Anda di halaman 1dari 1

9065

Pagi tadi ngobrol panjang dengan teman lama saya. Ia bertanya, kalau hidup tak
punya ambisi dan ingin jadi biasa saja, boleh ga sih ? Kami berdua membahas itu dan
sepakat: Jadi medioker itu bikin bahagia, tidak punya beban untuk jadi istimewa atau
membuktikan diri pada siapapun. Membebaskan. Hidup medioker itu tak punya
tanggung jawab untuk jadi istimewa atau diharapkan membuat sesuatu yang
adiluhung. Ingin hidup biasa saja, tidak jadi beban orang, dan bisa menghidupi diri
sendiri. Kami percaya hidup dengan target akan dihantui ketakutan ketakutan yang
belum terjadi. Awalnya karena kecemasan. Lho kok udah 23+ tahun tapi ngga punya
apa apa. Teman lain sudah punya rumah, sudah punya tabungan, lha kami hidup dari
gaji ke gaji tanpa punya simpanan. Lantas menyesal ? selama ini ngapain aja.
Bagaimana jika hidup kita tidak sia sia ? Bagaimana jika kita hidup dengan
sebaiknya ? Saat muda menghabiskan waktu dengan teman, jalan jalan, membuat
ingatan, membuat pengalaman, dan semua itu dibayar dengan apa yang kita peroleh
selama ini. Membentuk sosok karakter kita hari ini. Dulu sempat mikir orang yang
menghabiskan waktu dengan traveling, jalan, senang senang, dan menghabiskan
uang untuk kegembiraan itu egois. Karena ngga mikir masa depan. Gimana kalo
sakit ? Gimana kalo ga punya rumah ? Lantas sadar, kan ga semua orang ingin hidup
yang biasa saja. Mungkin ada orang yang berpikir, nabung dulu, nanti kalau udah
kaya dan mapan baru jalan jalan nikmati hidup. Ada yang mikir, mumpung masih
muda, nikmati hidup nanti baru kerja buat hari tua. Setiap punya pilihan dan
konsekuensi masing masing. Selama paham resiko, ya jalani saja. Dulu pengen
banget S1, pengen punya gelar S.T, pengen masuk forbes 30 under 30. Setelah
lewat, cuma pengen tidur nyenyak 8 jam tanpa jeda, ga punya gangguan kecemasan,
dan dijauhkan dari sakit kapela karena kebanyakan mikir. Makin hari makin sederhana
keinginan dan itu tak apa. Hari ini saya dan teman saya cuma berharap bahwa kalau
sakit nanti BPJS bisa membantu, jika remuk bisa pulang ke rumah dan bekerja
sebaiknya dengan mengandalkan keterampilan dan internet. Tidak muluk muluk.
Mungkin bisa dianggap kurang ambisius. Tapi kami menerimanya. Hidup bukan
pacuan. Tak apa belum punya capaian saat 23. Hidup tak berakhir hanya karena
kamu melajang. Kamu tak perlu mendengar omongan setiap orang. Kamu tak punya
kewajiban untuk disukai semua orang. Jalani hidup yang kamu suka. Dan yang paling
penting: cintai dirimu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai