Anda di halaman 1dari 6

RESUME SEMINAR

“ Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Going Concern Perusahaan dan Opini Audit”

Disusun Oleh :

1. Ines Fadillah : 2017161350001


2. Putri Widyari : 2017161350005
3. Fanisa Fauziah : 2017161350006
4. Marchella Rompis : 2017161350007

INSTITUTE TEKNOLOGI DAN BISNIS

AHMAD DAHLAN JAKARTA

2021
Pemateri 1 :

“ Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Going Concern Perusahaan dan Opini Audit”

Oleh : Amrizal, SE.MM.PhD

Daftar Standar Audit (2020)

1. Prinsip Umun dan Tanggung Jawab


a) SA 200
b) SA 210
c) SA 220
d) SA 230
e) SA 240
f) SA 250
g) SA 260
h) SA 265
2. Penilaian Risiko dan Respons terhadap risiko yang telah dinilai
a) SA 300
b) SA 315
c) SA 320
d) SA 330
e) SA 402
f) SA 450
3. Bukti Audit
a) SA 500
b) SA 501
c) SA 505
d) SA 510
e) SA 520
f) SA 530
g) SA 540
h) SA 550
i) SA 560
j) SA 570
k) SA 580
4. Penggunaan Hasil Pekerjaan Pihak Lain
a) SA 600
b) SA 610
c) SA 620
5. Kesimpulan Audit dan Pelaporan
a) SA 700
b) SA 705
c) SA 706
d) SA 710
e) SA 720
6. Area Khusus
a) SA 800
b) SA 805
c) SA 810

Standar Perikatan Reviu ( SPR )

1. SPR 2400, Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan.


2. SPR 2410, Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor
Independen Entitas.

Standar Prikatan Asuransi ( SPA )


1. SPA 3000, Perikatan asuransi selain audit atau reviu atas informasi keuangan historis
2. SPA 3400, Pemeriksaan atas informasi keuangan Prospektif
3. SPA 3402, Laporan asurans atas pengendalian pada organisi jasa
4. SPA 3420, Perikatan asurans untuk pelaporan atas komplikasi informasi keuangan proforma
yang tercantum dalam prospektus

Standar Jasa Terkait

1. SJT 4400, Perikatan untuk melaksanakan prosedur yang disepakati atas informasi keuangan
2. SJT 4410, Perikatan Komplikasi

SA TERKAIT DENGAN PANDEMI COVID-19

1. SA 560, Peristiwa Kemudian


2. SA 570, Kelangsungan Usaha
3. SA 700, Perumusan suatu opini dan pelaporan atas laporan keuangan
4. SA 705, Modifikasi terhadap opini laporan auditan
5. SA 706, Paragraf penekanan
6. SA 720, Tanggung jawab auditor atas informasi lain dalam dokumen auditan

INDIKATOR GOING CONCERN

1. Tren Negatif
2. Masalah Internal
3. Masalah Eksternal
4. Invisible Hand
5. Masalah Lain-lain
6. Perubahan Signifikan

PEMATERI 2 :

Oleh Ahmad Saepudin SE,. MM.AK., CPA,CA, SAS, CACP

Dampak Covid 19 Terhadap pelaporan laporan keuangan

1. GOING CONCERN (KELANGSUNGAN USAHA)


2. ACCOUNTING ESTIMATES (ESTIMASI AKUNTANSI)
3. FAIR VALUE MEASUREMENT (PENGUKURAN NILAI WAJAR)
4. ASSETS IMPAIRMENT (PENURUNAN NILAI ASET)
5. EXPECTED CREDIT LOSS ASSESMENT (PENILAIAN KERUGIAN KREDIT
EXPEKTASIAN)
6. RECOVERABILITY OF DEFERRED TAX ASSETS (PEMULIHAN ATAS PAJAK
TANGGUHAN)
7. SUBSEQUENT EVENT (PERISTIWA SETELAH PERIODE LAPORAN KEUANGAN)
8. PENGUNGKAPAN YANG DIPERLUKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN

Penilaian Kelangsungan Usaha

• Manajemen dalam melakukan penilaian atas kemampuan entitas dalam


melanjutkan kelangsungan usahanya harus mempertimbangkan kondisi
ketidakpastian ekonomi dan volatilitas pasar yang disebabkan oleh pandemi
Covid 19.
Contoh, entitas dalam melakukan penilaian mungkin perlu mempertimbangkan
apakah:
• memiliki kas yang cukup dan fasilitas pinjaman / kredit yang tidak terpakai untuk
memenuhi kebutuhan jangka pendek;
• tindakan lebih lanjut diperlukan oleh manajemen untuk memungkinkan entitas
menghasilkan arus kas yang cukup untuk memenuhi kewajibannya pada saat jatuh
tempo
• dapat melakukan negosiasi dengan pemberi pinjaman untuk merestrukturisasi
dan / atau meningkatkan fasilitas pinjaman.
• dapat merestrukturisasi operasi untuk mengurangi biaya operasi;
• dapat menunda belanja modal;
• mencari dukungan keuangan dari pemegang saham dan / atau program pemerintah
yang dirancang untuk mendukung bisnis

Standar Audit 570 Kelangsungan usaha

• Tanggung Jawab Auditor


Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang ketepatan penggunaan
asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangan, dan untuk menyimpulkan apakah terdapat suatu ketidakpastian
material tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
usahanya.
• Tujuan Audit
a. Untuk memperoleh bukti yang cukup dan tepat tentang ketepatan
penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam penyusunan
dan penyajian laporan keuangan.
b. untuk menyimpulkan berdasarkan bukti audit yang diperoleh, apakah
terdapat suatu ketidakpastian material tentang kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya.
c. Untuk menentukan dampak terhadap laporan auditor.

Contoh cek list isu kelangsungan usaha dimasa Covid 19:


1. Apakah anggaran dan proyeksi 2020 dan 2021 yang telah disusun dalam
tahun 2019 masih relevan?
2. Apakah entitas memiliki akses ke likuiditas?
3. Apakah perusahaan memiliki kemampuan untuk menjadwal ulang
pembayaran?
4. Apakah rantai pasokan perusahaan telah terganggu?
5. Selama periode berapa lama perusahaan memperkirakan disrupsi Covid 19
ini ada?
6. Bagaimana basis pelanggan akan terpengaruh? Apakah ini akan
mempengaruhi penjualan di masa depan? Jika tidak mempengaruhi
penjualan di masa mendatang, apakah ini akan menghasilkan tingkat gagal
bayar yang lebih tinggi?

Opini Audit

1. Opini tanpa modifikasian dengan pencantuman paragraph Penekanan Suatu


Hal dalam laporan auditor.
 Penggunaan asumsi kelangsungan usaha sudah
tepat, tetapi terdapat suatu ketidakpastian
material.
2. Opini dengan modifikasian
Wajar Dengan Pengecualian (Qualified)
Pengungkapan yang memadai tidak dicantumkan dalam laporan keuangan.
Pembatasan ruang lingkup ketika manajemen tidak bersedia untuk membuat
atau memperluas penilaiannya.
3. Opini Audit dengan Basis Alternatif (Basis Likuidasi)
Opini tanpa modifikasian dengan pencantuman paragraph Penekanan Suatu Hal
dalam laporan auditor.

Gambaran kondisi industry ini juga berdampak pada skala makro. Pertumbuhan ekonomi Indonesia
mengalami kontraksi sebesar -3,49% yang akhirnya membuat investor mengalami kekhawatiran
terhadap sustainable finance. Kekhawatiran inilah yang membawa isu going concern semua sektor
usaha terdampak yang tentunya akan menimbulkan risiko audit semakin besar terutama terkait
dengan risiko salah opini sebagai sebuah tantangan terbesar seluruh Kantor Akuntan Publik.
Tantangan terberat dalam hal ini adalah bagaimana menyeimbangkan kapasitas dan independensi
auditor terutama dalam memahami validitas dan reliabilitas data serta menyeimbangkannya dengan
expert judgment yang dimiliki dengan tetap mengikuti aturan-aturan PSAK yang ada. Kasus paling
terkenal dalam beberapa dekade belakangan tentang gagalnya sebuah KAP dalam mengeluarkan
opini adalah kasus Enron dimana KAP yang bernama Arthur Andersen itu akhirnya dibubarkan.
Sebuah laporan menjelaskan bagaimana kondisi ini terjadi. “Laporan keuangan Enron yang kompleks
menimbulkan pertanyaan dari pemegang saham dan analis. Model bisnis dan praktik-praktik tidak
etis dari perusahaan ini, antara lain menampilkan data penghasilan yang tidak sebenarnya serta
modifikasi neraca keuangan demi memperoleh penilaian kinerja keuangan yang positif. Kombinasi
dari sekian banyak isu ini kemudian menyebabkan kebangkrutan Enron. Di samping itu Enron
menerapkan praktik akuntansi yang dikenal sebagai mark-to-market accounting dimana pencatatan
aset didasarkan pada nilai pasar bukan pada nilai bukunya. Praktik akuntansi ini juga memungkinkan
Enron melaporkan profit berdasarkan proyeksi bisnis bukan berdasar profit sebenarnya.”. Akibatnya
harga saham Enron melonjak dari USD40 menjadi USD90,56 dan diberi julukan sebagai “one of the
most admired and innovative companies in the world” Tetapi akhirnya: “Enron menjadi sorotan
masyarakat luas pada akhir 2001, ketika terungkap bahwa kondisi keuangan yang dilaporkannya
didukung terutama oleh penipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara
kreatif” Fungsi audit yang membantu stakeholder dalam menilai efektivitas usaha dan kelangsungan
hidup sebuah perusahaan tidak hanya cukup dilihat dari skala mikro, tetapi juga memiliki fungsi
kunci dalam pengembangan ekonomi sebuah negara. Sebuah artikel jurnal berjudul “AUDIT IN THE
STATE ECONOMIC SECURITY SYSTEM” yang dilaporkan dalam sebuah jurnal internasional bernama
Management Theory and Studies for Rural Business and Infrastructure Development, menjelaskan
bahwa professional audit yang independen adalah salah satu kunci yang menentukan dalam
pertumbuhan ekonomi sebuah negara, mengingat kondisi global keuangan yang semakin kompleks
dan rapuh sebagai hasil dari interaksi antara negara, di tingkat global yang semakin saling
ketergantungan dan sangat sensitif terhadap krisis. Islam sendiri memberikan penekanan khusus
terhadap isu kapasitas dan independensi akuntan. Dalam ayat terpanjang dalam al-quran yaitu pada
surat al-Baqarah; 282, Allah SWT menegaskan bahwa seorang akuntan adalah seorang yang adil. "
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah
mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis,” Kata adil disini bermakna menempatkan sesuatu
pada tempatnya, sebagai lawan dari kata dzalim. Sehingga untuk menghindarkan terjadinya
kedzaliman terhadap seluruh stakeholder pengguna laporan keuangan, maka akuntan publik harus
berlaku adil dan menuliskannya dengan benar mengikuti aturan PSAK dan expert judgement seorang
akuntan yang independen. Oleh karena itu, Islam menganggap akuntansi yang adil, yang mampu
memberikan opini secara independen dan memahami risiko going concern auditeenya sebagai salah
satu alat penting untuk memajukan peradaban sebuah negara. Hal dibuktikan dari penempatan
aktivitas akuntansi ini pada ayat terpanjang dalam al-quran, dimana kita ketahui bahwa al-Qur’an
adalah sebuah kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya yang berfungsi sebagai guidance bagi
orang beriman agar tercipta sebuah masyarakat yang baldatun toyyibatun wa rabbun ghofur.

Anda mungkin juga menyukai