Anda di halaman 1dari 11

MODUL PRAKTIKUM

TEKNIK RADIOGRAFI ABDOMEN DAN ATRESIA ANI

Disusun Untuk Kalangan Sendiri


Pada Kegiatan Praktikum Mata Kuliah Teknik Radiografi – 2

Penyusun :
Pengampu Praktikum : Mega Indah Puspita, S.ST, M.Kes

UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG


FAKULTAS KESEHATAN DAN KETEKNISIAN MEDIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK RONTGEN
SEMARANG
2020
MODUL PRAKTIKUM TEKNIK RADIOGRAFI ABDOMEN

A. Tujuan Instruksi Khusus (TIK)


1. Kompetensi Umum
a. Mahasiswa mampu melaksanakan pemeriksaan radiografi abdomen.

2. Kompetensi Khusus
a. Mahasiswa mampu mempersiapkan dan menggunakan peralatan yang tepat
pada pemeriksaan radiografi abdomen
b. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi pasien dan komunikasi efektif tentang
penjelasan prosedur pemeriksaan
c. Mahasiswa mampu memilih proyeksi yang tepat sesuai degan klinis yang
ditemukan
d. Mahasiswa mampu melakukan proyeksi yang dibutuhkan dalam pemeriksaan
radiografi abdomen
e. Mahasiswa mampu menjelaskan kriteria anatomi dari radiograf abdomen

B. Materi Praktikum Abdomen Polos


o Abdomen polos adalah pemeriksaan radiografi abdomen tanpa menggunakan
media kontras untuk melihat gastrointestinal. Dapat digunakan sebagai
rangkaian pemeriksaan abdomen akut.
o Foto BNO polos adalah pemeriksaan radiografi pada daerah abdomen tanpa
menggunakan media kontras, untuk melihat kelainan-kelainan pada daerah
tersebut khususnya saluran urinaria. Biasanya dilakukan dengan persiapan
khusus sebelum pemeriksaan BNO-IVP dan pemeriksaan laennya khususnya
pada pemeriksaan yang menggunakan mediakontras. Biasa disebut dengan
“FPA” (Foto Polos Abdomen) (Proyeksi AP)
o Proyeksi yang digunakan untuk abdomen Polos adalah AP dan Lateral

C. Materi Praktikum Abdomen Akut


 Abdomen akut merupakan suatu keadaan mendadak salah satu organ
abdomen yang memerlukan tindakan segera. Indikasi klinis spesifik untuk
1
Modul Praktikum Teknik Radiografi Abdomen & Atresia Ani
pemeriksaan abdomen akut diantaranya yaitu ileus atau mechanical ileus,
ascites, perforasi, massa abdominal, dan post-op (Bontrager, 2001).
 Pemeriksaan radiologi abdomen akut memerlukan pemeriksaan yang
biasanya disebut abdomen akut atau abdomen 3 posisi, dimana beberapa
radiograf diambil dengan posisi yang berbeda untuk memperlihatkan air
fluid level atau udara bebas dalam rongga abdomen (Bontrager, 2001).
 Tujuan Pemeriksaan Abdomen Akut:
1. Melihat udara bebas di rongga peritoneum
2. Cairan bebas di rongga peritoneum
3. Tekanan udara dalam usus
4. Permukaan cairan (fluid level) dalam usus
5. Massa intra abdomen
6. Kalsifikasi (benda asing yang opaque)
 Proyeksi yang digunakan AP, LLD dan Setengah duduk

D. Persiapan Foto Abdomen Polos ataupun Abdomen Akut :


a. Abdomen Polos
Tidak ada persiapan khusus hanya melepas benda-benda yang berlogam.
Tujuan : Melihat persiapan pasien, kondisi abdomen, mengetahui faktor
eksposi.
b. Abdomen Akut
1. 24 jam sebelum pemeriksaan, makan makanan rendah serat
2. Malam hari sebelum pemeriksaan, minum dulcolax tablet atau garam
inggris (untuk urus-urus)
3. Puasa makan
4. Tidak boleh banyak berbicara dan merokok, bertujuan untuk mengurangi
gas dalam perut
5. Pagi hari sebelum pemeriksaan, urus-urus dengan dulcolax suppositoria
6. BAK sebelum pemeriksaan

E. Indikasi Pemeriksaan
1. Non Akut Abdomen

2
Modul Praktikum Teknik Radiografi Abdomen & Atresia Ani
 Peritonitis (radang pada peritonium)
 Batu Ginjal
 Tumor
 Gameli (Bayi kembar/sungsang)
 Usus melilit
2. Akut Abdomen
 Ileus (Sumbatan pada colon/usus)
 Perforasi (Kebocoran usus/adanya udara bebas pada rongga abdomen
akibat dari usus yang mengalami kebocoran)
 Ascites (cairan bebas pada abdomen)
 Massa intra abdominal
 Abdominal Surgery (Indikasi yang timbul setelah pasca operasi)
 Strangulasi (usus terbelit/terpelintir)
 Volvulus (Usus menyempit karena tekanan)
 Meteorismus (usus terjadi pengisian/penimpunan gas/udara berlebihan)

F. Proyeksi Pemeriksaan
1. Proyeksi AP
a. Kaset : 30 x 40 cm / 35x43 cm +Grid, membujur
b. PP : Supine
c. PO : MSP di pertengahan meja atau kaset. Tangan disamping tubuh.
Lutut diberi pengganjal. Tidak ada rotasi pelvis, kedua SIAS berjarak
sama terhadap meja. Pertengahan kaset setinggi crista iliaka. Symphisis
pubis harus masuk.
d. CP : Pada pertengahan crista iliaka pada MSP
e. CR : Vertikal tegak lurus kaset.
f. FFD : 100 cm
g. Respirasi : Ekspirasi&tahan nafas. (Diagrafma naik sehingga rongga
abdomen tampak luas)
h. Tujuan : Menampakkan distribusi udara dalam usus dan kemungkinan
adanya distensi(pelebaran usus)

3
Modul Praktikum Teknik Radiografi Abdomen & Atresia Ani
2. Proyeksi Lateral (Kanan/Kiri)
a. Kaset : 30 x 40 cm / 35x43 cm +Grid, membujur
b. PP : Tiduran miring, bagian kanan/kiri menempel kaset. Elbow flexi,
telapak tangan sebagai bantalan kepala. Kedua lutut flexi.
c. PO : Tidak ada rotasi pelvis dan bahu (true lateral). MCP pada
pertengahan meja atau kaset.
d. CP : 2 inch(5 cm) diatas crista iliaka pada MCP
e. CR : Vertikal tegak lurus kaset.
f. FFD : 100 cm
g. Respirasi : Ekspirasi&tahan nafas.
h. Tujuan : Dapat memperlihatkan massa atau calsifikasi intra abdomen

3. Proyeksi Berdiri, Duduk, Setengah Duduk


4
Modul Praktikum Teknik Radiografi Abdomen & Atresia Ani
a. Proyeksi Berdiri
1. Kaset : 35x43 cm +Grid, membujur
2. PP : Berdiri dengan berat badan bertumpu pada kedua kaki. MSP di
pertengahan kaset. Punggung menempel kaset.
3. PO : Tidak ada rotasi pelvis&shoulder. Diafragma masuk. Pada
pasien rata-rata, batas atas kaset setinggi axilla.
4. CP : 2 inch(5 cm) diatas crista iliaka.
5. CR : Horisontal tegak lurus kaset.
6. FFD : 100 cm
7. Respirasi : Ekspirasi&tahan nafas.
8. Tujuan : Memperlihatkan adanya udara bebas didalam ronga
abdomen dibawah diafragma, cairan didalam/diluar usus, cairan di
rongga pelvis/abdomen bawah

b. Proyeksi Duduk/Setengah Duduk


1. Jika pasien tidak dapat berdiri tegak, posisi pasien dapat digantikan
dengan duduk atau setengah duduk.
2. Pengaturan central point hampir sama yaitu 5 cm diatas crista iliaca
atau setinggi L-1/L-2

5
Modul Praktikum Teknik Radiografi Abdomen & Atresia Ani
4.Proyeksi Left Lateral Decubitus (LLD)
a. Kaset : 30 x 40 cm / 35x43 cm +Grid, membujur mengikuti tubuh.
b. PP : Tiduran miring, sisi kiri tubuh menempel meja. Kedua tangan
ditekuk keatas kepala. Kedua kaki ditekuk.
c. PO : Kaset diletakkan dibelakang punggung. Batas proximal kaset
setinggi axilla. Kaset mencakup diafragma. Tidak ada rotasi bahu dan
pelvis.
d. CP : 2 inch(5 cm) diatas crista iliaka pada MSP.
e. CR : Horisontal tegak lurus kaset.
f. FFD : 100 cm
g. Respirasi : Ekspirasi&tahan nafas.
h. Tujuan : Menampakkan udara bebas intraperitoneum pada daerah liver
abdomen atas bagian kanan (right upper abdomen) terpisah dengan
udara gaster
i. Eksposi : Pasien dalam posisi miring, ekposi ditunggu 10-20 menit
tujuan untuk memberikan kesempatan udara bebas agar naik hingga
daerah permukaan atas rongga peritonium.

6
Modul Praktikum Teknik Radiografi Abdomen & Atresia Ani
7
Modul Praktikum Teknik Radiografi Abdomen & Atresia Ani
MODUL PRAKTIKUM TEKNIK RADIOGRAFI ATRESIA ANI

1. Tujuan Instruksi Khusus (TIK)


a.Kompetensi Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan pemeriksaan radiografi atresia ani
b.Kompetensi Khusus
1. Mahasiswa mampu mempersiapkan dan menggunakan peralatan yang tepat pada
pemeriksaan radiografi atresia ani
2. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi pasien dan komunikasi efektif tentang
penjelasan prosedur pemeriksaan
3. Mahasiswa mampu memilih proyeksi yang tepat sesuai degan klinis yang ditemukan
4. Mahasiswa mampu melakukan proyeksi yang dibutuhkan dalam pemeriksaan
radiografi atresia ani
5. Mahasiswa mampu menjelaskan kriteria anatomi dari radiograf atresia ani

G. Materi Praktikum
1. Definisi
Tidak adanya lubang anus dikarenakan faktor bawaan
2. Tanda-tanda pada Bayi
a. Bayi sering muntah dan usus melebar
b. Perut Kembung
c. Tidak ada defekasi mekonium (buang air besar)
d. Terdengar bunyi peristaltik
3. Persiapan Pasien
a. Pasien ganti baju, menghindarkan dari artefak
b. Tidak ada persiapan khusus yang harus dilakukan tetapi untuk
mendapatkan gambaran yang baik maka sebelum dilakukan proyeksi bayi
di letakkan dengan posisi kepala berada di bawah dan kaki berada di atas
selama +/- 5 menit dengan tetap menjaga kenyamanan pasien. Tujuannya
adalah agar udara dalam kolon dapat mencapai rectum bagian distal anal
yang di pasang marker sehingga pada foto daerah antara marker dengan
bayangan udara yang tertinggi dapat diukur.
c. Daerah lubang anus ditempelkan marker penanda

8
Modul Praktikum Teknik Radiografi Abdomen & Atresia Ani
4. Proyeksi Pemeriksaan
a. Proyeksi AP-Wangenstain Rice
o Untuk melihat ada tidaknya atresia ani dan untuk melihat beratnya
distensi atau peregangan usus
 PP: Pasien diposisikan dalam keadaan inverse ( kepala di bawah, kaki di
atas) di depan standart kaset yang telah di siapkan. Kedua tungkai difleksikan
90 terhadap badan untuk menghindari superposisi antara trochanter mayor
dengan ischium. MSP tubuh tegak lurus kaset. Celah anus diberi marker.
 PO : Abdomen bagian distal masuk dalam film. Batas atas kaset pada 1/3
medial femur. Batas bawah kaset procesus xipoideus
 CR : Horisontal tegak lurus kaset.
 CP : Pertengahan garis yang menghubungkan kedua trochanter mayor.
 FFD : 90 cm
 Eksposi : dilakukan pada saat pasien tidak bergerak. Dan 5 menit setelah
bayi dalam keadaan INVERSI (Terbalik) agar udara naik kedaerah distal
rectum.

b. Proyeksi Lateral-Wangenstain Rice


 Untuk melihat ketinggian atresia ani.
 Daerah anus dipasang marker
 PP : Pasien diposisikan dalam keadaan inverse ( kepala di
bawah, kaki di atas) dengan salah satu sisi tubuh bagian kiri atau
kanan menempel kaset. Kedua paha ditekuk semaksimal
mungkin ke arah perut agar bayangan udara pada radiograf tidak
tertutup oleh gambaran paha. MSP (mid sagital plane) tubuh
9
Modul Praktikum Teknik Radiografi Abdomen & Atresia Ani
sejajar terhadap garis pertengahan film, MCP (mid coronal plane)
tubuh diatur tegak lurus terhadap film.
 PO : Abdomen bagian distal masuk dalam film.
 CR : Horisontal tegak lurus kaset.
 CP : Pada trochanter mayor.
 FFD : 90cm
 Eksposi dilakukan pada saat pasien tidak bergerak.

10
Modul Praktikum Teknik Radiografi Abdomen & Atresia Ani

Anda mungkin juga menyukai