Nama : Retno Sunarni | NIM : I0118123 | Dosen Pengampu : Ir. Ary Setyawan, M.Sc., P.hD.
Desain Perkerasan Jalan
Fungsi dan status jalan berdasarkan UU RI Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan
PP Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan.
(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017)
Kelas jalan berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan
Jalan.
2 lajur 2 arah
1.1 Kriteria Jalan
Kecepatan rencana (Vr) = 60 - 80 km/jam.
Kelandaian jalan = > 6%, dengan kondisi
jalan berbukit.
Tahun jalan beroperasi (untuk (Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017)
elemen perkerasan fondasi
jalan, semua perkerasan untuk
daerah yang tidak
dimungkinkan overlay, Cement
Treated Based (CBT) selama
UR 40 tahun) = 2025-2065.
Langkah 2 Tentukan nilai-nilai ESA4 dan atau ESA5
sesuai umur rencana yang
dipilih
Bab 4
Nilai R dan ESA5 didapatkan dengan rumus sebagai berikut:
CTB 150
Dengan menyiapkan fondasi yang sama dengan lajur utama diperoleh daya dukung
fondasi perkerasan bahu jalan ekuivalen CBR 6%. Struktur perkerasan bahu jalan
Berdasarkan bagan desain 7 untuk beban 10,2 juta ESA5 dan CBR 6% diperlukan Lapisan Tebal (mm)
penutup setebal 275 mm.
Tebal total perkerasan lajur utama = 475 mm > 350 mm (tebal minimum perlu LFA kelas S 200
perkerasan bahu jalan).
LFA kelas A 275
Tebal lapis beraspal pada lajur utama 175 mm gunakan permukaan bahu jalan
berupa lapis fondasi agregat kelas S setebal 200 mm.
Untuk memastikan air permukaan yang meresap ke perkerasan dapat dialirkan,
pasang LFA kelas A di bawah LFA kelas S dengan tebal 335 mm (475 mm – 200 mm
= 275 mm) di bawah lapis permukaan LFA kelas S.
Langkah 9 Tentukan kebutuhan pelapisan (sealing) bahu
jalan
Lampiran F
(1 + 0,01 𝑥 3,5%)2 −1
Tahun pembangunan jalan 𝑅2021−2022 =
0,01 𝑥 3,5%
(selama 2 tahun) = 2021-2022. = 2,0004
Jumlah Nilai Kelompok Sumbu Kendaraan Berat (overloaded) sebesar 37,56 juta < 43 juta,
maka berdasarkan bagan desain-4 menggunakan tipe struktur perkerasan R4.