MAKALAH
DOSEN PENGAMPUH :
DISUSUN OLEH :
CUT AZIZAH
NIM : 15201200
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunianya kepada penulis sehingga penulis berhasil
dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “Perbedaan Pelayanan Asuhan
Kesehatan Reproduksi Pada Saat Darurat dan Saat Bencana”.
Dalam penulisan makalah ini, masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis harapkan kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini.
CUT AZIZAH
DAFTAR ISI
Kata pengatar........................................................................................i
Daftar isi...............................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar belakang............................................................................3
2. Rumusan masalah.......................................................................3
3. Tujuan penulisan.........................................................................3
A.Kesehatan reproduksi...................................................................5
B. Manfaat informasi kesehatan reproduksi.....................................5
C. Defenisi PPAM............................................................................6
D.Pentingya PPAM..........................................................................7
E. Komponen-komponen PPAM kesehatan reproduksi...................8
F. Sasaran PPAM..............................................................................9
G.Tujuan dan kegiatan PPAM........................................................10
H.Pelecehan seksual.......................................................................11
I. Cara mengakses informasi PPAM..............................................12
A. Kesimpulan...............................................................................20
B. Saran.........................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan reproduksi merupakan suatu hak asasi manusia yang
seperti semua hak asasi manusia lainnya, berlaku juga pada pengungsi
eksternal, pengungsi internal dan penduduk lainnya yang hidup didalam
situasi darurat. Guna mewujudkan hak tersebut penduduk yang terkena
dampak harus memiliki akses ke informasi dan layanan kesehatan
reproduksi komprehensif sehingga mereka bebas membuat pilihan
berdasarkan informasi terkait kesehatan serta kesejahteraan mereka.
Penyediaan layanan kesehatan reproduksi yang komprehensif dan
berkualitas tinggi membutuhkan pendekatan terpadu yang bersifat
multisektoral, personel dari berbagai sektor, seperti perlindungan,
kesehatan, nutrisi, pendidikan dan layanan masyarakat. Semua memainkan
peran penting dalam merencanakan dan memberikan layanan kesehatan
reproduksi. Cara terbaik memenuhi kebutuhan adalah dengan melibatkan
masyarakat yang terkena dampak dalam tiap-tiap fase respon , mulai dari
menilai kebutuhan sampai merancang program, meluncurkan dan
melaksanakan program dan mengevaluasi dampaknya.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu PPAM Kesehatan Reproduksi.
2. Untuk mengetahui apa saja tujuan dari PPAM Kesehatan Reproduksi.
3. Untuk mengetahui siapa saja sasaran dari PPAM Kesehatan
Reproduksi
C. MANFAAT
Mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga mengetahui asuhan
kesehatan reproduksi pada saat bencana.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik,
mental dan sosial yang menyeluruh dan tidak semata-mata terbebas
dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berhubungan
dengan sistem reproduksi dan fungsi serta prosesnya. Kesehatan
reproduksi oleh karena itu menyatakan bahwa seseorang mampu
memiliki kehidupan seks yang memuaskan dan aman dan bahwa
mereka memiliki kemampuan untuk memproduksi dan bebas untuk
memutuskan kapan dan seberapa sering melakukannya. Yang tersirat
dalam persyaratan terakhir adalah hak laki-laki dan perempuan untuk
memperoleh informasi dan memiliki akses ke metode-metode
keluarga berencana yang aman, efektif, terjangkau dan dapat diterima,
yang mereka pilih sendiri untuk pengaturan kesuburan yang tidak
bertentangan dengan hukum. Mereka juga harus memiliki hak untuk
mengakses layanan kesehatan yang tepat untuk memungkinkan
perempuan untuk menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman
sehingga memberikan para pasangan peluang yang terbaik untuk
mendapatkan seorang bayi yang sehat.
C. Definisi PPAM
Situasi darurat bencana adalah suatu peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang telah mengakibatkan ancaman yang kritis terhadap
kesehatan, keselamatan, keamanan atau kesejahteraan suatu
masyarakat atau sekelompok besar orang. Kemampuan bertahan dari
masyarakat yang terdampak menjadi kewalahan dan bantuan dari luar
dibutuhkan. Hal ini bisa merupakan akibat dari peristiwa seperti
konflik bersenjata, bencana alam, epidemi atau kelaparan dan sering
kali menyebabkan penduduk harus mengungsi.
Paket Layanan Awal Minimum (MISP) untuk Kesehatan
Reproduksi digunakan dalam Situasi Krisis. Paket Layanan Awal
Minimum (Minimum Initial Service Package/MISP) untuk Kesehatan
Reproduksi adalah seperangkat kegiatan prioritas terkoordinasi yang
dirancang untuk: mencegah dan menangani akibat dari kekerasan
seksual; mengurangi penyebaran HIV; mencegah kelebihan angka
mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi; dan merencanakan layanan
Kesehatan Reproduksi lengkap pada hari-hari dan minggu-minggu
awal dari situasi darurat. Modul pembelajaran jarak-jauh MISP
bertujuan meningkatkan pengetahuan para pelaku kemanusiaan
mengenai layanan Kesehatan Reproduksi prioritas ini agar dapat
dimulai di awal situasi krisis. MISP secara garis-besar menguraikan
tanggap Kesehatan Reproduksi awal dan akan dijelaskan secara rinci
dalam modul ini.
D. Pentingnya PPAM
Alasan PPAM sebagai pentingya/kebutuhan pada situasi darurat
bencana,karena salah satu dari hak asasi manusia(HAM) adalah untuk
mendapat layanan kesehatan yang bermutu,termasuk di dalamya
layanan kespro dalam kondisi normal ataupun darurat.dari 8 tujuan
MDG(melenium development goals),dari goals itu terkait dengan
kesehatan reproduksi,MDG (3):kesetaraan gender.MDG (4) dan
(5)kesehatan ibu dan anak(KIA) termasuk akses universal ke layanan
kespro,MDG (6)pemberantasan penyakit menular termasuk
HIV/AIDS .jika kita ingin mencapai target MDGs harus dipastikan
kalau jika kita ingin mencapai dalam kondisi apapun termasuk kondisi
darurat.
Dalam kondisi normal indonesia sudah banyak permasalahan
terkait kespro dan kondisi akan lebih buruk saat terjadi
bencana.kesehatan reproduksi dalam kondisi darurat harus diberikan
karena merupakan standard SPHERE/piagam kemanusiaan. standard
SPHERE telah di pergunakan sebagai acuan bagi para pekerja
kemanusiaan di seluruh dunia.PPAM untuk kespro dalam kondisi
bencana sudah masuk standard SpHERE edisi tahun 2004 yaitu akses
terhadap PPAM kespro dalam kondisi darurat.
1. Dalam kondisi darurat terutama konflik,biasanya tidak ada hukum
dan aturan yang berlaku dalam situasi pengungsian
2. Resiko untuk meningkatkan penularan HIV adalah karena
meningkatnya resiko karena seksual
3. Malnutri akan mengakibatkan anemia,yang akan meningkatkan
resiko pendarahan post partum.jika ibu hamil tingal di tempat
pengunngsian yang cukup lama,kemungkinan kebutuhan gizinya
tidak terpenuhi misalnya terjadi anemia, kurang gizi, sehingga
melahirkan bayi berat lahir rendah.
Langkah-langkah :
1) Mengidentifikasi kebutuhan logistik kesehatan reproduksi
2) Mengidentifikasi tempat penyimpanan logistik
3) Mengidentifikasi tempat pelayanan
4) Mengidentifikasi institusi/organisasi (nasional/internasional) yang
memiliki potensi dalam penyediaan logistik dan fasilitas kesehatan
reproduksi. Penyediaan dan penyiapan kebutuhan material Kesehatan
Reproduksi yang terdiri dari :
RH kit.
Bidan kit (di luar paket RH kit).
Individual kit: hygiene kit, kit bayi, kit ibu hamil, kit ibu bersalin.
Peralatan penunjang Kesehatan Reproduksi: tenda, generator, lampu
penerangan, dll.
5) Perencanaan Anggaran
Tiap tingkatan pemerintahan perlu menyiapkan alokasi anggaran dan
memobilisasi anggaran untuk membiayai rencana kegiatan pada rencana
kesiapsiagaan.
6) Komunikasi, Informasi dan Edukasi
Langkah yang dilakukan adalah Penyusunan materi KIE yang berkaitan
dengan situasi bencana seperti :
Bagaimana mendapatkan pelayanan dalam kondisi bencana
Tempat-tempat pelayanan yang tersedia dan menyebarkannya secara
luas kepada masyarakat.
7) Penyiapan Mekanisme Respon
Penyiapan mekanisme respon dapat dilakukan dengan melakukan
gladi/simulasi pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi dalam situasi
tanggap bencana. Simulasi pelaksanaan berdasarkan rencana kesiapsiagaan
dan tindakan operasional yang akan dibahas pada bagian berikutnya.
A. Kesimpulan
Penyediaan layanan kesehatan reproduksi yang komprehensif dan
berkualitas tinggi membutuhkan pendekatan terpadu yang bersifat
multisektoral, personel dari berbagai sektor, seperti perlindungan,
kesehatan, nutrisi, pendidikan dan layanan masyarakat. Semua memainkan
peran penting dalam merencanakan dan memberikan layanan kesehatan
reproduksi.
Tujuan dan Kegiatan PPAM : Mengidentifikasi organisasi dan
perorangan untuk memudahkan koordinasi dan pelaksanaan MISP,
mencegah kekerasan seksual dan memberikan bantuan yang tepat kepada
mereka yang selamat, Mengurangi penyebaran HIV, Mencegah kelebihan
angka mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi, Merencanakan penyediaan
layanan Kesehatan Reproduksi lengkap.
B. Saran
Bagi masyarakat diharapkan semoga makalah ini dapat dipahami dan
memberikan sedikit pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi. Bagi
mahasiswa serta dapat mengetahui apa itu Paket Pelayanan Awal Minimum
Kesehatan Reproduksi dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari