Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PT Siloam International Hospitals Tbk

a. Perkembangan Terkini

Pada tanggal 1 Juli 2013, Perseroan mengakuisisi perlengkapan medis untuk kegiatan
operasional Siloam Hospitals TB dari MPU dengan nilai transaksi sebesar Rp187 miliar
(termasuk pajak). Sebelum akusisi ini, Perseroan telah membuat perjanjian dengan MPU
untuk mengoperasikan Siloam Hospitals TB. Pada saat ini, Properti Rumah Sakit Siloam
Hospitals TB dimiliki oleh First REIT dan disewa oleh LK. Pada tanggal 1 Juli 2013,
Perseroan mengadakan perjanjian sub-lease dengan LK terkait Properti Rumah Sakit Siloam
Hospitals TB. Perseroan membiayai akuisisi perlengkapan medis dari MPU dengan
pendapatan dari pinjaman pemegang saham dengan LK.
Faktor yang mempengaruhi kinerja operasional Perseroan
Faktor utama yang mempengaruhi kinerja operasional Perseroan meliputi:
• Kapasitas pasien dan permintaan terhadap layanan
• Perluasan jaringan rumah sakit Perseroan, belanja modal, beban operasional, dan beban
keuangan
• Perkembangan teknologi
• Beban sewa
• Kondisi ekonomi di Indonesia
• Peraturan pemerintah
Kapasitas pasien dan permintaan terhadap layanan
Pendapatan rawat inap sangat bergantung terhadap jumlah tempat tidur yang dioperasikan,
Bed Occupancy Rate (BOR) yang merupakan hasil konversi dari pasien rawat jalan dan
pasien gawat darurat dan pendapatan rata-rata per pasien per hari. Pendapatan rawat jalan
sangat bergantung terhadap jumlah dokter spesialis, dan jam praktek pada departemen rawat
jalan Perseroan, dan pendapatan rata-rata per pasien rawat jalan. Jumlah pasien rawat inap
dan rawat jalan bergantung pada reputasi dan citra rumah sakit Perseroan, jasa yang
diberikan, kondisi sosial dan ekonomi komunitas regional, tingkat kompetisi dari rumah sakit
lain, reputasi klinik, spesialisasi dan jam praktek para dokter spesialis di rumah sakit
Perseroan, efektifitas kegiatan pemasaran, dan keagamaan dan kebudayaan.
Di samping itu, jasa yang ditawarkan Perseroan, khususnya yang ditawarkan oleh Centers of
Excellence, dimana yang berhubungan dengan kasus medis yang memerlukan perawatan
kompleks, yang menghasilkan total pendapatan dan pendapatan per pasien yang lebih tinggi
dikarenakan tambahan perawatan spesialisasi sebelum dan sesudah pengobatan, utilisasi
peralatan diagnostik canggih dan peralatan intervensi yang pada umumnya menghasilkan
marjin laba usaha yang lebih tinggi. Dengan penambahan Centers of Excellence dan
penawaran jasa tersebut, akan berdampak positif pada pendapatan dan marjin Perseroan.
Perluasan jaringan Rumah Sakit Perseroan, belanja modal, beban operasional, dan beban
keuangan Perseroan
Perkembangan jaringan rumah sakit Perseroan berkontribusi terhadap peningkatan
pendapatan Perseroan dan hal ini merupakan salah satu dari strategi perseroan untuk terus
berkembang melalui perluasan jaringan rumah sakit Perseroan di seluruh Indonesia. Pada
tahun 2012, Perseroan telah membuka empat rumah sakit baru dan mengakuisisi satu rumah
sakit. Untuk periode empat bulan yang berakhir pada 30 April 2013, Perseroan telah
membuka satu rumah sakit baru. Siloam Hospitals TB dibuka pada bulan Juni 2013 dan
Perseroan berencana untuk membuka satu rumah sakit tambahan pada tahun 2013, yaitu
Siloam Hospitals Medan (direncanakan untuk selesai pada kuartal keempat 2013) yang akan
membuat jumlah rumah sakit Perseroan menjadi sebanyak 15 rumah sakit pada akhir 2013.
Keberhasilan perluasan jaringan rumah sakit Perseroan bergantung pada beberapa faktor yang
meliputi:
• Kemampuan Perseroan dalam memberikan pelatihan dan mempertahankan karyawan yang
berkualitas.
• Kemampuan Perseroan dalam memperoleh lisensi atau persetujuan dari Pemerintah atau
Pemerintah Daerah setempat dalam melanjutkan operasional dan membuka jaringan rumah
sakit baru Perseroan.
• Kemampuan Perseroan dalam mengelola beban atau biaya
• Kemampuan Perseroan dalam mengidentifikasi potensi pertumbuhan dan akuisisi
• Kemampuan Perseroan dalam mendapatkan pendanaan dengan persyaratan yang wajar
untuk perluasan operasional Perseroan
Perseroan ingin mencari lahan untuk membangun, dan mengembangkan rumah sakit
Perseroan. Untuk mengakuisisi lahan dan membangun rumah sakit akan membutuhkan
tambahan modal kerja yang cukup besar daripada yang tercatat dalam laporan keuangan
Perseroan.
Perseroan memperkirakan beban bunga akan meningkat seiring Perseroan meningkatkan
belanja modal untuk perluasa jaringan rumah sakit. Sebelum Penawaran Umum, pinjaman
tanpa bunga dari pemegang saham merupakan salah satu sumber pendanaan Perseroan
disamping pendapatan yang diterima dari perjanjian Sale and Leaseback. Setelah penawaran
umum, Perseroan membiaya belanja modal dengan dana yang diterima dari hasil penawaran
umum, dan kas dari aktivitas operasional. Perseroan juga akan menggunakan pinjaman bank
sebagai sumber pendanaan untuk perluasan jaringan rumah sakit Perseroan.
Beban bunga untuk pembangunan dan perluasan rumah sakit yang telah ada akan
dikapitalisasi sesuai dengan jangka waktu pembangunan, tetapi apabila rumah sakit tersebut
telah beroperasi, maka beban bunga tersebut akan dimasukkan sebagai pengeluaran beban
bunga pada laporan laba rugi komprehensif. Beban bunga dan konstruksi yang telah
dikapitalisasi akan di depresiasi sesuai dengan umur bangunan tersebut, sehubungan dengan
pembangunan rumah sakit maka beban depresiasi akan meningkat.
Di samping belanja modal dan depresiasi sehubungan dengan perluasan jaringan rumah sakit
Perseroan, pembukaan rumah sakit yang baru juga akan meningkatkan beban operasional
Perseroan. Sebagai contoh, Perseroan merekrut staf medis empat sampai dengan enam bulan
sebelum rumah sakit Perseoran mulai beroperasi. Selanjutnya, Perseroan harus membeli
persediaan obat-obatan, akibatnya, maka marjin Perseroan akan menurun.

b. Perkembangan Teknologi

Perseroan menggunakan peralatan medis yang canggih dan mahal di rumah sakit Perseroan
untuk menyediakan layanan. Peralatan medis harus ditingkatkan secara berkala karena
perkembangan teknologi yang sangat cepat dapat membuat peralatan yang sudah ada menjadi
kuno. Kemampuan Perseroan untuk menyediakan layanan kelas dunia serta mempertahankan
reputasi dan jumlah pasien Perseroan bergantung pada Perseroan untuk memiliki peralatan
medis yang terbaru di rumah sakit Perseroan. Perseroan secara teratur mengganti,
meningkatkan dan memelihara peralatan Perseroan, demikian juga memberikan pelatihan
agar staf Perseroan dapat mengoperasikan peralatan terkini yang dimiliki Perseroan. Biaya
terkait penggantian, perbaikan dan pemeliharaan peralatan untuk periode empat bulan yang
berakhir pada 30 April 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012
masing-masing sebesar Rp25,5 miliar dan Rp79,0 miliar.
Beban sewa
Per 30 April 2013, Perseroan menyewa Properti Rumah Sakit untuk sebelas dari tiga belas
rumah sakit yang dioperasikan oleh Perseroan. Untuk delapan bidang tanah dan bangunan
yang disewa dari LK, Perseroan tidak membayar atau memperhitungkan biaya sewa untuk
periode yang berakhir pada 31 Desember 2010, 2011 dan 2012 dan periode empat bulan yang
berakhir pada tanggal 30 April 2013 karena tanah dan bangunan tersebut disewakan tanpa
dikenakan biaya kepada Perseroan. Sejak tanggal 30 April 2013, Perseroan akan membayar
beban sewa dari delapan tanah dan bangunan yang disewa dari Lippo Karawaci sebagai
berikut:
• 1% dari Pendapatan Kotor setiap rumah sakit yang beroperasi di tanah dan bangunan
tersebut dari 1 May 2013 sampai 30 April 2014
• 2% dari Pendapatan Kotor setiap rumah sakit yang beroperasi di tanah dan bangunan
tersebut dari 1 Mei 2014 sampai 30 April 2015
• 3% dari Pendapatan Kotor setiap rumah sakit yang beroperasi di tanah dan bangunan
tersebut mulai tanggal 1 Mei 2015.
Dengan adanya tambahan beban sewa tersebut akan berpengaruh pada kinerja Perseroan di
masa yang akan datang dan akan mempersulit dalam mengevaluasi kinerja historis Perseroan.

c. Kondisi Ekonomi di Indonesia

Saat ini Indonesia saat ini memiliki perekonomian terbesar di Asia Tenggara dengan PDB
nominal sekitar USD 878 miliar pada tahun 2012, menurut IMF. Perekonomian Indonesia
mencapai laju pertumbuhan PDB sebesar 6,0% dari tahun 2006 hingga 2012, dan
diperkirakan akan mencapai CAGR sebesar 6,9% dari 2012 sampai 2016 menurut IMF.
Pertumbuhan ekonomi telah membawa peningkatan pesat dalam kekayaan pribadi dan rumah
tangga penduduk Indonesia. PDB per kapita Indonesia tahun 2012 melampaui Rp33,7 juta
dan diperkirakan tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan majemuk sebesar 4,9% dari
tahun 2012 hingga 2016, menurut IMF, yang Perseroan yakin akan meningkatkan lebih lanjut
pertumbuhan pengeluaran konsumen dan pendapatan sesudah dikurangi pajak (disposable
income). Lebih spefisiknya, jasa kebanyakan yang ditawarkan Perseroan adalah untuk
penduduk kelas menengah dan menengah ke atas, dan Perseroan juga terus berinvestasi
dalam personil medis terbaik, dan teknologi terkini untuk memberikan layanannya di
Indonesia.
Peraturan Pemerintah

Kegiatan usaha Perseroan sangat bergantung pada peraturan Pemerintah, dan membutuhkan
lisensi dan perijinan. Perubahan dan peraturan Pemerintah dapat berdampak negatif pada
harga dan ketersediaan usaha Perseroan. Sebagai tambahan, investasi Pemerintah di sektor
kesehatan dapat mempengaruhi permintaan terhadap kegiatan usaha Perseroan.
Pendapatan

Pendapatan Perseroan terdiri dari:

• Pendapatan rawat inap: pendapatan berasal dari jasa penunjang medis dan jasa tenaga
ahli, obat dan perlengkapan medis, kamar rawat inap, pendapatan administrasi, kamar
operasi, kamar bersalin dan lain-lain; dan

• Pendapatan rawat jalan: pendapatan berasal dari jasa penunjang medis dan jasa
konsultasi, obat dan perlengkapan medis, pendapatan registrasi dan lain-lain.
Beban Pokok Pendapatan

Beban Pokok Pendapatan Perseroan terdiri dari:

• Rawat inap: beban tersebut meliputi gaji dan kesejahteraan karyawan (termasuk jasa
tenaga ahli), obat dan perlengkapan medis, perlengkapan klinik, pernyusutan, makanan dan
minuman, perbaikan dan pemeliharaan dan lain-lain.
• Rawat jalan: beban tersebut meliputi gaji dan kesejahteraan karyawan (termasuk jasa
tenaga ahli), obat dan perlengkapan medis, pernyusutan, perlengkapan klinik, perbaikan dan
pemeliharaan dan lain-lain.

Beban gaji dan kesejahteraan karyawan untuk pelayanan rawat jalan dan rawat inap
sebagaimana tercantum di atas meliputi: jasa tenaga ahli, dan jasa konsultasi yang dibayarkan
kepada dokter yang memberikan pelayanannya di rumah sakit Perseroan untuk periode-
periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013, dan untuk tahun-tahun yang
berakhir pada 31 Desember 2010, 2011, dan 2012 adalah sebesar Rp 211,8 miliar, Rp328,5
miliar, Rp378,2 miliar, Rp515,4 miliar secara berurutan.

Beban Usaha

Beban usaha Perseroan terdiri dari gaji dan kesejahteraan karyawan, listrik dan air, biaya
pemasaran dan iklan, pelatihan dan pengembangan, transportasi dan akomodasi, sewa,
perbaikan dan perawatan, penyusutan dan lain-lain. Beban keuangan terdiri dari beban
administrasi bank, dan beban bunga dari fasilitasi pinjaman. Meskipun beban adminstrasi
bank terkait dengan beban merchant kartu kredit, Perseroan mengklasifikasi beban tersebut
sebagai beban keuangan, bukan beban penjualan karena Perseroan mempertimbangkan beban
tersebut sebagai beban penagihan.
Beban Pajak Penghasilan bunga merupakan penghasilan bunga dari rekening bank dan
deposito berjangka.

Kinerja Operasional Perseroan

Untuk periode empat bulan yang berakhir tanggal 30 April 2013 dengan periode empat bulan
yang berakhir tanggal 30 April 2012 Pendapatan. Pendapatan Perseroan meningkat sebesar
47,8% menjadi Rp789,5 miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30
April 2013 dari Rp534,3 miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30
April 2012. Peningkatan tersebut sebagian besar disebabkan oleh peningkatan jasa penunjang
tenaga medis dan jasa tenaga ahli serta obat dan perlengkapan medis rawat inap yang masing-
masing sebesar Rp61,0 miliar dan Rp75,7 miliar atau meningkat masing-masing sebesar
52,5% dan 69,1% dibandingkan dengan tanggal 30 April 2012. Peningkatan pendapatan
Perseroan juga disebabkan oleh peningkatan jasa penunjang tenaga medis dan jasa tenaga ahli
serta obat dan perlengkapan medis rawat jalan yang masing-masing sebesar Rp41,1 miliar
dan Rp22,6 miliar atau meningkat masing-masing sebesar 28,9% dan 32,0% dibandingkan
dengan tanggal 30 April 2012. Peningkatan tersebut di atas terutama disebabkan dengan baru
dibukanya Rumah Sakit Umum Siloam, Siloam Hospitals Manado, Siloam Hospitals
Makassar, Siloam Sriwijaya, Siloam Hospitals Cinere pada tahun 2012 serta Siloam
Hospitals Bali pada awal tahun 2013, meningkatnya jumlah pasien dan meningkatnya
permintaan layanan medis yang kompleks.

Beban pokok pendapatan: Beban pokok pendapatan meningkat sebesar 49,2% menjadi
Rp581,2 miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari
Rp389,5 miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012.
Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya beban pokok pendapatan rawat
inap yang terdiri dari peningkatan gaji dan kesejahteraan karyawan, obat dan perlengkapan
medis, penyusutan; dan lain-lain masing-masing sebesar Rp57,8 miliar; Rp26,7 miliar;
Rp14,3 miliar dan 10,9 miliar atau meningkat masing-masing sebesar 52,4%; 30,0%;
109,4%; dan 180,2% Dibandingkan pada tanggal 30 April 2012. Di samping itu, Peningkatan
tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya beban pokok pendapatan rawat jalan yang
terdiri dari peningkatan gaji dan kesejahteraan karyawan, obat dan perlengkapan medis yang
masing-masing sebesar Rp26,2 miliar; dan Rp33,4 miliar atau meningkat masing-masing
sebesar 31,5%; dan 77,2% dibandingkan pada tanggal 30 April 2012. Peningkatan tersebut di
atas terutama disebabkan dengan baru dibukanya Rumah Sakit Umum Siloam, Siloam
Hospitals Manado, Siloam Hospitals Makassar, Siloam Sriwijaya, Siloam Hospitals Cinere,
pada tahun 2012 serta Siloam Hospitals Bali pada awal tahun 2013, meningkatnya jumlah
dokter dan karyawan akibat meningkatnya permintaan layanan medis yang kompleks serta
peningkatan beban pokok pendapatan yang berhubungan dengan obat dan perlengkapan
medis disebabkan oleh meningkatnya jumlah pasien pada periode empat bulan yang berakhir
pada 30 April 2013, dibandingkan dengan 30 April 2012.

Laba bruto: Laba bruto Perseroan meningkat sebesar 43,9% menjadi Rp208,3 miliar untuk
periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari Rp144,7 miliar untuk
periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012. Namun, rasio laba kotor
menurun menjadi 26,4% pada periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013
dari 27,1% untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012.

Beban usaha: Beban usaha Perseroan meningkat sebesar 63,6% menjadi Rp175,4 miliar
untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari Rp107,2 miliar
untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012, hal ini disebabkan oleh
meningkatnya beban penjualan, beban gaji dan kesejahteraan karyawan, listrik dan air, dan
biaya kantor lainnya dengan masing-masing meningkat sebesar Rp2,6 miliar, Rp28,2 miliar,
Rp7,6 miliar, Rp14,9 miliar atau meningkat sebesar 69,7%, 68,8%, 52,9%, 254,9%
dibandingkan dengan tanggal 30 April 2012. Peningkatan tersebut di atas terutama
disebabkan dari rumah sakit-rumah sakit baru yang beroperasi sesudah 30 April 2012.

Penghasilan bunga: Penghasilan bunga Perseroan meningkat sebesar 30,5% menjadi Rp1,3
miliar untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari Rp1,0 miliar
untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012. Peningkatan tersebut
disebabkan oleh peningkatan penghasilan bunga dari deposito Perseroan yang berdenominasi
dolar Singapura sebagai hasil dari penguatan dolar Singapura terhadap Rupiah.

Beban keuangan: Beban keuangan Perseroan meningkat sebesar 3,1% menjadi Rp6,4 miliar
untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari Rp6,2 juta untuk
periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012. Hal ini disebabkan oleh
meningkatnya beban administrasi bank karena meningkatnya pembayaran oleh pasien dengan
menggunakan kartu kredit.

Laba sebelum pajak. Karena hasil-hasil yang telah dijelaskan di atas, laba sebelum pajak
Perseroan menurun sebesar 33,8% menjadi Rp25,9 miliar untuk periode empat bulan yang
berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari Rp39,2 miliar untuk periode empat bulan yang
berakhir pada tanggal 30 April 2012.

Beban pajak. Beban pajak Perseroan meningkat sebesar 7,8% menjadi Rp8,8 miliar untuk
periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari Rp8,2 miliar untuk
periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2012. Peningkatan tersebut
disebabkan oleh menurunnya laba sebelum pajak Perseroan.
Laba tahun berjalan. Karena hasil-hasil yang telah dijelaskan di atas, laba tahun berjalan
Perseroan menurun sebesar 44,8% menjadi Rp17,1 miliar untuk periode empat bulan yang
berakhir pada tanggal 30 April 2013 dari Rp31,0 miliar untuk periode empat bulan yang
berakhir pada tanggal 30 April 2012.

Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dengan tahun-tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.

Pendapatan. Pendapatan Perseroan meningkat sebesar 42,0% menjadi Rp1.788,1 miliar pada
2012 dari Rp1.259,3 miliar pada tahun 2011. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh
peningkatan pendapatan dari rawat inap yang meliputi jasa penunjang medis dan jasa tenaga
ahli, obat dan perlengkapan medis, kamar rawat inap, pendapatan administrasi, dan lain-lain
yang masing- ,masing sebesar Rp123,5 miliar, Rp139,9 miliar, Rp47,1 miliar, Rp11,8 miliar,
dan Rp23,5 miliar atau meningkat masing-masing sebesar 44,6%, 53,2%, 52,8%, 37,5%, dan
53,5% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2011. Peningkatan Pendapatan Perseroan
juga disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari rawat jalan yang meliputi jasa penunjang
medis dan jasa tenaga ahli serta obat dan perlengkapan medis yang masing-masing sebesar
Rp83,7 miliar dan Rp55,9 miliar atau meningkat masing-masing sebesar 23,5%, dan 34,0%.
Peningkatan tersebut di atas terutama disebabkan dengan baru dibukanya Rumah Sakit
Umum Siloam, Siloam Hospitals Manado, Siloam Hospitals Makassar, Siloam Sriwijaya,
Siloam Hospitals Cinere, pada tahun 2012 serta meningkatnya jumlah pasien dan
meningkatnya permintaan layanan medis yang kompleks.

Anda mungkin juga menyukai

  • 4 Vokalisasi Katak
    4 Vokalisasi Katak
    Dokumen1 halaman
    4 Vokalisasi Katak
    fara dias safrina
    Belum ada peringkat
  • Bab 4 Hasil Dan Pembahasan
    Bab 4 Hasil Dan Pembahasan
    Dokumen35 halaman
    Bab 4 Hasil Dan Pembahasan
    fara dias safrina
    Belum ada peringkat
  • Tugas Hukum Kredit
    Tugas Hukum Kredit
    Dokumen11 halaman
    Tugas Hukum Kredit
    fara dias safrina
    Belum ada peringkat
  • Data Rekaman Lapang
    Data Rekaman Lapang
    Dokumen2 halaman
    Data Rekaman Lapang
    fara dias safrina
    Belum ada peringkat
  • Bab 6
    Bab 6
    Dokumen1 halaman
    Bab 6
    fara dias safrina
    Belum ada peringkat
  • Metamorfosis
    Metamorfosis
    Dokumen2 halaman
    Metamorfosis
    fara dias safrina
    Belum ada peringkat
  • Tata Cara
    Tata Cara
    Dokumen2 halaman
    Tata Cara
    fara dias safrina
    Belum ada peringkat
  • Outiline Isolasi Dna Bakteri
    Outiline Isolasi Dna Bakteri
    Dokumen3 halaman
    Outiline Isolasi Dna Bakteri
    krriedonz
    Belum ada peringkat
  • LKPD Indra
    LKPD Indra
    Dokumen4 halaman
    LKPD Indra
    fara dias safrina
    100% (1)
  • Rancangan Media
    Rancangan Media
    Dokumen6 halaman
    Rancangan Media
    fara dias safrina
    Belum ada peringkat
  • DAMPAK NEGATIF Pengling
    DAMPAK NEGATIF Pengling
    Dokumen14 halaman
    DAMPAK NEGATIF Pengling
    fara dias safrina
    Belum ada peringkat
  • Sintak PBL
    Sintak PBL
    Dokumen1 halaman
    Sintak PBL
    fara dias safrina
    Belum ada peringkat
  • Bab II Pembahasan Teklab Avis
    Bab II Pembahasan Teklab Avis
    Dokumen21 halaman
    Bab II Pembahasan Teklab Avis
    fara dias safrina
    Belum ada peringkat
  • Promes
    Promes
    Dokumen2 halaman
    Promes
    fara dias safrina
    Belum ada peringkat
  • Peta Konsep Rancang
    Peta Konsep Rancang
    Dokumen1 halaman
    Peta Konsep Rancang
    fara dias safrina
    Belum ada peringkat
  • Artikel
    Artikel
    Dokumen9 halaman
    Artikel
    fara dias safrina
    Belum ada peringkat
  • Workshop 1
    Workshop 1
    Dokumen3 halaman
    Workshop 1
    fara dias safrina
    Belum ada peringkat
  • Tugas Telah Jurnal THV
    Tugas Telah Jurnal THV
    Dokumen3 halaman
    Tugas Telah Jurnal THV
    fara dias safrina
    Belum ada peringkat
  • Metamorfosis
    Metamorfosis
    Dokumen26 halaman
    Metamorfosis
    fara dias safrina
    Belum ada peringkat
  • Desain Instruksional SH
    Desain Instruksional SH
    Dokumen51 halaman
    Desain Instruksional SH
    fara dias safrina
    Belum ada peringkat
  • Cara Menentukan Usia Fosil 2
    Cara Menentukan Usia Fosil 2
    Dokumen5 halaman
    Cara Menentukan Usia Fosil 2
    Dyah Afiat Mardikaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Bab 6
    Bab 6
    Dokumen1 halaman
    Bab 6
    fara dias safrina
    Belum ada peringkat
  • Louis Pasteur
    Louis Pasteur
    Dokumen1 halaman
    Louis Pasteur
    fara dias safrina
    Belum ada peringkat
  • Makalah INOVASI Kopi Dan Kakao
    Makalah INOVASI Kopi Dan Kakao
    Dokumen12 halaman
    Makalah INOVASI Kopi Dan Kakao
    fara dias safrina
    Belum ada peringkat
  • Bab 6
    Bab 6
    Dokumen1 halaman
    Bab 6
    fara dias safrina
    Belum ada peringkat
  • Pembahasan 123
    Pembahasan 123
    Dokumen9 halaman
    Pembahasan 123
    fara dias safrina
    Belum ada peringkat
  • Fitri SBM
    Fitri SBM
    Dokumen2 halaman
    Fitri SBM
    fara dias safrina
    Belum ada peringkat
  • Laporan Fiswan Eritrosit
    Laporan Fiswan Eritrosit
    Dokumen18 halaman
    Laporan Fiswan Eritrosit
    dwi rulitasari
    Belum ada peringkat
  • RPP Sirkulasi
    RPP Sirkulasi
    Dokumen18 halaman
    RPP Sirkulasi
    fara dias safrina
    Belum ada peringkat