di luar kekuasaan dengan jalan menganalisa kemungkinan

yang di ambil oleh direksi dengan mengemukakan beberapa

alternative penyelesaian.
6. Meneliti rancangan anggaran belanja bagian atau afdeling untuk

menyusun rancangan anggaran belanja unit perorangan,sehingga di

capai harga pokok dan biaya investasi yang wajar.


7. Mengendalikan pemakaian biaya dengan jalan membandingkan

biaya nyata yang standar, dan untuk menghindari devisiasi

pengeluaran biaya yang melebihi batas toleransi yang di benarkan.


Wewenang: berwenang terhadap semua yang ada di perusahaan serta

terhadap semua pemakaian mesin dan peralatan yang di gunakan.


3.4.2. Masinis Kepala (Maskep)

Tugas dan Tanggung jawab:

1. Membawahi Asisten Laboratorium,Asisten Pengolahan,serta

Asisten teknik, bertanggung jawab kepada Manajer dan membantu

Manajer/Coordinator melaksanakan tugas dan kebijakan yang telah

di garis oleh perusahaan.


2. Meneliti, memberi petunjuk dan mengawasi pelaksanaan.

20
3.4.3.Asisten Teknik

Tugas dan Tanggung jawab:

1. Bertanggung jawab kepada Manajer dan membantu

Manajer/Coordinator Melaksanakan tugas dan kebijaksanaan yang

telah di garis oleh perusahaan.


2. Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan

pengawasan di pabrik untuk menunjang pencapaian sasaran yang

telah di gariskan oleh Manajer.


3. Menyediakan data dan informasi yang akurat dan up to date untuk

kepentingan Manajer dan mentaati semua peraturan.

3.4.4.Asisten Pengolahan

Tugas dan tanggung jawab:


1. Bertanggung jawab kepada Manajer dan membuat rencana kerja

jangka pendek dan mencegah untuk pemeliharaan dan

operasional mesin pengolahan.


2. Mengendalikan biaya operasional agar kegiatan berjalan efektif

dan efisien dan memantau serta membuat tindakan perbaikan

terhadap penyimpangan operasional.


3. Memberikan usul dan saran perbaikan kepada

Manajer/koordinator untuk pabrik yang dapat meningkatkan

kinerja pabrik dan pengadaan koordinasi dengan pihak di luar

perusahaan seijin Manajer operasional.


4. Menilai komoditi karyawan pimpinan dan menyusul

mutasi,dominasi dan promosi.


3.4.5. Asisten Laboratorium

Tugas dan Tanggung jawab

21
1. Bertanggung jawab kepada Manager dan distrik manager dan

membuat rencana jangka pendek tentang operasional

laboratorium serta membuat program perawatan alat-alat

laboratorium dan unit pengolahan limbah.


2. Melaksanakan analisa kontrol terhadap hasil kerja pengolahan

hasil peralatan dan memriksa serta mengawasi metode

pelaksanaan dan analisa


3. Pengawasan terhadap bahan-bahan pembantu kimia dan

pengendalian biaya laboratorium.


4. Membuat laporan sebagai informasi bagi dinas pengolahan dan

data serta melaksanakan tugas-tugas lain yang di berikan oleh

Manajer/direksi.
3.4.6. ATU/Asisten Personalia

Tugas dan Tanggung jawab:

1. Bertanggung jawab terhadap Manajer dan distrik manajer serta

mengkordinasi seluruh kegiatan administrasi perkantoran serta data

yang akurat dan up to date.


2. Bersama dinas/bagian lain menyusun kerja tahunan jangka pendek.
3. Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja.
4. Pengendalian sumber dana dan penggunaan dana.
5. Penyimpanan uang kas dan surat-surat berharga milik perusahaan.
6. Melakukan inspeksi ke unit dalam lingkup pabrik
7. Menganalisa dan memberikan tindakan perbaikan hasil kerja

bidang administrasi.

3.5 Jam Kerja dan Pengupahan

3.5.1 Jam Kerja

Jam kerja pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) PKS Sei Mangkei

tidak sama untuk semua bagian/departemen. Pada masa produksi, jam kerja yang

22
di berlakukan bagi setiap karyawan adalah dengan pembagian jam kerja menjadi 2

shift yaitu sebagai berikut :

1. Karyawaan Non Shift ( Personalia, Tata Usaha dan Teknik )


Senin – Kamis
Jam Kerja : 07:00 – 16:00 WIB
Jam Istirahat : 12.30 – 14.00 WIB
Jum`at dan Sabtu
Jam Kerja : 07.-12.00 WIB
2. Karyawan Shirt ( Pengolahan dan Laboratorium )

1. Shift I : Pukul 07.00 WIB – 19.00 WIB

2. Shift II : Pukul 19.00 WIB –07.00 WIB

Pada bagian ini waktu istirahat fleksibel dimana para pekerja harus

berganti-gantian beristirahat sesuai dengan kebijaksanaan pekerja.

3.5.2 Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Sistem pengupahan di PT Perkebunan Nusantara III (Persero) PKS Sei

Mangkei ini dibedakan menurut golongan dan jabatannya. Sistem pengupahan

untuk PT Perkebunan Nusantara III (Persero) PKS Sei Mangkei adalah:

1. Gaji pokok

Gaji pokok diadaptasi dari batas upah minimum regional (UMR) yang

disesuaikan dengan golongan dan jabatan karyawan.

Fasilitas-fasilitas yang diperoleh karyawan dibedakan menurut golongan

dan jabatannya. Fasilitas-fasilitas yang diperoleh karyawan PT Perkebunan

Nusantara III (Persero) PKS Sei Mangkei adalah :

1. Perumahan

2. Tunjangan Tetap

23
3. Tunjangan Khusus

4. Lembur

5. Anak sekolah

6. Air

7. Listrik

8. Beras

9. Pengobatan

10. Jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK)

11. THR

12. Dapenbun

13. Bonus /premi

24
BAB IV

PERALATAN DAN PROSES PRODUKSI

4.1. Stasiun Penerimaan Buah Sawit

4.1.1. Jembatan Timbang ( Weight Bridge)

Jembatan timbang merupakan suatu komponen yang tidak dapat dipisahkan

dari sebuah pabrik kelapa sawit, yang mana di jembatan timbang digunakan untuk

menimbang setiap truk yang mengangkut Tandan Buah Segar (TBS), Kernel,

Solid, Janjangan Kosong, CPO, Bahan Pembantu Produksi, dll.


Tujuan di gunakannya jembatan timbang ini adalah untuk pengawasan

pengolaha, Kapasitas pabrik untuk data produksi serta untuk mengetahui jenis dan

jumlah barang/bahan yang keluar masuk pabrik.


Dalam pengoperasian jembatan timbang ini harus betul-betul diperhatikan

indikator penunjuk apakah betul-betul menunjukkan angka nol sehingga hasil

yang diperoleh akan tepat dengan akurat buah yang masuk dan produk yang

keluar dari pabrik.


Untuk memastikan kebenaran dan keakuratan dalam pengukuran

menggunakan jembatan timbang ini, PKS melakukan pengkalibrasian terhadap

25
jebatan timbang ini secara berkala (1 tahun) yang langsung dikerjakan oleh Badan

Metrologi dan Geofisika. Disamping itu juga PKS selalu melakukan perawatan

dan pembersihan terhadap jembatan timbang tersebut

Gambar 4.1 Weight Bridge

4.1.2.Loading Ramp

Loading ramp merupakan tempat penampungan buah sementara sebelum di

olah. Lantai loading ramp memiliki kisi-kisi 10 mm dan dengan kemiringan 27 0.

Fungsi dari kisi-kisi tersebut untuk memisahkan pasir dan sampah yang terikut

dan dapat merusak instalasi pengolahan. Truk-truk yang menurunkan buah pada

loading ramp harus diperhatikan karena ini erat hubungannya dengan kapasitas

dikarenakan banyaknya brondolan yang tergilas oleh truk yang dapat

menimbulkan kerugian pada kondensat rebusan, losses minyak pada janjangan

kosong akan tinggi dan menaikkan Asam lemak bebas (ALB). Dalam pengisian

buah ke dalam lori harus betul-betul penuh sesuai dengan kapasitas lori dan tidak

mengganggu instalasi lainnya. Pada PKS ini, Memiliki 4 loading ramp

mempunyai 15 pintu dengan kapasitas masing-masing pintu ramp 12,5 Ton TBS.

Dengan demikian kedua loading ramp PKS Sei Mangkei dapat menampung 500

Ton TBS.

26
Gambar 4.2 Loading Ramp
4.1.3.Lori
Lori adalah alat yang berfungsi sebagai media penampung dalam rebusan

Dengan kapasitas 3,5 dan 15 Ton TBS dengan cara membuka pintu bays yang

diatur dengan system pintu hidraulik.

Sebagian besar kotoran turun / keluar melalui kisi – kisi tersebut danjuga

bertujuan untuk memisahkan kotoran – kotoran seperti pasir, kerikil dan sampah –

sampah lain yang terikut.PKS Sei Mangkei memiliki 4 loading ramp, yaitu

loading ramp Line I yang saling berhadapan dan line II bentuk L kapasitas lantai

masing – masing loading ramp memilki 15 pintu ( bays ) dengan kapasitas 35 dan

45 ton

Gambar 4.3 Lori

4.1.4. Transfer carriage

27
Fungsi dari transfer carriage adalah sebagai berikut :

 Untuk mengarahkan lori dari rel track loading ramp ke rel trak

rebusan

4.1.5. Capstan

Berfungsi sebagai penggerak dan penarik lori.

4.2.Stasiun Rebusan

4.2.1.Strilizer

Tahap pertama setelah melalui stasiun penerimaan buah, yang harus

dijalani oleh buah kelapa sawit dalam rangka untuk memperoleh minyak kelapa

sawit adalah proses perebusan atau lazim disebut sterilizer.

Didalam proses perebusan buah kelapa sawit diperlukan waktu 85-95

menit, dengan berada dibawah pengaruh panas dari uap air (steam) dengan

tekanan sampai 2,8-3,0 Kg/cm2 dan suhu 120 – 130 0C. Setiap pabrik kelapa sawit

tentunya menginginkan hasil minyak dengan tingkat keasaman yang rendah dan

minyak yang mudah dipucatkan. Buah yang terlalu matang dari kebun,

pengurasan udara yang kurang baik dari ketel rebusan, untuk perebusan terlalu

lama atau tinggi mengakibatkan minyak yang diperoleh akan lebih sulit di

pucatkan.

4.2.2.Tujuan Sterilisasi

Adapun dilakukannya sterilisasi adalah sebagai berikut :

1. Menghentikan Aktifitas Enzim

28
Dalam buah kelapa sawit yang sudah di panen terdapat enzim lipase dan

oksidasi yang tetap bekerja dalam buah sebelum enzim itu dihentikan dengan

pelaksanaan tertentu. Enzim dapat dihentikan dengan cara Fisika atau Kimia. Cara

fisika yaitu dengan cara pemanasan pada suhu yang dapat mendegradasi protein.

Enzim lipase bertindak sebagai katalisator dalam pembentukan trigliserida dan

kemudian memecahkannya kembali menjadi asam lemak bebas (ALB).Jadi ALB

yang terdapat dalam minyak sawit merupakan hasil enzim lipase dan oksidasi.

Enzim yang terdapat dalam minyak terdiri dari enzim tanaman(plant enzim) dan

yang terkontaminasi (misal dari jamur) selama proses penanganan.

Aktifitas enzim makin tinggi apabila buah mengalami kememaran

(luka).Untuk mengurangi aktifitas enzim sampai di PKS agar pememaran buah

dalam persentaseyang relatif kecil.Enzim pada umumnya tidak aktif lagi pada

suhu 50 0C. Oleh sebab itu perebusan pada suhu 1350C akan menghentikan

kegiatan enzim.

2. Memudahkan Pemipilan ( Stripping/Threshing )

Untuk melepaskan brondolan ( Spikelets Fruits ) dari tandan secara manual

sebenarnya sudah cukup merebus dalam air mendidih, akan tetapi untuk

melepaskan buah dari tandan dengan Thresser, perebusan cara diatas tidak

memadai dan disini diperlukan uap jenuh bertekanan rendah agar diperoleh suhu

yang semestinya dibagian dalam tandan buah.

Kenaikan suhu di dalam tandan buah dapat dihambat oleh adanya udara

sekeliling tandan, jadi udara ini harus dikeluarkan terlebih dahulu sebelum

dimulai perebusan yang sebenarnya.Untuk ini uap masuk dikeluarkan lagi sampai

29
dua kali sebelum dimulai perebusan.Selama pengeluaran uap dua kali ini,

sekeliling tandan buah sudah bebas udara dan pada pemasukan uap yang terakhir

diharapkan suhu dalam tandan dapat bertambah.

3. Penyempurnaan dalam Pengolahan.

Selama perebusan tiga puncak kadar air dalam buah menjadi berkurang atau

dengan kata lain kadar air itu sebagian telah diuapkan dari dalam buah. Dengan

berkurangnya air, susunan daging buah ( Pericarp ) menjadi berobah satu sama

lain sehingga pengambilan minyak dari serat selama proses pengempaan dan

memisahkan dari zat bukan lemak ( Non Oil Solid ) pada proses pemurnian akan

lebih mudah dikerjakan.Pada waktu bersamaan sel–sel minyak akan pecah dan

berada dalam keadaan bebas saat pengeluaran uap perebusan (puncak ketiga).

Senyawa protein dalam hal ini merupakan cairan Emulsi yang berbeda

sehingga lapisan Minyak lebih mudah dipisahkan sewaktu proses pemurnian.

Untuk keseluruhannya dengan perebusan tiga puncak, akibat dari penguapan

sebahagian air dalam daging buah, maka kemungkinan kehilangan minyak

didalam serat maupun dalam lumpur buangan pada proses pemurnian akan

menjadi lebih kecil.

4. Memudahkan proses selanjutnya

Yang utama dihadapi pada proses pengolahan inti sawit adalah sifat lekat dari

inti sawit terhadap cangkang, dimana inti terikat kuat pada cangkangnya. Dengan

proses perebusan maka kadar air dalam biji sebahagian dikurangi sehingga daya

lekat inti sawit terhadap cangkangnya menjadi berkurang.

30
Pada proses perebusan tiga puncak pengurangan kadar air dalam biji juga

relatif lebih besar hingga proses pengolahan biji tidak akan mengalami kesulitan

lagi.

4.2.3.Cara perebusan

Dalam menetapkan waktu untuk satu siklus perebusan ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan yaitu :

 Tekanan Uap Rebusan ( maksimum setiap puncak ).

 Menguras atau mengeluarkan udara dari dalam Rebusan

 Waktu merebus ( memperoleh suhu yang baik dalam tandan )

 Kapasitas Rebusan

1. Tekanan Uap Rebusan

Tujuan dari pada pemakaian tekanan uap tinggi adalah untuk menghemat

waktu, mesikipun diketahui ada batasnya.Tekanan uap tingginya dengan

sendirinya memberikan suhu yang tinggi dan suhu yang tinggi dapat merusak

kwalitas dari minyak sawit dan inti sawit.Pada minyak sawit harus diperhatikan

tingkat pemucatannya, sedang untuk inti sawit harus dihasilkan warna inti dalam

yang putih.

Setelah diadakan beberapa kali percobaan perebuasan buah, maka hasil

perebusan dengan tekanan uap 2,8-3,0 Kg/cm2 dengan total waktu 90 s/d 115

menit dinilai cukup memuaskan. Hal ini juga berlaku untuk penggunaan sterilizer

pada PKS Sei Mangkei.

2. Menguras

31
Sebelum dapat mengeluarkan udara dari sela – sela tandan buah, perlu sekali

untuk terlebih dahulu menguras udara yang berada disekitar tandan dan yang

mengisi ruang kosong Ketel Rebusan.Pengurasan udara pertama adalah saat

bermulanya perebusan tandan buah. Uap dimasukkan melalui kran pemasukan

( Inlet Valve ) sementara kran pengeluaran tetap terbuka.

Untuk memberikan hasil kerja yang lebih memuaskan, pipa pemasukan uap

dibagian atas ketel Rebusan, dilengkapi dengan pelat pembagi uap ( Steam

Spreeder ) dan pipa pengeluaran (Blow Down Pipe) dilengkapi dengan plate

berlobang ( saringan ) untuk penahan buah dan kotoran agar tidak mengganggu

bekerjanya kran – kran pembuangan.

3. Waktu Merebus

Untuk menguras udara keluar dari sela – sela tandan buah dipergunakan dua

puncak pengurasan yang dengan cepat dapat menurunkan tekanan didalam bejana

dari 2,8 – 3,0 Kg/cm2 menjadi nol Kg/cm2.

Setelah tahap kedua pengurasan selesai, uap dimasukkan lagi untuk puncak

ketiga sampai tekanan dalam Rebusan mencapai 2,8 Kg/cm2. Selanjutnya buah

yang berada didalam Rebusan dibiarkan berada dibawah pengaruh tekanan uap

selama beberapa waktu sesuai kebutuhan.

4. Kapasitas Rebusan.

Perebusan adalah langkah awal suatu proses pengolahan kelapa sawit, dan

untuk itu perlu dihitung secara pasti berapa unit bejana Rebusan yang dibutuhkan

untuk suatu pabrik sesuai kapasitas yang diinginkan.

32
Pada PKS Sei Mangkei dengan kapasitas 75 Ton/Jam PKS Sei Mangkei

terdapat line I dan II dengan kapasitas masing-masing ( isi 6 lori dan 3 Lori dan

kapasitas 3,5 dan 45 ton TBS ) Dengan itu maka PKS ini membutuhkan rebusan

dengan perhitungan sebagai berikut dimana satu siklus rebusan adalah 115 menit

termasuk buka dan tutup pintu.

Hal ini sesuai dengan keadaan yang ada pada PKS Sei Mangkei. Kualitas

perebusan di tentukan oleh tekanan uap, suhu, lama perebusan dan kualitas buah.

Tekanan uap yang optimal digunakan adalah 2,5 – 2,8 kg/cm2 dengan lama

perbusan 90 - 95 menit.

Gambar 4.4 Sterilizer

4.3. Stasiun Pemipilan

4.3.1. Thresser

Pemipilan merupakan proses yang segera menyusul setelah proses perebusan

dan bertujuan melepaskan buah dari tandannya. Dalam proses pemipilan telah

dilakukan seefisien mungkin tetapi beberapa kerugian kadang – kadang masih

juga dialami antara lain :

a. Didalam tandan yang dipipil kadang – kadang masih terdapat beberapa

butiran buah yang tidak keluar, meskipun sudah lepas dari tandannya.

33
b. Benturan – benturan yang terjadi terhadap tandan di dalam drum threser

yang mengharuskan agar semua buah terlepas dan keluar dari tandannya,

tetapi hal ini ternyata juga mengakibatkan kerusakan terhadap daging buah

yang telah menjadi lembek karena perebusan.

Dengan menggunakan alat pemipil yang tepat disertai cara penggunaan yang

baik, maka harus diusahakan agar tujuan pemipil dapat dipenuhi semaksimal

mungkin, agar pemipilan dengan tingkat kerugian serendah mungkin dapat

tercapai.

4.3.2. Unit-Unit Mesin di Stasiun Thresser

4.3.2.1 Hoisting Crane

Hoisting crane pada PKS Sei Mangkei digunakan untuk mengangkut lori

yang berisi TBS yang telah direbus untuk dituang ke hopper dan menurunkan lori

kembali ke rel menuju loading ramp. Hoisting crane yang digunakan dalam PKS

Sei Mangkei adalah 2 unit.

Dalam Pengoprasiannya hoisting crane mempunyai tiga jenis gerakan yaitu:

1. Gerakan turun naik (lifting)

2. Gerakan maju mundur (travel)

3. Gerakan memutar

Yang perlu diperhatikan pada pengoprasian hoisting crane adalah lamanya

hoisting crane mengangkut lori untuk dituang kedalam hopper diharapkan waktu

hoisting crane dalam mengangkut lori sampai meletakkan kembali lori ke rel

seminimal mungkin (2 – 2,5 menit), serta keselamatan kerja dari setiap pekerja.

34
Gambar 4.5 Hoisting Crane dan Tripeir

4.3.2.2 Bunch Hopper

Bunch hopper Bunch auto feeder berfungsi sebagai pengumpan thresher

yang mendorong/menghantarkan buah dari bunch hopper masuk ke striper drum

agar proses berjalan sempurna. Kapasitas bunch hopper 75 ton TBS/jam

Gambar 4.6Bunch hopper

4.3.2.3 Auto Feeder

Bunch auto feeder berfungsi sebagai pengumpan thresher yang

mendorong/menghantarkan buah dari bunch hopper masuk ke striper drum agar

proses berjalan sempurna. Kapasitas bunch hopper 75 ton TBS/jam .

35
Gambar 4.7Bunch Auto Feeder Line I dan II

4.3.2.4 Thresser

Thresher berfungsi untuk memisahkan brondolan dari janjangannya

dengan cara mengangkat dan membanting serta mendorong janjang kosong ke

Empty Bunch Conveyor dan brondolan akan jatuh ke Fruit Conveyor melalui kisi-

kisi menggunakan 2 Thresher dilene I dan Line II3 Unit


Di PKS Sei Mangkei menggunakan drum threser type shaft drum yang

terdiri dari drum berkisi-kisi dengan plate pelempar pada dinding silinder yang

berputar pada satu poros (As) sehingga terjadi bantingan terhadap Tandan buah

yang sudah melalui proses perebusan.

Untuk memudahkan tandan bergerak keluar maka dipasang plat pengarah

pada dinding silinder drum sehingga membentuk alur spiral. Pemasangan plat

yang tepat menghindari pencampuran tandan yang masih penuh dengan yang telah

kosong sehingga losses minyak pada janjangan dapat dihindari. Tandan yang

sedang dipipil tidak boleh hanya bergiling saja pada bagian bawah dari dinding

tetapi juga tidak boleh ikut melekat pada silinder drum yang berputar. Kecepatan

putaran harus sedemikian rupa sehingga praktis semua tandan yang sedang diputar

dapat diperoleh pemipilan yang dikehendaki.

36
Gambar 4.8 Thresser

4.3.2.5 Conveyor dan Elevator

Janjangan kosong akan terdorong keluar dari thresher dan masuk ke

horizontal empty bunch conveyor, kemudian inclined empty bunch conveyor

untuk selanjutnya dibawa ke bunch

 Under Thesser Conveyor, berfungsi sebagai alat untuk membawa buah

yang telah terpipil untuk diangkut dan dibawa ke bottom cross

conveyor.

 Bottom Cross Conveyor, berfungsi sebagai alat untuk membawa buah /

brondolan yang terpipil untuk diangkut kedalam Top cross conveyor.

 Horizontal Empty Bunch Conveyor, berfungsi untuk mengangkut JJK

untuk dipindahkan ke inclined empty bunch conveyor.

 Fruit Distributing Conveyor, untuk mendistribusikan brondolan

kedalam masing – masing digester.

37
 Recycling Fruit Conveyor, untuk memindahkan kelebihan buah pada

fruit distributing conveyor menuju bottom cross conveyor.

 Inclined Empty Bunch Conveyor, untuk mengangkut janjangan kosong

menuju hopper janjangan kosong.

 Fruit Elevator, untuk mengangkat buah dari bottom cross conveyor dan

menuangnya kedalam topcross conveyor.

Gambar 4.9 Fruit Elevator dan Empty Bunch Conveyor dan Bunch Hopper

4.4. Stasiun Press

4.4.1.Digester

Proses ini cukup penting dalam hal memeperoleh minyak secara optimal

adalah proses pengadukan, sebab proses pengadukan yang sempurna akan

menghasilkan minyak yang optimal. Tebal daging buah yang normal, berkisar

antara 2 s/d 8 mm sesuai dengan jenis buah. Daging buah ini terdiri dari sel – sel

yang mengandung minyak yang terbentuk titik – titik. Serabut yang tersusun

memanjang dari pangkal kearah ujung buah. Bahan pengikat yang mempunyai

sifat seperti pectine mengikat sel – sel antara sesamanya dan juga mengikat

38
serabut sehingga terbentuk suatau ikatan atau dalam hal ini kita sebut daging

buah.
Untuk lebih memahami gejala – gejala yang terjadi didalam proses

pengadukan perlu diketahui hal – hal sebagai berikut :

a. Suatu potongan yang tidak terlalu tipis dari buah yang matang dan

masih segar yang di celupkan kedalam air dingin tidak mengalami

perubahan apapun.

b. Irisan tersebut , setelah dicelupkan beberapa menit kedalam air panas

yang temperaturnya 90-1000C akan terurai. Ikatan antar sel akan

terputus dan sel atau gugusan sel akan tercerai berai dengan bintik –

bintik minyak di dalamnya.

c. Jika percobaan dilakukan dengan daging buah yang telah terebus,

maka hasilnya terjadi penguraian daging buah yang lebih cepat.

d. Pada serabut yang akan dikeluarkan dari dalam daging buah matang

yang segar akan terdapat sel – sel yang mengandung minyak yang

akan melekat padanya dan tidak dapat melepas dari serabut dengan

hanya mencelupkannya kedalam air panas.

e. Sel – sel serabut diatas akan melepas dari serabut jika dilakukan

pencelupan ke dalam air panas.

Dari hal tersebut diatas dapat diambil kesimpulan semen yang mengikat sel –

sel pada serabut akan terlarut kedalam air karena sifatnya yang seperti pectine

untuk berubah kemudian menjadi pectos yang larut dalam air panas. Didalam

buah perubahan ini berlangsung selama proses pematangan, demikian juga halnya

39
dengan serabut dan sel minyak yang terikat pada batok/cangkang bijioleh semen

yang sama tersebut di atas. Dengan demikian mudah dimengerti bahwa karena

pengaruh perebusan maka ikatan antar sel, serabut dan biji menjadi lemah sekali.

Gambar 4.10 Digester

4.4.2.Press (pengempaan)

Tujuan utama proses pengempaan adalah mengeluarkan minyak dari bubur

buah yang telah diaduk dari digester. Secara umum pengambilan minyak nabati

dari sumbunya disebut ekstraksi minyak atau lemak. Pengambilan minyak atau

ekstraksi minyak kelapa sawit dilakukan secara mekanis yaitu dengan cara

pengepresan. Dimana buah kelapa sawit akan dibebaskan dari bubur dan terpisah

dari serat dan biji sawit.


Jenis-jenis alat pres antara lain :

1. Kempa hidrolik (hidrolic press)

2. Kempa ulir (screw press)

Kempa ulir dalam penggunaannya lebih menguntungkan di bandingkan

dengan kempa hidrolic. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh antara lain :

 Bekerja secara kontinue

40
 Kapasitas olah yang tinggi

 Effisiensi pengempaan lebih tinggi (kehilangan minyak rendah)

 Pemakaian tenaga operator yag sedikit

Kelemahan pada screww press adalah tingginya persentase nut pecah dan

kadang-kadang sulit untuk di monitor.

Faktor – faktor penting yang harus diperhatikan dalam pengoperasian press :

1) Tekanan hidrolic cone

Semakin besar tekanan press semakin banyak minyak yang

dihasilkan disamping itu juga dapat menyebabkan kernel pecah yang

tinggi. Untuk itu tekanan cone di atur dari 40-60 Bar dengan tetap

memantau / mengendalikan losses minyak yang terikut pada

fibre(serabut).

2) Temperatur air press

Temperatur air press diatur pada 90 – 950C. Jika temperatur kurang

dari temperatur tersebut akan menyebabkan minyak membeku

sehingga dapat menimbulkan kemacetan pada press, selain itu juga

kebutuhan air diatur jangan sampai press mencret.

3) Kecepatan screw

Kecepatan harus diatur dengan kapasitas TBS yang diolah press

sehingga proses pengempaan lebih effisien.

41
Gambar 4.11 Kempa Press

4.4.3. Crude Oil Gutter dan Sand Trap Tank

Crude oil gutter berfungsi sebagai tempat menampung dan mengalirkan

minyak dari press kesand trap tank sedangkan sand trap tank berfungsi sebagai

tempat pemisahan pasir yang terikut pada crude oil dengan cara pengendapan

sehinggaterjadi pengendapan berat jenis.


Prinsip kerjanya minyak crude oil dari pressan mengalir melalui crude oil

gutter dan ditampung dalam sand trap tank, disini terjadi pemisahan minyak

dengan pasir dengan cara pengedapan sehingga terjadi pemisan lapisan karena

sand trap tank diisi terus menerus maka minyak overflow dan akhirnya mengalir

ke vibrating screen

4.4.4 Vibrating Screen

Berfungsi untuk memisahkan kotoran berupa serat, pasir dan lumpur.


Prinsip kerjanya : crude oil dari sand trap tank jatuh kepermukaan saringan atas.

Karena adanya getaran yang tidak beraturan maka bagian yang tersaring bergerak

ketepi dan jatuh ke bottom cross conveyor sedangkan minyak yang lolos saringan

masuk keruang dibawah saringan dan masuk ke crude oil tank. Getaran yang

42
terjadi akibat pemberat / bandul dipasang pada dasar vibrating screen karena

bandul tersebut dipasang tidak center pada poros maka poros berputar akan

memberikan gaya centrifugal yang arahnya keluar. Pada vibrating screen terdapat

2 lapisan saringan yang masing saringan berukuran 40 mess dan 30 mess.

Gambar.4.12 Vibro separator

4.4.5. Crude oil tank.

COT (Crude oil tank) berfungsi sebagai tempat untuk menampung crude oil

yang telah tersaring dari vibrating screen. Disini crude oil akan dipanaskan pada

suhu 900 – 950 C dengan menggunakan steam injeksi. Disamping sebagai tempat

penampungan COT juga berfungsi sebagai tempat pembentuk minyak yang siap

untuk dipompakan ke VCT (Vertical Clarifier Tank).

4.5. Stasiun Klarifikasi

Hasil dari pressan yang berupa crude oil dialirkan ke dalam COT untuk

dinaikkan temperaturnya. Dari COT minyak dipompakan ke dalam Vertical

Clarifier Tank (VCT) untuk diendapkan, Dari VCTakan didapat dua hasil endapan

yaitu oil (minyak) dan sludge. Minyak akan dialirkan ke dalam Oil Tank

sedangkan sludge akan dialirkan ke Sludge Tank.

43
Minyak di dalam Oil Tank akan dialirkan ke Oil Purifier untuk dibersihkan

dari kotoran dan menurunkan kadar airnya. Dari Oil Purifier minyak dipompakan

ke dalam Vacum Dryer, disini minyak akan mengalami proses penurunan kadar air

lagi dengan tekanan kerja dari bejana vakum mencapai minus 0,8 Atm sampai -1

Atm. Setelah itu minyak dipompakan ke dalam storage tank siap untuk

dipasarkan.

Sedangkan sludge dari Sludge Tank dipompakan ke Buffer Tank melalui

Sand Cyclone. Dari buffer tank sludge dialirkan ke Low Speed Separator, disini

sludge akan diproses menjadi 2 bagian yaitu Oil dan draft buangakan diolah

kembali dalam Crude Oil Tank.

Gambar.4.13 VCT (Vertical Continious Tank)

4.6. Stasiun Kernel

44
Stasiun ini berfungsi mengolah ampas presan (cake) yang terdiri dari nut

dan fiber.Cake diolah menjadi bahan bakar boiler dan kernel sebagai produksi

akhirnya.

Adapun tahapan pengolahannya sebagai berikut :

Ampas presan (cake) masuk ke dalam cake breaker conveyor (CBC)

disini cake dicacah dan dikeringkan. Setelah dari CBC cake yang telah dicacah

masuk ke dalam depericarper untuk dipisahkan dari fiber yang halus dengan

menggunakan fiber cyclone, fiber yang halus lalu digunakan sebagai bahanbakar

boiler. Dari depericarper nut dan fiber yang berat jatuh kedalam polishing drum,

disini fiber yang masih melekat pada nut dilepaskan (polishing).

Pada ujung bagian polishing drum nut jatuh kedalam conveyor nut

sedangkan fiber yang besar, batu dan besi yang terikut tersaring dan mengumpul

di bagian ujung dari polishing drum.

Selanjutnya nut dihisap masuk kedalam nut silo melalui fan. Selain untuk

menghisap nut, fan ini berfungsi untuk memisahkan nut dari batu atau kotoran

lainnya yang lolos dari polishing drum, nut yang lebih ringan terhisap sedangkan

batu atau nut yang berukuran besar dan berat jatuh ke lantai. Nut yang dihisap fan

lalu masuk ke nut silountuk dikeringkan selama 14-18 jam. Tujuannya untuk

mempermudah proses pemecahan nut pada ripple mill. Setelah dikeringkan maka

nut dipecah dengan menggunakan alat pemecah ripple mill kemudian nut ditekan

diantara dinding yang bergigi dengan rotor yang memiliki ripple plate sehingga

menyebabkan nutpecah menjadi cangkang dan kernel. Setelah dipecah, kernel dan

cangkang lalu diangkut melalui cracked mixture conveyor (CMC). Cangkang dan

45
kernel masuk kedalam LTDS tahap pertama, disini cangkang halus akan dihisap

melalui shell cyclone dan menjadi bahan bakar boiler sedangkan fraksi berat yaitu

cangkang berat, nut bulat/pecah dan cangkang masuk kedalam nut grading drum.

Pada nut grading drum kernel bulat/pecah , cangkang yang lolos masuk kedalam

tahap dua sedangkan nut nut bulat/pecah , cangkang besar yang tersaring

dikembalikan kedalam polishing drum. Pada tahap dua kernel pecah atau nut

pecah dan cangkang masuk kedalam pemisahan tahap ketiga yaitu clay bath

dengan penambahan bahan kimia (CaCO3) atau tanah liat maka kernel pecah/nut

pecah akan terpisah dengan cangkang dan cangkang tenggelam didasar

sedangkan kernel pada bagian atas. Kemudian kernel tersebut dikirim ke bulk silo

melalui fan dan dipanaskan kembali dengan suhu 60 0C – 800C selama 4 jam

kemudian dikirim ke bulk silo/kernel hopper untuk menjadi kernel produksi

pabrik.

Gamba. 4. 14 Stasiun Kernel

4.7 Storage Tank dan Dispath Tank

46
Storage tank berfungsi untuk menyimpan sementara minyak produksi ,

sedangkan dispatch tank berfungsi untuk memblending minyak produksi untuk

mencapai mutu produksi yang diinginkan. menggunakan 3storage tank yang

digunakan masing – masing berkapasitas 1000 ton.

Gambar. 4.15 Storage Oil Tank 3 kapasitas 1000 ton

4.8. Stasiun Penunjang

4.8.1. Stasiun Boiler

Boiler disebut juga dengan ketel uap dan merupakan suatu alat pembangkit

yang menghasilkan uap bertekanan dengan cara pemanasan air yang berada pada

pipa didalam furnace ( dapur bakar ) pada tekanan konstan.

Kebutuhan akan uap di PKS ditujukan untuk tenaga penggerak turbin dalam

membangkitkan listrik untuk pengolahan dan untuk sarana lainnya misalnya untuk

perumahan (Domestik).

Uap yang dihasilkan oleh boiler digunakan unutk memenuhi kebutuhan uap

pada :

47
1. Proses pengolahan kelapa sawit, seperti perebusan pada stasiun sterilizer

dan pemanasan tangki crude oil, VCT, Oil Tank, Pemanasan pada stasiun

kernel juga untuk pemanasan pada storage tank.

2. Turbin uap, untuk penggerak turbin dalam menghasilkan tenaga listrik.

Air umpan dialirkan dari deaerator ke Upper drum dengan bantuan pompa.

Sebelum air di pompakan sebelumnya air telah mendapat proses internal treatment

untuk mendapatkan kondisi air umpan boiler yang standar. Air yang berada pada

bagian atas kemudian dialirkan ke drum bawah melalui header–header melewati

pipa turun (pipa yang tidak mendapat pemanasan). Dari header air dialirkan

kepipa-pipa pendidih. Disini air akan mendapat pemanasan dari pembakaran

bahan bakar pada dapur pembakaran. Didalam pipa-pipa pendidih air akan

berubah fase dari air menjadi uap (gas).

Dari pipa pendidih air yang telah berubah fase menjadi uap naik keatas lalu

masuk kedalam drum atas. Didalam drum ini akan dipisahkan antara air dengan

uap.Uap akan terkumpul pada bagian atas dan air pada bagian bawah. Uap akan

mengalir kepipa pendistribusian ke turbin, jika boiler memakai super heater maka

terlebih dahulu uap basah dipanaskan kembali sehingga akan terbentuk uap

kering.

Gas asap sisa pembakaran yang tidak digunakan panasnya dibuang melalui

chimney dengan bantuan induced draft fan ( IDF ). Proses pembakaran didalam

dapur pembakaran berlangsung secara kontinue. Bahan bakar yang masuk melalui

rotary feeder dihembus dari bawah roaster dengan menggunakan primary air fan.

Untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna, kevakuman dari ruang bakar

harus diperhatikan dengan cara mengatur IDF,SDF(Secondary Draft

48
Fan),FDF(Forced Draft Fan) pada furnace tidak menyembur keluar. Selain itu,

untuk meratakan proses pembakaran perlu dibantu dengan cara mendorong dan

meratakan umpan bahan bakar keseluruh roaster sehingga akan diperoleh uap

yang berkualitas.

Boiler terdiri dari beberapa bagian peralatan pendukung antara lain :

1. Ruang bakar ( furnance )

Berfungsi sebagai tempat pembakaran bahan bakar untuk mendidihkan air

sampai berubah fase menjadi uap didalam pipa didih. Ruang bakar ini

alasnya terdapat susunan lempengan besi yang disebut roaster. Pada bagian

bawah roaster terdapat ruang untuk pemasukan angin dari primary air fan

dan sebagai tempat pembuangan abu.

2. Pipa pendidih dan pipa turun

Pipa pendidih berfungsi sebagai tempat mendidihkan air menjadi uap, pipa

ini dibuat menjadi dinding ruang bakar disusun sedemikian rupa dan

dibuat bersayap serta terhubung satu sama lain berfungsi untuk

memperluas bidang pemanas dan mempercepat kenaikan temperatur didih.

Ujung pipa bagian bawah dihubungkan pada header sedangkan pada

bagian atas dihubungkan dengan drum atas.

Sedangkan pipa turun berfungsi sebagai tempat pengaliran air dari drum

atas turun ke drum bawah. Pipa ini tidak mendapat pemanasan dari ruang

bakar sehingga fluida yang mengalir masih berbentuk air.

3. Fan

Ada beberapa jenis fan yang digunakan pada pengoperasian boiler yaitu:

49
 Induced Draft Fan ( IDF ) yang berfungsi untuk membantu hisapan gas

dan abu hasil pembakaran lalu keluar melalui Chimney ( cerobong

asap ). Selain itu juga membantu keberhasilan proses pembakaran

bahan bakar.

 Forced Draft Fan( FDF ) yang berfungsi untuk membantu pemasukan

udara keruang bakar dan mengatur agar proses pembakaran berjalan

sempurna.

 Secondary Draft Fan (SDF) berfungsi untuk menambah oksigen dan

udara, udara dihembuskan melalui lubang-lubang kecil pada dinding

furnace.

 Carrier Air Fan berfungsi untuk menghembuskan umpan yang masuk

melalui fuel feeder sehingga umpan terbakar merata keseluruh roaster/

furnace.

4. Super Heater

Berfungsi sebagai tempat pemanasan kembali uap basah sehingga didapat

uap dengan temperatur yang sesuai.

5. Dust Colector

Berfungsi untuk mengumpulkan dan sebagai tempat pengaturan

pengeluaran abu sehiggga tidak terbawa ke chimney. Abu yang berat akan

turun kebawah sedangkan gas dan abu sangat halus terhisap oleh IDF.

6. Drum

Drum pada boiler terbagi dua yaitu drum atas dan drum bawah. Adapun

fungsi dari masing-masing drum antara lain :

50
- Drum atas berfungsi untuk menampung air umpan sebelum

dipanaskan, menampung uap yang berasal dari pipa-pipa pendidih.

Uap akan berada pada permukaan drum sedangkan air berada pada

bagian bawah drum. Selain itu, drum atas mengalirkan dan

mendistribusikan air umpan ke drum bawah melalui pipa-pipa turun.

- Drum bawah berfungsi sebagai tempat penampungan dan

pendistribusian air ke header dan pipa-pipa pendidih.

7. Header

Header merupakan bejana yang berbentuk silinder dipasang disekeliling

dapur pembakaran fungsinya sebagai tempat penampungan air dan

mendistribusikan ke dalam pipa pendidih untuk dipanaskan. Header

dilengkapi oleh pipa drain untuk pembuangan kerak pada pipa pendidih.

8. Chimney

Berfungsi untuk tempat pengeluaran gas buang boiler ke udara. dibuat

tinggi Agar gas yang keluar Tidak menimbulkan polusi udara Dan

Mengganggu lingkungan sekitarnya.

9. Automatic Fuel feeder

Fungsinya untuk mengatur pemasukan bahan bakar (fiber dan cangkang)

kedalam ruang bakar.

10. Panel dan peralatan kontrol

Fungsinya untuk mengontrol kondisi boiler saat beroperasi. Peralatan

kontrol boiler antara lain seperti:

a. Gelas penduga yang berfungsi sebagai kontrol air umpan didalam

drum atas.

51
b. Safety valve yang berfungsi untuk membatasi tekanan kerja, akan

bekerja apabila tekanan pada drum atas telah melebihi batas tekanan

yang telah di setting.

c. Continues Blow Down yang berfungsi sebagai pengatur air umpan

sehingga tidak melebihi kondisi normal. Jika melebihi kadar normal

air umpan maka pipa pipa boiler dapat cepat rusak akibat kerak dan

korosi yang timbul pada dinding-dinding pipa.

Gambar 4.16 Boiler

4.9 STASIUN WATER TREATMENT

4.9.1 Stasiun Pengolahan Air (Water Treatment)

Proses pengolahan air bertujuan untuk meminjam kualitas air sebelum

digunakan agar memenuhi persyaratan yang ditentukan. Proses pengolahan air

mencakup pengoperasian, penjernihan, penyaringan dan pelunakan.

a. Raw Water Treatment

Suplai air PKS Sei Mangkei berasal dari waduk yang masih mengandung

zat – zat padat yang harus dibersihkan

52
Gambar 4.17 BakAir dan ClarifierWaterbasin

Gambar.4.18 Anion exchanger dan Cation exchanger

Kation exchanger berfungsi untuk menukar mineral – mineral terhadap

asam, sedangkan anion berfungsi untuk menukar garam terhadap hidrolisis dan

menghilangkan kotoran sebelum dilakukan regenerasi menginjeksikan bahan

kimia yaitu untuk kation biasanya digunakan sulfurid acid (H2SO4), sedangkan

untuk anion biasanya menggunakan caustic soda (NaOH)

Dearator berfungsi untuk mengurangi gas yang terlarut dalam air (O 2 dan

CO2) dan memanaskan temperatur feed water. Hal ini dicapai melalui proses

mekanis dan pemanasan menggunakan uap yang berada didalam pressure

deaerator atau dengan vakum deaerator. Dimana air yang didalam deaerator

dipanaskan sampai suhu 90 - 100ºC. Dan pada saat dialirkan ke boiler

ditambahkan dengan beberapa bahan kimia sebanyak 0,7 liter/jam.

53
 Pressure Deaerator :

Adalah suatu pressurer vessel dimana air dipompakan kedalam vessel melalui

suatu sistem penyemprotan, membuat air menjadi partikel – partikel kecil,

sehingga bercampur dengan uap dan air menjadi panas. Proses ini membuat gas

dan cairan membesar dan lepas dari vacum, keluar dengan sistem ejector.

Temperatur sebaiknya tinggi, diatas 100 0C, dan letak deaerator berada di posisi

atas untuk mencegah kavitasi pada feed pump. Permukaan air pada deaerator

sebaiknya dikendalikan secara otomatis termasuk aliran steamnya untuk menjaga

kontinuitas aliran dan steam.

 Vacum Dearator :

Alat ini hanya berfungsi untuk memurnikan sebagian dari feed water. Air

dimasukkan kedalam vessel melalui nozzle penyemprot secara gravitasi.

4.10 Stasiun Effluent Treacment

Aliran Proses Pengolahan Air Limbah Pabrik Kelapa. Sei Mangkei

54
Gambar. 4.19Kolam limbah dan Fat – fit

BAB V

55
PEMBAHASAN

5.1 Bahan Baku

Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati yang

dapat diandalkan. Hal ini karena minyak yang dihasilkan memiliki beberapa

keuntungan dibandingkan minyak nabati lainnya, antara lain tahan lebih lama,

tahan terhadap tekanan dan suhu yang relatif tinggi dan tidak cepat bau. Minyak

nabati tersebut telah lama dikenal di kalangan industri dan penggunaannya telah

berkembang pesat sejak abad 19.

Pengelolahan TBS (Tandan Buah Segar) di pabrik bertujuan untuk

memperoleh minyak sawit yang berkualitas baik. Proses tersebut berlangsung

cukup panjang dan memerlukan kontrol yang cermat, dimulai dari pengangkutan

TBS atau berondolan dari TPH (Tempat Pengumpulan Hasil) ke pabrik sampai

dihasilkannya minyak sawit dan hasil sampingannya. Pada dasarnya ada dua

macam hasil olahan utama TBS di pabrik yaitu:

 Minyak sawit yang merupakan hasil pengolahan daging buah.


 Minyak inti sawit yang dihasilkan dan ekstraksi inti sawit.

Proses kelapa sawit untuk menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) terdiri atas

beberapa tahap (stasiun) proses yang sangat panjang dan melibatkan berbagai

jenis peralatan serta teknologi moderen.Berbagai jenis peralatan teknologi dan

fungsi peralatan atau tahapan – tahapan (stasiun) pemerosesan dapat dijelaskan

sebagai berikut.

5.2 Proses Produksi

56
5.2.1. Timbangan

Proses pengolahan dimulai dari timbangan, ini merupakan alat yang dapat

memberikan data yang perlu untuk semua fungsi manejemen (organisasi yang

ada) antara lain :

 Untuk bagian tanaman (Produksi)


 Untuk karyawan (Pendapatan buah/Premi)
 Untuk pengolahan (Rendemen)

Timbangan adalah alat ukur berat yang berfungsi untuk menimbang

hasil/mengetahui jumlah berat dari tandan buah yang akan diolah, untuk

menimbang hasil produksi dan barang–barang lainnya.

5.2.2 Stasiun Penimbunan dan Pemindahan TBS (Loading Ramp)

Loading Ramp adalah tempat penimbunan sementara dan pemindahan

tandan buah kedalam lori rebusan. Tandan buah dibuang pada tiap – tiap sekat dan

pintu ke pintu lainnyadengan isian sesuai kapasitas

5.2.3. Lori

Lori adalah alat yang digunakan untuk mengangkut tandan segar. Pada

penggunaannyalori disebut juga lori rebus karena lori merupakan keranjang

pengangkut yang bermuatan TBS langsung masuk ke Sterilizer. Lori diisi penuh

merata ( line I, 3,5 ton dan line II, 15 ton ) perlori dan dihindari isian jangan

sampai membumbung yang mengakibatkan dinding bagian dalam tergesek buah

dan buah terjatuh dalam rebusan. Hal tersebut dapat menimbulkan :

 Kerugian minyak pada air kondensat rebusan


 Penyumbatan saringan – saringan pipa kondensat

57
 Kerugian uap (steam)
 Kerusakan alat – alat (packing pintu dan body rebusan)

5.2.4. Jaringan Rel (Rail Track)

Jaringan rel adalah jalur – jalur lori berisi tandan buah segar yang telah

ditetapkan menuju perebusan (sterilizer).

Hal – hal yang harus diperhatikan mengenai keadaan dan jaringan rel

adalah sebagai berikut :

 Rail Track harus rata dan tidak naik turun, tidak bengkok dan jarak

tetapnya adalah 60 cm.


 Jembatan rel rebusan :
a. Sewaktu digunakan harus duduk dengan tepat pada rel.
b. Sewaktu digunanakan kedudukannya harus lurus pada rebusan.

5.2.5. Pemindah Lori (Transfer Carriage)

Pemindah Lori (Transfer Carriage) berfungsi memindahkan lori dan rol

antar (bollard) dimana lori diisi dengan tandan buah segar. Gantri digerakkan oleh

motor – motor listrik dengan kapasitas angkut Transfer Carriege adalah 3 lori. Hal

– hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian gantri adalah :

 Periksa semua sistem hidrolik atau elektriknya apakah bekerja dengan

baik.
 Periksa kelurusan dan kekencangan rantai dan roda-roda rantai.
 Periksa sambungan rel gantri apakah ada yang rusak.
 Periksa sambungan - sambungan listrik apakah ada yang rusak.

5.3. Stasiun Perebusan (Sterilizing Station)

5.3.1. Rebusan (Sterilizer)

58
Sterilizer (perebusan) tandan merupakan perlakuan mekanis pertama bagi

buah sawit. Adapun tujuan sterilisasi (perebusan):

 Mematikan enzim – enzim untuk mencegah terjadinya proses kenaikan

asam lemak bebas (ALB).


 Untuk mengurangi kadar air dalam buah.
 Memudahkan berondolan lepas dari tandan.
 Melunakkan daging buah agar mudah dilunakkan/digester.
 Memudahkan proses selanjutnya..

5.3.2. Alat Penarik (Capstand)

Capstand adalah penarik lori keluarmasuk sterilizer (rebusan) sebelum

capstand dijalankan, bollard capstand harus dalam keadaan bersih dan kering, hal

ini menghindarkan tali slip yang akan digunakan. Ballard menarik lori dengan

melilitkan tali secara teratur dan tidak bertindihan. Ballard dapat digunakan dua

buah sekaligus (kiri & kanan), apabila dijumpai beban berat (emergency) dengan

menghindari gesekan tali padaframe. Permukaan ballard harus rata, ballard harus

ditempel las yang diratakan. Jika hal tersebut tidak diperhatikan akan

mengakibatkan :

 Tali akan cepat rusak dan putus


 Mempercepat kerusakan capstand

Capstand juga terdapat pada stasiun penimbunanbuah yang berfungsi sama

yaitu untuk menarik lori kosong atau berisi sehingga memudahkan pengaturan

pada tiap-tiap pintu pengisian lori.

5.3.3. Jaringan Rel (Rail Track)

59
Jaringan rel adalah jalur – jalur lori berisi tandan buah segar yang telah

ditetapkan menuju perebusan (sterilizer).

Hal – hal yang harus diperhatikan mengenai keadaan dan jaringan rel

adalah sebagai berikut :

 Rail Track harus rata dan tidak naik turun, tidak bengkok dan jarak

tetapnya adalah 60 cm.


 Jembatan rel rebusan :
c. Sewaktu digunakan harus duduk dengan tepat pada rel.
d. Sewaktu digunakan kedudukannya harus lurus pada rebusan.

5.3.4. Rebusan (Sterilizer)

Ketel rebusan adalah bejana uap tekan, yang digunakan untuk merebus

buah. Umumnya sterilizer dirancang dengan panjang yang memuat 6 dan 3 lori

dengan tekanan kerja2,8 s/d 3.0 kg/ cm 2 . Untuk menjaga tekanan dalam

rebusan tidak melebihi tekanan kerja yang diinginkan, rebusan tetap diberi katup

pangaman (safety valve).

Untuk keperluan di atas diperlukan tekanan uap2,8-3,0 kg/ cm3 , dengan

lama perebusan ±120 menit. Hal yang mempengaruhi rebusan:

 Tekanan uap dan lama rebusan


 Pembuangan uap dan kondensat

5.3.5. Tekanan dan Waktu

Tekanan uap dan lama perebusan sangat menentukan hasil rebusan yang

mempengaruhi efesien pabrik. Pengaruh tekanan uap dan lama perebusan yang

tidak cukup akan mengakibatkan:

60
 Buah yang kurang masak, sehingga berondolan tidak lepas dan tandan

yang menyebabkan kerugian minyak dalam tandan kosong bertambah.


 Pelumatan dalam digester tidak sempurna, sebagian daging tidak lepas dari

biji sehingga mengakibatkan kerugian minyak pada ampas dan biji

bertambah.

Apabila karena sesuatu hal tekanan tidak bisa sampai, maka waktu

perebusan dapat diperpanjang.Perebusan yang terlalu lama dapat mengakibatkan

kapasitas olah menurun.

5.3.6. Pembuangan Udara dan Air Kondensat.

Udara merupakan penghantar panas yang rendah. Apabiladalam ketel

rebusan tidak sempurna dikeluarkan, akan terjadi pencampuran udara dan uap

(turbelensi) yang menyebabkan pemindahan panas uap kedalam buah tidak

sempurna, dengan demikian udara harus benar-benar dikeluarkan dan dalam katel

rebusan dengan kran air kondensat dibuka penuh.

5.4. Alat Pengangkut (Hoisting Crane)

Hoisting Crane digunakan untuk mengangkat lori berisi buah masak,

menuangkan ke Autofeeder dan menurunkan lori kosong ke posisi semula.Untuk

menjaga keamanan hosting crane dilengkapi dengan beberapa alat yaitu:

 Alat pengaman naik turun.


 Alat pengaman maju mundur.
 Alat pengaman renggangan.

5.5. Stasiun Penebah (Thresher Station)

61
Alat ini digunakan untuk melepas dan memisahkan buah dan tandan

dengan cara buah dan pengisi otomatis masuk kedalam drum yang berputar ±23

rpm, dengan bantuan sudu-sudu yang ada dalam drum, buah terangkat dan jatuh

terbanting sehingga buah masak (berondolan) lepas dan tandan. Melalui kisi-kisi

drum buah masuk kedalam konveyor, tandan kosong terdorong keluar dan masuk

kedalam konveyor tandan kosong. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:

 Pengisian merata dan tidak terlalu penuh.


 Adakan pembersihan kisi-kisi setiap langkah pengolahan.
 Setiap minggu dilakukan pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh pada

komponen-komponen penebah tersebut.

5.5.1. Aliran Tandan Kosong (Empty Bunch Conveyor)

Alat ini digunakan untuk membawa tandan kosong ke hopper janjang

kosong .Hal yang harus diperhatikan:

 Baut-baut pengikat scraper terikat kuat.


 Scraper tidak boleh kurang.
 Adakan penyetelan rantai apabila kendor.
 Pemeriksaan, pembersihan dan pelumasan menyeluruh dilakukan setiap

hari.

5.5.2. Aliran Buah (Fruit Conveyor)

Konveyor buah adalah aliran yang berfungsi mengantar berondolan

menuju ke fruit elevator. Hal-hal yang perlu diperhatikan:

 Konveyor buah silang bawah membawa ke timba buah (Fruit Elevator)

62
 Konveyor buah silang pada bagian atas timba buah, dipakai untuk

menerima buah dan timba buah menghantar ke katel adukan (digaster).

5.5.3. Timba Buah (Fruit Elevator)

Timba buah adalah alat untuk mengangkat buah dari konveyor silang

bawah ke konveyor silang atas, untuk kemudian dibawa ke konveyor

pembagi.Alat ini terdiri dari sejumlah timba yang diikatkan pada rantai yang

digerakan oleh elektromotor. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam

pengoprasian:

 Baut-baut timba agar tetap kuat.


 Disetel jika rantai kendor.
 Pengisian merata sesuai dengan ketentuan.
 Apabila terlalu penuh dapat mengakibatkan beban lebih pada motor

penggerak.

5.6. Stasiun Penimbunan Tandan Kosong (Empty Bunch Hopper)

Tandan kosong merupakan ampas yang tidak dapat digunakan dipabrik

sehingga tandan kosong ini akan diangkut ke perkebunan untuk digunakan

sebagai pupuk alam. Empty bunch hopper terdiri dari 10 kompartment (pintu)

yang bekerja secara hidrolik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

pengoperasian adalah :

 Periksa pintu-pintu apakah tertinggal oleh tandan kosong.


 Periksa semua sistem hidroliknya apakah bekerja dengan baik.

5.6.1 Konveyor Tandan Kosong (Empty Bunch Conveyor)

63
Alat ini digunakan untuk membawa tandan kosong ke hopper janjang

kosong (Empty Bunch Hopper). Pada alat ini masih terjadi bantingan yang terjadi

akibat perbedaan tinggi konveyor tandan kosong (Empty Bunch Conveyor)

sebagai proses bantingan akhir dalam pemisahan berondolan terhadap janjangan

(tandan) dimana berondolan tersebut akan dimasukkan ke fruit elevator untuk

diproses lebih lanjut,

Hal yang harus diperhatikan :

 Baut-baut timba agar tetap kuat.


 Disetel jika rantai kendor.
 Pengisian merata sesuai dengan ketentuan.
 Apabila terlalu penuh dapat mengakibatkan beban lebih pada motor

penggerak.

5.7. Stasiun Pengempaan (Pressing Station)

Stasiun buah pressan adalah stasiun pertama dimulainya pengambilan

minyak dan buah dengan cara melumat dan mengempa. Baik buruknya

pengoperasian peralatan mempengaruhi efesiensi pengutipan minyak.

5.7.1. Katel Adukan (Digester)

Katel adukan adalah untuk melumat brondolan, daging buah terpisah dari

biji. Katel pengaduk terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak, didalamnya

dipasang pisau pengaduk (Stiming Arm) sebanyak 5 tingkat yang diikatkan pada

poros dan digerakkan dengan motor listrik. 4 tingkat pisau bagian atas untuk

mengaduk juga dipakai untuk mendorong massa keluar dari katel adukan. Untuk

memudahkan proses pelumatan diperlukan 95°C ÷ 98°C, yang diberikan dengan

64
cara menginjeksikan 3 Kg/ Cm3 uap secara langsung ataupun pemanasan

mantel (jacked).

5.7.2. Pengempa (Press)

Dipakai untuk memisahkan minyak kasar (Crude Oil) dari daging

buah.Alat ini terdiri dari sebuah silinder (Press Cylinder) yang berlubang-lubang

dan didalamnya terdapat 2 buah ulir (Screw) yang berputar berlawanan arah.

Tekanan kempa diatur 2 buah kanus (Degone) yang berada pada bagian ujung

pengempat, yang dapat digerakkan maju mundur secara hidrolik. Massa yang

keluar dari ketel adukan melalui feed screw (sebagai minyak) keluar masuk dalam

main screw untuk dikempa lebih lanjut. Minyak yang keluar dari feed screw dan

main screw ditampung dalam talang minyak (Crude Oil Gutter).

Untuk mempermudah pemisahan dan pengaliran minyak pada feed screw

di tambahkan air pengencer. Hal-hal yang harus diperhatikan :

 Press cake hams keluar merata disekitar kanus.


 Tekanan hidrolik pada akumulator 40-50 BAR.
 Pada akhir pengoperasian ataupun terjadi gangguan kerusakan, sehingga

screw press harus berhenti untuk waktu yang lama, screw press harus

dikosongkan.
 Tekanan kempa terlalu tinggi mengakibatkan:
a. Kadar inti pecah bertambah
b. Kerugian inti bertambah
 Tekanan kempa terlalu rendah mengakibatkan:
a. Cake basah
b. Kerugian minyak pada ampas dan biji yang bertambah
c. Pemisah biji dan ampas tidak sempurna dan proses pengolahan biji

mengalami kesulitan
d. Bahan bakar ampas basah, sehingga pembakaran dalam dapur tidak

sempurna

65
 Kebersihan alat-alat dilakukan setiap hari.
 Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilaksanakan setiap minggu.

5.7.3. Vibro Sparator

Vibro sparator berfungsi untuk menyaring minyak dari serabut yang

terbawa oleh minyak pada saat terjadi pressan yang kemudian diantar pada

elevator untuk diproses ulang pada stasiun kempa. Hal-hal yang perlu

diperhatikan pada vibro sparator adalah:

 Periksa apakah ada kebocoran atau retak pada ayakan getar.

Apabila terjadi kebocoran atau retak pada ayakan getar maka ayakan dapat

dihentikan untuk sementara dan digantikan dengan ayakan yang lain.

5.7.4. Tangki Pemisah Pasir (Sand Trap Tank)

Alat ini dipakai untuk memisahkan pasir dan cairan minyak kasar yang

berasal dari screw press. Untuk memudahkan pengendapan pasir dan cairan

minyak kasar harus cukup panas yang diperoleh dengan menginjeksikan uap.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

 Suhu minyak kasar 850 - 950 .


 Pembuangan pasir secara rutin setiap 4 jam, hindarkan minyak jangan

sampai terbawa.

5.7.5. Tangki Minyak Kasar (Crude Oil Tank)

66
Tangki minyak kasar adalah tangki penampung minyak kasar yang telah

disaring untuk memompakan minyak kedalam tangki pemisah (Continous Setting

Tank) dengan pompa minyak kasar.Untuk menjaga agar suhu cairan tetap,

diberikan penambahan panas dengan menginjeksikan uap.Pembersihan secara

menyeluruh (luar dan dalam) dilakukan setiap minggu akhir mengolah.

5.8. Stasiun Klarifikasi

Stasiunklarifikasi merupakan stasiun pengolah minyak kemempaan daging

buah menjadi crude palm oil.Pada stasiun ini dilakukan pemisahan antara minyak

dengan lumpur (sludge) yang terdiri padatan dan air. Sludge yang merupakan hasil

sampingan pengolahandengan kandungan organik tinggi, pH rendah serta

kuantitas limbah yang besar merupakan beban potensial untuk menurunkan

kualitas lingkungan.

Berdasarkan tahapan prosesnya, peralatan pengolahan/satuan operasi pada

stasiun klarifikasi dibagi atas perangkap pasir dan kotoran (crude oil tank), tangki

pengumpan (balancing tank), pemisah minyak dan pemurni minyak.

Penjernihan minyak (klarifikasi) dimaksudkan untuk memisahkan minyak

kasar (cruide oil) dan kotoran-kotoran yang masih ada pada minyak, yang baru

dipress juga untuk menurunkan kandungan air didalam minyak.Klarifikasi dengan

mengalirkan minyak hasil pengepresan ke vibrating screen yang sebelumnya

dipanasi dengan uap.Hal ini untuk memudahkan pemisahan minyak dan kotoran-

kotoran.

67
Air pengencer yang diberikan cairan yang bermanfaat untuk menurunkan

viskositas cairan, sehingga zat yang memiliki BJ > 1 akan mudah mengendap

sedangkan zat yang memiliki BJ > 1 akan mengapung.

Untuk mempermudah pemisahan fraksi yang terdapat dalam cairan

minyak.Stasiun pemurnian minyak adalah stasiun terakhir untuk pengolahan

minyak.Minyak kasar hasil stasiun pengempaan, dikirim kestasiun untuk

diperoses lebih lanjut, sehingga diperoleh minyak produksi.

5.8.1. Continous Tank

Pemisah pertama minyak dengan sludge dilakukan dengan cara

mengendapkan terlebih dahulu minyak dan sludge pada tangki pemisah (Vertical

Tank). Untuk mempermudah pemisahan, suhu dipertahankan antara 950 -

980 C dengan cara sistem injeksi uap secara langsung pada ruang dan pemanas

spiral.

Hal-hal yang perlu diperhatikan selama operasi :

 Pengutipan minyak diatur sedemikian rupa sehingga ketebalan minyak

dalam ruang tetap 20 - 30cm.


 Mempertahankan suhu 950 - 980 C.
 Pembuangan endapan pasir pada ruang tangki dilakukan setiap minggu.

Pada tangki pemisah (Vertical Tank), minyak (Oil) dipisahkan dengan

kotoran (sludge) dimana terdapat dua pengutip minyak dan kotoran (sludge).

Minyak yang masuk pada pengutip minyak akan dialirkan langsung pada tangki

masakan minyak (Oil Tank) sedangkan kotoran (Sludge) akan dialirkan masuk

pada masakan Sludge (Sludge Tank).

68
Minyak, air dan lumpur dapat dipisah karena perbedaan massa antara air,

lumpur dengan minyak, dimana air dan lumpur akan mengendap kebawah karena

massa air dan lumpur lebih berat sedangkan minyak akan mengapung

kepermukaan karena massa minyak lebih ringan dan masuk pada pengutipan

minyak (corong) dan disalurkan ke oil tank. Sedangkan air, lumpur yang

bercampur dengan sebagian kecil minyak akan masuk ke sludge tank. Kelancaran

proses sangat bergantung terhadap suhu dan temperatur. Sehingga penggunaan

suhu dan temperatur harus diatur sedemikian rupa untuk mendapatkan hasil yang

lebih baik.

5.8.1.1. Tangki Masakan Minyak (Oil Tank)

Minyak yang telah dipisah pada tangki pemisah ditampung dalam tangki

masakan minyak untuk mempertahankan temperatur sehingga perlu dipanasi lagi

sebelum diolah lebih lanjut pada sentrifusi minyak. Diusahakan agar tangki ini

tetap penuh untuk menjaga agar pemanasan tetap 90 - 950 C. Sistem pemanasan

dilakukan dengan pipa spiral yang dialiri uap dengan tekanan 3kg/ cm 2 . Tangki

ini berbentuk silinder, dengan bagian dasar berbentuk kerucut. Hal-hal yang perlu

diperhatikan :

 Saringan uap (dtrainer) dan steam trap harus berfungsi baik.


 Kadar air dalam minyak diusahakan ± (0,5 - 0,7)% dan kotoran minyak

diusahakan ± (0,1 - 0,3)%.


 Pembuangan endapan pada kerucut dilakukan pada setiap awal jalan pabrik.
 Pembersihan dan pemeriksaan secara menyeluruh dilakukan seminggu sekali.

5.8.1.2. Mesin Pemurni Minyak (Oil Purifiers)

69
Minyak yang akan dimurnikan yang bersal dari tangki masakan (oil tank)

yang masih mengandung air ± (0,5 – 0,7)% dan kotoran ± (0,1 – 0,3)%

dipergunakan alat pemisah sentrifusi ini, yang berputar antara 5000 - 6000 rpm.

Akibat gaya sentrifugal yang terjadi, maka minyak yang mempunyai berat jenis

lebih kecil bergerak kearah poros, dan terdorong oleh sudu-sudu (Paring Disc).

Sedangkan kotoran dan air yang berat jenisnya lebih besar terdorong kearah

dinding bawah.Air keluar, padatan melekat pada dinding bawah yang keluar

dengan pencucian. Hal-hal yang perlu diperhatikan:

 Pembebanan baru dapat dilakukan setelah mencapai putaran normal dan

mesin dengan cara menghitung “Evolution Counter” (188 ÷ 125/menit).


 Apabila putaran mesin tidak tercapai, lakukan pemeriksaan pada “Clutch”.
 Adakan pembersihan/pencucian “Bawl” apabila mesin bergetar.
 Kadar air dalam minyak sentriful berkisar 0,100 ÷ 0,150% sedangkan

kadar kotoran yaitu 0,01 ÷ 0,013%. Jika hal ini tidak tercapai adakan

pemeriksaan pada grafity disc dan bawl disc.

5.8.1.3. Tangki Apung

Tangki apung dipakai untuk mengatur jumlah minyak masuk kedalam

tangki hampa udara (Vacum Dryer) dan membuat udara agar tidak masuk pada

vacum dryer dan minyak tetap konstan.Perlu diperhatikan agar penampung selalu

dalam keadaan baik.

5.8.1.4. Pengeringan Minyak (Vacuum Dryer)

Pengeringan minyak dipergunakan untuk memisahkan air dengan minyak

dengan cara penguapan hampa. Alat ini terdiri dari ruang hampa udara dan 3

tingkat steam ejector.Minyak terhisap dalam tabung melalui pemecik (Nozle).

70
Akibat adanya hampa udara dan minyak terpancar kedalam tabung hampa maka

minyak yang masih mengandung air akan kepermukan (terjadi penguapan).

Pada vacuum dryer dijaga agar tidak terjadi kebocoran pada tabung karena

dapat mengakibatkan pemvakuman tidak akan terjadi dan kandungan air yang

terdapat pada minyak tidak akan berkurang sehingga dapat mempengaruhi

kualitas CPO.

5.8.1.5. Penghisap Minyak (Vacuum Pump)

Penghisap minyak (Vacuum Pump) digunakan untuk menghisap minyak

yang berada didalam ruang hampa (Vacuum Dryer) yang kandungan air nya sudah

berkurang.

5.8.1.6. Pendinginan Minyak CPO (Oil Cooler)

Pendinginan minyak CPO (Oil Cooler) berfungsi untuk mendinginkan

minyak yang berasal dari vacuum pamp yang temperaturnya naik akibat vacuum

dan penghisapan minyak tadi (Oil Pamp).

5.8.1.7. Tangki Timbun CPO (Oil Tank Hopper)

Tangki minyak timbung CPO (Oil Tank Hopper) berfungsi untuk

menimbun minyak CPO hasil pemurnian minyak (Clarification) yang di harapkan

memiliki kandungan 0,10%, kadar kotoran 0,01% dan ALB 2,5 – 5%. Minyak

CPO ini sudah dapat untuk dikirim melalui kereta api dan mobil tangki yang siap

berangkat.

5.8.2.Tangki Masakan Minyak Bercampur Air dan Lumpur (Sludge Tank)

71
Minyak bercampur air dan lumpur yang telah dipisah pada tangki pemisah

ditampung dalam tangki masakan (sludge tank) untuk dipanasi lagi sebelum

diolah lebih lanjut pada sentrifusi minyak. Sistem pemanasan dilakukan dengan

pipa injeksi uap dengan tekanan 3kg/cm. Tangki ini berbentuk silinder,dengan

bagian tank adalah air,lumpur dan sebagian kecil minyak serta tetap

mempertahankan temperatur tetap konstan sebelum masuk ke oil purifier.

5.8.2.1. Scrainer

Saringan ini dipakai untuk memisahkan serabut yang masih ada

dalamsludge sebelum diolah dalam sludge separator.Alat ini terdiri dari tabung

silinder yang berlubang-lubang halus dengan sikat-sikat berputar bersama poros

ditengah-tengah silinder tersebut.

5.8.2.2.Decanding Cyclone

Cairan yang keluar dari saringan berputar,masih mengandung pasir, untuk

membuang pasir itu dipergunakan ‘’decanding cyclone’’.Alat ini pada atas

berbentuk silinder,dan bagian bawah berbentuk kunos yang terbuat dari bahan

keramik.Di bawah kunos terdapat lubang pengendapan pasir. Cairan dipompa

pada bagian atas dengan sistem siklus, sehingga cairan berputar dalam tubuh dan

kanus nya, yang mengakibat timbulnya gaya sentrifugal. Gaya ini menyebabkan

pasir turun dengan cepat melalui kanus untuk dibuang,sedangkan cairan tanpa

pasir bergerak keatas dan keluar melalui poros.

Perlu perhatikan pembuangan pasir pada tubuh bagian bawah dilakukan

setiap 30menit sekali dengan cara:

72
 Kran atas tabung pengedapan ditutup.
 Buka kran pencuci.
 Buka kran pembuang air.
 Setelah bersih tutup kran pembuangan pasir tersebut.
 Tutup kran air pencuci.
 Buka kran atas tabung pengendap.

5.8.2.3. Tangki Penstabil ( Balancing Tank )

Balancing Tank berfungsi untuk menstabilkan aliran minyak kasar yang

akan masuk kedalam seludge separator. Umumnya pada tangki minyak dilakukan

pemanasan dengan penambahan uap panas langsung (live steam) juga

dimaksudkan agar terjadi peroses pengadukan dalam tangki, sehingga minyak

yang akan dipisahkan lebih homogen.

5.8.2.4. Sentrifusi (Sludge Separator)

Sludge separator adalah alat untuk mengutip minyak, dengan gaya

sentrifugal minyak yang berat jenisya lebih kecil bergerak menuju proses gan

terdorong keluar melalui sudu – sudu (paring disce) dialirkan menuju tangki

pemisah (Continuous Setting Tank).

Cairan dan ampas yang mempunyai berat jenis lebih berat dan pada

minyak terdorong ke dinding bowel dan keluar melalui nozle.Padatan yang

menempel pada dinding bowel di bersihkan/dicuci secara manual. Hal – hal yang

perlu diperhatikan

 Suhu sludge yang masuk dijaga ketat 95 – 115 ℃ .

5.9. Stasiun Inti

73
Inti yang dihasilkan dan hasil pengupasan biji tidak sepenuhnya inti murni

tetapi masih ada terdapat cangkang atau biji.Biji dan cangkang yang terikut

memiliki diameter atau ukuran yang sama sehigga sangat terikut atau tercampur

dengan inti.

5.9.1.Pemecah Gumpalan Ampas (Cake Beraker Conveyor/ CBC)

Ampas peres yang keluar dan screw peres terdiri dan serat dan biji yang

masih mengandung air yang tinggi dan berbentuk gumpalan. Oleh sebab itu perlu

di pecah,dengan alat pemecah alat yang disebut dengan cake breaker conveyor.

Alat ini berperan memecahkan gumpalan ampas dan mengangkutnya ke kolam

fibrecyclone. Untuk mempermudah pemecahan gumpalan dan mempersiapkan

ampas yang sesuai dengan persyaratan bahan bakar, maka dilakukan

pemanasanCBC yang dilengkapi dengan pemanasan pada mantel sehingga kadar

air ampas turun dan mudah di peroseslebih lanjut pada Depericarper.Ampas press

yang terlalu basah akibat pengempaan yang tidak sempurna dan menyebabkan

kerusakan alat CBC yang sering patah “As” dan juga mempersulit pemisahan

serat dan biji, yang dapat mengurangibahan bakar. Semakintinggi kadar air dalam

seratakan menyebabkan bahan bakar rendah dan berakibat langsung pada

pencapaian tekanan kerja dan kapasitas uap yang dihasilkan boiler.

Ampas pressan yang terdiri dari serat, biji dan inti di pecah oleh cake

braker sehingga lebih mudah diblower untuk memisahkan faksi ringan dan faksi

berat.Faksi ringan terdiri dan serat,intel pecah halus,pecahan terpurung tipis dan

debu. Faksi berat adalah biji utuh dan inti pecah.Pemisah faksi ini tergantung dan

espensi penggunaan blower.

74
5.9.2. Cerobong Isap Serabut (Depericarper)

Cerobong Isap Serabut (Depericarper) berfungsi untuk menghantar serabut

dimana hasil pressan yang berupa gumpalan yang dipecah – pecah oleh

conveyor,didalam cerobong isap (depericarper) masih terdapat alat pecah

gumpalan yang di gerakkan oleh motor listrik.Cerobong isap ini hanya laluan

serabut yang ujungnya menguncup.

5.9.2.1. Siklon Serabut / Kunci Udara (Fan Fibre Cyclone)

Pengisap serat (Fan Fibre Cyclone) berfungsi untuk mengisapserabut yang

berada didalam cerobong.Serabut yang beratnya lebih ringan dengan mudah

terhisap oleh fan fibre cyclone.

Hal–hal yang perlu diperhatikan:

 Periksa secara visual rumah kipas dan kebocoran - kebocoran.


 Periksa secara visual pengeluaran serabut dan kunci udara apakah ada

kebocoran.
 Periksa motor kipas dan kunci udara apakah ada suara atau getaran yang

tidaknormal dalam berbeban.


 Kipas dan kunci udara sudah terhubung pada saat memulai pengasutan.

5.9.3. Drum Pemisah Biji (Depericarper Drum I Polishing Drum)

Drum Pemisah Biji (Depericarper Drum I Polishing Drum) yaitu

berfungsi untuk memisahkan biji, cangkang, serabut dan inti melalui drum yang

berlubang-lubang. Cangkang, serabut dan inti ini memiliki ukuran diameter yang

sama atau lebih kecil akan keluar melalui lobang tersebut, sedangkan biji

75
tertinggal pada drum melalui putaran, polishing drum akan mengupas serabut

yang terbawa atau masih melekat pada biji.

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengoperasian polishing drum adalah:

 Periksa semua roller dapat berputar bebas (lancar) selama beroprasi.


 Periksa penujuk bebas listrik pada saat drum dalam keadaan penuh.
 Periksa kebocoran diantara drum dan kolam.
 Periksa apakah semua benda yang besar dapat keluar dengan lancar.

5.9.4. Cerobong Isap cangkang I Biji (Destoner)


Cerobong isap cangkang/biji(Destoner) berfungsi sebagai saluran

cangkang atau biji.Dimana didalam cerobong terdapat persimpangan yang

memisahkan cangkang dengan biji sehingga biji benar – benar bersih dan

cangkang. Di samping itu kebutuhan bahan bakar boiler juga tidak kurang dengan

adanya proses ini. Cangkang yang lewat melalui cerobong ini adalah yang

berukuran sedang yang tidak dapat keluar melalui posling drum.

5.9.4.1. Pengisap Cangkang (Air Cyclone Destoner)


Pengisap cangkang (Air Lock Cyclone Destoner) berfungsi untuk

mengisap cangkang yang berasal dari cerobong (Destoner). Prinsip kerja air lock

cyclone ini sama dengan cara kerja kipas (blower). Dengan kipas terbalik dan

putaran tinggi mampu mengisap cangkang atau biji yang berukuran besar.
Hal –hal yang perlu diperhatikan:
 Periksa secara visual rumah kipas dan kebocoran – kebocoran.
 Periksa secara visual pengeluaran serabut dan kunci udara apakah ada

kebocoran.
 Periksa motor kipas dan kunci udara apakah ada suara atau getaran yang

tidak normal dalam keadan berbeban.


 Kipas dan kunci sudah terhubung pada saat memulai pengasutan.

5.9.5. Pengisap Biji (Air Lock Nut Destoner)

76
Setelah cangkang yang berukuran besar dan lebih ringan dan biji dihisap

oleh air Lock Cyclone Destoner, biji juga ikut terangkat kepermukaan. Pada saat

biji naik kepermukaan biji dihisap lagi oleh penghisap biji (Air Lock Nut

Destoner),dan mengarahkannya ke saluran pembagi biji (Nut Conveyer). Pada

proses ini biji yang diharapkan adalah biji yang bersih dan cangkang atau serabut,

sehingga tidak terdapat pembalut pada biji yang dapat mengganggu proses pada

pengolahan biji.

5.9.6. Penimbunan Biji (Nut Hopper)

Penimbunan biji (Nut Hopper) berfungsi untuk menimbun biji

sementara.Karena biji yang masuk ke penimbunan tidak dapat langsung untuk

diproses lanjut dalam jumlah yang besar. Hal ini terjadi karena biji yang masuk

sangat besar, sementara peralatan proses lanjut sangat terbatas.

5.9.7. Pengumpan

Pengumpan (Vibrator Feeder) berfungsi untuk pengumpan atau menggetar

agar biji masuk dan Nut Hopper ke Ripple Mill berjalan secara lancar namun

tidak menimbulkan kelebihan biji masuk ke Ripple Mill.

5.9.8. Ripple Mill

Merupakan alat yang berfungsi untuk memecahkan biji dengan cara

pemukulan. Mekanisme pemecahan ini didasarkan pada kecepatan putar, radius

dan massa yang dipecahkan. Karena faktor massa merupakan pengelompokan

biji.Semakin kecil ukuran biji, maka dibutuhkan putaran yang lebih

tinggi.Penentuan kecepatan putar mempengaruhi besarnya persentase inti pecah

77
dan inti lekat. Biji tidak seluruhnya pecah oleh mesin ripple mill, hal ini terjadi

karena ukuran serta ketebalan cangkang yang besar sehingga proses pemukulan

kurang efesien.

5.9.9.Cerobong Laluan Dan Tingkat (Light Tenera Dust Separator/LTDS I &

II)

Biji yang telah dipecah oleh ripple mill yang sudah berupa pecahan-

pecahan cangkang dan inti dibawa oleh elevator menuju ketinggian dihisap oleh

air lock cracker elevator dan menghembuskannya pada cerobong tingkat satu

(LTDS I). Pada cerobong tingkat satu (LTDS I) terdapat tiga persimpangan.

Dimana pemisahannya berdasarkan berat jenis yaitu yang lebih berat akan jatuh

pada Ularan (Karnel Transport Fan) sedangkan yang beratnya sedang akan masuk

pada Air Lock LTDS I dan lebih ringan akan terhisap oleh Air Lock Cyclone

LTDS I. Proses yang sama juga terjadi pada LTDS II namun cangkang yang

dihisap sudah lebih sedikit dibandingkan pada LTDS I.

5.9.9.1. Penghisap Cangkang (Air Lock Cyclone LTDS I)

Tidak semua cangkang yang dihisap akan terikut tetapi melainkan yang

berat atau massanya lebih ringan dibandingkan dengan inti atau cangkang yang

berukuran yang lebih besar. Sebagian cangkang akan bercampur juga dengan inti

atau biji yang tidak dipecah oleh ripple mill karena ukuran dan beratnya lebih

besar.

5.9.9.2.Penghisap Cangkang (Air Lock Cyclone LTDS II)

78
Cangkang yang dihisap pada mesin ini adalah sisa cangkang yang masuk

pada LTDS II yang terbawa Air Lock LTDS I pada saat proses berlangsung.

Dengan proses ini diharapkan mampu mengurangi jumlah cangkang yang

bercampur dangan biji atau inti.

5.9.10. Wet Kernel Transport Fan

Cangkang biji besrta inti yang jatuh pada Ularan (Kernel Transport Fan)

tadi intinya diambil dengan mesin wet kernel transport fan atau dapat juga

dikatakan pemisahan inti proses kering. Cangkang, biji beserta inti masuk pada

drum dengan putaran dan drum yang berlubang inti akan jatuh sedangkan biji

akan keluar dan dimasukkan pada karung-karung yang disediakan yang nantinya

biji ini akan diproses

5.9.11. Bak Hidro Cyclone

Proses pemisahan cangkang, biji dan inti dilakukan juga dengan proses

basah yaitu dengan menggunakan air sebagai alat sehingga massa yang ringan

akan menampung dipermukaan sedangkan massa yang padatakan turun. Dengan

cara kerja yang hampir sama dengan proses kering yaitu menggunakan drum

berlubang yang berputar untuk mengeluarkan biji. Alat ini terdiri dari:

 Bak air penampung cracked mixture yang terdiri dari beberapa sekat.
 Tabung pemisah, yang dilengkapi dengan pompa pengutip (Varlex Fider)

dan kanus dibawahnya.


 Dewetaring drum untuk inti dan cangkang.

5.9.12. Kernel Silo

79
Inti yang dihasilkan pada proses basah atau kering akan diantar pada

kernel silo untuk dikeringkan atau dikurangi kadar airnya. Kadar air yang

diharapkan pada inti adalah 7% sehingga inti tidak mudah rusak atau cendawanan.

Inti yang akan dikeringkan dalam silo pengeringan inti dipanaskan dengan jalan

memasukkan udara panas pada tingkat yang berbeda-beda. Dimana pada setiap

kernel silo terdapat kumparan-kumparan pipa panas sebanyak 3 ( tiga ) tingkat

yang didalam pipa tersebut dialiri uap, pipa panas ini akan dihembus oleh kernel

silo fan (BLOWER) sehingga udara bebas masuk melalui celah-celah pipa panas

dan udar yang terhembus tersebut akan bergesekan dengan pipa panas maka

secara bersamaan temperatur udara luar tersebut akan naik.

5.9.13.Tromol Inti Produksi

Untuk mendapatkan inti yang benar-benar bersih dari cangkang dan biji,

inti masih disaring dengan menggunakan polishing drum sebagai proses akhir,

meskipun biji atau cangkang sudah dikeringkan kandungan airnya bersamaan

dengan biji pada kernel silo. Memang proses pemisahan biji ini sangat sulit

dilakukan karena berbagai ukuran misalnyadiameter serta berat cangkang, inti dan

biji yang tidak beraturan dan terkadang memiliki ukuran yang sama.

5.9.14. Penimbunan Inti ( Kernel Hopper )

Inti yang telah disaring dari cangkang dan biji telah melalui pemanasan

dimasukkan atau ditimbunpada penimbunan inti (Kernel Hopper). Disini inti

ditimbun sementara waktu menunggu proses pengiriman selanjutnya ke cabang

dan perusahaan. Inti biasanya tidak menunggu beberapa hari untuk dikirim karena

80
biasanya inti akan jamuran apabila tidak langsung diproses dalam jangka waktu

yang telah ditentukan.

5.10. Stasiun Boiler

Boiler merupakan ketel uap yang berfungsi sebagai penghasil uap dimana

uap yaitu gas yang timbul akibat perubahan fasa air ( cair ) menjadi uap dengan

cara pendidihan (Boiling). Untuk melakukan proses pendidihan agar

mengahasilkan uap diperlukan energi panas, misalnya bahan bakar padat, cair, gas

,tenaga listrik dan gas panas sebagai proses kimia serta tenaga nuklir.

Pada perusahaan boiler merupakan jantung dan sangat berpengaruh

terhadap operasi perusahaan. Boiler sangat akrab terhadap tekanan kerja, bahan

bakar, air dan udara. Oleh sebab itu, boiler memliki resiko yang sangat tinggi

apabila tidak dioperasikan dengan baik.

Fungsi boiler pada pabrik PKS Bah Jambi sebagai berikut :

 Memutar turbin
 Memasak TBS ( Sterilizer )
 Pemanas pressan
 Pemanas minyak
 Pemanas inti
 Pemanas air umpan ketel
 Pemanas piput/kolam penyaringan minyak pada stasiun limbah

5.11. Stasiun Pemurnian Air Umpan Ketel

Air umpan ketel/boiler adalah air yang masuk pada boiler setelah melalui

pemurnian sehingga boiler tidak mengalami kerusakan atau kekurangan akan air.

Boiler sangat terpengaruh oleh air sehingga apabila boiler kekurangan air sangat

81
fatal akibatnya terhadap ketel dan bahkan orang-orang di lingkungan ketel/boiler

tersebut.

5.12. Stasiun Pembangkit

Dengan pemanfaatan uap sebagai penggerak mula yang mengubah energi

potensial uap menjadi energi kinetik yang selanjut nya diubah menjadi energi

mekanis dalam bentuk putaran poros.Poros yang berputar tersebut terhubung pada

generator yang kemudian mengahasilkan energi listrik.Energi listrik yang

dihasilkan oleh generator tersebut dimanfaatkan untuk memutar motor-motor

listrik.

5.13. Stasiun Limbah

Pada dasarnya pengolahan kelapa sawit merupakan proses untuk

memperoleh minyak dari inti kelapa sawit dangan melalui proses

peleburan/perebusan, penebahan, pelumatan, pemurnian, pengeringan, dan

penimbunan. Setelah pengolahan kelapa sawit selesai maka proses pengolahan

limbah yang menghasilkan produk yang bersifat polutan seperti limbah padat dan

cair yang dapat mencemari lingkungan apabila langsung di buang.

Tabel 5.1. Komposisi Kimiawi Tandan Kosong Kelapa Sawit

Komponen Persentase (%)

Kadarabu 15
Sellulosa 21
Lignin 21
Hemi sellulosa 24

82
Pabrik kelapa sawit standard pada umumnya mengolah 30 Ton TBS/jam

3
sehingga limbah air yang dikeluarkan adalah 20 m /jam. Karakteristik limbah

cair yang dihasilkan PKS setelah mengalami pengutipan minyak pada bak fit dan

deoling pand adalah:

Tabel 5.2. Karakteristik Limbah Cair Mentah PKS

Parameter Satuan Kisaran

Bod Mg/L 20.000-30.000


Cod Mg/L 40.000-60.000
TSS(Total Suspended Saud) Mg/L 15.000-4.0000
TS(Total Soud) Mg/L 30.000-70.000
Minyak dan Lemak Mg/L 5.000-7.000
NH3-N Mg/L 30-40
Suhu ℃ 90-140
PH 4-5

Untuk menghindari atau mencegah kerusakan lingkungan maka telah

ditetapkan keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51/MENLH/10/1995

tanggal 23 0ktober 1995 tentang baku mutu limbah cair industri minyak sawit.

Tabel 5.3.Baku Mutu Limbah Cair Industri Minyak Sawit

Parameter Satuan Kadar Max

Bod Mg/L 250


Cod Mg/L 500
T55 Mg/L 300
Minyak dan Limbah Mg/L 30
NH3-N Mg/L 20
PH 6-9

83
3
Debit Limbah m /Ton 6

BODharus dibedakan dengan COD. BOD (Biological Oxigen Demand)

adalah angka yang menunjukan bahan organik yang terkandung dalam air yang

setara dengan jumlah oksigen yang dibutuhkan mikroba untuk

mengubahnya.Semakin tinggi BOD,semakin bertambah bahaya bahan buangan

tersebut.COD (Chemical Oxigen Demand adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan

untuk mengoksidasi senyawa organik yang terkandung dalam bahan-bahan

buangan selama aktifitas biologis. Besaran COD akan lebih tinggi dari BOD.

Untuk mengendalikan pencemaran maka diperlukan pengolahan terhadap

limbah cair PKS secara biologis, kimia atau fisik.Penanganan limbah cair secara

biologik lebih disukai karena dampak akhirnya terhadap pencemaran lingkungan

minimal.

Degradasi limbah secara biologik merupakan proses yang berlangsung

secara alamiah. Sistem biologik merupakan sistem utama yang digunakan untuk

menangani limbah organik.Sistem ini mungkin menangani limbah cair atau padat,

mungkin aerobik atau fakultatif. Contoh proses penanganan biologik termasuk

kolom oksidasi, lagun aerasi, lagun anaerobik, digester anaerobik, pembuatan

pupuk dan penimbunan lahan.

Sebagian besar sistem pengoprasian oksidasi biologik berada pada kisaran

suhu messafihik yaitu antara 20- 2000 C. Suhu limbah cair yang tinggi akan

meningkatkan aktifitas biologik mikroorganisme yang akan merusak peralatan

sedangkan bila suhunya rendah menyebabkan efisiensi penurunan BOD.

84
Metode pemanfaatan limbah dengan cara land aplication perlu dipikirkan

sebab dapat memecahkan 2 hal sekaligus mengendalikan limbah dan pemanfaatan

nutrisi yang terkandung dalam limbah. Limbah PKS yang telah diolah memiliki

kandungan bahan organik (Terutama N) yang cukup tinggi sehingga dapat

dimanfaatkan sebagai sumber unsur hara. Prinsip land aplication yaitu pengaliran

limbah dan kolam anaerobik ke areal kelapa sawit (Afdeling) melalui pant.

Jumlah aliran dan frekuensi pengaliran diatur sesuai dengan kebutuhan pupuk.

Mutu limbah cair setelah mengalami pengolahan pada kolam anaerobik

yang dapat digunakan pada land aplication adalah sebagai berikut:

Tabel 5.4. Baku Mutu Limbah Cair Untuk Land Aplication

Parameter Satuan Kisaran


BOD Mg/L 3500-5000
Minyak dan Lemak Mg/L 30
PH - 6

Limbah yang telah diolah ini dapat digunakan sebagai sumber air dan

pupuk pada areal tanaman kelapa sawit dan tidak menimbulkan dampak negatif

yang nyata, (Anomireus, 2001).

85
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat disimpulkan dari hasil pembahasan dan

pengamatan yang dilakukan pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) PKS Sei

Mangkei adalah sebagai berikut:

1. Proses pengolahan tandan buah segar (TBS) pada pabrik kelapa sawit

(PKS) adalah merupakan proses pengolahan untuk menghasilkan minyak

kelapa sawit dan Inti kelapa Sawit dengan kualitas dan kuantitas yang

sesuai dengan standart perusahaan.


2. PKS Sei Mangkei mempunyai kapasitas olah sebesar 75 ton/jam ,
Dalam pengolahan kelapa sawit perlu di perhatikan titik losses minyak di

beberapa stasiun penting di pabrik.


3. Dengan kerja sama maka system pengawasan, pengendalian dan

perawatan dapat diterapkan secara terpadu sehingga tujuan pengolahan

dapat tercapai.

4. Faktor buah juga mempengaruhi kualitas maupunk uantitas buah, oleh

sebab itu harus lebih dijalin kembali hubungan yang baik dengan pihak

kebun untuk mengirimkan buah kepabrik sesuai dengan yang kita inginkan

5. prosespengolahan kelapa sawit merupakan matarantai yang berkelanjutan

antara satu staisun dengan stasiun berikutnya ,dan apabila satu rusak maka

86
akan menghambat proses di stasiun berikutnya, dan apabila terjdi

kerusakan maka pengolahan akan berhenti beroprasi.

6.2. Saran

Adapun saran yang dapat di berikan berdasarkan pengamatan di lapangan


dan kesimpulan maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Segala bagian dan tenaga perawatan hendaknya di lakukan pelatihan


secara bersekala guna meningkatkan kemampuan tenaga kerja bagian
perawatan.
2. Sebelum melakukan kegiatan hendaknya para tenaga perawatan
melakukan pengecekan terlebih dahulu pada semua mesin dan peralatan
yang mendukung proses produksi.
3. Dalam melakukan kegiatan perbaikan hendaknya para tenaga kerja
memahami segala prosedur kerja perawatan dan harus diawasi oleh
Kordinator ataupun asisten pengolahan .

4. Perawatan dan pergantian peralatan harus lebih ditingkatkan agar mesin –


mesin dan peralatan harus lebih di tingkatkan agar mesin-mesin dan
peralatan dalam kondisi yang baik dan siap digunakan.

5. Koordinasi antar devisi di dalam pabrik lebih ditingkatkan lagi.

6. Pengoprasian seluruh peralatan dan mesinproduksi sebaiknya di jalankan


sesuai dengan intruksi kerja yang telah di tetapkan .

7. Perlu dilakukan penembahan pencahayaan pada area pabrik

8. System perawatan pada setiap mesin produksi sebaiaknya lebih di


tingkatkan.

87

Anda mungkin juga menyukai