2 Bab I
2 Bab I
PENDAHULUAN
merupakan bahan alam yang murah dan mudah diperoleh serta banyak
koloid. Mineral lempung memiliki bentuk kristal yang bersifat liat jika basah, dan
Perlakuan fisika dan kimia dapat menyebabkan perubahan sifat fisika dan
dalam pembuatan lempung teraktivasi asam). Selain itu kandungan alumina silikat
silikat termodifikasi dengan sifat-sifat fisika dan kimia yang lebih baik dari
1
2
keasaman permukaan. Untuk itu pengolahan lempung alam dengan asam mineral
merupakan salah satu teknik yang dapat meningkatkan beberapa sifat fisik dan
kimia. Aktivasi lempung bentonit dengan asam mineral (asam sulfat) dapat
Pengaruh perlakuan dengan asam bergantung pada jenis asam dan logam yang
teradsorpsi. Oleh karena itu, asam ini dipilih digunakan pada perlakuan tanah
dan memiliki kapasitas pertukaran ion yang tinggi, maka lempung ini dapat
disisipi dengan suatu bahan lain untuk memperoleh sifat fisiko-kimianya lebih
kation yang terdapat pada antarlapis lempung, seperti Na+, K+, dan Ca2+ (Tan,
1991).
Lempung yang teraktivasi asam sulfat 1,5 M terpilar TiO2 memiliki luas
3
permukaan dan keasaman permukaan yang relatif tertinggi yaitu sebesr 275,5984
m2/g dan 1,5341 mmol/g, sedangkan lempung tanpa dimodifikasi memiliki luas
(Simpen, 2001).
M memiliki luas permukaan yang tinggi yaitu sebesar 27,7885 m2/g dan
dibandingkan dengan lempung tanpa terinterkalasi BKC dan aktivasi asam sulfat
1,5 M memiliki luas permukaan sebesar 26,2239 m2/g dan mempunyai keasamam
konsentrasi BKC 0,1% (v/v) terhadap penyerapan pengotor minyak daun cengkeh
Perkembangan sektor industri tekstil saat ini semakin pesat, akan tetapi hal
ekosistem air oleh limbah zat warna dari industri tekstil tersebut. Limbah zat
warna yang dihasilkan dari industri tekstil umumnya merupakan senyawa organik
lingkungan perairan. (Wijaya, 2005). Limbah cair tekstil merupakan limbah zat
Penanganan limbah tekstil menjadi sangat rumit karena jenis bahan pewarna yang
digunakan sangat beraneka ragam dan biasanya tidak terdiri dari satu jenis zat
warna. Salah satu pewarna sintetik yang berbahaya adalah Rhodamine B karena
4
sifatnya yang toksik terhadap lingkungan. Oleh karena sifatnya yang beracun ini,
maka diperlukan upaya untuk menghilangkan zat-zat warna dari air limbah
industri agar benar-benar aman untuk lingkungan perairan (Wijaya dkk., 2005).
koagulasi kimia dan flokulasi yang telah banyak digunakan umumnya mampu
umumnya tidak berhasil menghilangkan zat warna dalam air limbah. Oleh karena
itu perlu dicari metode alternatif untuk menghilangkan warna, sehingga dalam
penelitian ini dikembangkan cara pengolahan limbah zat warna secara adsorpsi
(Anonim, 2007).
sebagai adsorben zat warna rhodamine B. Surfaktan BKC dipilih sebagai spesies
surfaktan kationik, dimana muatan positif dari surfaktan akan berikatan dengan
lempung bentonit ini efektif sebagai adsorben dari zat pewarna rhodamine B
M dengan BKC terhadap sifat – sifat kimia fisik lempung bentonit seperti
permukaannya.
teraktivasi asam sulfat 1,5 M dengan terinterkalasi BKC terhadap penyerapan zat