Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN APPENDISITIS

DI RSUD DR. MUHAMMAD ZEIN PAINAN

PROPOSAL STUDI KASUS

NADYA DEFAHMI

NIM. 18112191

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Appendisitis merupakan infeksi bakteria. Berbagai hal berperan sebagai

faktor pencetusnya, namun sumbatan lumen Appendiks merupakan faktor yang

diajukan sebagai pencetus disamping hyperplasia jaringan limfoid, tumor

appendiks dan cacing askaris dapat menyebabkan sumbatan. Penyebab lain yang

diduga dapat menimbulkan appendisitis adalah erosi mukosa appendiks karena

parasit seperti E.histolytic (Adhar Arifuddin, dkk, 2017).

Tanda dan gejala biasanya bermula dari nyeri daerah umbilikus atau

periumbilikus yang berhubungan dengan muntah. Nyeri akan beralih ke kuadran

kanan bawah dalam 2-12 jam, yang akan menetap dan diperberat bila berjalan

atau batuk. Terdapat juga keluhan anoreksia, malaise dan demam yang tidak

terlalu tinggi. Biasanya juga terdapat konstipasi, tetapi kadang-kadang terjadi

diare, mual dan muntah (Mansjoer, 2017).

Menurut Worl Health Organization (2018) yang dikutip oleh Naulibasa

(2019), angka mortalitas akibat appendisitis adalah 21.000 jiwa, dimana populasi

laki-laki lebih banyak dibandingkan populasi perempuan. Terdapat 70.000 kasus

appendisitis di Amerika Serikat tiap tahunnya, kejadian appendisitis di Amerika

Serikat memiliki insiden 1-2 kasus per 10.000 anak pertahunnya antara kelahiran

sampai umur 4 tahun. Kejadian appendisitis meningkat 25 kasus per 10.000 jiwa

anak pertahun antara umur 10-17 tahun di Amerika Serikat. Apabila rata-rata

appendisitis 1,1 kasus per 1000 orang pertahun di Amerika Serikat. Sedangkan
insiden appendisitis di Asia pada tahun 2018 menurut WHO adalah 4,8%

penduduk dari total populasi (Tiarnida, 2019)

Menurut Data Kemenkes RI (2019), sementara di Indonesia sendiri

appendisitis merupakan penyakit dengan urutan keempat terbanyak pada tahun

2018. Data yang dirilis oleh Kemenkes RI pada tahun 2019 jumlah penderita

appendisitis di Indonesia mencapai 591.819 orang. Kelompok usia umumnya

mengalami appendisitis yaitu pada usia 10-30 tahun. Dimana insiden laki-laki

lebih tinggi dari pada perempuan (Tiarnida, 2019).

Dinas Kesehatan Sumatera Barat menyebutkan bahwa pada tahun 2018

jumlah kasus appendisitis sebanyak 5.980 penderita dan 177 penderita diataranya

menyebabkan kematian. Dari data di RSUD. Achmad Mochtar pada tahun 2018

angka kejadian appendiksitis sebanyak 493 pasien dengan rincian 221 pria dan

272 wanita, dan pada tahun 2019 angka kejadian appedisitis sebanyak 521 pasien

204 pria dan 317 wanita dan 2 tahun berturut-turut ada 7 pasien yang meninggal

dunia (Tiarnida, 2019).

Data yang di dapat dari Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Muhammad Zein

Painan dari tahun ketahun semakin meningkat, hal ini dapat dilihat dari data tahun

2018 yaitu berjumlah sebanyak 46 orang, pada tahun 2019 yaitu berjumlah 64

orang, dan pada tahun 2020 yaitu berjumlah sebanyak 69 orang.

Angka kejadian appendisitis makin lama makin meningkat, pasien yang

menderita appendisitis ini banyak yang mengalami dampak biologis, psikologis,

sosial, spiritual dan kultural. Dampak pada penderita appendisitis pre operasi

secara biologis pasien mengalami nyeri dan gangguan nutrisi menunjukan gejala

seperti nyeri pada daerah perut kanan bagian bawah, mengalami penurunan nafsu
makan disertai mual dan muntah yang mengakibatkan pasien mengalami rasa

tidak nyaman seperti sulit bergerak dalam melakukan aktifitas yang disebabkan

oleh penyakit yang dialaminya. Secara psikologis pasien mengalami rasa cemas

dan takut atas kesembuhan dan penyakit yang dialaminya. Secara sosial dan

kulturan pasien merasa terasingkan dari lingkungan maupun keluarga serta pasien

tidak bisa melaksanakan ibadahnya seperti biasa.

Dampak pada pasien appendisitis post operasi secara biologis, pasien

merasakan ketidaknyamanan akibat nyeri pada luka operasi, mengalami

penurunan mobilitas, ketidak mampuan dalam beraktifitas, resiko infeksi pada

luka bekas operasi, resiko kekurangan volume cairan yang disebabkan mekanisme

peristaltik usus menurun. Secara psikologis, pasien merasakan cemas dikarenakan

luka bekas operasi yang beresiko terinfeksi, sosial dan kultural.

Appendisitis dapat disebabkan oleh gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari

yang tidak sehat bisa kita lihat seperti kurang mengonsumsi makanan berserat

dalam menu sehari-hari. Makanan yang rendah serat sering memicu obstruksi

luman appendiks, dan appensitis itu dapat disebabkan oleh : hyperplasia jaringan

limfoid, infeksi karena virus, serta parasit yang bisa menyebabkan tersumbatnya

luken appendiks (Wijaya S, 2013).

Peran perawat yaitu memantau perkembangan kerusakan kulit klien setiap

hari dengan mencegah penggunaan linen bertekstur kasar dan jaga agar linen tetap

bersih, tidak lembab, dan tidak kusut. Melakukan perawatan luka secara aseptik 2

kali sehari dan monitor karakteristik luka meliputi warna, ukuran, bau dan

pengeluaran pada luka. Perawat harus selalu mempertahankan teknik steril dalam

perawatan luka klien.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat di rumuskan " Bagaimana

Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Appendisitis di Ruang

Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Muhammad Zein Painan.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memberikan gambaran

penerapan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Appendisitis di Ruang Bedah

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Muhammad Zein Painan.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan Appendisitis di Ruang

Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Muhammad Zein Painan.

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan

Appendisitis di Ruang Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Muhammad

Zein Painan.

c. Mampu menyusun intervensi keperawatan secara menyelurug pada pasien

dengan Appendisitis di RSI Ibnu Sina Padang.

d. Mampu menerapkan implementasi keperawatan pada pasien dengan

Appendisitis di Ruang Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Muhammad

Zein Painan.

e. Mampu melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan

Appendisitis di Ruang Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Muhammad

Zein Painan.
f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan

Appendisitis di Ruang Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Muhammad

Zein Painan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Agar mampu mengembangkan wawasan atau ilmu pengetahuan dan

memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Appendisitisdi Ruang

Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Muhammad Zein Painan .

2. Bagi STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang

Mampu menambahkan bahan masukan yang bermanfaat bagai

mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di STIKes

MERCUBAKTIJAYA Padang.

3. Bagi Rumah Sakit

Hasil proposal studi kasus ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

dalam membuat suatu perencanaan bagi perawat.

4. Bagi Pembaca

Mampu memberikan pengertian, pengetahuan, dan pengambilan

keputusan yang tepat pada sipembaca. Kasusnya dalam menyikapi jika ada

penderita Appendisitis.

Anda mungkin juga menyukai