Anda di halaman 1dari 41

TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA (KELAS B)

Nama : Retno Sunarni | NIM : I0118123 | Dosen Pengampu : Ir. Ary Setyawan, M.Sc., P.hD.
Desain Perkerasan Jalan

Desain Perkerasan Kaku Desain Perkerasan Kaku


BAB 1
DESAIN PERKERASAN LENTUR
1.1 Kriteria Jalan
Berikut ini adalah kriteria jalan yang akan
dilakukan desain perkerasan jalan, baik
lentur maupun kaku:
 Jalan terletak di Kecamatan
Jumantono, Kabupaten Karanganyar
yang menghubungkan Desa
Mojodipo ke Desa Tegalrejo.

(Sumber: Tugas Besar Geometri Jalan Raya)


Gambar perencanaan jalan

(Sumber: Google Maps)


Gambar perencanaan jalan
+ kontur jalan

(Sumber: Google Maps)


1.1 Kriteria Jalan
 Fungsi jalan = Kolektor Primer.
 Status jalan = Jalan Provinsi.
 Kelas jalan = II-A (MST 10 ton).
 Lebar jalan 7 meter (2 lajur 2 arah). Sehingga FDL (Faktor (Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017)
Distribusi Lajur) = 100%. Untuk jalan dua arah, faktor
distribusi arah (DD) umumnya diambil 0,50 kecuali pada
lokasi-lokasi yang jumlah kendaraan niaga cenderung lebih
tinggi pada satu arah tertentu.

Karena fungsi jalan adalah Kolektor, maka faktor pertumbuhan


lalu lintas (i) = 3,50%.

Fungsi dan status jalan berdasarkan UU RI Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan
PP Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan.
(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017)
Kelas jalan berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan
Jalan.
2 lajur 2 arah
1.1 Kriteria Jalan
 Kecepatan rencana (Vr) = 60 - 80 km/jam.
 Kelandaian jalan = > 6%, dengan kondisi
jalan berbukit.

 Jenis tanah dasar = tanah lempung


kepasiran dengan nilai CBR = sekitar 4%.
 Curah hujan = 1506 - 2722 mm/tahun.
 Suhu udara rata-rata = 21 - 30℃.

(Sumber: Perhitungan Kelandaian Memanjang Kontur 0,5


Tugas Besar Geometri Jalan Raya)
1.2 Data Jalan
Berikut ini merupakan data lalu lintas pada daerah yang akan dilakukan desain perkerasan lentur:
a. Data Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR)
Tabel 1.1 LHR Tahun 2021
Jenis Kendaraan LHR 2021
(1) (2)
Mobil penumpang
2085
dan kendaraan ringan lain
5A (Bus kecil) 1223
5B (Bus besar) 502
6A1 (Truk 2 sumbu-cargo ringan muatan umum) 171
6A2 (Truk 2 sumbu-ringan muatan tanah, pasir, besi, semen ) 93
6B1.1 (Truk 2 sumbu-cargo sedang muatan umum) 121
6B1.2 (Truk 2 sumbu-sedang muatan tanah, pasir, besi, semen) 86
6B2.1 (Truk 2 sumbu-berat muatan umum) 21
6B2.2 (Truk 2 sumbu-berat muatan tanah, pasir, besi, semen) 15
(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017)
Langkah 1 Tentukan umur rencana (Tabel 2.1 Umur
Rencana Perkerasan)
Bab 2
 Tahun pembangunan jalan
(selama 2 tahun) = 2022-2024.

 Tahun jalan beroperasi (untuk


elemen perkerasan lapisan aspal
dan lapisan berbutir selama UR
20 tahun) = 2025-2045.

 Tahun jalan beroperasi (untuk (Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017)
elemen perkerasan fondasi
jalan, semua perkerasan untuk
daerah yang tidak
dimungkinkan overlay, Cement
Treated Based (CBT) selama
UR 40 tahun) = 2025-2065.
Langkah 2 Tentukan nilai-nilai ESA4 dan atau ESA5
sesuai umur rencana yang
dipilih
Bab 4
Nilai R dan ESA5 didapatkan dengan rumus sebagai berikut:

(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017)

(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017)


Langkah 2 Tentukan nilai-nilai ESA4 dan atau ESA5
sesuai umur rencana yang
dipilih
Bab 4
Sehingga didapatkan nilai R (faktor pertumbuhan kumulatif) untuk pertumbuhan lalu
lintas dari tahun ke tahun (series time) adalah sebagai berikut:
(1 + 0,01 𝑥 3,5%)2 −1
 Tahun pembangunan jalan 𝑅2022−2024 =
0,01 𝑥 3,5%
(selama 2 tahun) = 2022-2024. = 2,0004
 Tahun jalan beroperasi (untuk
(1 + 0,01 𝑥 3,5%)20 −1
elemen perkerasan lapisan aspal 𝑅2025−2045 =
0,01 𝑥 3,5%
dan lapisan berbutir selama UR = 20,0666
20 tahun) = 2025-2045.
 Tahun jalan beroperasi (untuk
elemen perkerasan fondasi
jalan, semua perkerasan untuk (1 + 0,01 𝑥 3,5%)40 −1
𝑅2025−2065 =
0,01 𝑥 3,5%
daerah yang tidak = 40,2742
dimungkinkan overlay, Cement
Treated Based (CBT) selama
UR 40 tahun) = 2025-2065.
Langkah 2 Tentukan nilai-nilai ESA4 dan atau ESA5
sesuai umur rencana yang
dipilih
Bab 4
VDF5 Beban Normal (sesuai dengan janji realisasi pemerintah bahwa mulai tahun 2020 tidak ada lagi
beban yang overload) berdasarkan Tabel 4.4. atau tabel 4.5 (khusus Pulau Jawa) adalah sebagai berikut:

(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017)


Langkah 2 Tentukan nilai-nilai ESA4 dan atau ESA5
sesuai umur rencana yang
dipilih
Bab 4
 CESA5 ‘25-’45 = 10,6 juta
 CESA5 ‘25-’65 = 42,4 juta
Langkah 3 Tentukan tipe perkerasan berdasarkan Tabel
3.1 atau pertimbangan biaya
(analisis discounted life-cycle cost)
Bab 3
 Dengan nilai ESA 5 = 10,6 juta (> 10 – 30
juta) dalam 20 tahun umur rencana, maka
bisa digunakan semisal jenis perkerasan
lentur adalah = AC dengan CTB dengan
tingkat kesulitan = 2 yaitu kontraktor besar
dengan sumber daya yang memadai.

(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017)


Langkah 4 Tentukan segmen tanah dasar dengan daya
dukung yang seragam
Bab 6

 Jenis tanah = lempung kepasiran.


 CBR tanah dasar = 4%.

(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017)


Langkah 5 Tentukan struktur fondasi perkerasan
Bab 6
 Karena menggunakan jenis perkerasan lentur = AC dengan CTB, maka
menggunakan bagan desain 3.
 Dengan CESA5 = 42,4 juta pada UR 40 tahun, maka tebal minimum
perbaikan tanah dasar = 200 mm.

(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017)


Langkah 6 Tentukan struktur perkerasan yang
memenuhi syarat dari Bagan Desain - 3 atau Bagan
Desain lainnya yang sesuai
Bab 6
 Karena menggunakan jenis perkerasan lentur = AC dengan CTB, maka
menggunakan bagan desain 3.
 Dengan ESA5 = 10,6 juta (>10 – 30 juta), maka digunakan desain
perkerasan lentur F1 dengan tebal AC WC = 40 mm, AC BC = 60 mm, AC
Base = 75 mm, CTB = 150 mm, dan fondasi agregat kelas A = 150 mm.

(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017)


Langkah 7 Tentukan standar drainase bawah permukaan
yang dibutuhkan
Bab 5
 Dengan kondisi lapangan berupa galian (sisi bukit) & timbunan (sisi jurang).

(Sumber: Google Earth)


Langkah 7 Tentukan standar drainase bawah permukaan
yang dibutuhkan
Bab 5
 Dengan kondisi lapangan berupa timbunan.

(Sumber: Tugas Besar Geometri Jalan Raya)


Langkah 7 Tentukan standar drainase bawah permukaan
yang dibutuhkan
Bab 5
 Dengan kondisi lapangan berupa timbunan.

(Sumber: Tugas Besar Geometri Jalan Raya)


Langkah 7 Tentukan standar drainase bawah permukaan
yang dibutuhkan
Bab 5
 Karena kondisi lapangan berupa galian & timbunan, maka nilai m= 1,0.

(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017)


 Maka, tebal desain lapis pondasi agregat = tetap per bagian (AC WC = 40
mm, AC BC = 60 mm, AC Base = 75 mm, CTB = 150 mm, dan fondasi
agregat kelas A = 150 mm).
Langkah 8 Tetapkan kebutuhan daya dukung tepi
perkerasan
Bab 8
 CBR = 4%.
 Timbunan dengan CBR > 3% dipasang pada kemiringan dari 1V : 3H.

(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017)


Langkah 9 Tentukan kebutuhan pelapisan (sealing) bahu
jalan
Struktur perkerasan lajur utama
Lampiran F
Lapisan Tebal (mm)
 CBR tanah dasar = 4 % AC WC 40
 Beban gandar kumulatif 20 tahun = 10,6 juta ESA5
AC BC 60
 Beban rencana bahu jalan = 10% x 10,6 juta = 0,1060 juta ESA5
AC Base 75

CTB 150

LFA kelas A 150

Dengan menyiapkan fondasi yang sama dengan lajur utama diperoleh daya dukung
fondasi perkerasan bahu jalan ekuivalen CBR 6%. Struktur perkerasan bahu jalan
Berdasarkan bagan desain 7 untuk beban 10,2 juta ESA5 dan CBR 6% diperlukan Lapisan Tebal (mm)
penutup setebal 275 mm.
Tebal total perkerasan lajur utama = 475 mm > 350 mm (tebal minimum perlu LFA kelas S 200
perkerasan bahu jalan).
LFA kelas A 275
Tebal lapis beraspal pada lajur utama 175 mm gunakan permukaan bahu jalan
berupa lapis fondasi agregat kelas S setebal 200 mm.
Untuk memastikan air permukaan yang meresap ke perkerasan dapat dialirkan,
pasang LFA kelas A di bawah LFA kelas S dengan tebal 335 mm (475 mm – 200 mm
= 275 mm) di bawah lapis permukaan LFA kelas S.
Langkah 9 Tentukan kebutuhan pelapisan (sealing) bahu
jalan
Lampiran F

(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017)


Struktur Perkerasan Jalan Lentur
BAB 2
DESAIN PERKERASAN KAKU
Prosedur Desain

(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017)


Langkah 1 Tentukan umur rencana (Tabel 2.1 Umur
Rencana Perkerasan)
Bab 2

 Tahun pembangunan jalan


(selama 2 tahun) = 2021-2022.

 Tahun jalan beroperasi = 2023-


2063.

(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017)


Langkah 2 Tentukan volume kelompok sumbu
kendaraan niaga
Bab 4 dan Lampiran D
Nilai R (faktor pertumbuhan kumulatif) didapatkan dengan rumus sebagai berikut:

(1 + 0,01 𝑥 3,5%)2 −1
 Tahun pembangunan jalan 𝑅2021−2022 =
0,01 𝑥 3,5%
(selama 2 tahun) = 2021-2022. = 2,0004

 Tahun jalan beroperasi = 2023- (1 + 0,01 𝑥 3,5%)40 −1


𝑅2023−2063 =
2063. 0,01 𝑥 3,5%
= 40,2742
Langkah 2 Tentukan volume kelompok sumbu
kendaraan niaga
Bab 4 dan Lampiran D
Sehingga didapatkan Jumlah Kelompok Sumbu sebagai berikut:
Langkah 3 Tentukan struktur fondasi jalan dari Bagan
Desain-2
Bab 6
 Dengan CBR 4% pada UR 40 tahun, maka tebal minimum perbaikan tanah dasar = 200 mm.

(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017)


Langkah 4 Tentukan daya dukung efektif tanah dasar
menggunakan solusi tanah normal atau tanah lunak
Bab 6

 CBR = 4%  Solusi tanah dasar normal. Karena tanah dasar


normal umumnya mempunyai nilai CBR > 2,5%.
Langkah 5 Tentukan struktur lapisan perkerasan sesuai
Bagan Desain-4 atau 4A
Bab 7

 Jumlah Nilai Kelompok Sumbu Kendaraan Berat (overloaded) sebesar 37,56 juta < 43 juta,
maka berdasarkan bagan desain-4 menggunakan tipe struktur perkerasan R4.

(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017)


Langkah 6 Tentukan jenis sambungan (umumnya berupa
sambungan dengan dowel)
Bab 7

 Berdasarkan bagan desain-4, perkerasan jalan kaku yang


didesain menggunakan jenis sambungan dowel.
Langkah 7 Tentukan jenis bahu jalan (biasanya
menggunakan bahu beton)
Lampiran F

 Berdasarkan bagan desain-4, perkerasan jalan kaku yang didesain menggunakan


jenis sambungan dowel dan bahu beton dengan tebal 500 mm.

(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017)


Langkah 8 Tentukan detail desain yang meliputi dimensi
pelat beton, penulangan pelat, posisi dowel & tie bar,
ketentuan sambungan dan sebagainya
Pd T-14-2003

 Menentukan tebal pelat beton


- Umur rencana = 40 tahun
- CBR tanah dasar =4%
- Kuat tarik lentur = 4 Mpa (f’c = 285 kg/cm^2, silinder)
- Bahan fondasi bawah = Stabilitas
- Mutu baja tulangan = BJTU-39
- Koefisien gesek pelat dengan fondasi = 1,3
- Bhau jalan = Ya (Beton), h = 500 mm
- Ruji = Ya (dowel), digunakan d = 36 mm
- Tebal pelat beton = 295 mm
- Lebar pelat = 2 x 3,5 m
- Panjang pelat =6m
Langkah 9 Tetapkan kebutuhan daya dukung tipe
perkerasan
Bab 8
 CBR = 4% dengan jenis tanah lempung kepasiran.
 Nilai Plasticity Index (PI) = 12%.
 Timbunan dengan CBR > 3% dipasang pada kemiringan dari 1V : 3H.

(Sumber: Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017)


Struktur Perkerasan Jalan Kaku

Anda mungkin juga menyukai