Anda di halaman 1dari 11

III.

MENENTUKAN DIMENSI BATANG

TUJUAN : Menjelaskan tentang beban tetap dan muatan berguna, pembebanan


lentur, normal, dan kombinasi serta dapat merencanaan dimensi
batang.

1. Jenis Beban
Sesuai dengan Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung
1987, ada beberapa jenis beban yang harus diperhitungkan dalam perhitungan desain
atau control pada struktur banguanan, yaitu :
a. Beban mati (M)
b. Beban hidup (H)
c. Beban angin (A)
d. Beban gempa (G)
e. Beban khusus (K)
Kombinasi pembebanan yang harus ditinjau adalah sebagai berikut :
a. Pembebanan tetap :M+H
b. Pembebanan sementara :M+H+A
:M+H+G
c. Pembebanan khusus :M+H+K
:M+H+A+K
:M+H+G+K
Dengan adanya kombinasi pembebanan tersebut kita dapatkan gaya-gaya dalam pada
struktur bangunan yang berupa :
a. Momen lentur (M)
b. Gaya lintang (D)
c. Gaya normal (N)
d. Momen punter/torsi (T)
Konstruksi kayu untuk struktur bangunan dapat berupa balok yang menahan
momen lentur dan gaya lintang atau berupa batang dari konstruksi rangka batang
yang menahan gaya normal. Pada balok yang menahan momen lentur harus dihitung

Page 1 of 11
momen dan gaya lintang maksimum/ekstrim dan kemudian baru menentukan
dimensi balok.
Pada batang yang menahan gaya normal dari konstruksi rangka batang dapat
dihitung gaya-gaya dengan cara :
 Kesetimbangan titik simpul
 Metode Ritter
 Metode Cremona
 Metode Culman

2. Penampang Batang
Pada batang/balok yang menahan momen lentur pada umumnya
penampangnya berbentuk persegi empat panjang baik batang yang solid (utuh) atau
balok tersusun.

h1
h1 alat
penyambung
h h2
alat
penyambung alat
h2 h1 penyambung

b b b

Gambar 3.1 Penampang batang

Batang pada konstruksi rangka batang untuk struktur bangunan bentuknya juga
persegi empat panjang yang solid dan gaya-gaya batangnya dibedakan menjadi dua
yaitu :
 Gaya batang tarik (+)
 Gaya batang tekan (-)
Yang didapat dari plane truss (rangka batang bidang) dan space truss (rangka batang
ruang).

Page 2 of 11
P

P J P

I K (-)
P P

H L
P1 P1

A B
C D E (+) F G

Rangka Batang

ho Penampang
Batang

bo
Gambar 3.2 Rangka dan Penampang batang

3. Jenis Alat Sambung.


Didalam konstruksi kayu yang perlu diperhatikan adalah titik-titik sambungan
karena pada sambungan merupakan titik yang paling lemah pada suatu konstruksi.
Titik-titik simpul pada konstruksi kayu dapat berupa sendi (engsel), jepit dan rol dan
hal tersebut tergantung pada jenis konstruksinya. Setiap jenis alat penyambung
mempunyai perlemahan (p) yang disebabkan oleh adanya lubang akibat alat
penyambung.

Tabel 3.1 Daftar Alat Penyambung dan Perlemahan


No Jenis Alat Penyambung Perlemahan (p)
1 Paku 10 – 15 %
2 Baut dan sambungan gigi 20 – 25 %
3 Pasak kayu 30%
4 Pelat kokot dan pasak cincin 20%
5 Perekat 0%
Page 3 of 11
Dengan adanya perlemahan tersebut kita dapat menentukan efisiensi (ef) dari suatu
sambungan pada konstruksi kayu yaitu :

Tabel 3.2 Daftar Alat Penyambung dan Efisiensi


No Jenis Sambungan Efesiensi (ef)
1 Sambungan dengan paku 85%
2 Sambungan dengan baut dan sambungan gigi 75%
3 Sambungan dengan pasak kayu 70%
4 Sambungan dengan pelat kokot dan pasak 80%
cicin
5 Sambungan dengan perekat 100%

4. Perencanaan Penampang Batang.


4.1. Penampang Batang Tarik.

lubang akibat alat


penyambung

S S h

s °tr// mak s °tr// b


s °tr//maks > s °tr//

Gambar 3.3 Penampang Batang Tarik


Luas bruto; Abr = b x h
Luas netto; Anet = ef x Abr = ef x b x h

Konsentrasi tegangan (stress concentration) terjadi pada penampang discontinue


seperti pada gambar di atas, disamping itu konsentrasi tegangan juga terjadi dititik
atau dekat point load.
S
σtr-n mak =kc A  dimana : kc = stress concentration factor
br

Jadi :
S
σ°tr-n = A ≤σ
̿tr-n
net

Page 4 of 11
4.2. Penampang Batang Tekan (Tunggal).
Dalam perhitungan batang tekan diperhitungkan adanya bahaya tekuk sehingga perlu
diperhitungkan faktor tekuk (ω) yang besarnya tergantung pada angka kelangsingan
(λ).

Pk Pk Pk Pk

sendi sendi jepit


bebas

sendi jepit jepit jepit

Lk=L Lk=1/2.Lv2 Lk=1/2.L Lk=2.L

Gambar 3.4 Perilaku Tekuk

Luas bruto; Abr = b x h


1
Momen inersia arah x; Ix = 12 .b.h3
x h Momen inersia arah y; Iy = 12 .b3 .h
1

I
Jari-jari inersia; i=√A
br

 Jari-jari inersia arah x; ix = 0,289.h


 Jari-jari inersia arah y; iy = 0,289.b
imin = iy
lk
λ= 𝑖  angka kelangsingan batang
min

Tiap-tiap batang tertekan besar λ dibatasi yaitu λ ≤ 150.

Page 5 of 11
Faktor tekuk (ω) dapat dilihat dalam daftar tekuk yang besarnya tergantung harga
angka kelangsingan (λ) (Daftar III PKKI).
S.ω
σ°tk// = A ≤ ̿σtk//  dimana : σ°tk// = tegangan yang timbul
br

S = gaya yang timbul pada batang


ω = faktor tekuk
Untuk harga λ = 0 – 100; berlaku rumus Tetmayer dimana :
300
ω= 300-2λ

Bila harga λ ≤ 10; maka dianggap factor tekuk kecil (ω ∞ 1), sehingga pengaruh
tekuk diabaikan. Untuk harga λ = 100 – 150 berlaku rumus Euler dimana :
3
ω= 35000 .v.λ2

v = 2,50 + 10-2.λ
Rumus umum Euler (100 < λ ≤ 150) :
π2 .E.Imin n.Pk .lk 2
Pk = ; Imin =
lk 2 .n π2 .E

Dimana : Pk = Gaya tekuk


E = Modulus elastisitas
Imin = Momen inersia minimum
lk = Panjang tekuk
n = Faktor keamanan  n = 3,50 untuk λ ≤ 100
n = 3,50 – 4,00 untuk 100 < λ ≤ 150

Bila n = 5 dan π2 = 10, maka didapat :


 Kayu kelas kuat I ; E// = 125000 kg/cm2 ; Imin = 40.Pk.lk2
 Kayu kelas kuat II ; E// = 100000 kg/cm2 ; Imin = 50.Pk.lk2
 Kayu kelas kuat III ; E// = 80000 kg/cm2 ; Imin = 60.Pk.lk2

Dimana : Pk dalam ton


lk dalam m
Imin dalam cm4

Page 6 of 11
Untuk batang dengan penampang :
1
 Empat persegi panjang : Imin = 12 .b3 .h
π.d4
 Bulat : Imin = 64

Pk π2 .E.I π2 .E 2
= = .i
Abr lk 2 .Abr lk 2
π2 .E lk
σk = 2
; dimana λ=
λ i
π2 .E
σk = ≤ σp
λ2

Untuk kayu klas kuat II dan π2 = 10 akan didapat letak titik batas P yaitu :
E=100000 kg/cm2 ; σp = 100 kg/cm2 (tegangan proporsional)
10.100000
λp 2 = ;
100
λp = 100

5. Contoh Soal.
1. Sebuah konstruksi jembatan rangka batang seperti tergambar dibuat dari kayu
klas kuat I, γky = 0,65. Konstruksi tak terlindung, tetapi kayu dapat mengering
dengan cepat. Muatan permanen.
Rencanakan dimensi batang dari konstruksi rangka batang tersebut.

P=5000 kg

A C B
2x 2x
1x

RAV 1,50 m
1x
1x RBV

2,00 m 2,00 m

Page 7 of 11
Penyelesaian :

∑ MA =0

RBV.4 – 5000.2 = 0
10000
R BV = =2500 kg ( )
4

∑ MB =0

-RAV.4 + 5000.2 = 0
10000
R AV = =2500 kg ( )
4

Kontrol : RAV + RBV = P


2500 + 2500 = 5000 kg …….. (OK!)
a. Tegangan ijin :
σ
̿ tk// =σ
̿ tr// =α.β.σ
̅ tr// (=σ
̅ tk// )
(dari PKKI)
Dimana : α = konstruksi tak terlindung tetapi kayu dapat mongering dengan
5
cepat = 6
5
β = Muatan tetap atau permanen = 4

̅tr// =σ
σ ̅tk// = Tegangan ijin untuk kayu mutu A klas kuat I
= 130 kg/cm2

5 5
̿tr// = 6 . 4 .130=135,42 kg/cm2
̿tk// = σ
σ

Panjang batang AD = BD = √AC2 +CD2 = √22 + 1,52 =2,50 m

Page 8 of 11
b. Gaya Batang
1,5
Sin α = 2,5
2
Cos α = 2,5

∑ V=0
RAV – D1.sin α = 0
1,5
2500 – D1. =0
2,5

D1 = 4166,67 kg (batang tarik)

∑ H=0
A1 + D1.cos α = 0
2
A1 + 4166,67.2,5 = 0

A1 = - 3333,33 kg (batang tekan)

Untuk batang yang lain dalam tabel :


No Batang Gaya Batang Keterangan
1 A1 = A2 -3333,33 kg Batang tekan
2 D1 = D2 4166,67 kg Batang tarik
3 V -5000 kg Batang tekan

c. Dimensi Batang
Batang V = Batang CD = -5000 kg (batang tekan)
Lk = 1,50 m

Dicoba pakai batang 1 x 6/15 cm

Batang tekan :
imin = iy = 0,289.b = 0,289.6 = 1,734 cm
𝐿𝑘 150
angka kelangsingan batang : λ = 𝑖 = 1,734 = 86,51
𝑚𝑖𝑛

Page 9 of 11
Untuk harga λ = 0 – 100; berlaku rumus Tetmayer dimana :
300
ω= 300-2λ = 2,363

S.ω 5000.2,363 kg kg
σ°tk// = A = =129,44 cm2 ≤ σ
̿tk// =135,42 ……….(Aman)
br 6.15 cm2

Batang A1 = Batang AC = -3333,33 kg (batang tekan)


Batang A2 = Batang BC = -3333,33 kg (batang tekan)
Lk = 2,0 m
Dicoba pakai batang 2 x 3/10 cm

x h=10

3 d=6 3
Batang tekan :
ix = 0,289.h = 0,289.10 = 2,89 cm
Abr = 2.b.h = 2.3.10 = 60 cm2

1 1 1
Iy = 4 {2. {12 .b3 .h+b.h.(c)2 } + 3. 12 .d3 .h}
1 1 1
Iy = 4 {2. {12 .33 .10+3.10.(4,5)2 } + 3. 12 .63 .10}
1
Iy = 4 {1260 + 540}

Iy = 450 cm4

Iy 450
iy = √A = √ 60 =2,739 cm
br

imin = iy = 2,739 cm

Page 10 of 11
𝐿𝑘 200
angka kelangsingan batang : λ = 𝑖 = 2,739 = 73,03
𝑚𝑖𝑛

Untuk harga λ = 0 – 100; berlaku rumus Tetmayer dimana :


300
ω= 300-2λ = 1,949

S.ω 3333,33.1,949 kg kg
σ°tk// = A = =108,278 cm2 ≤ σ
̿tk// =135,42 ……….(Aman)
br 60 cm2

Batang D1 = Batang AD = 4166,67 kg (batang tarik)


Batang D2 = Batang BD = 4166,67 kg (batang tarik)

Dicoba pakai batang 1 x 6/8 cm


Batang tarik :
Abr = b.h = 6.8 = 48 cm2

Memakai sambungan baut, koefisien (ef) = 75%


Anet = ef.b.h = 75%.6.8 = 36 cm2
S 4166,67 kg kg
σ°tr// = A = =115,74 cm2 ≤ σ
̿tr// =135,42 ……….(Aman)
net 36 cm2

Dari perhitungan diperoleh : P=5000 kg

A C B
2 x 3/10 2 x 3/10
1 x 6/15

1,50 m
1 x 6/8
RAV=2500 kg 1 x 6/8
RBV=2500 kg

2,00 m 2,00 m

Page 11 of 11

Anda mungkin juga menyukai