PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PENEGAKAN HUKUM
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu:
UNIVERSITAS JEMBER
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Penegakan Hukum.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari beberapa sumber dan pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada beberapa sumber dan
semua pihak yang telah berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki nmakalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Penegakan Hukum ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Tim Penyusun,
Kelompok 6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Stabilitas politik dan keamanan hanya dapat tegak bila aturan hukum berjalan
dengan semestinya. Keragu-raguan dan lemahnya penegakkan hukum akan
membuat negara jatuh pada kondisi ketidakpastian dan instabilitas. Karena itu,
PK Sejahtera bertekad untuk memelopori tegaknya supremasi hukum di
Indonesia, dimana:
“Sebetulnya itu sudah ditindaklanjuti. Itu kan kejadian tahun 2017 dan
dibentuk tim oleh UGM yang intinya sudah ada sanksi pembatalan KKN dan
mengulang KKN. Tim independen di tingkat universitas untuk mencari masalah
dan solusi terbaik yang berkeadilan,” jelas Nizam dalam keterangan tertulis, Rabu
(7/11).
Nizam justru menyayangkan artikel yang dimuat Badan Penerbitan dan Pers
Mahasiswa (BPPM) Balairung berjudul ‘Nalar Pincang UGM Atas Kasus
Perkosaan’. Menurut Nizam tulisan tersebut membuat seolah-olah kampus
melakukan pembiaran atas kasus kekerasan seksual tersebut.
“Itu sudah berjalan, sudah keluar rekomendasi dari tim independen tersebut
dan diimplementasikan, dijalankan. Hanya kok tiba-tiba dari Balairung kemarin
menuliskan kembali judul lama dan itu yang kami sayangkan. Seperti tulisan di
Balairung, saya dikatakan tidak mau ditemui itu sama sekali tidak benar,”
timpalnya.
“Bina mereka masa depan lebih baik semua. Hukuman nilai-nilai keadilan dan
nilai-nilai pendidikan,” tuturnya.
Di sisi lain, soal rencana dari pihak kampus membawa kasus ini ke ranah
hukum, Nizam berpendapat itu memang pilihan terakhir yang harus ditempuh
apabila korban merasa belum mendapatkan keadilan.
Lalu, bagaimana sosok HS selama di kampus? Secara detail Nizam tidak mau
membeberkan identitas pelaku maupun prodi yang ditempuh pelaku. Hanya saja
secara umum HS tidak memiliki masalah secara akademik.
Pada bulan Agustus 2018, HS sebenarnya sudah lulus. Namun, karena
tersandung kasus pelecehan seksual maka wisuda kelulusannya ditunda.
“Dia dari Fakultas Teknik, seharusnya dia sudah bisa lulus Agustus lalu,
karena kasus ini kita pending kita tunda dulu keputusannya,” ceritanya.
“Sejauh ini rekam jejak bagus dan perilaku di kampus selama pengawasan
kami tidak ada masalah. Tapi ya di luar kampus kita enggak tahu ya,” kata Nizam.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan