Anda di halaman 1dari 22

MODUL PERKULIAHAN

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA 26


PENERAPAN PANCASILA DALAM
KEHIDUPAN BERMASYRAKAT

1
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Fakultas Ilmu Teknik Informatika Amyardi SH, ,SE.MM.
Komputer
14
Abstract Kompetensi
Mata Kuliah ini membahas tentang Setelah mahasiswa memiliki dan
makna dan aktualisasi sila – sila : memahami apa tujuan dan pentingnya
Pancasila sebagi pradima dalam pelajaran pancasila sebagai tiang bangsa
berkehidupan dan bernegara dan dalam kehidupan berbangsa dan
penerpan sila – sila dalam pancasila dala
26 ( dua puluh ) enam buti penerapannya bermasyarakat..

2
Buku Referensi

1. Dirjen Dikti, 2001 : Kapita Selecta Pendidikan Pancasila


2.Syahrial Syarbini,2001, Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi, Ghalia Jakarta
3.Poespowardoyo,Soeryanto,1989 : Filsafat Pancasila,Gramedia. Jakarta.
4.Kaslan,2003, Pendidikan Pancasila,Yogyakarta.Penerbit Paradigma.
5.Undang – undang Dasar R.I Tahun 1945 ( aetelah amandemen I – IV )
6.Darmodihardjo Dardji,1996, Pokok-pokok Filsafat Hukum, Gramedia Pustaka
Utama,Jakarta.
7.Sinar Grafika,2002.UUD 1945.Hasil Amandemen Agustus 2002.Jakarta.
8.Abdulgani Roeslan,1979,Pengembangan Pancasila di Indonesia,Yayasan
Idayu,Jakarta.
9.Notonagoro,1975,Pancasila sebagai ilmiah Populer,Pantjuran Tujuh,Jakarta.
10.Latif,Yudi,2011,Negara paripurna: Historisitas,Rasionalitas dan Aktualitas
Pancasila,PT.Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.

 Tujuan Mata Kuliah :


Mata Kuliah ini memberikan pemahaman kepada Mahasiswa agar memiliki wawasan
yang luas dan mampu menjelaskan dan hal – hal yang berhubungan dengan bisnis dan
hubunganya dengan Pancasila , sehingga akan terjadi pemahaman akan Pancasila dalam
berkehidupan manusia di dalam suatu Negara , dan meimplementasikan semua buti –
butir dari sila – sila Pancasila dengan baik , sehingga hidup dalam negara dengan
pemahaman dan implementasi pancasila dengan baik. . Tehadap hal hal – hal Pancasila
tersebut akan dikaji dengan memperhatikan hal – hal yang berhubungan dengan bahan
kajian dibawah ini .

 Bahan kajian :
1. Makna Pradima 26

3
2. Pengertian Paradigma
3. Pancasila sebagai Paradigma
4. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
5. Pancasila sebagai pradigma kehidupan bermasyarakat , berbangsa , dan bernegara
6. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan IPTEK
7. Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional
8. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial-
Budaya, Pertahanan dan Keamanan
9. Aspek Prdigma 26 ( dua puluh enam ) Point dalam penerpan Penerapan Pancasila
dalam Kehidupan Bermasyarakat
10. Kesimpulan
.

DESKRIPSI – MATA KULIAH


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh warga negara dalam mengoplementasika hal –
hal yang berhubungan dengan Pancasila , Pada bagian ini kita akan melihat pengertian
paradigma sebagai sebuah model atau pola pikir dalam menjelaskan sebuah teori ilmu
pengetahuan. Pancasila sebagai paradigma merupakan landasan pola pikir bangsa Indonesia
dalam membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian
Pancasila merupakan model yang menjadi acuan dalam membangun bangasa Indonesia di
segala segi kehidupan.untuk itu sebagai warga negara s harus mengerti dengan baik seperti
hala – hal sebagai berikut :
Pertama, Mengerti tentang Cita-cita bangsa Indonesia dalam mendirikan negara dan
mengaktulisasikan sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Thomas S. Khun. Dalam bukunya
yang berjudul “The structure Of Scientific Revolution”, ia berpendapat bahwa paradigma
merupakan suatu asumsi dasar dan teoritis yang umum. Maka paradigma merupakan suatu
sumber hukum, metode serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat
menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri Kedua, Warga Negara akan
memahami paradigma merupakan sarana yang digunakan oleh para ilmuwan dalam
merumuskan apa yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana seharusnya
menjawab dan aturan-aturan yang harus ditaati dalam proses pengetahuan tersebut. Oleh

4
karena itu, dengan suatu paradigma tertentu, seorang ilmuwan dapat menjelaskan dan
menjawab suatu masalah dalam ilmu pengetahuan

MODUL 14
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA 26 Penerapan
Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat

Pada bagian ini kita akan melihat pengertian paradigma sebagai sebuah model atau pola pikir
dalam menjelaskan sebuah teori ilmu pengetahuan. Pancasila sebagai paradigma merupakan
landasan pola pikir bangsa Indonesia dalam membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Dengan demikian Pancasila merupakan model yang menjadi acuan dalam
membangun bangasa Indonesia di segala segi kehidupan.

Pengertian Paradigma

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, paradigma memiliki beberapa pengertian, yakni

1) daftar semua pembentukkan dari sebuah kata yang memperlihatkan konjugasi dan deklinasi
kata tersebut;

2) model dalam teori ilmu ilmu pengetahuan;

3) kerangka berpikir. Dalam konteks ini, pengertian paradigma adalah kerangka berpikir.

Istilah paradigma pada mulanya digunakan dalam bidang filsafat pengetahuan.

5
Secara terminologis tokoh yang menggunakan dan mengembangkan istilah tersebut dalam dunia
ilmu pengetahuan adalah Thomas S. Khun. Dalam bukunya yang berjudul “The structure Of
Scientific Revolution”, ia berpendapat bahwa paradigma merupakan suatu asumsi dasar dan
teoritis yang umum. Maka paradigma merupakan suatu sumber hukum, metode serta penerapan
dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan
itu sendiri

Dengan demikian paradigma merupakan sarana yang digunakan oleh para ilmuwan dalam
merumuskan apa yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana seharusnya
menjawab dan aturan-aturan yang harus ditaati dalam proses pengetahuan tersebut. Oleh karena
itu, dengan suatu paradigma tertentu, seorang ilmuwan dapat menjelaskan dan menjawab suatu
masalah dalam ilmu pengetahuan.

Melalui proses yang panjang, istilah paradigma semakin lama semakin berkembang dan
digunakan juga dalam bidang-bidang kehidupan lain seperti politik, hukum, sosial-budaya dan
ekonomi. Perkembangan istilah ini kemudian mengandung konotasi pengertian sebagai kerangka
berpikir, kerangka bertindak, orientasi arah, sumber nilai. Jilka sesuatu dipandang sebagai
paradigma berarti sesuatu itu dijadikan sebagai tolok ukur. Dalam konteks pembahasan ini,
pancasila menjadi paradigma kehidupan berbangsa dan bernegara dan bermasyarakat berarti
pancasila merupakan kerangka berpikir atau tolok ukur kehidupan bangsa, negara dan
masyarakat Indonesia.

Pancasila sebagai Paradigma

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 tertuang tujuan nasional dan Internasional bangsa Indonesia.
Tujuan nasional bangsa, adalah melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan tujuan
internasional adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, 
perdamaian abadi dan keadilan sosial.

6
Secara filosofis, hakekat kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional
mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional harus
didasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Sebab, nilai-nilai Pancasila
merupakan nilai ontologis manusia sebagai jasmani dan rohani, makhluk pribadi dan sosial, dan
sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan

Pancasila adalah dasar negara dan ideologi nasional. Sebagai dasar dan ideologi, tidak berlebihan
jika pancasila menjadi tolok ukur penyelenggaraan negara, termasuk pembangunan nasional.
Pancasila sebagai dasar pembangunan berarti nilai-nilai pancasila secara normatif menjadi
landasan dan tolok ukur segenap aspek pembangunan nasional indonesia. Dalam arti inilah
pancasila dipandang sebagai paradigma pembangunan nasional.

Nilai-nilai dasar Pancasila itu dikembangkan atas dasar hakikat manusia. Hakikat manusia
menurut Pancasila adalah makhluk monopluralis. Kodrat manusia yang monopluralis tersebut
mempunyai ciri-ciri, antara lain: a) susunan kodrat manusia terdiri atas jasmani dan rohani; b)
berdasarkan kodratnya, manusia adalah makhluk individu sekaligus sosial; c) kedudukan kodrat
manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk ciptaan Tuhan. Berdasarkan itu, pembangunan
nasional diarahkan sebagai upaya pengembangan harkat dan martabat manusia yang meliputi
aspek jiwa, raga, pribadi, sosial, dan aspek keuhanan. Dengan kata lain, pembangunan nasional
merupakan upaya peningkatan kualitas kehidupan manusia secara total.

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT,


BERBANGSA, DAN BERNEGARA

Secara umum, paradigma merupakan sebuah pola pikir. Hal ini berkaitan dengan Pancasila
sebagai suatu paradigma untuk membangun kehidupan bangsa Indonesia secara seimbang baik
yang bersifat jasmaniah maupun lahiriahnya. Hal ini diperlukan guna mewujudkan cita-cita
nasional yakni menuju masyarakat Indonesia yang  adil dan makmur. Untuk mencapai hal ini
maka Pancasila harus menjadi dasar untuk membangun kehidupan manusia Indonesia.

7
Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan IPTEK

Pembangunan nasional adalah upaya bangsa untuk mencapai tujuan bangsa Indonesia
sebagaimana tercantum dalam UUD 1945. Pada hakekatnya Pancasila sebagai paradigma
pembangunan nasional memiliki arti bahwa segala aspek pembangunan nasional hendaknya
mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Pembangunan nasional adalah demi manusia Indonesia
menurut kodratnya, baik sebagai makhluk individual maupun sosial. Dalam hal ini manusia
Indonesia hendaknya tidak hanya mengutamakan tercapainya kebutuhan material tetapi juga
kebahagiaan spiritual. Di sinilah letak peran manusia yang monodualistis, yakni tidak hanya
mengejar kepentingan dunia tetapi juga untuk mendapatkan kebahagian abadi. Oleh karena itu,
pembangunan nasional hendaknya mewujudkan tujuan tersebut

Tujuan dan hekekat manusia yang berhasil adalah untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan
batin. Oleh karena itu, manusia perlu menggunakan ilmu pengetahuan dan tekhnologi sebagai
upaya kreativitas manusia dengan menggunakan akal dan pikirannya. Dengan berdasar pada
kreativitas dan akal pikiran manusia dalam mengembangkan Iptek, manusia mampu mengolah
kekayaan alam yang disediakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa demi kesejahteraan manusia.
Dengan demikian, fungsi Iptek hanya sebagai pengolah kekayaan. Oleh karena itu, usaha-usaha
Iptek harus mengikuti nilai-nilai dan morla ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab.
Jadi, pada hakekatnya Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi merupakan suatu hasil kreativitas
rohani manusia. Unsur rohani manusia terdiri dari aspek akal, rasa dan kehendak. Akal
merupakan potensi rohaniah manusia dalam hubungannya dengan intelektualitas. Rasa berkaitan
dengan bidang estetis, dan kehendak berhubungan dengan bidang moral (etika).

Sebagaimana telah disebutkan di atas, tujuan esensial dari Iptek, yakni demi kesejahteraan umat
manusia. Dengan demikian Iptek pada hakekatnya tidak bebas dari nilai-nilai, tapi diikat oleh
nilai-nilai. Pengembangan Iptek sebagai hasil budaya manusia harus didasarkan pada moral
ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Tentang hal ini akan diuraikan masing-
masing dalam kelima sila Pancasila:

8
Pertama, Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengkomplementasikan ilmu pengetahuan, mencipta,
menyeimbangkan antara aspek rasional dan irasional, antara akal, rasa dan kehendak. Dengan
berdasarkan pada sila ini, Iptek tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, dibuktikan dan
diciptakan, tetapi juga harus dipertimbangkan dengan baik maksud dan akibatnya, apakah Iptek
itu merugikan manusia dan sekitarnya.

Kedua, Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasar-dasar moralitas bahwa
manusia dalam mengembangkan Iptek harus bersifat beradab, karena Iptek adalah hasil budaya
manusia yang beradab dan bermoral.

Ketiga, Sila Persatuan Indonesia, mengkomplementasikan universalia dan internasionalisme


(kemanusiaan) dalam sila-sila yang lain. Pengembangan Iptek hendaknya dapat mengembangkan
rasa nasionalisme, kebesaran bangsa dan keluhuran bangsa sebagai bagian dari umat manusia di
dunia.

Keempat, Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan mendasari pengembangan Iptek secara demokratis. Artinya setiap
ilmuwan harus memiliki kebebasan untuk mengembangkan Iptek, dan sejalan dengan itu, mereka
harus menghormati dan menghargai kebebasan orang lain serta memiliki sikap yang terbuka
untuk dikritik, dikaji ulang oleh karena hasil penemuannya berbeda dengan penemuan ilmuwan
lainnya.

Kelima, Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, mengkomplementasikan bahwa
pengembangan Iptek haruslah bertujuan untuk menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan
kemanusiaan yakni keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan  manusia lainnya,
manusia dengan masyarakat, bangsa dan negara serta manusia dengan alam lingkungannya.

Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat


Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan dengan berlandaskan pada kemampuan nasional,
dengan memanfaatkan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta
memperhatikan tantangan perkembangan global. Dalam pelaksanaannya haruslah mengacu pada

9
nilai-nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri,
berkeadilan, sejahtera, maju. Dan kukuh kekuatan moral dan etikanya

Pembangunan sebagai pengamalan Pancasila diartikan sebagai upaya bersama untuk mengelola
dan memanfaatkan sumber daya alam, sumber daya manusia, serta sarana-sarana kehidupan
demi tercipta mutu kehidupan bangsa dan negara secara seimbang, baik dalam sikap, perilaku
warga bangsa maupun dalam tata kemasyarakatannya.

Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional harus memperhatikan konsep berikut:

1. Pancasila harus menjadi kerangka kognitif dalam identifikasi diri sebagai bangsa.
2. Pancasila sebagai landasan pembangunan nasional, perubahan yang terjadi dalam
masyarakat dan bangsa akibat dari pembangunan harus semakin menempatkan nilai-nilai
Pancasila yang dapat dirasakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Pancasila merupakan arah pembangunan nasional, maka proses pembangunan nasional tidak
terlepas dari kontrol nilai-nilai Pancasila.
4. Pancasila merupakan etos pembangunan nasional, untuk mewujudkan visi bangsa Indonesia
masa depan diciptakan misi pengamalan Pancasila secara konsisten dalam kehidupan
bermasyarakat. Berbangsa dan bernegara.
5. Pancasila sebagai moral pembangunan. Sebutan ini mengandung maksud agar nilai-nilai
luhur Pancasila dijadikan tolok ukur dalam melaksanakan pembangunan nasional, baik
dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, maupun dalam
evaluasinya.

Dalam menghadapi era globalisasi kita harus melihat dua kharakteristik masyarakat untuk
pembangunan bangsa. Pertama, kemajemukan masyarakat dan keanekaragaman budaya. Kedua,
dinamika masyarakat dan keterbukaan kebudayaan terhadap pembaruan. Masyarakat majemuk
Indinesia yang sedang mengalami perkembangan yang amat pesat karena dampak pembangunan
nasional maupun rangsangan globalisasi, memerlukan pedoman bersama dalam menanggapi
tantangan demi keutuhan bangsa. Oleh karena itu, pembangunan nasional harus dapat

1
memperhatikan prinsip-prinsip berikut, yakni hormat terhadap keyakinan religius setiap orang
dan hormat terhadap martabat manusia sebagai pribadi atau subyek seutuhnya.

Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial-Budaya,


Pertahanan dan Keamanan

Hakikat manusia merupakan sumber nilai bagi pengembangan ideologi, politik, ekonomi, sosial-
budaya, pertahanan dan keamanan (Ipoleksosbudhankam). Hakekat pembangunan adalah
membangun manusia secara total, yang meliputi seluruh unsur hakikat manusia. Dengan kata
lain, hekekat pembgunan adalah memanusiakan manusia sehingga manusia lebih bermartabat.

Pengembangan Ideologi

Pengembangan Pancasila sebagai ideologi harus bersifat dinamis sehingga dapat menangkap
tanda-tanda perkembangan dan perubahan zaman. Pancasila sebagai ideologi bangsa hendaknya
terbuka terhadap segala bentuk perkembangan zaman sehingga nilai-nilai yang terkandung di
dalam Pancasila tetap relevan. Kendati demikian, Pancasila, yang adalah dasar pola pikir bangsa,
tidak berubah.

Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Ciri khas ideologi terbuka adalah nilai-nilai dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar
tetapi digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakatnya yang
bersangkutan. Nilai-nilai dapat diambil dari konsensus masyarakatnya sendiri. Oleh sebab itu,
ideologi terbuka adalah milik semua rakyat dan masyarakat dapat menemukan diri di dalamnya.
Ideologi terbuka bukan hanya dapat dibenarkan melainkan dibutuhkan. Semua pandangan
modern hidup dari nilai-nilai dan sikap-sikap dasar masyarakat itu sendiri.

Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman dan
ditandai dengan dinamika internal. Sumber dan dasar ideologi terbuka adalah UUD 1945. Nilai
dasar ini tidak dapat berubah. Penjabaran nilai dasar dalam nilai operasional dikembangkan

1
sesuai dengan kesepakatan bersama MPR, yang disebut amandemen dan GBHN. Nilai dasar
tidak mudah berubah karena merupakan tolok ukur stabilitas dan dinamika untuk pasal 37 UUD
1945.

Ideologi terbuka berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kecerdasan


kehidupan bangsa. Hal ini merupakan suatu prasyarat bagi suatu ideoogi. Ideologi yang bersifat
tidak wajar dan sedikit memerlukan pemaksaan disebut ideologi tertutup. Pancasila berakar pada
pandangan hidup dan falsafah bangsa, yang merupakan syarat sebuah ideologi terbuka. Namun
demikian, keterbukaan itu tidak meleburkan ideologi itu sendiri, sebab keterbukaan ideologi
Pancasila memiliki batas-batas tertentu yang mengikat.  

Wawasan Kebangsaan (Nasionalisme)

Konsep negara bangsa Indonesia dapat dirangkumkan dari pokok-pokok yang terkandung di
dalam UUD 1945. Negara adalah keadaan kehidupan berkelompok bangsa Indonesia yang atas
berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorong oleh keinginan luhur bangsa untuk
berkehidupan yang bebas dalam arti merdeka, berdaulat, adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Unsur pertama menandaskan bahwa manusia Indonesia tidak hidup dalam negara yang sekular,
melainkan bangsa yang ber-Tuhan. Negara berkewajiban menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing.

Unsur kedua kedua, berkehidupan yang bebas, menandaskan bahwa Indonesia bukanlah negara
yang didirikan atas satu agama tertentu saja. Oleh karena itu, negara Indonesia bukanlah negara
agama melainkan negara yang berwawasan kebangsaan. Oleh karena itu, wawasan kebangsaan
Indonesia adalah berkebangsaan yang bebas, yaitu merdeka, berdaulat, adil dan makmur.

Dasar pemikiran perjuangan kemerdekaan ini lahir dari keyakinan bahwa hak atas kemerdekaan
merupakan hak fundamental. Penjajahan merupakan pengingkaran dan pemerkosaan terhadap
hak fundamental tersebut. Oleh karena itu, perjuangan kemerdekaan merupakan dakwaan
terhadap penjajahan sekaligus mewujudkan hasrat yang kuat dan bulat untuk menentukan nasib

1
berdasarkan kekuatan sendiri, yang pada akhirnya mencapai suatu kebahagiaan. Menyusun 
suatu negara atas kemampuan sendiri merupakan suatu kebahagiaan dan kebanggaan.
Mengupayakan suatu bangsa merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur merupakan cerminan
harga diri suatu bangsa. Kemakmuran dan keadilan bukan hanya terbatas pada hal-hal yang
material melainkan juga kemakmuran spiritual yang tersirat dari pengertian kebahagiaan.

Bersatu yang dimaksudkan adalah satu bangsa dan satu negara yang tidak terpecah-belah dalam
negara-negara federasi. Penegasan ini terdapat dalam alinea keempat UUD 1945. Sedangkan
negara yang berdaulat yang dimaksud adalah negara merdeka yang berdiri di atas kemampuan,
kekuatan, dan kekuasaan sendiri; dan memiliki kedudukan yang sama di antara sesama negara.

Negara Indonesia yang “adil” mengandung pengertian, bahwa di dalam lingkungan kekuasaan
Negara oleh Negara diwujudkan tegaknya peri keadilan yang menyangkut Negara terhadap
Warga Negara, Warga Negara terhadap Negara dan di antara sesama Warga Negara; dalam
hubungan yang lebih luas dapat disebutkan hubungan antara masyarakat terhadap
warganya,antara warga masyarakat terhadap masyarakatnya dan di antara warga masyarakat
dalam keseimbangan pemenuhan pemenuhan hak dan kewajiban, baik dalam bidang hukum,
maupun dalam bidang moral.

Sedangkan “makmur” sebagaimana telah dijelaskan yakni mencakup material dan spiritual yang
menjadi dasar pemenuhan kebutuhan manusia. Makmur hanya dapat terwujud jika ada keadilan.
Jadi keadilan merupakan dasar untuk mencapai kemakmuran yang benar-benar memenuhi
martabat kemanusiaan.

Pengembangan Politik

Landasan pengembangan politik di Indonesia adalah kekuasaan dan kedaulatan yang berada di
tangan rakyat. Kekuasaan dan kedaulatan rakyat tersebut berlaku baik bagi politik dalam negeri
maupun luar negeri. Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara perlu
kiranya mengaktualisasikan UUD 1945 seturut kebutuhan bangsa, dinamika dan tuntutan

1
reformasi. Hal itu akan tercapai dengan tetap memelihara kesatuan dan persatuan bangsa seturut
semangat dan jiwa UUD 1945.

 Dalam usaha membangun kehidupan politik, beberapa unsur yang kiranya perlu dikembangkan
dan ditingkatkan:

1. Sistem politik nasional yang berkedaulatan rakyat, demokratis dan terbuka.


2. Kemandirian partai politik dalam memperjuangkan kepentingan rakyat.
3. Pola politik yang mampu meningkatkan prestasi, efisiensi dan efektivitas pemerintah
sebagai alat negara.
4. Pendidikan politik kepada masyarakat untuk mengembangkan budaya politik yang
demokratis.
5. Diversifikasi dan spesialisasi dalam bidang politik mengingat cakupan dunia politik yang
begitu luas.
6. Pemilihan umum yang lebih berkualitas dengan partisipasi rakyat yang seluas-luasnya. 

Di samping keenam unsur di atas, pemerintah kiranya perlu mengembangkan demokrasi


pancasila. Pengembangan itu meliputi:

1. Demokrasi sebagai sistem pemerintahan. Hal itu meliputi rakyat sebagai pendukung
kekuasaan dan pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Dukungan rakyat kepada pemerintah
dapat menjadikan pemerintah membuat kebijakan yang dapat dipercayai rakyat untuk
menghadirkan kesejahteraan bersama.
2. Demokrasi sebagai kebudayaan politik. Dalam masyarakat yang sedang membangun harus
dilaksanakan perubahan melalui proses dari budaya tradisional patrimordial kepada pola
pikir rasional objektif yang  dapat memperkuat kemandirian bagi setiap warga negara.
Kesetaraan  dan persamaan hak yang disadari oleh setiap warga negara merupakan
keberhasilan proses demokratisasi.
3. Demokrasi sebagai struktur organisasi. Badan-badan dalam pemerintahan demokrasi harus
dapat melaksanakan fungsi dan peranannya secara maksimal.

1
Demokrasi sebagai sistem pemerintahan hanya akan berhasil kalau didukung oleh
demokrasi sebagai budaya politik yang rasional objektif. Hak asasi manusia harus
dilaksanakan secara kontekstual sesuai dengan kebudayaan Indonesia yang tercermin dalam
kesetaraan dan keseimbangan peranan setiap lembaga demokrasi.

Pengembangan Ekonomi

Pasal-pasal mengenai perekonomian Indonesia disusun oleh M. Hatta. Pasal 27 dan 33


menetapkan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asaa kekeluargaan
di mana negara menguasai bidang-bidang vital, bumi dan air serta kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya. Hal ini ditentukan untuk mengusahakan kemakmuran rakyat yang
sebesar-besarnya. Tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
Pertengahan tahun 1980 diskusi tentang suatu sistem perekonomian Pancasila mulai
dikembangkan di Universitas Gajah Mada dan dipopulerkan terutama oleh Prof. Dr. Mubyarto.
Secara ringkas lima ciri khas sistem itu dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Koperasi merupakan sokoguru bagi perekonomian karena koperasi merupakan bentuk paling
konkrit dari usaha bersama.
2. Roda perekonomian digerakkan oleh rangsangan ekonomis, sosial dan moral. Rangsangan
sosial dan moral ini sangat ditekankankarena justru rangsangan inilah yang
membedakansistem ekonomi Pancasila dari sitem kapitalis yang hanya menekankan
rangsangan ekonomis saja.
3. Adanya kehendak kuat dari seluruh masyarakat ke arah pemerataan sosial. Hal ini pun
berbeda dengan sistem ekonomi kapitalisme yang menekankan rasa individual dalam
mencari keuntungan yang sebesar-besarnya bagi dirinya sendiri.
4. Nasionalisme menjiwai setiap kebijakan ekonomi.
5. Adanya keseimbangan antara perencanaan di tingkat nasional dan desentralisasi dalam
pelaksanaan kegiatan ekonomi.

Selain model sistem ekonomi Pancasila di atas dikemukakan juga suatu pandangan bahwa ciri-
ciri ekonomi Pancasila adalah ekonomi pasar bebas dengan unsur-unsur perencanaan sebagai

1
koreksi untuk mencapai suatu perikehidupan yang seombang atau keselarasan antara sistem
ekonomi komando dan sistem ekonomi pasar liberal. Pertanyaannya, bukankah Pancasila
sebenarnya memuat gambaran suatu masyarakat utopis dan menampilkan nilai-nilai yang dicita-
citakan oleh masyarakat Indonesia?

Harus disadari bahwa Pancasila tidak langsung melahirkan suatu sistem atau teori ekonomi.
Teori ekonomi tidak dapat begitu saja diperas dari Pancasila. Seringkali ada anggapan keliru
bahwa Pancasila telah memuat segala-galanya dan bahwa suatu sistem ekonomi dapat diciptakan
dari Pancasila dengan jalan deduksi saja. Hal tersebut mustahil! Akan tetapi, Pancasila dapat
memberi ukuran dan alternatif untuk memilih antara sistem-sistem dan kebijakan-kebijakan
ekonomis yang ada.

Pengembangan dan peningkatan mutu ekonomi juga harus disadari sangat tergantung pada
Sumber Daya Manusia. Dalam rangka pengembangan ekonomi maka sekurang-kurangnya
terdapat 3 kriteria SDM yang dibutuhkan:

1. Memiliki kemampuan dasar untuk berkembang.


2. Mampu menggunakan ilmu dan tekhnologi untuk mengolah sumber daya alam secara
efektif, efisien, lestari dan berkesinambungan.
3. Memiliki etos Profesional; tanggung jawab atas pengembangan keahliannya, kejujuran
dalam pelaksanaan tugas, ketelitian pelayanan kepada masyarakat, penghargaan terhadap
waktu dan ketetapan waktu.

Pengembangan Sosial-Budaya

Atas dasar kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa maka kehidupan manusia dan masyarakat
Indonesia harus benar-benar selaras dalam hubungannya Tuhan, sesama dan alam sekitar. Di
samping itu, masyarakat Indonesia juga diharapkan memiliki kemantapan dalam kehidupan
lahiriah dan batiniah serta mempunyai jiwa yang dinamis dengan semangat gotong-royong.
Dengan demikian diharapkan masyarakat Indonesia dapat melanjutkan perjuangan bangsa dalam
mencapai tujuan nasional.

1
            Bentuk-bentuk kebudayaan sebagai pengejawantahan pribadi manusia Indonesia harus
benar-benar menunjukkan nilai hidup dan makna kesusilaan yang dijiwai Pancasila. Kredibilitas
Pancasila dapat menjadi kerangka referensi identifikasi diri bagi masyarakat Indonesia.
Masyarakat hanya dapat merasakan kredibilitas Pancasila hanya jika mereka mengalami secara
nyata realisasi dari prinsip-prinsip yang terkandung di dalam Pancasila. Misalnya:

1. Penghormatan sebagai manusia yang utuh.


2. Perlakuan secara manusiawi.
3. Mengalami solidaritas sebagai bangsa karena semakin berkurangnya kesenjangan ekonomi
dan budaya.
4. Kesempatan untuk berpartisipasi dalam kehidupan Politik.
5. Merasakan kesejahteraan yang layak sebagai manusia.

Pengembangan Pertahanan dan Keamanan

Konsepsi mengenai Pertahanan dan Keamanan Nasional (hankamnas) berdasarkan pengalaman


selama perjuangan untuk mencapai dan membela kemerdekaan. Perang kemerdekaan merupakan
sumber utama bagi pemikiran-pemikiran mengenai sistem pertahanan-keamanan yang tepat bagi
alam Indonesia. Berdasarkan pengalaman selama perang kemerdekaan dan operasi-operasi
keamanan atau Gerakan Operasi Militer (GOM) dalam negeri, maka timbullah keyakinan bahwa
inti Hankamnas adalah perlawanan rakyat semesta. Rakyat bertanggung jawab melaksanakan
pertahanan-keamanan dan bukan hanya ABRI. Karena Hankamnas bersifat pertahanan seluruh
rakyat maka disebut juga Hankam Rakyat Semesta (Hankamrata) yang bersifat difensif dan aktif.
Tujuannya adalah mengamankan seluruh hak milik nasional baik unsur fisik maupun nilai-nilai
yang telah diterima oleh seluruh rakyat Indonesia. 

 Pembangunan nasional juga tidak dapat dilepaskan dari ketahanan nasional. Perwujudan cita-
cita bangsa dalam tingkat ketahanan nasional kiranya dapat dijabarkan sebagai berikut:

1
1. Nilai-nilai findamental yang menyangkut pribadi warga negara, yaitu pengembangan
pribadi dalam matra (asas, aspek) horizontal dan vertikal, pertumbuhan sosial ekonomi,
keanekaragaman dan persamaan derajat.
2. Nilai-nilai fundamental yang menyangkut sistem kehidupan masyarakat, yaitu
pemerataan kesejahteraan, solidaritas masyarakat, kemandirian dan partisipasi seluruh
masyarakat.
3. Nilai-nilai fundamental yang menyangkut interaksi antara pribadi-pribadi warga negara
dan sistem kehidupan masyarakt, yaitu keadilan sosial, kemanan dan keseimbangan lingkungan.

Kondidi keamana yang stabil sangat mendukung pelaksanaan pembangunan nasional dan
sebaliknya keberhasilan pembangunan nasional juga harus dapat menunjang terciptanya kondidi
keamanan yang stabil. Hasil pembangunan yang tidak adil dan merata dapat menimbulkan
kesenjangan yang akhirnya akan berpengaruh terhadap stabilitas pertahanan keamanan negara.
Oleh karena itu, keseimbangan antara pendekatan keamanan dengan pendekatan kesejahteraan
sangat diharapkan sehingga menghasilkan keseimbangan dan keserasian dalam kehidupan
nasional.

26 ( dua puluh enam ) Point dalam penerpan


Penerapan Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat

Penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting dalam memaknai Pancasila


sebagai kepribadian bangsa Indonesia. Hal ini perlu dikembangkan oleh setiap warga negara agar
berpartisipasi dalam melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam membangun karakter bangsa di
era globalisasi. Dan menjadikan Pancasila sebagai pedoman di dalam berbagai sendi kehidupan
baik bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara.
Contoh Penerapan
Nilai-nilai dasar Pancasila telah diterima dan diterapakan dalam berbagai sendi kehidupan
masyarakat yang majemuk. Oleh karenanya nila-nilai tersebut perlu dikembangkan serta
disampaikan melalui pendidikan serta diterapkan secara langsung dalam kehidupan. Berikut
penjelasannya mengenai Penerapan Pancasila dalam Kehidupan :

1
1.  Ketuhanan Yang Maha Esa
Didalam sila pertama Pancasila ini memiliki sebuah makna bahwa setiap warga negara memiliki
keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa serta negara berdasar pada ketuhanan.
Dengan begitu negara menjamin setiap hak dan kewajiban warga negara dalam melaksanakan
keyakinannya dalam memeluk agama sesuai dengan yang diyakini. Mendorong adanya sikap
toleransi umat beragama sehingga dapat timbul kehidupan yang harmonis serta terhindar dari
segala konflik sosial.
Pengakuan tentang adanya hakikat ketuhanan tersebut dapat diterapakan melalui sikap-sikap
berikut:

1. Percaya dan takwa terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sesuai kepercayaan dan juga
keyakinan yang timbul dari dalam hati.
2. Saling menghormati antar sesama umat beragama dalam melaksanakan keyakinan
masing-masing demi terciptanya kerukunan antar umat beragama dalam upaya menjaga
keutuhan NKRI.
3. Saling tolong-menolong dalam kehidupan beragama agar tercipta kehidupan yang rukun
dan damai.
4. Peran akhlak dalam pembentukan karakter bangsa karena didorong adanya sebuah
keyakinan dalam beragama yang dilindungi oleh negara
2.  Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Didalam sila kedua Pancasila ini bermakna mengenai adanya sebuah prinsip persamaan
antara kedudukan warga negara dalam negara serta martabat manusia yang memiliki potensi
kultural. Setiap warga negara Indonesa merupakan bagian dari warga dunia yang mengakui
bahwa manusia memiliki kedudukan yang sama. Misalnya adanya pengakuan dalam hal
kebebasan berpendapat maupun berorganisasi dengan tak meninggalkan adab sebagai bangsa
yang memiliki budaya yang luhur sejak dahulu kala.
Penerapan makna kemanusiaan yang adil dan beradab dapat diterapkan melalui beberapa sikap
berikut:

1. Mengakui persamaan derajat serta hak dan kewajiban warga negara


2. Saling mengasihi antar sesama warga negara demi menciptakan kehidupan yang
harmonis

1
3. Memiliki sikap saling tenggang rasa diantara sesama manusia
4. Tidak bertindak maupun berperilaku sewenang-wenang dan menghindari
terjadinya pelanggaran hak warga negara
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
6. Saling menghargai dan mampu bekerja sama meski memiliki perbedaan

Persatuan Indonesia

Makna dalam sila Persatuan Indonesia ialah persatuan bangsa dari berbagai sendi kehidupan
yakni politik, sosial, budaya, ekonomi serta pertahanan juga keamanan. Tujuan dalam persatuan
ialah menumbuhkan rasa persatuan diantara warga negara yang memiliki kemajemukan adat dan
budaya.

Sehingga tercipta sebuah rasa solidaritas, kebanggaan, kebersamaan serta rasa nasionalisme yang
tertanam didalam jiwa setiap warga negaranya. Misalnya, menghormati kemajemukan suku
bangsa dan adat budaya yang merupakan pondasi kehidupan bangsa yang memang tercipta dari
keberagaman dan kemajemukan.

Dalam memaknai adanya persatuan Indonesia dalam kehidupan sehari-hari dapat diterapkan
dengan sikap-sikap berikut:

1. Menempatkan persatuan dan kesatuan serta kepentingan bangsa diatas kepentingan


golongan dan tidak bertindak egois
2. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
3. Menjaga kemajemukan bangsa dengan tidak memicu keributan maupun konflik yang tidak
bermanfaat
4. Menjunjung tinggi semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dengan
tidak mengkotak-kotakan golongan suku maupun agama
5. Mencintai bangsa dan negara dengan meminimalkan penyebab lunturnya Bhinneka Tunggal
Ika seperti menjaga kerukunan antar suku dan budaya bangsa

2
Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan

Makna yang terkandung di dalam sila keempat Pancasila ini ialah bahwa bangsa Indonesia
memiliki prinsip-prinsip demokrasi yang tentunya bersumber dari nilai nilai pendidikan karakter
bangsa serta tata cara kehidupan bangsa. Perwujudan dari paham demokrasi ialah kekuasaan
negara berada ditangan rakyatnya, dengan kata lain disebut juga kedaulatan rakyat. Misalnya
setiap keputusan yang memiliki pengaruh terhadap rakyat banyak selalu diambil dalam proses
musyawarah untuk mencapai suatu kemufakatan.
Beberapa hal yang dapat diterapkan sejalan dengan makna kedaulatan rakyat, sebagaimana
berikut:

1. Adanya sistem mayoritas


2. Tidak memakskan kehendak pribadi
3. Setiap keputusan yang menyangkut kehidupan masyarakat luas selalu diambil melalui
musyawarah bersamam
4. Melaksanakan setiap keputusan yang diambil dari hasil musyawaah bersama
5. Mempertanggungjawabkan setiap keputusan yang diambil dalam musyawarah secara
moral kepada Tuhan Yng Maha esa
5.  Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Keadilan adalah hak asasi setiap warga negara dan negara menjamin hal tersebut, dan mencakup
segala aspek kehidupan. Baik secara material dan juga spiritual untuk setiap warga negara
Indonesia tanpa terkecuali. Keadilan secara sosial sangat berpengaruh terhadap kehidupan
bermasyarakat yang tentunya akan membantu kesetaraan dalam kehidupan sosial. Misalnya,
seseorang harus berlaku adil tanpa memandang status sosial di masyarakat dan memiliki
keperibadian yang arif.

Penerapan keadila sosial bagiseluruh rakyat Indonesia pada hakikatnya dapat dilakukan
sebagaimana berikut:

1. Menerapakan rasa kekeluargaan serta gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat

2
2. Menjaga keseimbangan antara hak maupun kewajiban dalam kehidupan sosial dengan
melaksanakan kewaiban sebagai bagian masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan
3. Bersikap adil dengan tidak memaksakan pendapat dan tidak menang sendiri atau egois
4. Bersikap adil dengan memantu orang lain yang sedang mengalami kesusahan
5. Menjauhi sikap merampas hak orang lain yang dapat menjadi salah satu faktor penyebab konflik
sosial.
6. Belajar berbagi agar tercipta keadilan mulai dari dalam diri sendiri

Anda mungkin juga menyukai