Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN PENINGKATAN TEKANAN INTRA

OKULER DI RUMAH SAKIT IBNU SINA, MAKASSAR

Fadli Sufandy Sidik Rifai*, Sri Irmandha K**, Zulfitriani Murfat***


*Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
**Dosen Bagian Mata Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
**Dosen Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Abstrak
Latar belakang: Hipertensi adalah gangguan sistem peredaran darah yang ditandai
dengan peningkatan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg. Tekanan darah yang tinggi tersebut dapat
mengakibatkan kerusakan struktural dan fungsional pada organ-organ tertentu misalnya
jantung, ginjal, otak dan mata.. Kondisi hipertensi menyebabkan meningkatnya retensi
natrium. Meningkatnya retensi natrium akan menyebabkan penumpukan cairan di mata yang
juga menekan nervus optikus. Hal ini dapat memicu peningkatan tekanan intraokuli akibat
menumpuknya cairan dan menyebabkan hilang atau gangguan penglihatan akibat penekanan
pada nervus optikus. Tujuan: Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui hubungan antara
hipertensi dengan penigkatan tekanan intraokuli di Rumah Sakit Ibnu Sina. Metode: Penelitian
ini adalah penelitian deskriptif-analitik dengan studi cross sectional dimana penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hipertensi dengan tekanan intraokuli dengan
cara observasi dan pengumpulan data dilakukan secara simultan. Analisa data menggunakan
uji spearman. Hasil: Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 50 orang yang menjadi
sampel, yang mengalami hipertensi grade 1 dengan tekanan intra okuler yang tidak meningkat
sebanyak 17 orang (34%) dan dengan tekanan intra okuler yang meningkat sebanyak 5 orang
(10%). Sedangkan yang mengalami hipertensi grade 2 dengan tekanan intra okuler yang tidak
meningkat sebanyak 7 orang (14%) dan dengan tekanan intra okuler meningkat sebanyak 21
orang (42%). menunjukkan bahwa hubungan antara hipertensi dengan peningkatan tekanan
intra okuli yang terjadi pada pasien dirumah sakit Ibnu Sina Makassar, diperoleh nilai p < 0,05
(lebih kecil dari nilai α = 0,05). Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
penelitian maka diambil kesimpulan bahwa ada hubungan secara statistik antara hipertensi
dengan peningkatan tekanan intraokuli di Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar.
Kata Kunci: Hipertensi, Tekanan Intra Okuler
PENDAHULUAN pemeriksaan mata, karena peningkatan
Latar Belakang tekanan intraokuli dapat merusak ganglion
sel dan berakibat rusaknya papil dan lapangan
Gangguan penglihatan dan kebutaan
pandang sehingga menimbulkan kebutaan.
masih menjadi masalah kesehatan di
Tekanan intraokuli merupakan tekanan
Indonesia. Berdasarkan hasil survei World
yang dihasilkan oleh isi bola mata terhadap
Health Organization (WHO), penyebab utama
dinding bola mata. Tekanan ini dipengaruhi
kebutaan tahun 2010 adalah katarak (51%),
oleh lapisan dinding bola mata dan volume
glaukoma (8%), penyakit yang berhubungan
bola mata yang terdiri dari: aqueous humor,
dengan degeneratif (5%), kekeruhan kornea
corpus vitreous, pembuluh darah intraokuli
(4%), diabetes retinopati (1%), trakhoma
dan isinya.4 Rentang tekanan intraokuler
(3%), gangguan refraksi (3%) dan tidak
normal adalah 10 – 21 mmHg.25
diketahui penyebabnya (21%).23 Prevalensi
nasional glaukoma adalah 0,5% (berdasarkan Hipertensi adalah keadaan dimana
keluhan responden). Sebanyak 9 provinsi peningkatan tekanan darah yang memberi
mempunyai prevalensi glaukoma di atas gejala yang akan berlanjut untuk suatu organ
prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh target seperti stroke pada otak, penyakit
Darussalam, Sumatera Barat, Sumatera jantung koroner pada pembuluh darah
Selatan, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa jantung dan ventrikel kiri hipertensi pada
Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah otot jantung.9 Tiap tahunnya, 7 juta orang
dan Gorontalo.24 meninggal akibat hipertensi. gambaran
di tahun 2013 dengan menggunakan unit
Glaukoma adalah penyakit saraf optik
analisis individu menunjukkan bahwa
jangka panjang yang ditandai oleh adanya
secara nasional 25,8% penduduk Indonesia
kerusakan struktur diskus optikus atau
menderita penyakit hipertensi. Jika saat ini
serabut saraf retina, kelainan lapangan
penduduk Indonesia sebesar 252.124.458
pandang dan biasanya disertai peningkatan
jiwa maka terdapat 65.048.110 jiwa yang
tekanan intraokular.25 Hampir 60 juta orang
menderita hipertensi. Suatu kondisi yang
terkena glaukoma. Diperkirakan 3 juta
cukup mengejutkan. Terdapat 13 provinsi
penduduk Indonesia terkena glaukoma dan
yang persentasenya melebihi angka nasional,
menjadikan penyakit ini sebagai penyebab
dengan tertinggi di Provinsi Bangka Belitung
utama kebutaanyang dapatdicegah. Glaukoma
(30,9%) atau secara absolut sebanyak 30,9%
tidak hanya dapat disebabkan tanpa disertai
x 1.380.762jiwa = 426.655 jiwa.33
dengan penyakit lainnya tetapi juga dapat
disebabkan oleh penyakit lokal pada mata dan Berdasarkan penelitian yang dilakukan
penyakit sistemik. Secara khusus, beberapa Christina Magdalena (2006) di Rumah Sakit
studi epidemiologi menunjukkan bahwa Umum DR. Soetomo Surabaya, menemukan
tekanan darah sistemik yang tinggi dikaitkan bahwa penderita yang telah menderita
dengan adanya sedikit peninggian TIO.4 hipertensi ≥ 5 tahun berisiko mengalami
glaukoma sebesar empat kali lebih besar.
Pengukuran tekanan intraokuli
Kondisihipertensi bukan hanya meningkatkan
merupakan hal yang penting pada
risiko untuk terjadinya serangan jantung
atau stroke tetapi juga dapat menyebabkan intraokuli, peneliti tertarik untuk meneliti
glaukoma.16 hubungan mengenai hubungan hipertensi
Oleh karena tingginya angka prevalensi yang dapat menyebabkan peningkatan
kebutaan akibat hipertensi yang kemudian tekanan intraokuli.
dapat berakibat peningkatan tekanan

Kerangka Teori
Hipertensi

Kadar Natrium pada Darah


meningkat

Proses Produksi Humor


Genetik
Aqueous

Kadar natrium pada humor


Kelainan Anatomi Mata
aqueous ikut menigkat

Penurunan Outflow humor


Aqueous

Peningkatan Tekanan Intra


Tekanan Intra Okuli Normal
Okuli

Kerusakan Saraf Optikus Penekanan pada saraf


bawaan optikus

Penurunan lapangan Penurunan lapangan


pandang pandang

Glaukoma

Keterangan:

Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.5 Kerangka Teori


Kerangka Konsep

Hipertensi Peningkatan Tekanan Intraokuli

Keterangan:
Variabel Independen

Variabel Dependen

Gambar 2.6 Kerangka Konsep

Hipotesis penelitian dengan mempertimbangkan


a. Hipotesis alternatif (Ha): ada hubungan keterbatasan waktu, dana dan sumber daya.
hipertensi terhadap peningkatan Populasi dan Sampel Penelitian
tekanan intra okuli. Populasi Penelitian
b. Hipotesis Nol (H0): tidak ada hubungan Populasi target dari penelitian ini adalah
hipertensi terhadap peningkatan seluruh pasien yang mengalami hipertensi
tekanan intra okuli. pada bulan Juni 2017 sampai dengan bulan
Oktober 2017. Populasi terjangkau penelitian
METODE PENELITIAN ini adalah pasien yang yang mengalami
Jenis Penelitian hipertensi di Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar
Penelitian ini adalah penelitian tahun 2017.
observasi-analitik dengan studi cross sectional Sampel Penelitian
dimana penelitian ini bertujuan untuk Sampel penelitian adalah subjek
mengetahui hubungan antara hipertensi yang diambil dari populasi penelitian yang
dengan tekanan intraokuli dengan cara memenuhi unsur-unsur kriteria inklusi dan
observasi dan pengumpulan data dilakukan tidak memenuhi kriteria eksklusi.
secara simultan atau dalam waktu yang Kriteria Inklusi dan Eksklusi
bersamaan (point time approach)20. Kriteria Inklusi
Lokasi dan Waktu Penelitian a. Pasien hipertensi tingkat I dan II
Lokasi Penelitian b. bersedia menjadi sampel penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Kriteria Eksklusi
Ibnu Sina, Makassar. a. Pasien dengan glaukoma kongenital dan
Waktu Penelitian glaukoma komplikata
Pengambilan sampel dalam penelitian b. Pasien katarak
ini dilaksanakan pada bulan Juni 2017 sampai c. Pasien yang memiliki riwayat penyakit
dengan bulan oktober 2017. Pemilihan waktu sistemik seperti diabetes melitus
Besar Sampel Penelitian Definisi Operasional
Jumlah sampel pada penelitian ini Hipertensi
menggunakan metode consecutive sampling, 1. Definisi Oprasional: pasien dihatankan
dimana seluruh pasien yang ada pada Hipertensi atau tekanan darah tinggi
saat penelitian dan didiagnosa mengalami adalah pasien yang mengalami
peningkatan tekanan intraokuli pada bulan peningkatan tekanan darah sistolik
Juni 2017 hingga Oktober 2017 di Rumah lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
Sakit Ibnu Sina, Makassar dimasukkan sebagai diastolik lebih dari 90 mmHg pada
subjek penelitian pada penelitian ini. Besar dua kali pengukuran dengan selang
sampel ditentukan dengan menggunakan waktu lima menit dalam keadaan cukup
rumus uji korelasi sampel tunggal: istirahat/tenang.
2. Hasil Ukur:
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah pada
Orang Dewasa
TD sistolik TD diastolik
Klasifikasi TD
(mmHg) (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120-139 80-89
Keterangan: Hipertensi
140-159 90-99
n = jumlah sampel Minimal tingkat 1
= nilai pada distribusi normal standar Hipertensi
≥ 160 ≥ 100
tingkat 2
yang sama dengan tingkat kemaknaan α
(untuk α = 0,05 adalah 1,960) 3. Skala Pengukuran: Rasio
= nilai pada distribusi normal standar Tekanan Intraokuli
yang sama dengan kuasa (power) 1. Definisi Operasional: Pasien yang
sebesar diinginkan (untuk β = 0,05 dikatakan mengalami peningkatan
adalah 1,645) tekanan intraokular ialah pasien
r = koefisien korelasi (0,5) dengan tekanan yang dihasilkan oleh isi
Adapun cara pengambilan sampel bola mata terhadap dinding bola mata
pada penelitian ini menggunakan teknik meningkat sebesar lebih dari 21 mmHg
pengambilan sampel dilakukan secara dengan menggunakan alat Non-contact
consecutive sampling dimana semua sampel Tonometri.
yang didapat memenuhi kriteria-kriteria 2. Hasil Ukur: dikatakan meningkat bila
yang telah ditetapkan berdasarkan teori dan >21 mmHg, normal bila <21 mmHg
pertimbangan para ahli.37 3. Skala Pengukuran: Rasio
Pada penelitian ini peneliti mendapatkan Metode Pengumpulan Data
sample sebesar 50 sampel, sesuai dengan Pengumpulan data dilakukan dengan
rumus sample minimal sejumlah 38, maka cara melihat hasil pemeriksaan tenakan
penelitia ini dapa dikatakan valid. darah dan penegakkan diagnosis pengukuran
tekanan intraokuli oleh dokter umum,
dokter yang sedang menjalani program Alur Penelitian
pendidikan dokter spesialis (PPDS) Mata Rumusan Masalah
dan dokter spesialis mata Rumah Sakit Ibnu
Sina, Makassar. Kemudian peneliti juga harus Identifikasi Variabel
memperhatikan riwayat penyakit sistemik Dependen dan
Independen
lainnya seperti diabetes melitus, katarak dan
lain-lain untuk mempertimbangkan apakah
Penentuan Subjek
subjek penelitian memenuhi unsur-unsur Penelitian
kriteria inklusi atau tidak. (populasi dan sampel)
Alat Pengumpulan Data
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
Data dicari dengan melihat hasil
pengukuran takanan darah dengan
Pengumpulan Data
menggunakan tensi meter dan hasil
pengukuran tekanan intraokuli dengan
Pengolahan Data
mengunakan Non Contact Tonometri dari
pasien.
Hasil Penelitian
Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan data untuk menganalisis Kesimpulan
hubungan variabel penelitian dilakukan
dengan menggunakan perangkat komputer, Gambar 3.2 Prosedur Penelitian
yaitu menggunakan program SPSS (Statistic
Package for Social Science) for windows, yang HASIL PENELITIAN
disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Karakteristik Sampel Berdasarkan
Analisis hubungan variabel berupa uji Variabel yang Diteliti (Univariat)
hipotesis yang dihitung dengan menggunakan Tabel 2. Tekanan Intra Okuler
kaidah statistik uji korelasi untuk mengetahui Tekanan Intra Persentase
sejauh mana kekuatan hubungan indeks Jumlah (n)
Okuler (%)
massa tubuh dengan tekanan intraokuli. Normal 24 48
Hipertensi
26 52
Okuler
Total 50 100
Tabel 2. menunjukkan bahwa dari 50
orang yang menjadi sampel, diambil 24 orang
(48%) yang tidak mengalami peningkatan
Tekanan intra okuler dan 26 orang (52%)
yang mengalami peningkatan tekanan intra
okuler.
Tabel 3. menunjukkan bahwa dari 50
orang yang menjadi sampel, sebanyak 22
orang (44%) dengan Hipertensi 1, 28 Orang
(56%) dengan hipertensi grade 2.

Grafik 1. Tekanan Intra Okuler


Tabel 3. Derajat Hipertensi
Hipertensi Persentase
Jumlah (n)
(mmHg) (%)
Grade 1 22 44
Grade 2 28 56
Total 50 100
Grafik 2. Derajat Hipertensi

Analisis Hubungan Antara Variabel yang Diteliti (Bivariat)


Tabel 4. Analisis Hipertensi Terhadap Peningkatan Tekanan Intra Okuler
Tekanan Intra Okuler
Hipertensi Total P
Normal
Okuler
Jumlah 17 5 22
Grade 1
Persentasi 34% 10% 44%
Hipertensi
Jumlah 7 21 28
Grade 2 <0,01
Persentasi 14% 42% 56%
Jumlah 24 26 50
Total
Persentasi 48% 52% 100%
Sumber: Data Primer 2017 Uji Spearman

Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 50 dan dengan tekanan intra okuler meningkat
orang yang menjadi sampel, yang mengalami sebanyak 21 orang (42%).
hipertensi grade 1 dengan tekanan intra Berdasarkanhasilanalisisujihubungan
okuler yang tidak meningkat sebanyak 17 tabel 4. menunjukkan bahwa hubungan antara
orang (34%) dan dengan tekanan intra okuler hipertensi dengan peningkatan tekanan intra
yang meningkat sebanyak 5 orang (10%). okuli yang terjadi pada pasien di rumah sakit
Sedangkan yang mengalami hipertensi Ibnu Sina Makassar, diperoleh nilai p < 0,05
grade 2 dengan tekanan intra okuler yang (lebih kecil dari nilai α = 0,05).
tidak meningkat sebanyak 7 orang (14%)
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan Christina Magdalena tahun
2006 di Rumah Sakit Umum DR. Soetomo
Surabaya, menemukan bahwa penderita
yang telah menderita hipertensi ≥ 5 tahun
berisiko mengalami glaukoma sebesar empat
kali lebih besar. Kondisi hipertensi bukan
hanya meningkatkan risiko untuk terjadinya
serangan jantung atau stroke tetapi juga
dapat menyebabkan peningkatan tekanan
intraokuler.16
Kondisi hipertensi menyebabkan
meningkatnya retensi natrium. Meningkatnya
retensi natrium akan menyebabkan
penumpukan cairan di mata yang juga
menekan nervus optikus. Halinidapat memicu
peningkatan tekanan intraokuli akibat
Grafik 3. Persentase Hipertensi terhadap Tekanan
intra Okuler menumpuknya cairan dan menyebabkan
hilang atau gangguan penglihatan akibat
penekanan pada nervus optikus.16
PEMBAHASAN
Kondisi hipertensi yang diakibatkan
Dari hasil penelitian ini menunjukkan
oleh perubahan epithelial sodium transport
bahwa dari 50 orang yang menjadi sampel,
pada distal ginjal dan epitel bersilia yang
yang mengalami hipertensi grade 1 dengan
akhirnya menyebabkan retensi natrium yang
tekanan intra okuler yang tidak meningkat
berlebihan. Meningkatnya ciliated epithelial
sebanyak 17 orang (34%) dan dengan tekanan
sodium transport menyebabkan ekstrusi
intra okuler yang meningkat sebanyak 5 orang
natrium menuju aqueous humor. Hal ini akan
(10%). Sedangkan yang mengalami hipertensi
menyebabkan rintangan pada aliran aqueous
grade 2 dengan tekanan intra okuler yang
humor sehingga terjadi penumpukan cairan
tidak meningkat sebanyak 7 orang (14%)
yang akan menyebabkan peningkatan tekanan
dan dengan tekanan intra okuler meningkat
intraokuli.16
sebanyak 21 orang (42%).
Kondisi peningkatan tekanan darah
Sehingga Berdasarkan hasil analisis
akan meningkatkan aliran darah pada mata
uji hubungan tabel 5.3. menunjukkan
(dengan asumsi bahwa penderita telah
bahwa hubungan antara hipertensi dengan
mengalami hipertensi dalam jangka waktu
peningkatan tekanan intra okuli yang terjadi
yang lama). Setelah peningkatkan tekanan
pada pasien dirumah sakit Ibnu Sina Makassar,
darah berlangsung dalam jangka waktu yang
diperoleh nilai p < 0,05 (lebih kecil dari nilai
lama, terjadilah kerusakan pembuluh darah
α = 0,05).
kecil dan meningkatnya resistensi aliran dan
pengurangan dari aliran darah pada mata DAFTAR PUSTAKA
disertai hilangnya sel-sel ganglion yang 1. Bell, J.A., 2012. Primary Open-
akan mengakibatkan penahanan aliran dan Angle Glaucoma. Available at:
terjadi penumpukan cairan sehingga terjadi http://emedicine.medscape.com/
peningkatan tekanan intraokuli.8 article/1206147-overview [Accessed
12 Maret 2012]
KESIMPULAN 2. Chopra, V., et al, 2008. Type 2 Diabetes
1. Dari 50 orang yang menjadi sampel, Mellitus and The Risk of Open-Angle
diambil 24 orang (48%) yang tiidak Glaucoma. J. Ophtha. 115(2): 227-232.
mengalami peningkatan Tekanan Available at: http://www.researchgate.
intra okuler dan 26 orang (52%) yang net/publication/6122768_Type_2_
mengalami peningkatan tekanan diabetes_mellitus_and_the_risk_of_
intra okuler. Serta, dari 50 orang yang open_gla ucoma_the_Los_Angeles_
menjadi sampel, sebanyak 22 orang Latino_Eye_Study [Accesed 20
(44%) dengan Hipertensi 1, 28 Orang November 2012].
(56%) dengan hipertensi grade 2. 3. Cibis, G.H., Beaver, H.A., Jhons, K.,
2. dari 50 orang yang menjadi sampel, Kaushal, S., Tsai, J.C., and Beretska, J.S.,
yang mengalami hipertensi grade 1 2007. Trabecular Meshwork. In: Tanaka,
dengan tekanan intra okuler yang tidak S., ed. Fundamentals and Principles of
meningkat sebanyak 17 orang (34%) Ophthalmology. Singapore: American
dan dengan tekanan intra okuler yang Academy of Ophthalmology, 54-59.
meningkat sebanyak 5 orang (10%). 4. Costa, V.P., Arcieri, E.S., Harris, A. 2009.
Sedangkan yang mengalami hipertensi Blood Pressure and Glaucoma. Br. J.
grade 2 dengan tekanan intra okuler Ophthalmol 93: 1276-1282.
yang tidak meningkat sebanyak 7 orang 5. Deokule,S., and Weinreb, R.N., 2008.
(14%) dan dengan tekanan intra okuler Relationships among systemic blood
meningkat sebanyak 21 orang (42%). pressure, intraocular pressure and
3. Berdasarkan hasil analisis uji hubungan open-angle glaucoma. Can J Ophthalmol
dari hasil penelitian, menunjukkan 43: 302-307.
bahwa ada hubungan antara hipertensi 6. Doshi, A.B., Liu, J.H.K., Weinreb, R.N.,
dengan peningkatan tekanan intra okuli 2010. Glaucoma is a 24/7 Disease. In:
yang terjadi pada pasien dirumah sakit Schacknow, P.N., Samples, J.R., ed. The
Ibnu Sina Makassar. Hal ini didapatkan Glaucoma Book. USA: Springer, 55-58.
dari nilai p < 0,05 (lebih kecil dari nilai 7. Fauci et al, 2008. Harrison’s Principle of
α = 0,05). Sehingga dapat dikatakan Internal Medicine. 17th ed. New York:
bahwa penelitian ini bermakna Mc Graw-Hill, 1553-1558.
8. Fraser, S., Wormald R., Hitchings R.,
1999. Blood pressure and glaucoma.
Moorfields Eye Hospital: 858-859.
9. Guyton, A.C, and Hall, J.E, 2007. 17. Leske, M.C., et al, 2002. Incident Open-
Textbook of Medical Physiology. 11th ed. AngleGlaucomaandBloodPressure.Arch
Philadelphia: Saunders, 220-223 Ophthalmol. 120(7): 954-959. Available
10. Herman, 2009. Prevalensi Kebutaan at: archopht.jamanetwork.com/article.
Akibat Glaukoma di Kabupaten aspx?a rticleid= 271345 #RESU LT S
Tapanuli Selatan. Departemen Ilmu [Accesed 20 November 2012]
Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran 18. Moore, K.L., Dalley, A.F., Agur, A.M.R.
Universitas Sumatera Utara, Medan. 2010. Clinical Oriented Anatomy. 6th
Available at:http://repository.usu. ed. Philadelphia: Lippincott Williams &
ac.id/bitstream/123456789/6399/1/ Wilkins, 895-896.
10E00177.pdf [Accessed 12 Maret 19. Mukhtar, Z., et al, 2011. Pengertian dan
2012]. Jenis Data. Desain Penelitian Klinis dan
11. Ilyas, H.S., 2011. Ilmu Penyakit Mata. Statistika Kedokteran. Edisi 1. Medan:
Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit Usu Press 2011.
FKUI, 169-174. 20. Notoatmojo, S., 2010. Metode
12. Ji,J.D., et al, 2007. Diurnal Variability Penelitian Survey: Rancangan Survey
of Intraocular Pressure. Arch Soc Esp Cross Sectional. In: Notoatmodjo, S.,
Oftalmol 82: 675-680. ed. Metodologi Penelitian Kesehatan.
13. Kanski, J.J., 2007. Glaucoma: Primary Jakarta: Rineka Cipta, pp.37-38.
Open-Angle Glaucoma. In: Edwards, R., 21. Paul R, 2008. Anatomi dan Embriologi
ed. Clinical Ophthalmology, A Systemic Mata: Sudut Bilik Mata Depan. In: Paul
Approach, Sixth Edition. Philadelphia: R, Whitcher, J.P, ed. Oftalmologi Umum
Saunders, 382-390. Vaughan & Asbury. Ed. 17. Jakarta: EGC,
14. Khurana, A.K., 2007. Comprehensive 12-13.
Ophthalmology. 4th ed. New Delhi: New 22. Perdami, 2010. Tentang Glaukoma.
Age International (P) Limited, 205-231. Jakarta: Persatuan Dokter
15. Kwon, Y.H., Fingert, J.H., Kuehn, M.H., mataIndonesia.Availableat:http://
Alward, W.L.M., 2009. Mechanisms of www.perdami.or.id/?page= news_
Disease, Primary Open-Angle Glaucoma. seminat.detail&id=1 [Accessed 12 Maret
N Engl J Med 360: 1113-1124. 2012].
16. Langman,M.J.S., Lancashire, R.J., 23. World Health Organization. Global Data
Cheng K.K., Stewart P.M., 2005. on Visual Impaiment 2010.
Systemic hypertension and glaucoma: 24. Riset Kesehatan Dasar, 2007.
mechanisms in common and co- Direktorat Jendral Penelitian dan
occurrence. Br J Ophthalmol 89: 960- Pengembangan Kesehatan. Available
963. at: http://203.90.70.117/searo/
I n d o ne s i a / L i n k F i le s /H e a l t h _
Information_and_Evidence_for_policy_
Riskesdas_2007.pdf [Accessed 12 Maret
2012].
32. Uhm, K.B., et al, 1992. Glaucoma
Risk Factors in Primary Open-Angle
Glaucoma Patients Compared to Ocular
Hypertensives and Control Subjects.
25. Salmon, J.R, 2008. Glaukoma. In: Paul Korean J. Ophthalmol 6: 91-99.
R, Whitcher, J.P, ed. Oftalmologi Umum 33. Victor, R.G., and Kaplan, N.M., 2007.
Vaughan & Asbury. Ed. 17. Jakarta: EGC, Systemic Hypertension: Mechanisms
212-224. and Diagnosis. In: Libby’s Braunwald’s
26. Sastroasmoro, S., 2007. Pemilihan Heart Disease: A Textbook of
Subjek Penelitian. In: Sastroasmoro, S., Cardiovascular Medicine, 8th ed.
ed. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Philadelphia: Saunders, 1027-1028.
Klinis. Jakarta: Sagung Seto, 78-91. 34. Wahyuni, A.S., 2007. Chi Square. In:
27. Simmons, S.T., et al, 2007. Intraocular Statistika Kedokteran (Disertai Aplikasi
Pressure and Aqueous Humor Dynamics. dengan SPSS). Jakarta: Bamboedoea
In: Tanaka, S., ed. Glaucoma. Singapore: Communication, 87-102.
American Academy of Ophthalmology, 35. Walsh, R.A., et al, 2008. Hurst’s The
17-29. Heart. 12th ed. New York: Mc Graw-Hill.
28. Simmons, S.T., et al, 2007. Introduction 36. Zarei, R., et al, 2011. The Association
to Glaucoma: Terminology, of Primary Open Angle Glaucoma and
Epidemiology, and Heredity. In: Tanaka, Systemic Hypertension in Patients
S., ed. Glaucoma. Singapore: American Referred to Farabi Eye Hospital. Iranian.
Academy of Ophthalmology, 3-15. J. Ophthamol 23(2): 31-34. Available
29. Solomon, I.S., 2002. Aqueous Humor at: www.sid.ir/en/VEWSSID/J_
Dynamics. Available at: http://www. pdf/91120110207.pdf [Accesed 20
nyee.edu/pdf/solomonaqhumor.pdf November 2012].
[Accessed 12 Maret 2012]. 37. Wahyuni, A.S., 2007. Chi Square. In:
30. Souza, S.D., 2010. Evaluation of Statistika Kedokteran (Disertai Aplikasi
Systemic Hypertension as a Risk Factor dengan SPSS). Jakarta: Bamboedoea
for Primary Open Angle Glaucoma. Communication, 87-102
Department of Ophthalmology, St.
John’s Medical College, Bangalore.
Available at:119.82.96.198:8080/
jspui/bitstream/123456789/5827/1/
D’Souza%20Sharon.pdf[Accesed 20
November 2012].
31. Tumbelaka, A.R., Riono, P., Sastroasmoro
S., Wirjodiarjo, M., Pudjiastuti, P., Firman
K., 2007. Pemilihan Uji Hipotesis. In:
Sastroasmoro, S., ed. Dasar-Dasar
Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta:
Sagung Seto, 279-300.

Anda mungkin juga menyukai