PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai wujud peningkatan mutu dan pelayanan mulai tahun 2015 sekolah
mengajukan penilaian akreditas ke BAP Unlam Banjarmasin agar SMK Islam
Sabilal Muhtadin bisa dikembangkan menjadi sekolah Unggul dan berwawasan
internasional. Perkembangan sekolah yang meliputi : Manajemen, Sarana
Prasarana dan Sumber Daya Manusia dengan niali akreditasi B
- Kondisi Ideal
C. Landasan Hukum
1. Landasan Teoritis
Dua tokoh pendidikan kejuruan berbeda aliran sangat kuat mewarnai
teori-teori pendidikan kejuruan dunia. Tokoh tersebut adalah Charles Prosser dan
John Dewey. Teori Prosser menyatakan bahwa Pendidikan
Kejuruanmembutuhkan lingkungan belajar menyerupai dunia kerja danperalatan
yang memadai sesuai kebutuhanpelaksanaan pekerjaan di dunia kerja. Agar
efektif Pendidikan Kejuruan harus melatih dan membentuk kebiasaan kerja
sebagai suatu kebutuhan yang harus dimiliki bagi setiap individu yang mau
bekerja. Penguatan kemampuan dan skill kerja dapat ditingkatkan melalui
pengulangan cara berpikir dan cara bekerja yang efisien. Pendidikan Kejuruan
harus melakukan seleksi bakat dan minat. Guru Pendidikan Kejuruan akan
berhasil jika telah memiliki pengalaman sukses dalam menerapkan skilldan
pengetahuan sesuai bidang yang diajarkan. Kemampuan produktif sebagai standar
performance dikembangkan berdasarkan kebutuhan industri sesuai actual
jobs.Pendidikan Kejuruan membutuhkan biaya pendidikan dan pelatihan yang
harus terpenuhi dan jika tidak sebaiknya tidak diselenggarakan.
Selain dua teori induk Pendidikan Kejuruan yaitu Teori Efisiensi Sosial
dari Charles Prosser dan Pendidikan Vokasional Demokratis dari John Dewey,
ada Teori Tri Budaya sebagai pemikiran awal yang dapat digunakan untuk
pengembangan kompetensi kevokasionalan (Sudira, 2011). Teori Tri Budaya
menyatakan Pendidikan Kejuruan akan berhasil jika mampu mengembangkan
budaya berkarya, budaya belajar, dan budaya melayani secara simultan.
Pendidikan Kejuruan dalam melakukan proses pendidikan dan pelatihan harus
membangun budaya berkarya, belajar, dan menerapkan hasil-hasil karya inovatif
sebagai bentuk-bentuk layanan kemanusiaan. Karya sebagai hasil inovasi belajar
harus digunakan untuk kesejahteraan bersama melayani orang lain.
2. Landasan Yuridis