Anda di halaman 1dari 27

Nama : Ilham perdiansyah

Kelas : 1B

Nim : 20048

Tugas :3

1. Jelaskan tentang mobilisasi & transport lipid dalam darah sehinnga lipdi dapat dijadikan

sebagai sumber energi dan sumber cadangan energi.

Jawab :

Hubungan antara proses biologi dan kimia pada makhluk hidup saling berkaitan erat. Hal

tersebut dapat dilihat, misalnya dari proses pencernaan makanan dalam tubuh yang tidak

lepas dari kedua proses tersebut. Metabolisme kimiawi dalam sistem pencernaan makanan

memiliki peranan penting dalam tiap prosesnya. Reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam

sistem pencernaan dapat membantu pemecahan molekul-molekul makanan menjadi

molekul yang lebih sederhana, sehingga dapat diserap oleh tubuh. Metabolisme merupakan

proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup atau sel, metabolisme

disebut juga reaksi enzimatis karena metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator

enzim. Oleh karena itu, metabolisme lipida/lemak berarti proses pembakaran lipid atau

lemak, ataupun proses penguraian atau perombakan lemak di dalam tubuh (Anonim, 2011).

Ditegaskan oleh Anonim (Hermawaty, 2014) bawa metabolisme lemak merupakan proses

tubuh untuk menghasilkan energi dari asupan lemak setelah masuk menjadi sari-sari
makanan dalam tubuh. dalam memetabolisme lemak menjadi energi kita membutuhkan

bantuan glukosa dari karbohidrat. Proses metabolisme di dalam tubuh baik yang berasal

dari karbohidrat, protein, dan lemak berfungsi untuk menghasilkan energi tubuh untuk

bergerak dan memenuhi kebutuhan energi di dalam sel, karena itu semua

proses metabolisme tersebut, asetil KoA memiliki peranan yang sangat besar dalam

menghasilkan energi. Metabolisme lipid atau lemak dalam tubuh terjadi dalam hati / hepar.

Dilakukan oleh lipase yang terdapat pada getah usus dan getah pankreas, dengan pH

optimum 7,5 – 8. Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid

netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak).

Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada

juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal

(vena porta) menuju hati

Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini. Sebagian besar asam lemak

dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk

besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini

asam lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul

berbentuk gelembung yang disebut kilomikron. Selanjutnya kilomikron ditransportasikan

melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi

darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa. Di
dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi asam-asam

lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk kembali

menjadi simpanan trigliserida. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid,

trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-

sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan

lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan

dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty acid/FFA). Jika sumber energi dari

karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami esterifikasi yaitu membentuk

ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika

sewaktu-waktu tidak tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak

dioksidasi. Selanjutnya sebagaimana asetil Koadari hasil metabolisme karbohidrat dan

protein, asetil KoA dari jalur ini pun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga

dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat

mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai

trigliserida. Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami

kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis

membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi

menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksibutirat dan aseton). Proses ini

dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan

asam basa yang dinamakan asidosis metabolic (Anonim, 2011). Seperti halnya karbohidrat

dan protein, lipida atau yang lebih sering disebut lemak juga merupakan sumber energi

dalam proses metabolime yang terjadi di dalam tubuh (Gambar 11). Besarnya energi yang
dihasilkan setiap gram lemak adalah lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh 1 gram

karbohidrat atau 1 gram protein. 1gram lemak menghasilkan 9 kal, sedangkan karbohidrat

atau protein hanya menghasilkan 4 kal/gram. Dalam bentuk trigliserida, lemak disintesis

menjadi asam lemak dan gliserol yang masuk kedalam proses metabolisme energi. Pada

prosesnya, gliserol dan asam lemak memerlukan glukosa untuk memasuki siklus krebs atau

biasanya dikenal dengan TCA, dengan memasuki siklus ini gliserol dan asam lemak dapat

diubah menjadi energi. Asam lemak hasil sintesis lemak hanya terdiri dari pecahan 2-

karbon, karena itu sel tubuh tidak dapat membentuk glukosa dari asam lemak, begitupun

dengan gliserol, karena gliserol hanya merupakan 5% dari lemak. Dengan demikian, sel

tubuh tidak

dapat membentuk glukosa dari lemak. karena tubuh tidak dapat membentuk glukosa dari

lemak maka organ tubuh tertentu seperti sistem saraf tidak dapat mendapat energi dari

lemak, dan karena hal itu pula proses pembakaran lemak tubuh membutuhkan proses yang

panjang, salah satunya harus membutuhkan bantuan glukosa, berikut ini adalah gambaran

proses metabolisme lemak menjadi energy (Hermawaty)


2. Proses pemakaian asam lemak sebagai bahan bakar berlangsung melalui 3 tahap, yaitu

melaui tahapan Mobilisasi triasilgliserol, Aktivasi dan transportasi asam lemak dan

Pemecahan asam lemak menjadi asetil koA (β-oksidasi)

Jelaskan ketiga tahapan proses tersebut

Jawab:

Di dalam sel otot, asam lemak bebas diubah menjadi a thioester dari sebuah molekul
yang disebutkoenzim A , atau CoA. (Tioester adalah senyawa di
mana oksigen penghubung dalam ester digantikan oleh atom belerang .) Oksidasi asam lemak-
CoA tioester sebenarnya terjadi dalam badan vesikuler terpisah yang
disebutmitokondria . Sebagian besar sel mengandung banyak mitokondria, masing-masing kira-
kira seukuran bakteri, dengan diameter mulai dari 0,5 hingga 10 m (mikrometer; 1 m =
sepersejuta meter); ukuran dan bentuknya berbeda-beda bergantung pada jenis sel tempat
terjadinya. Mitokondria dikelilingi oleh sistem membran ganda yang melingkupi ruang interior
fluida yang disebut matriks. Dalam matriks ditemukan enzim yang mengubah asam lemak-CoA
tioester menjadi CO 2 dan air (produk limbah kimia dari oksidasi) dan juga adenosin
trifosfat (ATP), mata uang energi sistem kehidupan. Prosesnya terdiri dari empat langkah
berurutan.Langkah pertama adalah pengangkutan asam lemak melintasi bagian terdalam dari
dua membran mitokondria konsentris. Membran luar sangat berpori sehingga tioester CoA
dengan bebas menembusnya. Membran dalam yang tidak tembus adalah materi yang
berbeda; di sini rantai asam lemak diangkut dengan cara berikut. Di sisi sitoplasma
membran, enzim mengkatalisis transfer asam lemak dari CoA ke molekulkarnitin ,
asam amino hidroksi . Ester karnitin diangkut melintasi membran oleh protein transferase yang
terletak di membran, dan di sisi matriks, enzim kedua mengkatalisis transfer asam lemak dari
karnitin kembali ke CoA. Karnitin yang dibentuk kembali oleh hilangnya asam lemak yang
melekat dipindahkan kembali ke sisi sitoplasma dari membran mitokondria untuk digunakan
kembali. Dengan demikian, transfer asam lemak dari sitoplasma ke matriks mitokondria terjadi
tanpa transfer CoA itu sendiri dari satu kompartemen ke kompartemen lainnya. Tidak ada
energi yang dihasilkan atau dikonsumsi dalam proses transpor ini, meskipun energi diperlukan
untuk pembentukan awal tioester asam lemak-CoA di sitoplasma. X
Langkah kedua adalah oksidasi asam lemak menjadi satu set fragmen dua karbon asetat dengan
keterkaitan tioester dengan CoA. Rangkaian reaksi ini dikenal sebagaiβ-oksidasi, terjadi dalam
matriks mitokondria. Karena kebanyakan asam lemak biologis memiliki jumlah karbon yang
genap, jumlah tersebutfragmen asetil-KoA yang berasal dari asam lemak spesifik sama dengan
satu-setengah jumlah karbon dalam rantai asil. Misalnya, asam palmitat (C 16 ) menghasilkan
delapan tioester asetil-KoA. Dalam kasus asam lemak tidak bercabang langka dengan jumlah
karbon ganjil, terbentuk satu tiga karbon CoA ester serta dua karbon asetil-CoA
tioester. Jadi, asam C 17 menghasilkan tujuh asetil dan satu tioester CoA tiga karbon. Energi
dalam langkah oksidasi berturut-turut disimpan oleh reduksi kimiawi (kebalikan dari oksidasi)
molekul yang selanjutnya dapat digunakan untuk membentukATP . ATP adalah bahan bakar
umum yang digunakan di semua mesin sel (misalnya, otot, saraf, sistem transpor membran, dan
sistem biosintetik untuk pembentukan molekul kompleks seperti DNA dan protein). X
Residu dua karbon dari asetil-KoA dioksidasi menjadi CO 2 dan air, dengan kekekalan energi
kimia dalam bentukFADH 2 dan NADH dan sejumlah kecil ATP. Proses ini dilakukan dalam
rangkaian sembilan reaksi yang dikatalisasi secara enzimatis dalam ruang matriks
mitokondria. Reaksi membentuk siklus tertutup, sering disebut asam sitrat , asam
trikarboksilat , atau siklus Krebs (menurut penemunya, Nobelist Sir Hans Krebs ).X
Tahap terakhir adalah konversi energi kimia dalam NADH dan FADH 2 yang terbentuk pada tahap
kedua dan ketiga menjadi ATP melalui proses yang dikenal sebagaifosforilasi oksidatif . Semua
enzim yang berpartisipasi terletak di dalam membran dalam mitokondria — kecuali satu, yang
terperangkap di ruang antara membran dalam dan luar. Agar proses menghasilkan ATP,
membran bagian dalam harus kedap terhadap ion hidrogen (H + ). Dalam proses fosforilasi
oksidatif, molekul NADH dan FADH 2 mengalami serangkaian reaksi reduksi oksidasi
terkait. NADH dan FADH 2 kaya akan elektron dan menyerahkan elektron ini ke anggota
pertama rantai reaksi. Elektron kemudian menurunkan rangkaian reaksi oksidasi-reduksi dan
pada reaksi terakhir mereduksi molekul oksigen (O 2 ) menjadi air (H 2HAI). Bagian dari
fosforilasi oksidatif ini disebuttranspor elektron .X
Energi kimia yang tersedia dalam reaksi transfer elektron ini disimpan dengan memompa
H + melintasi membran dalam mitokondria dari matriks ke sitoplasma. Pada dasarnya baterai
listrik dibuat, dengan sitoplasma bertindak sebagai kutub positif dan matriks mitokondria
sebagai kutub negatif. Efek bersih transpor elektron dengan demikian mengubah energi kimiawi
oksidasi menjadi energi listrik "baterai" transmembran. Energi yang disimpan dalam baterai ini
pada gilirannya digunakan untuk menghasilkan ATP dari adenosin difosfat (ADP)
dan fosfat anorganik melalui aksi enzim kompleks yang disebut ATP sintase, juga terletak di
membran mitokondria bagian dalam. Peter Mitchell menerima Hadiah Nobel for Chemistry in
1978 for his discovery of the conversion of electron transport energy into a transmembrane
battery and the use of this battery to generate ATP. It is interesting that a similar process forms
the basis of photosynthesis—the mechanism by which green plants convert light energy from
the Sun into carbohydrates and fats, the basic foods of both plants and animals. Many of the
molecular details of the oxidative phosphorylation system are now known, but there is still
much to learn about it and the equally complex process of photosynthesis.Oksidasi β juga
terjadi pada tingkat kecil dalam organel subseluler kecil yang disebut peroksisom pada hewan
dan glioksisom pada tumbuhan. Dalam kasus ini, asam lemak dioksidasi menjadi CO 2 dan air,
tetapi energinya dilepaskan sebagai panas. Rincian biokimia dan fungsi fisiologis organel ini
tidak dipahami dengan baik.X
Pengaturan oksidasi asam lemak
The rate of utilization of acetyl-CoA, the product of β-oxidation, and the availability of free fatty
acids are the determining factors that control fatty acid oxidation. The concentrations of free
fatty acids in the blood are hormone-regulated, with glucagon stimulating and
insulin inhibiting fatty acid release from adipose tissue. The utilization in muscle of acetyl-CoA
depends upon the activity of the citric acid cycle and oxidative phosphorylation—whose rates in
turn reflect the demand for ATP.Di hati, metabolisme asam lemak bebas mencerminkan
keadaan metabolisme hewan. Pada hewan yang diberi makan dengan baik, hati mengubah
kelebihan karbohidrat menjadi asam lemak, sedangkan pada hewan yang berpuasa oksidasi
asam lemak adalah aktivitas utama, bersamaan dengan pembentukan keton. Meskipun
rinciannya tidak sepenuhnya dipahami, jelas bahwa di hati metabolisme asam lemak terkait
erat dengan sintesis asam lemak sehingga siklus tertutup yang sia-sia dari sintesis asam lemak
dan metabolisme kembali ke asetil-KoA dicegah. X

3. Jelaskan tentang metabolisme kolesterol !

Jawab :

Kolesterol diabsorpsi di usus dan ditransport dalam bentuk kilomikron

menuju hati, kolesterol dibawa oleh VLDL untuk membentuk LDL melalui perantara

IDL. LDL akan membawa kolesterol ke seluruh jaringan perifer sesuai dengan

kebutuhan. Sisa kolesterol di perifer akan berikatan dengan HDL dan dibawa kembali

ke hati agar tidak terjadi penumpukan di jaringan. Kolesterol yang ada di hati

diekskresikan menjadi asam empedu yang sebagian dikeluarkan melalui feses,

sebagian asam empedu diabsorpsi oleh usus melalui vena porta hepatik yang disebut

dengan siklus enterohepatik (Murray, 2009).

Biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi 5 tahap, yaitu: (a) Sintesis mevalonat dari asetil-

CoA. (b) Unit isoprenoid dibentuk dari mevalonat melalui pelepasan CO2. (c) Enam unit

isoprenoid mengadakan kondensasi untuk membentuk senyawa antara skualen.( d) Skualen

mengalami siklisasi untuk menghasilkan senyawa steroid induk, yaitu lanosterol. (e)

Kolesterol dibentuk dari lanosterol setelah melewati beberapa tahap lebih lanjut termasuk

pelepasan tiga gugus metil (Murray, 2009).Prekusor yang digunakan oleh hati untu

mensintesis kolesterol adalah asetil Koenzim-A (asetil KoA) yang merupakan hasil
metabolisme karbohidrat atau lemak. Biosintesis kolesterol terbagi menjadi empat tahap.

Tahap pertama melibatkan perubahan asetil CoA menjadi 3-hidroksi-3- metilglutaril-CoA

(HMG-CoA) yang dikatalisis oleh enzim HMG-CoA sintase, kemudian dilanjutkan sintesis

HMG-CoA menjadi Mevalonat akan diubah menjadi molekul dasar isoporen yaitu

isopentenyl pyrophospat (IPP), bersamaan dengan hilangnya CO2. Tahapan ketiga adalah

terjadinya proses polimerisasi enam molekul isoprenoid untuk membentuk molekul

skualen. Tahap paling akhir adalah proses terbentuknya inti steril dari skualen yang

kemudian akan diubah menjadi kolesterol (Koolman, 2005).

Tahap I: Pembentukan MevalonatPada tahap ini, terjadi pembentukan senyawa dengan 6

atom C dari senyawa dengan 2 atom C. Sebagian reaksinya sama dengan reaksi pembetukan

senyawa keton, di mana 2 molekul asetil-KoA berkondensasi membentuk asetoasctil-KoA,

yang diikuti oleh sekali lagi pengikatan asetil-KoA, membentuk E-hidrokst beta-

metil glutaril-KoA (HMG-KoA). Hanya saja di sini reaksinya terjadi di dalam mitokondria.

Jadi, ada 2 “pool” HMG-KoA dalam tubuh. Satu pool terdapat dalam niitokondria,

dipergunakan untuk pem bentukan keton, dan pool yang lain pada sito sol. untuksintesis

kolesterol. Berlainan dengan sintesis senyawa keton, pada sintesis mevalo nat HMG-KoA,

selanjutnya mengalami reduksi oleh NADPH (Murry,K., 2002).


Enzim HMG-KoA reduktase yang diperlukan untuk pembentukan mevalonat ini merupakan

”rate limiting enzyme” yang mengendalikan keseluruhan sintesis kolesterol. HMG-

KoAreduktase di hati dihambat oleh kolesterol yang berasal dari makanan. SedangkanHMG-

KoA reduktase di jaringan ekstrahepatik (kecuali usus) dihambat oleh kolesterol yang

berasal dari partikel LDL. Sintesis kolesterol di usus dihambat oleh asam-asam empedu-

empedu (Murry,K., 2002).Selain oleh kolesterol sendiri, aktivitas HMG-KoA reduktase


dipengaruhi juga oleh beberapa hormon. Insulin dan hormon tiroid meningkatkan

aktivitasnya, sedangkan glukokortikoid menurunkan aktivitas HMG-KoA reduktase (Murray,

K., 2002).Tahap II : Pembentukan squalen dan mevalonat Di sini terjadi pembentukan suatu

senyawa dengan 30 atom C dari senyawa dengan 5 atom C (unit-unit isoprenoid) yang

berasal dari senyawa dengan 6 atom C yang mengalami dekarboksilasi.Mevalonat

mengalami 3X phosporilasi dengan ATP membentuk mevalonat 3-phospo 5-pirophospat.

Senyawa ini

sangat labil dan segera mengalami karboksilasi dengan kehilangan l-gugus phospat,

membentuk unit-unit isoprenoid piroptiospat dan isomernya, dimetil

alilpiraphospat.Dimetilalil pirophospat mengalami 2X penambahan isopentenil

pirohphospat membentuk farnesil pirophospat (15 atom C) Kemudian 2 molekul farnesil

pirophospat berkondensasi, dengan kehilangan gugus phospat dan mengalami reduksi

dengan NADPH membentuk squalene.Sebagian dari dimetilalil pirophospat. melalui trans

metilglukonat shunt membentuk kembali HMG-KoA, sehingga mengurangi pembentukan

kolesterol. Ini merupakan suatu cara lain pengendalian sintesis kolesterol, agar tidak

dibentuk berlebih.tahap III : Pembentukan kolesterol dari squalen (3.22).Squalene, suatu

senyawa yang rnempunyai 30 atom C dengan bentuk rantai terbuka, serta akhirnya akan

membentuk kolesterol, yang merupakan senyawa dengan 27 atom C dengan bentuk rantai

tertutup. Untuk itu, squalen mengalami siklisasi (penutupan rantai) dan hidroksilasi

membentuk lanosterol, yang selanjutnya kehilangan 3 gugus metil dan mengalami reduksi

salah satu ikatan.rangkapnya oleh NADH dan terjadi perpindahan ikatan rangkap ke rantai

lain membentuk kolesterol.Rangkaian reaksi sejak squalen berlangsung dengan senyawa-


senyawa yang terlibat berikatan dengan ”sterol carrier protein” untuk memungkinkan

senyawa-senyawa tersebut larut dalam sitosol.


4. Metabolisme asam lemak melalui tahapan 3 tahapan berikut :

a. Aktivasi asam lemak,

Jawab:

Asam lemak yang berada dalam sitoplasma terlebih dahulu harus diaktifkan (sebagai

asil-KoA) dengan jalan mereaksikannya Koenzim A, dengan bantuan katalisis enzim

tiokinase Pirophospat yang terbentuk pada reaksi ini, selanjutnya dihidrolisis menjadi

phospat anorganik. Hal ini menyebabkan keseimbangan reaksi mengarah pada

terbentuknya asil-KoA (Murray,K., 2002).Aktivitas asam lemak tersebut bukanlah suatu

proses yang khas untuk oksidasi-saja. Pembentukan asil-KoA dengan dikatalisis

enzim tiokinase ini diperlukan pada semua reaksi biokimiawi yang menggunakan asam

lemak, seperti pada sintesis TG dan pemanjangan rantai. Di dalam sel terdapat

bermacam-macam tiokinase yang bekerja spesifi k pada asam-asam lemak dengan

panjang rantai yang berbeda ( Murry,K., 2002).Proses aktivasi asam lemak terjadi pada

mikrosom dan permukaan luar mitokondria. Asil-KoA rantai panjang yang terbentuk

tidak dapat, menembus membran dalam mitokondria, sehingga harus ada mekanisme

untuk memindahkan asil-KoA dari luar, masuk kematrix mitokondria, tempat terjadinya

tahap selanjutnya dari oksidasi-E (Murry,K., 2002).Pemindahan asil-KoA ini dilakukan

oleh sistem transporter carnitin, yang terdiri atas enzim-enzim karnitin asil transferase I,

kamitin asil transferase II dan karnitin asilkarnitin translokase Mula-mula asil-KoA rantai
panjang bereaksi dengan karnitin, membentuk asil karnitin. Reaksi dikatalisis ole karnitin

asil transferase 1 yang terdapat pada permukaan luar membran dalam mitokondria.

Koenzim A yang terlepas dapat digunakan untuk aktivasi asam lemak yang lain Asil-

karnitin yang terbentuk, berlainan dengan KoA semula, dapat menembus membran

dalam mitokondria dengan bantuan enzim translokase yang terdapat pada membran

mitikondria (Artemis,P.simopoulus.,et.al., 2002).Sesampainya pada permukaan dalam

membran mitokondria, asil karnitin dengan katalisis asil tranferase II, bereaksi dengan

KoA. Dengan demikian, asil-KoA berpindah ke dalam matrik mitokondria. Karnitin

yangdibebaskan berpindah kembali kepermukaan luar membran dalam, juga dengan

bantuan enzim translokase Karnitin asil tranterase I adalah ”rate limiting enzyme”

pada proses oksidasi beta, yang mengendalikan keseluruhan rangkaian reaksinya

(Artemis,P. Simopoulus.,et.al., 2002). Selanjutnya, pada matrik mitokondria ini terjadi

dehidrogenasi pada atom C-D dan C-D asil-KoA (masing-masing kehilangan 1 atom H)

membentuk ǻ2 unsaturated asil-KoA. Enzim yang mengkatalisis reaksi ini mengandung

FAD sebagai gugus prostetik, yang menangkap 2 atom H yang dibebaskan dan

melanjutkannya ke rantai respirasi, menghasilkan energi. ǻ2 unsaturated asil-KoA yang

terjadi selanjutnya mengalami hidratasi, membentuk L(+) E-hidroksi asil KoA. Berikutnya

terjadinya 2 dehidrogenasi lagi pada atom C-P membentuk keto asil-KoA. Reaksi ini

dikatalisis oleh enzim yang mengumumkan NAD sebagai koenzim, yang bertindak

sebagai akseptor hidrogen yang dilepaskan, yang melanjutkannya kerantai resperasi

(Artemis, P. Simopoulus.,et.al., 2002).Akhirnya, terjadi reaksi 3 pembelahan tiolitik

(pembelahan molekul yang disertai masuknya gugus sulfhidril-gugus sulfhidril,


di sini adalah bagian dari KoA) pada molekul keto asil-KoA. Reaksi ini memerlukan KoA

Pembelahan terjadi pada ikatan antara atom C-a dan C-P, menghasilkan 1 molekul

asetil-KoA dan I molekul asil-KoA yang terbentuk ini dapat masuk kembali kerangkaian

reaksi pada tahap dehidrogenasi yang pertama dst. Siklus ini berlanjut sampai akhirnya

asil-KoA semula habis dipecah menjadi molekul-molekul asetil-KoA. Asam lemak dengan

jumlah atom C ganjil akan mengalami reaksi yang sama

sampaiakhirnyaterbentukpropionil-KoA.Asetil-KoA yang terbentuk akan mengalami

oksidasi lebih lanjut dalam siklus TCA, menjadi CO2 dan H2O. Pada keadaan-keadaan

tersebut tidak semua asetil-KoA yang terbentuk pada oksidasi-E ini diteruskan ke siklus

TCA. Sebagian dapat disintesis menjadi senyawa keton (Ketogenesis) (Murray, K., 2002).

Reaksi oksidasi-E di bawah menghasilkan energi sebesar:Kita misalkan asam palmitat

(C15H31COOH). Senyawa ini adalah asam lemak tak jenuh dengan rantai 16 atom C (16:

0). Oksidasi lengkap asam lemak ini pada rangkaian reaksi oksidasi beta memerlukan 7

siklus reaksi dan menghasilkan 8 molekul asetil-KoA; Untuk tiap siklus dihasilkan 5

molekul ATP (2 mol dari oksidasi FADH2 dan 3 mol dari oksidasi NADH + H’ oleh rantai

respirasi), sehingga 7 siklus di bawah akan menghasilkan 12 mol ATP. Dengan demikian,

bila seluruh molekul asetil-KoA terbentuk dioksidasi dalam siklus TCA, akan terbentuk 96

mol ATP. Keseluruhannya pada oksidasi asam palmitat menjadi CO2dan H2O (oksidasi-E

+ oksidasi dalam siklus TCA) menghasilkan 35 + 96 = 131 mol ATP. (=131 energi ikatan

tinggi) Akan tetapi, aktivasi mula-mula membutuhkan 2 ikatan berenergi tinggi (1mol

ATP yang diubah menjadi 1 mol AMP). Jadi, netto dihasilkan 131 - 2 = 129 ikatan

berenergi tinggi (setara dengan 129 mol ATP yang terbentuk ADP). Tiap ikatan berenergi
tinggi setara dengan 7,6 kilo kalori sehingga netto dihasilkan 129 X 7,6 = 980 kilo kalori.

Percobaan oksidasi 1 molekul asam palmitat dalam kalorimeter menghasilkan 2340

kilokalori (Murray, K., 2002).Pengendalian pada reaksi oksidasi-E yang dikatalisis Karnitin

asil-transferase (rate limiting enzyme), aktivitasnya dihambat olch malonil-KoA. Dengan

demikian, pada keadaan-keadaan di mana terjadi lipogenesis yang aktif, maka kadar

malonil-KoA akan tinggi, oksidasi asam lemak terhambat. Sebalikmya, bilalipogenesis

terhambat (oleh asil-KoA,), oksidasi-E berjalan.

b. Transport asil lemak koA (Fatty Acyl CoA)

Jawab:

Asam lemak yang berada dalam sitoplasma terlebih dahulu harus diaktifkan (sebagai

asil-KoA) dengan jalan mereaksikannya Koenzim A, dengan bantuan katalisis enzim

tiokinase Pirophospat yang terbentuk pada reaksi ini, selanjutnya dihidrolisis menjadi

phospat anorganik. Hal ini menyebabkan keseimbangan reaksi mengarah pada

terbentuknya asil-KoA (Murray,K., 2002).Aktivitas asam lemak tersebut bukanlah suatu

proses yang khas untuk oksidasi-saja. Pembentukan asil-KoA dengan dikatalisis

enzim tiokinase ini diperlukan pada semua reaksi biokimiawi yang menggunakan asam

lemak, seperti pada sintesis TG dan pemanjangan rantai. Di dalam sel terdapat

bermacam-macam tiokinase yang bekerja spesifi k pada asam-asam lemak dengan


panjang rantai yang berbeda ( Murry,K., 2002).Proses aktivasi asam lemak terjadi pada

mikrosom dan permukaan luar mitokondria. Asil-KoA rantai panjang yang terbentuk

tidak dapat, menembus membran dalam mitokondria, sehingga harus ada mekanisme

untuk memindahkan asil-KoA dari luar, masuk kematrix mitokondria, tempat terjadinya

tahap selanjutnya dari oksidasi-E (Murry,K., 2002).Pemindahan asil-KoA ini dilakukan

oleh sistem transporter carnitin, yang terdiri atas enzim-enzim karnitin asil transferase I,

kamitin asil transferase II dan karnitin asilkarnitin translokase Mula-mula asil-KoA rantai

panjang bereaksi dengan karnitin, membentuk asil karnitin. Reaksi dikatalisis ole karnitin

asil transferase 1 yang terdapat pada permukaan luar membran dalam mitokondria.

Koenzim A yang terlepas dapat digunakan untuk aktivasi asam lemak yang lain Asil-

karnitin yang terbentuk, berlainan dengan KoA semula, dapat menembus membran

dalam mitokondria dengan bantuan enzim translokase yang terdapat pada membran

mitikondria (Artemis,P.simopoulus.,et.al., 2002).Sesampainya pada permukaan dalam

membran mitokondria, asil karnitin dengan katalisis asil tranferase II, bereaksi dengan

KoA. Dengan demikian, asil-KoA berpindah ke dalam matrik mitokondria. Karnitin

yangdibebaskan berpindah kembali kepermukaan luar membran dalam, juga dengan

bantuan enzim translokase Karnitin asil tranterase I adalah ”rate limiting enzyme”

pada proses oksidasi beta, yang mengendalikan keseluruhan rangkaian reaksinya

(Artemis,P. Simopoulus.,et.al., 2002). Selanjutnya, pada matrik mitokondria ini terjadi

dehidrogenasi pada atom C-D dan C-D asil-KoA (masing-masing kehilangan 1 atom H)

membentuk ǻ2 unsaturated asil-KoA. Enzim yang mengkatalisis reaksi ini mengandung

FAD sebagai gugus prostetik, yang menangkap 2 atom H yang dibebaskan dan
melanjutkannya ke rantai respirasi, menghasilkan energi. ǻ2 unsaturated asil-KoA yang

terjadi selanjutnya mengalami hidratasi, membentuk L(+) E-hidroksi asil KoA. Berikutnya

terjadinya 2 dehidrogenasi lagi pada atom C-P membentuk keto asil-KoA. Reaksi ini

dikatalisis oleh enzim yang mengumumkan NAD sebagai koenzim, yang bertindak

sebagai akseptor hidrogen yang dilepaskan, yang melanjutkannya kerantai resperasi

(Artemis, P. Simopoulus.,et.al., 2002).Akhirnya, terjadi reaksi 3 pembelahan tiolitik

(pembelahan molekul yang disertai masuknya gugus sulfhidril-gugus sulfhidril,

di sini adalah bagian dari KoA) pada molekul keto asil-KoA. Reaksi ini memerlukan KoA

Pembelahan terjadi pada ikatan antara atom C-a dan C-P, menghasilkan 1 molekul

asetil-KoA dan I molekul asil-KoA yang terbentuk ini dapat masuk kembali kerangkaian

reaksi pada tahap dehidrogenasi yang pertama dst. Siklus ini berlanjut sampai akhirnya

asil-KoA semula habis dipecah menjadi molekul-molekul asetil-KoA. Asam lemak dengan

jumlah atom C ganjil akan mengalami reaksi yang sama

sampaiakhirnyaterbentukpropionil-KoA.Asetil-KoA yang terbentuk akan mengalami

oksidasi lebih lanjut dalam siklus TCA, menjadi CO2 dan H2O. Pada keadaan-keadaan

tersebut tidak semua asetil-KoA yang terbentuk pada oksidasi-E ini diteruskan ke siklus

TCA. Sebagian dapat disintesis menjadi senyawa keton (Ketogenesis) (Murray, K., 2002).

Reaksi oksidasi-E di bawah menghasilkan energi sebesar:Kita misalkan asam palmitat

(C15H31COOH). Senyawa ini adalah asam lemak tak jenuh dengan rantai 16 atom C (16:

0). Oksidasi lengkap asam lemak ini pada rangkaian reaksi oksidasi beta memerlukan 7

siklus reaksi dan menghasilkan 8 molekul asetil-KoA; Untuk tiap siklus dihasilkan 5

molekul ATP (2 mol dari oksidasi FADH2 dan 3 mol dari oksidasi NADH + H’ oleh rantai
respirasi), sehingga 7 siklus di bawah akan menghasilkan 12 mol ATP. Dengan demikian,

bila seluruh molekul asetil-KoA terbentuk dioksidasi dalam siklus TCA, akan terbentuk 96

mol ATP. Keseluruhannya pada oksidasi asam palmitat menjadi CO2dan H2O (oksidasi-E

+ oksidasi dalam siklus TCA) menghasilkan 35 + 96 = 131 mol ATP. (=131 energi ikatan

tinggi) Akan tetapi, aktivasi mula-mula membutuhkan 2 ikatan berenergi tinggi (1mol

ATP yang diubah menjadi 1 mol AMP). Jadi, netto dihasilkan 131 - 2 = 129 ikatan

berenergi tinggi (setara dengan 129 mol ATP yang terbentuk ADP). Tiap ikatan berenergi

tinggi setara dengan 7,6 kilo kalori sehingga netto dihasilkan 129 X 7,6 = 980 kilo kalori.

Percobaan oksidasi 1 molekul asam palmitat dalam kalorimeter menghasilkan 2340

kilokalori (Murray, K., 2002).Pengendalian pada reaksi oksidasi-E yang dikatalisis Karnitin

asil-transferase (rate limiting enzyme), aktivitasnya dihambat olch malonil-KoA. Dengan

demikian, pada keadaan-keadaan di mana terjadi lipogenesis yang aktif, maka kadar

malonil-KoA akan tinggi, oksidasi asam lemak terhambat. Sebalikmya, bilalipogenesis

terhambat (oleh asil-KoA,), oksidasi-E berjalan.


5. Jelaskan tentang proses degradasi asam lemak tak jenuh

Jawab:

Dalam tubuh, asam lemak jenuh, selain diperoleh dari makanan, juga dapat disintesis dari

asam lemak jenuh. Proses dikatalisis oleh serangkaian enzim yang dikenal sebagai sistem

desaturasi asam lemak, yang terdapat pada mikrosom. Ikatan rangkap yang pertama selalu

terbentuk di antara atom C-9 dan atom C-10. Pada mammalia sistem enzim desaturasi

hanya bekerja pada asam-asam lemak dengan 16 atau atom C. Asam lemak monoenoat (=

monounsaturated: asam lemak dengan 1 ikatan rangkap) tersebut selanjutnya dapat pula

disintesis, dengan sistem enzim yang sama, menjadi asam lemak polienoat, dengan

penambahan satu atau beberapa ikatan rangkap lagi. Ikatan rangkap kedua dan seterusnya

tersebut, pada hewan selain terbentuk kearahgugus karboksil, dengan jarak 3 atom C dari

ikatan rangkap yang sebelumnya (pada tumbuh-tumbuhan, penambahan ikatan rangkap

dapat terjadi karah gugus karboksil maupun kearah atom C-Ȧ). Akibatnya, selalu terbentuk

asam polienoat dengan pola sbb: CH3.......- C = C - C – C = C -..... COOH. Ikatan rangkap yang

terbentuk juga selalu dalam konfi gurasi cis (Glenn,G., 2004).Dengan kombinasi antara

proses desaturasi dan pemanjangan rantai dapat terbentuk berbagai asam polienoat

dengan panjang rantai yang berbeda-beda. Contoh: sistem nomeklatur (pemberian nama

asaasam lemak. Asam-asam lemak dari suatu seri pada desaturasi dan pemanjangan rantai

selalu menghasilkan asam-asam lemak dari seri yang sama. Sebaliknya, asam-asam lemak

dari seri yang satu tidak dapat berubah menjadi asarn-asam lemak dari seri yang lain

(Murry,K., 2002).Karena mammalia hanya dapat mensintesis asam lemak jenuh dengan
jumlah atom C > 16, dan karena ikatan-ikatan rangkap berikutnya selalu terbentuk ke arah

gugus karboksil, maka mammalia tidak dapat mensintesis asam-asam lemak.

6. Jelas entang sintesis dan degradasi badan keton selama orang berpuasa / pada

penderita diabetes

Jawab:

keadaan mobilisasi asam lemak adalah bila dalam keadaan puasa (kelaparan), kadar

glukosa darah menurun, hal ini menyebabkan berkurangnya sekresi insulin oleh

pangkreas. Sebaliknya, sekresi glukagon meningkat. Berkurangnya kadar glukosa dan

insulin dalam darah mengakibatnya turunnya jumlah glukosa yang masuk ke dalam

adiposit, hingga menurunkan pembentukkan gliserol-3-phospat (Murray, K., 2002).

Rendahnya jumlah gliserol-3-phospat dan insulin dalam adiposit menyebabkan

berkurangnya esterifi kasi. Kadar insulin yang rendah tersebut juga menyebabkan

berkurangnya hambatan terhadap aktivitas hormon-sensitivelipase, mengakibatkan

meningkatnya lipolisis. Kadar glukagon yang tinggi pada keadaan

ini juga meningkatkan lipolisis, karena memacu aktivasi hormon-sensitive-lipase. Semua

hal di atas akhirnya mengakibatkan meningkatnya asam lemak bebas dalam adiposit,

yang kemudian dimobilisasi kesirkulasi (Murry, K., 2002). Asam-asam lemak yang

bertambah dalam darah tersebut diangkut sebagai komplek asam lemak-albumin dan

diambil oleh hati maupun jaringan-jaringan ekstrahepatik (misalnya otot). Asam


lemak yang masuk ke hati dan jaringan-jaringan ekstrahepatik tersebut sangat

mempengaruhi metabolisme jaringan-jaringan yang bersangkutan (lihat: ketosis,

hubungan antara metabolisme lipida, metabolisme karbohidrat dan metabolisme

protein). Dengan demikian, metabolisme jaringan lemak secara langsung mempengaruhi

metabolisme jaringan-jaringan tubuh yang lain. Semua faktor yang mempengaruhi

keseimbangan antara proses esterifi kasi dengan proses lipolisis, akan mempengaruhi

pula kadar asam lemak dalam darah yang pada akhirnya akan mempengaruhi

metabolisme jaringan-jaringan lemak (Gunstone, F.D Harwood, 2002).Esterifi kasi

dipengaruhi oleh glukosa dan insulin: dengan jalan pemberian glukosa akan merangsang

sekresi insulin oleh pankreas. Insulin disekresi ini selanjutnya memacu masuknya

glukosa ke dalam jaringan lemak. Di dalam jaringan lemak glukosa yang masuk, selelah

diubah menjadi glukosa-6-phospal, dapat mengalami glikolisis dan diikuti oleh oksidasi

dalam siklus TCA, Atau mengalami oksidasi dalam HMP shunt; Atau disintesis

menjadi gliserol-3-phospsl, yang selanjutnya dipakai untuk esterifi kasi (Murray, K.,

2002).Akibat pemberian glukosa dan peningkatan insulin, terjadi peningkatan jumlah

glukosa dalam jaringan lemak, yang selanjutnya menyebabkan bertambahnya

pembentukkan ghserol-3-phospat. Meningkatnya jumlah bahan dasar untuk esterifi

kasnini menyebabkan peningkatan proses esterifi kasi enzim gliserol-3-phospat asil

transferase (Lihat gambar 3.12: biosintesis triasilgliserol dan lipid), sehingga dengan cara

ini juga memacu proses esterifi kasi (Murray, K., 2002).Faktor-faktor yang

mempengaruhi lipolisis adalah Trigliserida yang berubah menjadi gliserol dan asam-

asam lemak yang dikatalisis oleh tiga enzim lipase. Yang terpenting adalah
hormon-sensitive-lipase, yang merupakan rate limiting enzyme. Enzim ini mengkatalisis

hidrolisis TG menjadi diasilgliserol. Terdapat 2 bentuk hormon-sensitif menjadi aktif

dilakukan dengan cara phoporilasi dengan ATP, yang dikatalisis enzim adenilat

siklase. Setelah disintesis, AMP siklik didegradasi kembali oleh enzim phospodiesterase

menjadi 5 AMP (Gb. 3.14) (Murray, K., 2002).

Semua faktor yang menyebabkan meningkatnya kadar AMP siklik dalam jaringan lemak,

akan mengaktifkan protein kinase sehingga mengakibatkan diaktifkannya hormone-

sensitive lipase, dan dengan demikian meningkatkan proses lipolisis. Kadar AMP siklik

meningkat bila aktivitas adinilat siklase meningkat dan/atau bila aktivitas

phospodieterase menurun (Murray, K., 2002).

Insulin menghambat aktivitas adenilat siklase dan

mengaktifkan phospodieterase. Akibatnya, insulin menghambat

lipolisis.Hormon-hormon ACTH (Adrenokortitropik hormon), TSH

(hormon perangsang tiroid), glukagon, epinefrin, norepinefrin dan growth hormone

mengaktifkan adenilat siklase, memacu lipolisis (Murray, K., 2002).Hormon tiroid dan

hormon glukokortikoid mengaktifkan adenilat siklase secara tak langsung, dengan jalan

memodulasi aktivasi oleh hormon-hormon lain, sepertti epinefrin dan

norepinefrin. Di samping itu, hormon tiroid merangsang lipolisis dengan jalan

menghambat aktivitas phospodiesterase (Murray, K., 2002).Ada beberapa senyawa

bukan hormon yang dapat mempengaruhi lipolisis, misalnya asam nikotinat dan

prostaglandin E, yang menghambat aktivitas adenilat siklase, sedangkan caffein

merangsang lipolisis dengan menghambat phospodieterase.


7. Jelaskan perbedaan jalur sintesis asam lemak dengan degradasi asam lemak.

Jawab:

Degradasi asam lemak adalah proses di mana asam lemak dipecah menjadi

metabolitnya, pada akhirnya menghasilkan asetil-KoA , molekul masuk


untuk siklus asam sitrat , pasokan energi utama hewan. Ini mencakup tiga langkah

utama:

1. Lipolisis dan pelepasan dari jaringan adiposa

2. Aktivasi dan transportasi ke mitokondria

3. β-oksidasi

sintesis dan degradasi lipid dalam sel, yang melibatkan pemecahan atau

penyimpanan lemak untuk energi. Lemak ini diperoleh dari mengonsumsi

makanan dan menyerapnya atau disintesis oleh hati hewan. Lipogenesis adalah

proses mensintesis lemak iniMayoritas lipid yang ditemukan dalam tubuh

manusia dari makanan adalah trigliserida dan kolesterol Jenis lipid lain yang

ditemukan dalam tubuh adalah asam lemak dan lipid membran. Metabolisme

lipid sering dianggap sebagai proses pencernaan dan penyerapan lemak

makanan; namun, ada dua cara organisme dapat menggunakan lemak untuk

mendapatkan energi yaitu lemak yang dikonsumsi dan lemak

penyimpanan Vertebrata dan manusia menggunakan kedua metode penggunaan

lemak sebagai sumber energi untuk organ seperti jantung supaya tetap

berfungsi.] Karena lipid adalah molekul hidrofobik, lipid perlu dilarutkan sebelum

metabolisme dimulai. Metabolisme lipid sering dimulai dengan hidrolisis,  yang

terjadi dengan bantuan berbagai enzim dalam sistem pencernaan Metabolisme

lipid terjadi juga pada tumbuhan, meskipun prosesnya berbeda dibandingkan


dengan hewan Langkah kedua setelah hidrolisis adalah penyerapan asam lemak

ke dalam sel epitel dinding usus. Dalam sel epitel, asam lemak dikemas dan

diangkut ke seluruh tubuh.

Anda mungkin juga menyukai